Ruby Ring Ep 33

Sebelumnya...


Di episode kali ini, adegan dibuka oleh Roo Bi dan In Soo yang tengah berkencan.

Mereka menghabiskan waktu dengan duduk di taman. In Soo menyuapi Roo Bi cemilan.


Lalu, mereka dinner romantis dan In Soo kembali menyuapi Roo Bi.


Di kantor, Roo Bi dan In Soo yang sama-sama terburu-buru, tak sengaja bertabrakan. Lalu keduanya tertawa dan In Soo mengerlingkan matanya ke Roo Bi.


Malam harinya, mereka menghabiskan waktu di apartemen In Soo. Roo Bi duduk di lantai sambil menonton acara ‘Weekly Idol’. Sementara In Soo yang tengkurap di kasur mulai mengantuk. In Soo lalu turun dari kasur dan berbaring di pangkuan Roo Bi.


Keesokan harinya, mereka sepedaan melintasi taman.


Dan sekarang, In Soo sudah berada lagi di apartemennya. Ia menatap foto-fotonya dengan Roo Na.

“Selamat tinggal, Jeong Roo Na. Aku sudah selesai denganmu. Aku akan mengubur perasaanku, pembalasan dendamku dan amarahku. Aku harus memaafkanmu jika aku mau memaafkan diriku.” Ucap In Soo.


In Soo lalu mengingat kenangannya bersama Roo Na.

“Aku pikir hanya ada satu cinta...”


Lalu, dia mengingat semua rasa sakit yang ditinggalkan Roo Na.

“Aku pikir, aku tidak bisa hidup tanpamu.”


Kemudian, In Soo mengingat hari-hari yang dia lalui bersama Roo Bi.

“Gomapta, Jeong Roo Na. Karena dirimu, aku bertemu dengan cinta sejatiku.”


In Soo lalu merobek foto-fotonya dengan Roo Na.


In Soo datang ke restoran. Chorim dan Soyeong pun terkejut In Soo datang sendirian. Soyeong menduga, In Soo dan Roo Bi sedang bertengkar. Mendengar kata-kata Soyeong, Chorim pun marah. Soyeong kemudian mengungkit soal Dongpal. Chorim pun kesal dan langsung mengejar Soyeong.

Gilja datang memisahkan mereka. Setelah itu, Gilja pergi bersama In Soo.


Gilja menangis haru ketika In Soo meminta restunya untuk menikahi Roo Bi. In Soo berjanji, akan melakukan yang terbaik untuk membuat Roo Bi bahagia.


Soyeong penasaran, kenapa In Soo menemui Gilja. Soyeong menduga, In Soo menemui Gilja untuk meminjam uang.

“Untuk apa dia meminjam uang?” tanya Chorim.

“Rumah sakitnya pasti menghabiskan banyak uang.” Jawab Soyeong.

“Gyeong Min melaporkan kejadian In Soo sebagai kecelakaan di tempat kerja dan In Soo mendapat kompensasi dari perusahaan.” Ucap Chorim.

“Eonni, haruskah aku melamar kerja di JM? Siapa tahu aku bisa menjadi host terkenal seperti Roo Bi Eonni.” Jawab Soyeong.

“Lalu bagaimana dengan mimpimu membuka restoran ayam sendiri?” tanya Chorim.

“Kau benar juga.” Jawab Soyeong.


Kemudian Gilja datang. Chorim penasaran dengan apa yang mereka bahas. Gilja pun memberitahu mereka, bahwa Roo Na akan segera menikah. Chorim dan Soyeong ikut nikah. Tapi setelahnya, Soyeong menyindir Chorim soal pernikahan. Chorim pun kesal dan langsung menimpuk kepala Soyeong dengan bawang.


Dongpal keluar dari dapur dan memberi ucapan selamat pada Gilja.

“Roo Bi baik-baik saja sekarang dan Roo Na akan menikah, selanjutnya tinggal kau Chorim.” Ucap Gilja.

Mendengar itu, Dongpal pun langsung lari ke dapur.


“Selanjutnya aku? Semuanya sudah selesai bagiku.” Jawab Chorim.

“Komo, ada banyak pria diluar sana.” Ucap Gilja.

“Tapi tidak ada yang layak untukku.” Jawab Chorim.

