Hide and Seek Ep 4 Part 1

Sebelumnya...


Episode ini dibuka dengan cerita, bagaimana Chae Rin kecil bisa berada di dalam sebuah lubang yang besar.

Setelah ritual sialan itu, mereka memindahkan Chae Rin ke dalam lubang pemakaman.

Si Cenayang berkata, bahwa mereka akan membawa Chae Rin kembali setelah larut malam.


Setelah memindahkan Chae Rin ke liang kubur, Soo A pun terbangun.

Nyonya Na jelas senang melihat cucunya kesayangannya sudah kembali membuka mata.

Kepala Pelayan Kim terpaku melihatnya.

Soo A berkata pada neneknya, bahwa ia sudah baik-baik saja.


Kepala Pelayan lantas menatap jarum jam yang sudah menunjukkan angka 12.


Chae Rin yang baru terbangun pun terkejut mendapati dirinya berada di liang kubur.

Kembali ke masa kini--dimana Chae Rin juga memasang ekspresi yang sama melihat dirinya ada di dalam lubang galian.


Chae Rin kecil dan Chae Rin dewasa pun sama-sama berusaha memanjat ke atas, tapi gagal.

Chae Rin kecil dan Chae Rin dewasa sama-sama ketakutan.



Chae Rin kecil menangis. Ia berteriak memanggil ibunya.


Tak lama kemudian, Kepala Pelayan Kim datang.

"Berhentilah memanggil ibu yang tidak pernah kau miliki." ucap Kepala Pelayan Kim ketus.

Kepala Kim lantas mengeluarkan Chae Rin dari dalam sana.


Kembali ke masa kini--dimana Chae Rin melihat sosok Kepala Pelayan Kim di depannya.

Ia pun langsung mengulurkan tangannya pada Kepala Pelayan Kim.


Tapi ternyata, sosok yang berusaha menolongnya bukan Kepala Pelayan Kim, tapi Eun Hyuk.

Chae Rin sontak kaget. Ia bahkan hampir melepas tangan Eun Hyuk yang sudah sempat diraihnya, tapi untunglah Eun Hyuk langsung memeganginya.

"Berhentilah keras kepala. Ini bukanlah masalah yang bisa kau pecahkan dengan cara seperti itu." ucap Eun Hyuk.


Eun Hyuk lalu menarik Chae Rin ke atas.

Chae Rin langsung diam. Matanya tampak berkaca-kaca.

Eun Hyuk membelai kepala Chae Rin, tapi Chae Rin langsung menyingkirkan tangan Eun Hyuk.


Eun Hyuk lantas meminta Chae Rin berhenti melakukannya.

"Kau sudah bekerja keras." ucap Eun Hyuk.

Chae Rin hanya diam sembari menatap lirih Eun Hyuk.


Sekarang, Chae Rin sudah berada di kamarnya bersama Jae Sang.

Ia baru saja selesai mandi dan sedang mematut dirinya di cermin.

Jae Sang menyuruh Chae Rin berhenti dan mengikuti kelas memasak.

"Kau sudah menikah seharusnya tidak mencampuri urusan keluargamu. Mulai sekarang, tidak masalah jika keluargamu membuat sup ikan kembung dari ikan layur atau salad buah semangka dari labu. " oceh Jae Sang.

Chae Rin tersenyum mendengarnya.

"Kau pandai bicara ternyata." jawab Chae Rin.

"Kau baru menyadarinya?" tanya Jae Sang dengan muka bangga.


"Lalu kenapa kau membuat situasi seburuk ini dari kata-katamu yang tidak masuk akal itu? Jika bukan karenamu, mal Taesan sudah selesai sekarang." balas Chae Rin.

Chae Rin lantas beranjak pergi.

Jae Sang pun sewot.

"Jangan cemas, aku akan mengurus semuanya!"


Keesokan harinya, para pekerja melihat Chae Rin tidak ada lagi di dalam lubang galian itu.

Mereka pun yakin, Chae Rin sudah kabur.


Di ruangan ayahnya, Jae Sang minta ayahnya mengganti semua pekerja.

"Beruntung Ketua Pelaksana tidak punya pisau, jika punya, dia pasti sudah mencabik-cabik diriku." ucap Jae Sang.

"Kau tahu apa yang terjadi jika dia membocorkan ini pada media? Kau bicara omong kosong dan terekam di situs." jawab Presdir Moon.

"Maka aku akan membayar denda." ucap Jae Sang.

"Apa kau tahu seberapa besar kerusakan yang dibuat putra tertua Kepala Cho dari Grup Daejin kepada perusahaan hanya dengan satu kacang badam? Itu senilai 400 juta dolar! Jangan katakan apapun jika kau tidak mau itu terjadi. Kau bahkan tidak pantas memakan hidangan yang kau makan." sewot Presdir Moon.


Eun Hyuk tiba-tiba datang dan menyuruh Presdir Moon turun ke bawah.


Diluar, si pemimpin demo memaksa masuk gedung Taesan, tapi dihalangi petugas.

