Ice Adonis Ep 1 Part 2

Sebelumnya...


Yoon Jae menemui ayahnya. Yoon Jae berkata, ia tak bisa menerima metode ayahnya dan akan melakukan itu dengan cara dan aturannya.

"Aku tidak punya kekuasaan menyuruh mereka berbaris dan membungkuk." ucap Yoon Jae.

"Bukan kekuasaan tapi kesetiaan. Keyakinan apa yang mereka miliki terhadap anak muda sepertimu. Akan lebih mudah bagimu nanti jika mereka setia sekarang. Kau kira, kau bisa mengendalikan mereka karena kau CEO?" jawab Tuan Ha.

"Kesetiaan yang dipaksa akan bertahan berapa lama?" tanya Yoon Jae.

"Ayah sudah menjalankan bisnis ini selama 40 tahun. Belajarlah dari ayah." jawab Tuan Ha.

"Aku akan mengikuti keyakinkanku." ucap Yoon Jae.


Saat Yoon Jae hendak pergi, Tuan Ha memberikan foto seorang gadis. Tuan Ha berkata, gadis itu adalah putri Menteri Jung dan meminta Yoon Jae menemuinya. Nyonya Jang yang sedari tadi hanya duduk dan diam saja pun bangkit. Ia juga ingin melihat foto gadis itu. Yoon Jae lantas mengaku, ada gadis yang ingin dinikahinya.


Sementara itu, Yeon Hwa sudah masuk ke ruang wawancara. Dan salah satu pewawancara adalah Ha Yeon Hee.


Setelah Yeon Hwa masuk, Kang Wook pun datang. Ia lega karena namanya masih belum dipanggil.


Nyonya Han dan Nyonya Jo menuju suatu tempat. Nyonya Han memegang sebuah bra dan mengernyit heran. Lantas, ia bertanya pada Nyonya Jo kenapa Nyonya Jo menyuruhnya membawa pakaian dalam. Tapi Nyonya Jo diam saja dan pura-pura tidur.

"Ibu tidak bisa tidur lagi, kan? Kata pakar herbal, akan membaik setelah minum tonic selama dua minggu." ucap Nyonya Han.

Tapi Nyonya Jo tetap saja diam.


Ponsel Nyonya Han berdering. Telepon dari Tuan Choi. Tuan Choi yang saat itu tengah menuju ke ruang sidang pun terkejut mengetahui Nyonya Han pergi dengan Nyonya Jo. Nyonya Han mengaku, kalau ia tidak tahu sang ibu akan membawanya kemana. Tuan Choi berkata, besok ulang tahun ibunya jadi sang ibu pasti ingin pergi ke suatu tempat bersama menantunya.


Nyonya Jo yang mendengar percakapan sang menantu dengan putranya pun langsung mencibir menantunya.


Yoo Ra sedang menata ruangan Yoon Jae. Tak lama kemudian, Yoon Jae datang. Yoo Ra berbasa basi dengan menanyakan apa pertemuan Yoon Jae berjalan dengan lancar.  Yoon Jae tidak menjawab dan malah bertanya, untuk apa Yoo Ra meletakkan bunga di ruangannya.

"Itu bunga bakung yang berarti kemurnian dan pengabdian." jawab Yoo Ra.

"Apa jadwalku hari ini?" tanya Yoon Jae.

"Ada pertemuan dengan Jean Pierre pukul dua. Pukul empat ada pertemuan akhir untuk produk anti aging. Pukul lima ada pertemuan seni make up. Nona Ha Yoon Hee memerintahkan aku untuk membawamu." jawab Yoo Ra.

Yoon Jae pun tersenyum simpul.

"Dia pasti ingin mendengarku mengomel." ucap Yoon Jae.

"Untuk makan siang denganku, kau sudah setuju pergi denganku." jawab Yoo Ra.

"Kau masih berjuang rupanya." ucap Yoon Jae.

"Kau akan membelikanmu makan siang, kan?" tanya Yoo Ra.

"Pilihlah restoran favoritmu." jawab Yeon Jae.

Yoo Ra pun senang. Dan saat ia hendak meninggalkan ruangan Yeon Jae, ia mendengar bunyi ponsel Yoon Jae.


Yoon Jae membaca pesannya.

"Wawancara sudah selesai. Aku merasa lega. Semoga aku mendapatkannya, karena itu perusahaan tempat kau bekerja."

