Ruby Ring Ep 40 Part 2

Sebelumnya...


Gilja ke apartemen In Soo. In Soo terkejut dengan kedatangan Gilja. Gilja sedikit berbasa basi. Ia bilang, apartemen In Soo jauh lebih luas dari yang ia bayangkan.Gilja lantas meminta maaf karena ia datang tanpa pemberitahuan.

"Kau sudah tahu kan apa yang mau aku bicarakan? Aku sudah bertanya pada Roo Na, tapi dia tidak mau mengatakannya.

Dia bilang, ingin menunda pernikahan.Aku merasa, aku harus menanyakannya langsung padamu. Tolong jujurlah. Kenapa kalian berdua menunda pernikahan? Tanggalnya sudah diatur. Undangan juga sudah dibagikan. Kenapa kalian tiba-tiba menundanya? Apakah Roo Na bilang, dia tidak mau menikah denganmu? Atau kau yang memintanya untuk menundanya. Apa kalian bertengkar? Apakah kalian memilih putus?" tanya Gilja.


In Soo pun berbohong, ia berkata bahwa ia lah yang ingin menunda pernikahan itu. Ia beralasan, terpaksa menunda pernikahannya karena kondisi ayahnya memburuk. In Soo mengaku, tadinya ia berpikir kondisi ayahnya akan membaik setelah ia memutuskan untuk menikah tapi kondisi ayahnya tiba-tiba saja memburuk.

"Ada apa dengannya?" tanya Gilja.

"Sulit bagiku untuk menjelaskannya. Aku minta maaf." jawab In Soo.

"Aku hanya khawatir kalau Roo Na lah yang ingin menunda pernikahan itu." ucap Gilja.

"Aku harap kau mengerti. Kami bukannya tidak mau menikah. Kami hanya menundanya." jawab In Soo.

Tapi Gilja tetap saja memaksa In Soo menikahi Roo Bi. In Soo pun meminta maaf, sehingga Gilja tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.

*Fix sy benci Gilja disini. Bagaimana bisa dia main langsung nyalahin Roo Bi (yg berwajah Roo Na). Sy jadi paham, kenapa Roo Na seberani itu mencuri hidup Roo Bi. Gilja kelihatan pilih kasih disini.


Sekarang, Gilja sudah berada di restoran. Ia memberitahu Chorim kalau In Soo lah yang ingin menunda pernikahan itu karena ayahnya sakit.

Chorim marah, ia kesal karena In Soo tidak mengatakannya sendiri pada mereka.

Chorim lalu berpikir, untuk menjodohkan Roo Bi dengan laki-laki lain.


"Kenapa kau tidak fokus saja mencari jodohmu sendiri? Temannya kakak temanku, dia bekerja di pemerintahan. Saat aku menceritakan tentangmu padanya, dia tertarik." ucap Soyeong.

Mendengar itu, Dongpal pun kesal dan langsung beranjak ke dapur.


In Soo berpapasan dengan Roo Bi di kantor. Ia terkejut melihat penampilan Roo Bi.


Mereka lalu bicara di kantin. In Soo mengaku, ia hampir tidak mengenali Roo Bi.

"Akhirnya aku kembali menjadi Jeong Roo Na yang dulu." ucap Roo Bi.

"Begitukah menurutmu?" tanya In Soo.

In Soo lalu berkata dalam hatinya, bahwa Roo Bi tidak akan pernah bisa menjadi Jeong Roo Na meskipun Roo Bi berpakaian seperti itu.

"Ini mungkin akan akan membantu memulihkan ingatanku." jawab Roo Bi.

"Roo Na-ssi, tentang yang kita bicarakan kemarin, tidak bisakah kau mempertimbangkannya kembali?" tanya In Soo.

"Mianhaeyo." jawab Roo Bi.

"Pagi tadi, ibumu datang menemuiku. Dia menanyakan padaku alasan kita menunda pernikahan. Aku bilang, itu karena ayahku sakit." ucap In Soo.

"Gomawoyo." jawab Roo Bi.