Pria itu pun mengancam, kalau dia akan menyebarkannya di media jika ia tidak bisa menemui Presdir Moon.


Melihat itu, Presdir Moon pun memberikan Jae Sang waktu 3 hari untuk mengatasi masalah itu.

"Bungkam dia, kalau tidak, kau lah yang akan keluar dari sini." ancam Presdir Moon, lalu beranjak pergi.


Jae Sang pun berniat menyelesaikan masalah itu dengan kekerasan.

Tapi Eun Hyuk langsung menghentikannya. Eun Hyuk berkata, kekerasan hanya akan memperburuk keadaan.

"Untuk hari ini, kita cukup mengamati situasinya saja." ucap Eun Hyuk.


Malam harinya, Nyonya Do menunjukkan undangan pernikahan Eun Hyuk dan Yeon Joo pada Eun Hyuk.

Nyonya Do berkata, nama Eun Hyuk dan Yeon Joo tertulis jelas di undangan itu jadi Eun Hyuk tidak akan bisa kabur.

"Ibu tidak akan tahu apa yang terjadi sebelum memasuki aula pernikahan. Ada begitu banyak pasangan yang berpisah di aula pernikahan." ucap Dong Joo.

"Perkataanmu tidak masuk akal. Kau mau kakakmu menyebabkan masalah di pernikahannya? Kau ingin dia kabur padahal seharusnya memasuki aula pernikahan di hari pernikahannya?" sentak Nyonya Do sambil menggeplak kepala Dong Joo.

"Aku hanya bilang, ibu tidak akan tahu apa yang terjadi sampai mereka memasuki aula pernikahan." ucap Dong Joo membela diri.

"Kakak sudah lama menunggu hari pernikahannya. Kau bicara omong kosong." jawab Geum Joo.

"Jangan khawatir. Aku akan berada disana sebelum mereka menyuruh mempelainya masuk." ucap Yeon Joo.

Yeon Joo lantas merangkul lengan Eun Hyuk. Eun Hyuk diam saja.


Eun Hyuk dan Yeon Joo masuk ke kamar. Yeon Joo berkata, seorang wanita dilahirkan dua kali. Sekali di perut ibunya dan satunya lagi di hari pernikahannya. Yeon Joo terlihat bahagia karena akan terlahir kembali beberapa hari lagi.

"Pernikahan merupakan kehidupan yang sukses bagi orang miskin seperti kita jika bisa hidup bahagia bersama orang yang senasib." ucap Yeon Joo.

"Yeon Joo-ya, pernahkah kau memimpikan kehidupan lain? Kehidupan dimana kau lahir sebagai keluarga kaya. Kau pernah memimpikannya?" tanya Eun Hyuk.

"Maka aku tidak bisa menemuimu. Jika aku diharuskan memilih, antara dirimu atau menjadi ahli waris, aku akan memilihmu." jawab Yeon Joo.

"Kau tidak berubah, Yeon Joo-ya." ucap Eun Hyuk.

"Lalu kau sendiri? Kau juga tidak berubah. Pria macam apa yang bersikap dingin atau manis sepertimu? Kau membosankan." jawab Yeon Joo.


Yeon Joo lalu kembali merangkul Eun Hyuk.

"Aku juga selalu melakukan hal-hal semacam ini lebih dulu." ucap Yeon Joo.

Eun Hyuk ingin melepaskan rangkulan Yeon Joo tapi Yeon Joo malah memeluknya dan mengajaknya hidup bahagia setelah menikah.

*Si Eun Hyuk tahu kah Yeon Joo ini Soo A? Atau cuma kebetulan aja dia nanya kek gitu ke Yeon Joo?


Nyonya Na memanggil Tuan Min ke kamarnya. Ia marah karena Tuan Min tidak datang menjenguk Nyonya Park di rumah sakit. Tuan Min beralasan, ia lupa karena sibuk bekerja.

"Jika kau bekerja dengan benar, aku tidak akan masalah!" sentak Nyonya Na.

"Banyak yang harus kupikirkan tentang Direktur Choi. Aku penasaran, apakah ada orang di belakangnya." jawab Tuan Min.

"Jika kau memperlakukan dia dengan baik, dia tidak akan mengkhiantimu! Kau tidak tahu betapa payahnya dirimu dan menyalahkan orang lain. Hentikan omong kosongmu itu dan rawatlah ibunya Soo A. Teganya kau meninggal dia, padahal kau jadi Presdir karena dia! " ucap Nyonya Na.


Kepala Pelayan Kim pun masuk, mengantarkan secangkir teh untuk Tuan Min. 

Ia hanya bisa diam saja sambil menatap Tuan Min yang dimarahi Nyonya Na.


Tuan Min kembali ke kamarnya. Dia mendapati istrinya duduk di tepi ranjang dengan wajah suram.

"Kau dimarahi ibu lagi" tanya Nyonya Park.

"Aku selalu menjadi menantu yang tidak layak di matanya." jawab Tuan Min.

Tuan Min lantas duduk disamping istrinya.