“Kau hanya perlu menunggu. Aku akan mencari di seluruh negara pria yang pantas untukmu.” Ucap Gilja.

“Carilah untuk dirimu sendiri.” Jawab Chorim. Mereka lalu tertawa.


Roo Bi sedang menambah riasannya di toilet. Lalu ponselnya berdering. Telepon dari In Soo. Sepertinya In Soo mengajak Roo Bi melakukan sesuatu.

“Kau sangat menyukainya?” tanya Roo Na sambil melangkah masuk ke toilet.

“Aku bersyukur. Dia pahlawanku.” Jawab Roo Bi.

Roo Na pun mulai menyindir In Soo, ia berkata bahwa In Soo tidak ada apa-apanya dibandingkan Gyeong Min.

“Jika aku mencintainya, dia adalah seorang ksatria berbaju zirah. Apakah hanya orang kaya yang bisa menjadi ksatria?” jawab Roo Bi.

“Kalau kau mencintainya, kenapa tidak menikah saja dengannya?” tanya Roo Na.


Ponsel Roo Na lalu berdering. Dan setelah itu, ia dan In Soo bertemu di sebuah kafe. In Soo memberitahu keputusannya, bahwa ia akan menikahi Roo Bi.

“Jeongmalyo?” tanya Roo Na.

“Seperti yang kau inginkan, tapi ini untukku, bukan untukmu. Dan juga, aku ingin membuat Roo Bi bahagia.” Jawab In Soo.

“Aku senang akhirnya kau menyadari ini yang terbaik untuk semua orang.” Ucap Roo Na.


“Jeong Roo Na sudah tidak ada lagi dalam hidupku. Aku berpikir panjang dan keras, saat aku dirawat di rumah sakit. Aku bertanya pada diriku, kenapa aku tidak memberitahu Bae Gyeong Min yang sebenarnya dan kenapa aku meninggalkan Jeong Roo Na.” Jawab In Soo.

“Lalu apa kesimpulannya?” tanya Roo Na.

“Cintaku yang menahan diriku untuk tidak memberitahu siapa dirimu yang sebenarnya. Saat aku ditusuk, darahku hilang menghapus sisa perasaan itu.” Jawab In Soo.

“Aku tidak bertanggungjawab untuk hal itu.” Ucap Roo Na.

“Aku tahu kau akan mengatakan itu. Jangan khawatir. Aku sudah tidak marah padamu. Aku tidak merasakan apapun lagi padamu.” Ucap In Soo.


In Soo juga memberitahu Roo Na bahwa ia akan melamar Roo Bi hari itu.

Roo Na pun berharap In Soo tidak berubah pikiran.

“Saat kau melihat betapa bahagianya kami, kau akan menyadari betapa tidak berartinya dan menyedihkannya hidupmu. Kau akan terus merindukan cinta sejati dan hidup kesepian karena kau Jeong Roo Na atau Jeong Roo Bi lagi.” Ucap In Soo.


In Soo lalu pergi. Setelah In Soo pergi, mata Roo Na mulai berkaca-kaca.

In Soo menyuruh Roo Na ke studio.


Setibanya di sana, Roo Na pun terkejut dengan kejutan yang diberikan In Soo. Dan disaksikan orang-orang sekantor, In Soo melamar Roo Bi.

In Soo pun menyematkan cincinnya di jari Roo Bi.


Saat melihat cincinnya, tiba2 saja cincin dari In Soo berubah menjadi cincin ruby. Bayangan saat Gyeong Min melamarnya pun muncul di benaknya.


Sontak Roo Bi kebingungan. Roo Bi yang bingung itu pun, lalu beranjak pergi meninggalkan In Soo.


Roo Bi berlari di sepanjang jalan. Hingga akhirnya langkahnya terhenti di tepi jalan.

“Ada apa ini? Kenapa bisa begini? Cobalah untuk mengingat Jeong Roo Na.”

Tangis Roo Bi pecah.


Sementara itu, mobil Roo Na tampak berhenti di depan Sungai Han. Di dalamnya, Roo Na menangis memikirkan kata-kata In Soo.


Di depan meja riasnya, Nyonya Park duduk sambil tersenyum memandangi foto-foto bayi di ponselnya.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Tuan Bae yang duduk di belakang.

