Ruby Ring Ep 3 Part 1

Sebelumnya...


Episode kali ini dibuka dengan Gyeong Min yang mengajak Roo Bi bicara. Ia bahkan memegang tangan Roo Bi. Tapi seperti biasa, Roo Bi menolaknya. Roo Bi juga mengingatkan Gyeong Min kalau mereka sedang di kantor. Roo Bi bilang, jangan sampai orang lain salah paham terhadap hubungan mereka. Roo Bi lantas berlalu dari hadapan Gyeong Min. Gyeong Min hanya bisa menghela nafasnya menatap kepergian Roo Bi.


Jin Hee keluar dari ruangan yang ada di depan Gyeong Min. Mereka pun makan siang bersama.
Jin Hee membicarakan pekerjaan pada awalnya, tapi setelah ditegur Gyeong Min, ia berhenti membahas pekerjaan. Gyeong Min lantas mengaku, bahwa ia kembali ke Incheon demi Roo Bi. Ia berkata, ingin menikahi Roo Bi. Jin Hee terkejut.
Gyeong Min : Dowa juseyo...
Jin Hee : Ini sesuatu yang harus kalian bicarakan.

Gyeong Min : Aku mengerti, tapi hanya kaulah satu-satunya yang bisa kuajak bicara.
Jin Hee : Jeong Roo Bi, dia bilang akan mengundurkan diri. Aku akan berusaha membujuknya, tapi ini tidak mudah. Cinta bisa berubah jadi benci. Kupikir, seperti itulah perasaan Roo Bi padamu. Tapi jangan khawatir. Sejauh yang kutahu, cintanya padamu lebih besar daripada rasa bencinya. Jika dia tidak mencintaimu, dia tidak perlu khawatir. Dia tidak akan mengundurkan diri hanya untuk menghindarimu.

Di kantor, Roo Bi nampak ragu menulis surat pengunduran dirinya.

Nona Park sedang berdiskusi dengan In Soo. Ada Roo Na juga di sana yang mendengar diskusi mereka dengan wajah kesal. Nona Park mengusulkan agar sebaiknya mereka pergi ke China dulu sebelum memutuskan.
“Itulah yang kucemaskan. Anggaranku tidak banyak. Jadi tidak bisa mempekerjakan banyak orang. Karena itulah, aku memilih format dokumenter tanpa ada reporter.” Jawab In Soo.
“Itu berarti Roo Na tidak bisa pergi?” tanya Nona Park sambil melirik Roo Na yang sedari tadi diam saja.
Roo Na pun menanggapinya dengan sinis, kau senang?
“Jika kau ingin tampil di televisi, kau harus memiliki banyak koneksi. Tapi sekali lagi, koneksi tidak bisa berperan banyak.” Ucap Nona Park.

Kesal, Roo Na pun menghentikan diskusi mereka dengan mengajak In Soo makan siang. Nona Park berusaha menahan In Soo dengan dalih pekerjaan. Nona Park juga mengomentari In Soo yang selalu saja berada disisi Roo Na. Karena In Soo ingin makan siang dulu, Nona Park pun beranjak pergi.

Setelah Nona Park pergi, Roo Na pun mengumpati Nona Park.


In Soo mengajak Roo Na makan siang, tapi Roo Na sama sekali tidak menyentuh makanannya. Roo Na mengaku, ia lapar tapi tidak ingin makan. In Soo memaksa Roo Na makan. Tapi baru satu suap, Roo Na sudah kembali mual. In Soo pun curiga, Roo Na hamil, tapi Roo Na berkeras kalau ia hanya terkena gangguan pencernaan saja.

In Soo membawa Roo Na ke dokter. Ia pun senang saat dokter menyatakan Roo Na positif hamil. Tapi tidak dengan Roo Na. Roo Na bahkan tidak mau melihat foto hasil USGnya.


In Soo dan Roo Na singgah ke sebuah kafe. In Soo tak hentinya menatap foto hasil USG calon bayinya. Ia bahkan mencium foto itu. Roo Na tambah kesal melihat In Soo terus-terusan menatap foto itu. Ia menyuruh In Soo berhenti.
Roo Na : Jebal geumanhae!
In Soo : Arraseo, arraseo!
In Soo lantas membahas pernikahan tanpa tahu Roo Na sebenarnya tidak mau menikah dengannya dan juga tidak menginginkan bayinya. Kesal, Roo Na menyuruh In Soo diam.

Soyeong menghampiri Chorim di dapur restoran. Ia mau membahas soal Dongpal, tapi baru menyebut nama Dongpal saja, mulutnya langsung dibekap Chorim. Gilja pun datang dan menegur Chorim. Terpaksalah Chorim melepaskan bekapannya, tapi ia kembali membekap Soyeong yang ingin memberitahu Gilja soal dirinya dan Dongpal.
Akibatnya, Gilja kembali memarahi Chorim. Chorim pun melepaskan bekapannya. Setelah itu, Gilja memberitahu Chorim kalau ia mau keluar sebentar tapi tidak memberitahu mau kemana. Sebelum pergi, Gilja memberi Soyeong tugas merebus lap.
Gilja ternyata pergi membeli tonic.


Saat hendak pulang, ia bertemu Roo Na dan In Soo yang melintas di depan toko herbal. Terpaksalah Roo Na memperkenalkan In Soo pada ibunya, tapi ia tak bilang soal hubungannya dengan In Soo. Gilja pun senang bertemu In Soo. Ia bahkan mengundang In Soo ke restoranya. Tak mau membuang kesempatan, In Soo pun menyatakan niatnya untuk menikahi Roo Na. Sontak, Roo Na dan ibunya terkejut.

