Ruby Ring Ep 43 Part 2

Sebelumnya...


Dongpal menenggak sojunya dengan wajah galau. Melihat itu, Jihyeok yang sedang belajar pun menghampiri Dongpal.

"Appa, apa ada yang kau pikirkan?" tanya Jihyeok.

"Tidak ada, kecuali harapan melihat anakku masuk ke perguruan tinggi." jawab Dongpal.

"Kenapa kau mencemaskan itu? Kau harusnya mencemaskan hidupmu." ucap Jihyeok.

"Ada apa dengan hidupku? Aku tidak sendirian. Aku punya dirimu." jawab Dongpal.


"Aku tidak akan ada di sisi ayah selamanya. Aku tidak bisa hidup di sisi ayah selamanya. Aku akan menikah akhirnya. Wanita mana yang mau tinggal dengan ayah mertuanya." ucap Jihyeok.

"Lihat dirimu, kau pengkhianat kecil. Jadi kau mau bilang, kau akan mengkhianatiku?" jawabb Dongpal.

"Yang ingin kukatakan adalah, kau harus punya seseorang yang bisa mengurusmu karena aku akan pindah pada akhirnya." ucap Jihyeok.

Dongpal pun menolak, ia berkata ia akan mengurus cucunya sampai akhir hidupnya.


Daepung pulang. Melihat Dongpal hanya makan rumput laut ditemani soju, Daepung pun menyuruh Jihyeok memesan makanan di luar. Daepung bilang, dia yang akan membayarnya. Daepung juga berkata, rencananya hampir berhasil.


Gongnam lagi2 datang ke restoran. Gilja langsung memanggil Chorim. Chorim pun menghampiri Gongnam. Gilja menyuruh Gongnam duduk tapi Gongnam ingin membantu Gilja dan Chorim. Gilja melarang, Gilja berkata bahwa mereka tidak sibuk.

"Kau sudah makan malam?" tanya Chorim.

Gongnam tidak menjawab dan menyuruh Gilja duduk dengannya sebentar. Melihat itu, Dongpal langsung keluar dari dapur dan menghampiri mereka.

Gongnam memberitahu Chorim, bahwa ibunya akan datang ke Seoul dan menemui Chorim besok.


Chorim dan Gilja kaget.

"Secepat itu?" tanya Gilja.

"Pernikahan sudah dekat. 25 Desember tidak lama lagi." jawab Gongnam.


Gilja pun menyuruh Chorim bicara. Saat Chorim hendak bicara, Dongpal pun mengucapkan selamat pada Chorim dan Gongnam. Dongpal juga minta maaf atas sikapnya yang tidak bersahabat tempo hari dan meminta Gongnam menjaga Chorim dengan baik.

Kesal, Chorim pun setuju bertemu ibu Gongnam. Ia menanyakan jam berapa dan dimana mereka akan bertemu.


Gyeong Min akhirnya bangun. Nyonya Park datang membawakan Gyeong Min air madu.

"Kenapa kau minum begitu banyak? Kau sampai pingsan." tanya Nyonya Park.

"Maafkan aku, tapi dimana Roo Bi?"

"Dia sudah pergi sejak tadi." jawab Nyonya Park.

Nyonya Park kemudian memberitahu Gyeong Min, kalau In Soo lah yang mengantarkan Gyeong Min pulang. Lalu, Nyonya Park bertanya, apa ada yang mengganggu pikiran Gyeong Min.

"Aniyo, eommoni." jawab Gyeong Min.

"Kau tidak pernah lepas dari sisiku saat kau kecil, tapi sekarang kau merahasiakan sesuatu dariku. Aku kecewa." ucap Nyonya Park.

"Tapi kau memiliki ayah. Sekarang aku jadi memikirkan hal itu. Aku pikir, itu karena apa yang dikatakan ayah saat aku masih kecil." jawab Gyeong Min.