"Aku tidak tahu kenapa kau seperti ini. Apakah itu karena ingatanmu belum kembali sepenuhnya?" tanya In Soo.

"In Soo-ssi, aku percaya kau akan menghormati keputusanku." jawab Roo Bi.

"Tentu saja." ucap In Soo.


Roo Bi lalu beranjak pergi, tapi In Soo menahannya.

"Meskipun pernikahan kita ditunda, tidak akan ada yang berubah diantara kita kan? Meski aku menunggu, kau akan kembali padaku, kan?" tanya In Soo.

Roo Bi pun mengangguk.


Sepanjang rapat, Roo Na tidak bisa konsentrasi. Ia terus memikirkan Roo Bi yang tiba-tiba saja berubah seperti itu.

Jin Hee terus menjelaskan, soal project sosial baru mereka. Jin Hee bilang, mereka telah memilih kandidat dan akan mulai mengunjungi anggota keluarga yang melarikan diri dari keluarga mereka.

Rapat pun selesai. Jin Hee mengajak Roo Na pergi bersamanya.


Jin Hee dan Roo Na pun menemui Jiyeon, salah satu gadis remaja yang melarikan diri dari keluarganya dan tinggal bersama teman2nya yang memiliki masalah serupa.

"Mereka tinggal bersama dan berbagi makanan. Perusahaan kita akan mensponsori mereka sebagai bagian dari program sosial terbaru kita." ucap Jin Hee.


"Orang tuamu pasti khawatir." jawab Roo Na.

"Aku meragukannya. Aku yakin mereka lebih bahagia hidup tanpa diriku. Seperti yang kau lihat, aku bukan putri kandung mereka. Seseorang mencampakkanku di depan rumah mereka. Kalau mereka tidak mau mengurusku, seharusnya mereka mengirimku ke panti asuhan. Yang mereka lakukan hanyalah menyalahgunakan diriku. Memikirkannya membuatku kesal. Hidupku sangat menyebalkan." ucap Jiyeon.

Mendengar curhatan Jiyeon, Roo Na pun teringat masa lalunya.

Flashback...


Saat itu, Roo Bi dan Roo Na yang sama2 masih memakai seragam sekolah, bertengkar di kamar. Gilja lalu datang memisahkan mereka. Roo Na pun mengadu, bahwa Roo Bi lah yang memulai semuanya. Roo Bi mendekati pria yang disukainya.

Tapi Gilja tidak percaya dengan apa yang Roo Na katakan. Ia terus menyalahkan Roo Na, bahkan sampai memukul Roo Na.

"Kau selalu saja membela Roo Bi! Apa aku anak kandungmu!"

"Beraninya kau menjawab perkataanku!"

"Hiduplah yang baik dengan Roo Bi!" teriak Roo Na, lalu pergi meninggalkan mereka.


Roo Na baru kembali ke rumah malam harinya. Tapi langkahnya langsung terhenti di depan pintu pagar saat ia mendengar pembicaraan Gilja dan Chorim tentang dirinya dan Roo Bi.

"Roo Bi terlalu dewasa untuk anak seusianya. Sementara Roo Na, dia menolak untuk dewasa." ucap Gilja.

"Eonni, aku rasa Roo Na bukan putri kandungmu. Kenapa tidak kau kembalikan saja dia pada orang tua kandungnya." jawab Chorim.

Syok, Roo Na pun beranjak pergi.


Di sepanjang jalan, ia menangis. Ia pun bersumpah akan membuat Roo Bi membayar semuanya. Ia bersumpah, akan membuat Roo Bi merasakan sakit yang ia rasakan. Bahkan lebih sakit.

Flashback end...


Sekarang, Roo Na sudah berada di mobilnya.

"Itu benar, Jeong Roo Bi. Kau selalu merebut semua milikku. Kau merebut perhatian ibu dan pria yang kusukai. Aku hanya mengambil kembali apa yang menjadi hakku. Aku tidak melakukan kesalahan. Apa kau tahu bagaimana sakitnya hidup dibawah bayang-bayangmu?" ucap Roo Na dalam hatinya.


Bersambung.......

0 Comments:

Post a Comment