“Bayi-bayi di panti asuhan sangat menggemaskan.” Jawab Nyonya Park.

“Itulah kenapa mereka disebut seperti malaikat. Aku harap, Roo Bi akan segera memiliki bayi.” Ucap Tuan Bae.

“Menantu kita sungguh luar biasa, kan?” tanya Nyonya Park.

“Tapi sayang sekali, dia tidak menyadarinya. Kita tidak bisa melakukan sebuah pekerjaan sendiri. Kita membutuhkan bantuan dan dukungan orang lain. Bahkan jika kita meninggalkan pekerjaan tersebut, kita tidak boleh mencampakkan orang lain seenaknya.” Jawab Tuan Bae.

“Apakah seseorang membicarakan sesuatu tentang Roo Bi?” tanya Nyonya Park.

“Aku akan memberitahumu kalau saatnya tiba.” Jawab Tuan Bae.


Roo Na tak bisa tidur. Lalu, ponselnya berbunyi. Telepon dari Roo Bi. Roo Na pun marah karena Roo Bi menelponnya di larut malam begitu. Ia bahkan menutup teleponnya begitu saja. Gyeong Min terbangun.

Roo Na membuat alasan, kalau Roo Bi sedang mabuk tapi alasan Roo Na malah membuat Gyeong Min mencemaskan Roo Bi. Gyeong Min pun menyuruh Roo Na menghubungi Roo Bi kembali.


Sekarang, Roo Na dan Gyeong Min sedang menuju ke tempat Roo Bi. Roo Na pun kesal melihat perhatian Gyeong Min pada Roo Bi.

“Dia adikmu, dia bukan orang asing. Dulu kau tidak seperti ini. Kau dulu orang yang hangat dan selalu memikirkan kebahagiaan orang lain.” Ucap Gyeong Min.

Tapi tetap saja Roo Na menganggap perhatian Gyeong Min terlalu berlebihan. Gyeong Min pun tidak membalas lagi perkataan Roo Na. Ia hanya bisa menghela nafasnya.


In Soo datang menjemput Roo Bi.

“Apa aku melakukan kesalahan?” tanya In Soo.

Roo Bi pun menggeleng. “Lalu kenapa?” tanya In Soo.

“Mianhae. Aku sangat bingung.” Jawab Roo Bi.


In Soo pun langsung memeluk Roo Bi. Tak lama kemudian, Roo Na dan Gyeong Min datang.

“Roo Bi bilang kau minum, jadi karena itulah kami datang menjemputmu.” Ucap Gyeong Min.

“Minum?” tanya In soo.

“Kami cemas karena dia sendirian di jam segini.” Jawab Roo Na.

Roo Na lalu mengejak Gyeong Min pergi. Roo Bi pun minta maaf pada Gyeong Min.
“Tidak apa-apa.” Jawab Gyeong Min.


Saat Roo Na hendak masuk ke mobil, Roo Bi pun kembali memanggil Roo Na.

“Eonni, apa aku bersamamu saat kau dilamar Gyeong Min?” tanya Roo Bi.


Sontak, pertanyaan Roo Bi itu membuat In Soo dan Roo Na terkejut.

“Benar, kau ada di sana. Kau mengingatnya?” jawab Gyeong Min.

“Sesuatu yang aneh muncul di kepalaku.” Ucap Roo Bi.

“Sesuatu yang aneh apa?” tanya Roo Na.


In Soo pun cepat-cepat menjawab dengan mengatakan, kalau ia baru saja melamar Roo Bi. In Soo berkata, mungkin hal itu membuat Roo Bi teringat saat Gyeong Min melamar Roo Bi.

Gyeong Min pun mengucapkan selamat pada In Soo dan Roo Bi.

Sementara Roo Na, wajahnya langsung berubah tegang.

Gilja tak bisa tidur. Ia pun pergi ke kamar Roo Bi dan terkejut mendapati Roo Bi yang belum pulang.


Gilja lalu menelpon Roo Bi dan Roo Bi berkata bahwa ia sudah di depan rumah.

Chorim keluar dari kamar dan duduk di depan Gilja. Tak lama kemudian, Roo Bi datang dan langsung duduk di tengah2 mereka.

“In Soo melamarku.” Ucap Roo Bi, membuat keduanya kaget.