"Apa yang dikatakan ayahmu?" tanya Nyonya Park.

"Aku tidak pulang ke rumah pada suatu malam jadi kau sangat kesal dan menangis. Dan kau tahu apa yang dikatakan ayah padaku?"

"Apa?" tanya Nyonya Park.

"Beraninya kau membuat wanitaku menangis." jawab Gyeong Min sambil menirukan suara ayahnya. Nyonya Park pun tertawa.

"Aku bersumpah. Ayah bilang, 'Beraninya kau membuat ibumu menangis' tapi wajah dan suaranya seperti akan berkata 'wanitaku." ucap Gyeong Min.

"Jadi saat itulah kau mulai menjauhkan dirimu dariku?" tanya Nyonya Park.

"Mungkin." jawab Gyeong Min.


Mereka pun kembali tertawa. Lalu, nenek datang.

"Inilah wanita lain yang mencintaiku." ucap Gyeong Min, lalu kembali tertawa.


Tuan Bae juga datang. Sembari tertawa, Nyonya Park menyebut Tuan Bae rivalnya Gyeong Min.

Tuan Bae dan nenek pun kebingungan melihat tawa mereka.


Gilja dan Chorim hendak pergi menemui ibu Gongnam. Mereka masuk ke dalam taksi. Tapi saat taksi hendak melaju, Dongpal tiba-tiba saja muncul menghalangi taksi.


Gilja pun turun dari taksi dan berbicara dengan Dongpal.

Chorim yang menunggu di taksi, nampak penasaran dengan yang mereka bicarakan.

Tak lama kemudian, Dongpal pun menyingkir dengan sukarela. Gilja kembali ke taksi.


"Kita bisa pergi sekarang." ucap Gilja. Taksi yang membawa Gilja dan Chorim pun mulai melaju.

Chorim kesal karena Dongpal tidak menghentikannya sejak awal. Gilja pun mengingatkan Chorim, kalau hubungan Chorim dan Dongpal sudah lama berakhir.

Gilja lalu teringat pembicaraannya dengan Chorim.


Flashback...

"Kau bilang kau tidak mau menikah dengannya. Jika dia menolak Gongnam, kau mau menikah dengannya?" tanya Gilja.

Dongpal terdiam.

"Jika tidak, menyingkirlah." ucap Gilja.

Flashback end...


Gilja dan Chorim bertemu Gongnam dan ibunya di restoran mewah. Mereka pun sedikit berbasa basi sebelum akhirnya membahas soal pernikahan. Saat tengah membahas pernikahan, tiba-tiba saja

Dongpal datang dan membawa kabur Chorim.


Di ruang ganti, Roo Na hendak mengomentari pakaian Roo Bi. Tapi Roo Bi langsung memotong kata-kata Roo Na. Roo Bi berkata, itu gayanya jadi Roo Na tidak perlu mengurusinya.

"Kau yang mengatakannya saat wawancara, bahwa fashion tentang kepercayaan diri dan individualitas." ucap Roo Bi.

"Tapi ada batasnya. Kau pikir, gaya itu cocok untukmu?" jawab Roo Na.


Gyeong Min pun datang dan mengajak mereka makan siang. Gyeong Min juga bilang, In Soo akan bergabung dengan mereka.

Mendengar nama In Soo, Roo Na langsung tidak nyaman. Ia membuat alasan, jika dirinya agak sibuk. Tapi Gyeong Min bilang, dia sudah membuat reservasi di restoran Jepang di seberang jalan. Roo Na pun tak bisa menolak lagi.


Saat makan siang, In Soo mengaku menonton acara Roo Na minggu lalu. Ia pun memuji Roo Na yang membawakan acara itu dengan baik.

"Apa kau menyanjung istriku karena aku mentraktirmu makan siang hari ini?" tanya Gyeong Min.

"Tidak, aku jujur mengatakannya sebagai produser." jawab In Soo.