"Bukankah kau pulang terlalu cepat? Kenapa kau tidak tinggal di rumah sakit beberapa hari lagi?" tanya Tuan Min.

"Kau juga berpikir aku gila?"

"Apa maksudmu?"


"Kenapa tidak bertanya alasanku dibawa ke rumah sakit? Aneh bagiku melihatmu tidak bertanya. Apa karena aku selalu seperti ini? Apa karena aku selalu hilang akal dan melupakan banyak hal?"

"Yeobo."

"Ayo bercerai. Kau pasti muak kan denganku yang selalu kehilangan akal, menyakiti diriku dan terbawa emosi? Aku pasti seorang pasien di matamu, bukan wanita? Kau pasti sudah lama ingin berpisah dariku. Ayo bercerai!"


Nyonya Park pun berdiri. Ia hendak pergi, tapi Tuan Min menahannya dan menenangkannya.

"Aku kesakitan. Rasanya seperti aku hidup dalam neraka selama 20 tahun terakhir ini."

Tuan Min pun memeluk istrinya.


Pil Doo masih berkeliaran di jalanan, mencari wanita yang membawa kabur Soo A.

Di tengah pencariannya, ia bertemu salah satu wanita dari masa lalunya.

Ia terkejut melihat wanita itu kini memiliki kedai yang besar, tapi wanita itu tidak mengingatnya sama sekali.

"Aku Jo Pil Doo. Wanita yang mencuci piring di kedaimu, membawa kabur dompetmu." ucap Pil Doo mengingatkan.

Wanita itu pun akhirnya ingat dan berkata bahwa wanita yang mencuri dompetnya mengaku, membutuhkan biaya untuk mengoperasi putrinya yang sakit jantung di RS Hankook.

"Apa yang terjadi pada wanita itu ngomong-ngomong?" tanya Pil Doo.

"Aku tidak tahu, kurasa dia membuka toko di Haengbokdong." jawab wanita itu.


Pil Doo pun akhirnya tiba di pasar Haengbokdong. Ia mencoba menanyakan wanita itu pada seorang pria yang 'memegang' daerah itu dgn menyebutkan ciri-ciri wanita itu. Tapi ia tidak mendapat jawaban apa-apa dari pria itu.


Pil Doo tak menyerah. Ia menanyakan wanita itu pada ahjumma pemilik minimarket.

"Apa kau tahu wanita yang memiliki dua putri di daerah sini?"

Tapi ia tak mendapat jawaban apapun.


Ia terus mencari dan mencari hingga langkahnya tiba di restoran ibunya Yeon Joo.

Ia masuk ke dalam. Tepat saat itu, Geum Joo sedang duduk sendirian disana.

"Siapa pemilik tempat ini?" tanya Pil Doo.

"Aku." jawab Geum Joo sambil terus membaca majalahnya.

"Kau sangat sukses bagi seorang wanita muda. Kuharap kau menghasilkan banyak uang." ucap Pil Doo, lalu pergi.

Geum Joo sontak heran karena pria itu datang hanya untuk bertanya siapa pemilik restorannya.


Tepat setelah Pil Doo keluar, Nyonya Do keluar dan membersihkan mejanya.

Ia juga bertanya pada Geum Joo siapa pria yang baru keluar.

"Hanya orang lewat." jawab Geum Joo.


Pil Doo yang masih berdiri di depan restoran itu, bertanya-tanya dimana lagi dia harus mencari wanita gemuk yang membawa Soo A.

Nyonya Do masuk ke dalam. Tepat saat itu, Pil Doo mengintip ke dalam restoran dan hanya melihat Geum Joo disana.

Bersambung ke part 2...........

Menunggu Tuan Min dan Chae Rin keluar dari perusahaan, bisa apa tu Nyonya Na kalo mereka out dari Makepacific..

Dia dapat suntikan dana dari Taesan Group aja, harus menikahkan Chae Rin dulu dgn si pangeran manja itu...

Nyonya Na ini gk sadar, yg ngeguncang Makepacific ya dia sendiri..

Presdir Moon jelas punya motif lain dgn ngeblok pasokan bahan mentah Makepacific. Motifnya apa, belum diceritain sih tp jelas dia sangat amat membenci Nyonya Na.

Tapi Nyonya Na gk sadar kesalahannya di masa lalu...

Semoga ntar Tuan Min dan Chae Rin beneran keluar dari Makepacific, kalo bisa skalian bikin perusahaan kosmetik sendiri... Tuan Min dan Chae Rin ini pasangan ayah dan anak yang klop...

Aaaaa... kujadi ingat mereka gontok2an di The Promise...

Dan akhirnya di drama ini, ku bisa melihat sweet scene ayah-anak itu...

Untuk The Promise, nanti sy juga akan buat sinopsisnya... setelah hutang2 sinopsis sy selesai yaa tapi...

Untuk Yeon Joo, makin jelas dia Soo A... Gimana nasib Chae Rin entar kalo Soo A kembali... kasihan Chae Rin.

0 Comments:

Post a Comment