Chorim pun langsung melihat cincin yang tersemat di jari Roo Bi. Tapi setelahnya, Chorim malah membandingkan cincin itu dengan cincin ruby.

Gilja membela Roo Bi dengan memuji cincin pemberian In Soo.


Roo Bi sudah tidur, tapi ia gelisah karena wajah Gyeong Min kembali muncul dalam benaknya.


Ketika sarapan, Tuan Bae menanyakan perkembangan acara Roo Na. Dengan senyum melebar, Roo Na pun berkata bahwa tanggapan pemirsa untuk acaranya sangat bagus dan dia dihujani pujian.

“Aku yakin, saat aku memberitahu orang-orang pasar tentang acara Roo Bi, mereka sangat iri.” Ucap Geum Hee.

“Kenapa mereka harus iri padamu, Nona Jang?” tanya Se Ra.

“Karena Roo Bi keponakanku.” Jawab Geum Hee.

Geum Hee lalu menyuruh Se Ra memanggilnya Bibi. Se Ra pun langsung memonyongkan bibirnya menatap Geum Hee.

“Aku senang kau melakukannya dengan baik, tapi kapan acaramu akan berakhir? Bukankah mereka akan memperpanjang acaranya satu atau dua tahun lagi jika ratingnya bagus?” ucap nenek.

“Kenapa nenek?” tanya Gyeong Min.


“Perlukah kujelaskan! Kapan kalian akan memiliki bayi?” jawab nenek.

Semua pun terdiam dan Gyeong Min langsung menatap Roo Na.


Di ruang ganti, Roo Bi menatap cincin dari In Soo.


In Soo kemudian datang dan Roo Na berterima kasih atas kejutan yang diberikan In Soo semalam.

“Sebagai produser TV, aku melakukannya dengan baik, kan?” tanya In Soo.

Tapi Roo Bi minta maaf pada In Soo karena dia belum siap untuk menikah.

“Aku tahu perasaanmu terhadapku dan aku juga merasakan perasaan yang sama, tapi pernikahan itu untuk seumur hidup. Aku tidak mau menikah sementara ingatanku masih kacau.” Ucap Roo Bi.

“Masalahnya adalah bahwa kita saling mencintai sekarang. Bukankah kau mencintaiku, Roo Na-ssi?” jawab In Soo.

“Aku memang mencintaimu tapi aku tidak bisa menikah denganmu disaat aku tidak tahu seperti apa aku di kehidupanku sebelumnya.” Ucap Roo Bi.

In Soo pun mengerti, tapi dia meminta Roo Bi menjaga cincin itu sampai Roo Bi siap menikah dengannya.

“Aku tidak bisa menahannya.” Jawab Roo Bi.


In Soo lantas memeluk Roo Bi.

“Lupakan masa lalu, Jeong Roo Bi. Jangan coba untuk mengingat karena sekarang aku mencintai Jeong Roo Bi, bukan Jeong Roo Na.” Batin In Soo.


Roo Na masuk ke studio dan wajahnya pun langsung berubah kesal saat melihat Roo Bi.

Roo Na menghampiri Roo Bi. Roo Bi meminta maaf soal semalam. Roo Bi beralasan, ingatannya tiba-tiba saja kembali dan ia ingin menanyakannya pada Roo Na.

“Ingatan apa?” tanya Roo Na.

“Semua masih kabur, tapi aku terus sakit kepala dan mendapatkan gambaran berbeda.” Jawab Roo Bi.

Roo Na pun mulai cemas.


Roo Bi lalu membenarkan rambutnya. Dan saat itulah, Roo Na melihat cincin dari In Soo.

“Itu cincin pertunanganmu? Bolehkah aku melihatnya?” tanya Roo Na.

Roo Bi pun tanpa ragu melepas cincinnya dan memperlihatkannya ke Roo Na.


Roo Na mencoba cincin Roo Bi dan seketika ingatannya melayang pada masa lalu, saat In Soo mengajaknya menikah.

Lalu, kata-kata In Soo terngiang di benaknya, bahwa ia sudah tidak ada lagi di dalam hati In Soo. Bahwa In Soo akan melamar Roo Bi dan hidup bahagia bersama Roo Bi.

Mata Roo Na pun seketika berkaca-kaca.

0 Comments:

Post a Comment