Selama Gyeong Min dan In Soo berbicara, Roo Na tampak tidak nyaman. Dan Roo Bi terus memperhatikan Gyeong Min.

"Apa ini, Gyeong Min-ssi? Bagaimana keadaan seperti ini bisa terjadi? Kau dan aku soulmate, tapi mengapa kita duduk saling berhadapan seperti ini? Mengapa? Karena siapa?" ucap Roo Bi dalam hati.

Roo Bi lantas menatap Roo Na dengan mata berkaca-kaca.

"Cheo-je, kenapa kau diam saja dari tadi?" tanya Gyeong Min.


 "Roo Na, ada apa denganmu?" tanya Roo Na.

"Roo Na-ssi, apa perutmu sakit?" tanya In Soo.

"Roo Na, Roo Na. Jangan memanggilku Roo Na. Aku bukan Roo Na." jawab Roo Bi dalam hatinya.

Roo Bi yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya beranjak keluar.


Roo Bi ke toilet dan muntah-muntah. Setelah itu, ia keluar dari dalam toilet dan mencuci tangannya.

Terdengar suara In Soo dari luar. In Soo bertanya, apa Roo Bi baik2 saja.

"Aku baik-baik saja. Aku sedang mencuci tanganku." jawab Roo Bi.

Roo Bi lalu menatap pantulan wajahnya di cermin dengan tatapan kecewa.

"Jeong Roo Na, bagaimana bisa kau tertawa dan tersenyum seperti itu seolah tidak terjadi apa-apa? Giliranku sekarang. Kau akan melihat bagaimana sandiwaramu akan berakhir." ucap Roo Bi.


Tak lama kemudian, Roo Na datang. Roo Na mengira Roo Bi hamil.

"Bagaimana kalau iya?" tanya Roo Bi.

"Kau benar-benar hamil?" tanya Roo Na.

"Maafkan aku sudah membuatku kecewa." jawab Roo Bi.

Roo Bi lalu berkata, kalau ia tidak jatuh di tangga waktu itu, mungkin sekarang ia sedang bulan madu dengan In Soo.

"Karena kecelakaan? Kau bilang, pernikahanmu ditunda karena ayahnya In Soo sakit. Kau tidak mengalami luka serius karena insiden itu." jawab Roo Na.

"Apa alasanmu? Kenapa kau menyuruhku menikah dengan In Soo dan pindah keluar negeri?" tanya Roo Bi.

"Itu karena kalian tidak bisa dipisahkan." jawab Roo Na.

"Seperti kau dan Gyeong Min?" tanya Roo Bi.

Roo Na pun kaget, apa?


"Tapi aku masih tidak mengerti kenapa kau ingin aku meninggalkan Korea. Pertama, kau menyuruhku sekolah diluar negeri." ucap Roo Bi.

Roo Na mulai kesal. Ia pun berkata, apapun yang ia lakukan, semuanya demi kebaikan Roo Bi.

Roo Bi pun tersenyum sinis.

Roo Bi lalu menatap cermin dan menambahkan riasan bibirnya.

"Eonni, aku rasa kau dan Gyeong Min harus punya anak." ucap Roo Bi.

Roo Na terkejut mendengar kata-kata Roo Bi.

Roo Bi pun kembali menatap Roo Na.

"Wae? Jangan bilang, kau tidak pernah tidur dengan Gyeong Min." ucap Roo Bi.

Roo Na tambah kesal.


"Aku hanya bercanda. Bagaimana mungkin Gyeong Min menolak wanita sepertimu? Tapi kau harus tetap berhati-hati. Bagaimana kalau seseorang merebut Gyeong Min darimu? Kau tidak akan pernah tahu." ucap Roo Bi lagi.

Roo Bi lalu beranjak pergi. Sementara Roo Na nampak memikirkan kata-kata Roo Bi.

Bersambung.......

0 Comments:

Post a Comment