Yoon Jae pun panic.


Yoon Jae mengajak Yeon Hwa ke restoran mewah. Yeon Hwa pun menolak makan di restoran itu karena tahu Yoon Jae tidak punya uang. Yoon Jae mencari alasan, ia berkata hanya ingin memanjakan pacarnya.

"Asisten Manajer Ha, mau makan mi instan selama seminggu setelah ini?" tanya Yeon Hwa.

"Kau tak bilang mau melamar ke perusahaanku." jawab Yoon Jae.

"Aku akan bilang kalau lolos ke tahap ketiga. Tapi aku ingin sekali bertemu denganmu setelah wawancara. Seharusnya aku sabar. Bagaimana jika aku gagal." ucap Yeon Hwa.

"Kenapa akan gagal? Kau berjuang sangat keras. Orang memujimu dimana-mana." jawab Yoon Jae.

"Itu hanya pendapatmu. Aku sangat gugup. Aku buat banyak kesalahan." ucap Yeon Hwa.


Yeon Hwa lalu mengajak Yoon Jae berdoa bersama. Setelah itu, mereka pun tertawa.


Yeon Hwa lantas memberitahu Yoon Jae kalau ia akan bekerja paruh waktu untuk pertunjukan seni make up J-Cosmetic. Yeon Hwa bilang, ia dibayar 70 dollar. Sontak Yoon Jae terdiam. Ia ingat saat Yoo Ra memberitahu jadwalnya, kalau nanti ia akan menghadiri pertunjukan seni make up itu.


Yoon Hee sedang memeriksa panggung. Tak lama kemudian, Yoo Ra datang membawakannya banyak makanan. Ia berkata, Yoon Jae yang menyuruhnya membawa makanan karena khawatir Yoon Hee tak sempat makan.

"Berikan saja ke para model karena kita sudah pesan makanan China." jawab Yoon Hee.

"Anda pasti lelah. Tuan Ha bilang dia punya harapan yang tinggi padamu. " ucap Yoo Ra.

"Kau membuat cerita lagi. Aku tinggal dengan atasanmu selama 28 tahun. Dia tak mungkin berkata semanis itu." jawab Yoo Ra.


Ternyata Nyonya Jo membawa Nyonya Han ke cenayang. Sampai di sana, Nyonya Han langsung dilemparin beras oleh cenayang. Lalu Nyonya Jo memberikan bra Nyonya Han pada cenayang.


Para model sedang bersiap-siap. Yeon Hwa tampak sibuk. Ia berlari kesana kemari membantu para model.

Bersamaan dengan itu, Yoo Ra berjalan kesana dan mereka tak sengaja bertabrakan.

Yeon Hwa senang bertemu Yoo Ra tapi tidak dengan Yoo Ra. Yoo Ra bahkan berpura-pura tidak mengenalinya.


Seseorang menyuruh Yeon Hwa mengambil pengeriting rambut. Tapi karena terus menatap ke arah Yoo Ra, Yeon Hwa malah memegang besi pengeriting rambut yang panas. Sontak, ia menjerit kesakitan.

Melihat itu, Yoo Ra cuek saja dan terus membagi-bagikan makanan.


Seseorang kemudian memanggil Yeon Hwa. Saat berlari, hendak menemui orang yang memanggilnya, Yeon Hwa tak sengaja menabrak Yoon Hee. Melihat tangan Yeon Hwa terluka, Yoon Hee pun menyuruh Yoo Ra mengambil obat.

Terpaksalah Yoo Ra mengambil obat dan mengobati luka Yeon Hwa. Yoo Ra juga pura-pura bersikap manis dengan menanyakan, apakah Yeon Hwa baik-baik saja. Setelah itu, ia dan Yoon Hee beranjak pergi.


Yeon Hwa ke toilet dan menyiram tangannya.

"Dia pura-pura tidak mengenaliku, tapi dia peduli padaku." ucap Yeon Hwa senang.


Seseorang tiba-tiba mematikan kran nya. Yeon Hwa menoleh dan senang melihat sosok Yoo Ra di depannya.

"Kau bekerja untuk J-Cosmetic?" tanya Yeon Hwa.

"Sudah kubilang kan kalau aku tak mau melihatmu lagi." sentak Yoo Ra.

"Aku bekerja paruh waktu disini." jawab Yeon Hwa.