Gilja menarik Roo Na ke dapur restoran dan meminta penjelasan Roo Na soal pernyataan In Soo. Roo Na bilang, In Soo hanya bercanda. Gilja tak percaya. Gilja bilang, tak ada satu pun orang yang bercanda soal pernikahan. 
“Dia memang seperti itu. Dia akan mengatakan hal yang sama pada gadis yang ia temui.” Jawab Roo Na.
Chorim yang masuk ke dapur tak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Roo Na pun bersikeras kalau dia tidak akan menikah dengan In Soo.


Gyeong Min kembali dipaksa nikah oleh keluarganya. Sang ibu menyuruhnya menemui gadis pilihannya. Gyeong Min pun tak punya pilihan lain selain mengaku ada seorang gadis yang ingin dinikahinya. Gyeong Min bercerita, kalau gadis yang dicintainya adalah teman sekampusnya dan sekarang bekerja di perusahaan mereka.
“Siapa dia? Dia dari departemen mana?” tanya Tuan Bae.
“Jeong Roo Bi, dari departemen pemasaran.” Jawab Gyeong Min.
Gyeong Min lantas menunjukkan foto Roo Bi pada orang tua dan neneknya.


Roo Bi buru-buru masuk ke kamarnya karena mendengar suara ponselnya, tapi suara ponselnya berhenti saat ia mau menjawabnya. Roo Bi pun memeriksa daftar panggilan dan menghela nafas mengetahui yang menelponnya adalah Gyeong Min.
Tiba-tiba, terdengar suara Gilja yang memanggil Roo Bi dan Roo Na.


Gilja menyuruh Roo Bi dan Roo Na minum tonic. Roo Bi dan Roo Na menolak, sementara Chorim ngiler melihat tonic itu. Gilja bilang, Roo Bi dan Roo Na lebih membutuhkan tonic itu. Tak enak pada sang bibi, Roo Bi pun memberikan tonicnya pada bibinya. Tapi sang bibi yang udah terlanjur kelas, menolak dan masuk ke kamar sambil marah-marah.


Roo Na menselonjorkan kakinya dan meminum tonic bagiannya. Saat itulah, Gilja melihat tahi lalat di telapak kaki Roo Na. Roo Na berkata, kalau ia pernah mendengar seseorang menyebut tahi lalat sebagai karya seni.
“Siapa yang menyebut tahi lalat sebagai karya seni?” ucap Gilja. Mereka lalu tertawa.


Di kamar, Chorim menemukan tonic itu dibawah meja. Ia pun langsung meminumnya. Saat meminumnya, matanya tanpa sengaja mengarah ke kotak tonic yang tadi diminum Roo Bi dan Roo Na. Sontak saja, Chorim kebingungan yang mana tonic yang tadi diminum Roo Bi dan Roo Na.

Roo Bi kembali dihubungi oleh Gyong Min. Ia enggan menjawab. Roo Na heran kenapa Roo Bi tidak mau menjawab panggilan itu. Roo Na pun melirik ponsel Roo Bi. Roo Bi menjelaskan kalau itu telepon dari direktur di perusahaannya. Sementara itu, ponsel Roo Bi sudah berhenti berdering. Tapi tak lama kemudian, ponselnya kembali berdering.
“Dia pria, kan?” tanya Roo Na.
“Sudah biarkan saja.” Jawab Roo Bi.


Tapi Roo Na malah menjawab panggilan Gyeong Min.
“Annyeong haseyo, Jeong Roo Bi-ssi haeundeupon imnida. Jeong Roo Bi-ssi dongsaeng, Jeong Roo Na rago haeyeo.” Ucap Roo Na.
Setelah memperkenalkan dirinya, Roo Na pun bertanya apa Gyeong Min benar-benar direktur JM Group dan bukan pacarnya Roo Bi.
“Aku Direktur JM Group dan juga pacarnya Roo Bi.” Jawab Gyeong Min.


Roo Na terkejut. Sementara Roo Bi langsung merebut ponselnya. Gyeong Min mengajaknya bertemu. Gyeong Min bilang akan tiba di rumah Roo Bi 15 menit lagi. Roo Bi tak sempat protes karena Gyeong Min langsung menutup teleponnya.


“Bagaimana cara kau menggodanya? Katakan padaku.” Ucap Roo Na.
“Bukan seperti itu. Dia teman kampusku.” Jawab Roo Bi.
“Tunggu, dia direktur di perusahaannya, tapi dia masih muda?” tanya Roo Na.
“Ayahnya pemilik perusahaan. Dulu aku tidak mengetahuinya. Dia tidak bilang apa-apa padaku.” Jawab Roo Bi.
“Jadi dia pewaris JM Group? Kau benar-benar beruntung.” Ucap Roo Na.
“Aku harus pergi.” Jawab Roo Bi.


Tapi Roo Na menahan langkah Roo Bi. Roo Na lantas mengambil lipstick dan bedaknya, kemudian mendandani Roo Bi. Tapi setelah Roo Bi pergi, ia langsung merasa kecewa karena dirinya tidak seberuntung Roo Bi.

Roo Na akhirnya menyusul Roo Bi keluar karena penasaran dengan sosok Gyeong Min.
Ia pun menatap Roo Bi yang dijemput Gyeong Min dengan tatapan iri.

0 Comments:

Post a Comment