"Untuk apa? Segini cukup?" tanya Yoo Ra, lalu mengeluarkan cek dan memberikan cek nya pada Yeon Hwa.

"Untuk apa aku menerima uangmu?" tanya Yeon Hwa.

"Nanti J juga akan membayarmu, kan? Jadi anggap saja ini dari mereka." jawab Yoo Ra.

Tak hanya itu, Yoo Ra juga mengaku tertekan harus melihat ibu Yeon Hwa bertingkah seperti ibu kandungnya.

"Haruskah aku melihatmu juga di tempat kerja?" tanyanya.


Setelah ritual selesai, si cenayang pura-pura kerasukan arwah mendiang istrinya Tuan Choi. Ia yang pura-pura kerasukan pun mengajak Nyonya Han mati bersama dan bahkan mendorong Nyonya Han ke meja.


Nyonya Han menangis. Sambil menatap Nyonya Jo, ia berkata Nyonya Jo sangat kejam.

"Aku kejam? Kau... bersama keluargaku, duduk di meja makan.... untuk makan dengan senang semenjak kau datang? Yoo Ra sakit lambung dan masuk UGD. Hakim menjadi lemah. Kau melihatnya juga, tapi kau malah menyebutku kejam?" jawab Nyonya Jo.

Nyonya Han pun semakin terluka.


Soo Ae sedang menggambar sendirian ketika seorang pria datang dan membekapnya, lalu membawanya pergi.


Ahjumma pemilik warung pun langsung menghubungi Yeon Hwa begitu tahu Soo Ae menghilang. Yeon Hwa yang masih di tempat acara pun bergegas pulang.


Yoon Jae yang sedang rapat, tak bisa konsentrasi karena memikirkan Yeon Hwa yang akan bekerja di perusahaannya.


Yeon Hwa izin pulang pada Yeon Hee. Ia beralasan, ada urusan keluarga yang harus diselesaikannya. Tapi Yoon Hee tak memberi izin. Ia berkata, bagaimana bisa Yeon Hwa pulang disaat jam kerja.


Yoo Ra yang mendengar itu pun senang. Ia pikir, Yeon Hwa pulang setelah menerima uang darinya.

Yeon Hwa tak peduli. Ia tetap pergi meski Yoon Hee melarangnya.


"Katakan saja padaku. Apa yang bisa kubantu. Aku akan membantu semampuku." ucap Yoo Ra pada Yoon Hee.

Yoon Hee mengangguk, lalu beranjak pergi.


Setelah Yoon Hee pergi, seseorang datang memberikan cek pada Yoo Ra. Orang itu bilang, Yeon Hwa yang menyuruhnya mengembalikan cek itu pada Yoo Ra.


Sontak, Yoo Ra kesal dan pergi menyusul Yeon Hwa.

"Kita pertegas saja. Aku membencimu dan tidak nyaman melihatmu. Jadi jangan tunjukkan lagi wajahmu di hadapanku. Tidak peduli pekerjaan paruh waktu atau apapun, jangan berada di sekitarku! Menjauhlah dari perusahaan ini!" ucap Yoo Ra.

"Aku tidak punya waktu berdebat denganmu." jawab Yeon Hwa.

Yeon Hwa lantas menyetop sebuah taksi. Namun Yoo Ra malah terus menahannya.

"Jawab aku!" suruh Yoo Ra.

"Kenapa kau seperti ini?" tanya Yeon Hwa.

"Berjanji lah padaku untuk tidak pernah muncul di hadapanku!"

"Yoo Ra, jebal." pinta Yeon Hwa.

"Berjanjilah padaku." suruh Yoo Ra.

"Haruskah aku melakukannya? Adikku menghilang. Adikku hilang sekarang! Minggir!" ucap Yeon Hwa.

Tapi Yoo Ra terus menahannya.

"Berjanjilah! Kalau tidak, kau tidak boleh pergi!" ucap Yoo Ra.


Bersambung...

1 Comments:

  1. Rena said...:

    Huaa mimin nulis ini. Ini drama paling menyebalkan yg pernah kutonton min. Gak tega liat si Yeon Hwa yg dimasukin penjara ama Yoo Ra n bapaknya. Benci bgt sama Yun Ah Jeong disini. Dari skian byk peran antagonis yg dia mainin, ku paling gedek sama perannya disini

Post a Comment