Ruby Ring Ep 74 Part 2

Sebelumnya...


Jihyeok, In Soo dan Dongpal juga sedang menikmati waktu mereka. Dongpal yang akan menikahi Chorim sebentar lagi, terlihat sangat bahagia.


Sementara itu, Roo Bi memberikan gaun pengantinnya pada Chorim. Roo Bi cerita, gaun pengantin itu hadiah dari Se Ra. Ia juga mengaku, sudah membelikan hanbok juga untuk Chorim pakai besok di pernikahan.

"Lalu apa yang akan kau pakai di pernikahanmu?" tanya Gilja.

Mendengar itu, Chorim pun langsung mengembalikan gaun pengantin itu pada Roo Bi.

Roo Bi berkata, ia harus memberikan sesuatu yang bagus untuk Chorim.

Chorim pun berterima kasih.


Roo Bi lalu memandangi Chorim dengan tatapan sedih.

Gilja pun bingung melihat wajah sedih Roo Bi.


Mereka lantas makan siang bersama.

Chorim menyuapi Dongpal.


Gyeong Min juga meletakkan potongan daging di mangkuk Roo Na.

Roo Bi menatapnya dengan tatapan kecewa.


Gilja sontak heran melihat Roo Bi dan Roo Na yang terlihat tidak akur.

Ia bertanya-tanya, apa mereka sedang bertengkar.


Daepung tiba-tiba berdehem dan memberi isyarat mata ke Dongpal.

Dongpal mengerti dan senyum-senyum sendiri.


Melihat itu, Chorim jadi curiga.

Soyoung lantas mengajak Chorim ke kamar. Ia mau memberikan perawatan wajah ke Chorim.

"Aku tidak perlu melakukannya. Aku tidak akan mengenakan gaun pengantin di hari pernikahan." jawab Chorim.

"Bukan gaun pengantin masalahnya, tapi malam pertamamu." bisik Soyoung.

Chorim pun langsung menyudahi makannya mendengar itu.


Nenek merasa kesepian di rumah karena Se Ra tidak ada di rumah dan Gyeong Min juga Roo Na juga sedang pergi.

"Bibinya Roo Bi akan menikah, menurutmu tidakkah kita harus datang ke pernikahannya?" tanya Nyonya Park.

"Aku ingin datang tapi itu urusan keluarga mereka. Aku juga tidak mau mau membuat repot." jawab nenek.

"Ibu tidak ingin Jeju? Jeju sangat mengagumkan sekarang." ucap Tuan Bae.

"Aku sudah banyak melakukan perjalanan. Daripada aku, lebih baik kau membawa istrimu ke Jeju atau luar negeri." jawab nenek.

"Haruskah aku melakukannya?" tanya Tuan Bae.

"Aniyo, eommoni." jawab Nyonya Park.

Geum Hee keluar dari dapur, membawa 3 cangkir teh untuk mereka.

"Kudengar samonim akan pergi jalan-jalan. Bolehkah aku ikut? Aku belum pernah pergi ke Jeju." ucap Geum Hee.

"Harusnya kita mengirim dia ke Jeju supaya hari-hariku damai." jawab nenek.

"Kalau begitu, musim semi ini ini kita akan Jeju." ucap Tuan Bae.

Sontak, Geum Hee senang mendengarnya.


Chorim, Gilja dan Soyoung lagi maskeran dengan lidah buaya.

Chorim mengucapkan terima kasih karena Gilja sudah menjaganya selama ini.

"Dulu aku yang menjagamu nanti gantian kau yang akan menjagaku. Setelah Roo Bi dan Roo Na menikah, kalian berdua yang akan tinggal bersamaku. Jangan usir aku saat aku tua dan sakit-sakitan."

"Eonni, kau tidak boleh bicara begitu!"

Gilja tersenyum.

Lalu ia menyuruh Chorim menabung agar bisa memiliki rumah sendiri.

Chorim mengangguk dan berterima kasih pada Gilja.


Mereka lalu menjalani tradisi pernikahan.


Di dalam, mereka membuka koper yang isinya hanbok pengantin.

Chorim lalu menemukan sebuah amplop di sana.

Di dalam amplop itu, ada pesan  dari Dongpal yang menyuruh Chorim datang ke kebun bunga.


Setelah Chorim pergi, Gilja pun berniat menyiapkan camilan dan minum untuk mereka semua.

Tapi Jihyeok bilang mereka semua harus istirahat untuk pernikahan besok.


Jihyeok dan Soyoung lantas senyum-senyum sendiri.


Di kebun, Dongpal sudah menyiapkan kejutan tapi Chorim tak kunjung datang.


Chorim sendiri yang sedang mencari Dongpal malah bertemu Kwang Soo.

"Apa yang kau lakukan disini? Kulihat kau bicara dengan Wakil Presdir Bae." ucap Kwang Soo.

"Dia adalah keponakanku." jawab Chorim.

"Jadi kau disini untuk pernikahan? Kudengar ada yang akan menikah." ucap Kwang Soo.

"Kau sendiri, sedang apa di sini?" tanya Chorim.

"Aku Kepala Manajemen di perkebunan ini." jawab Kwang Soo.

"Kau sudah menikah?" tanya Chorim.

"Masih belum." jawab Kwang Soo.

Kwang Soo lalu berkata, bahwa Chorim tetap tomboy dan kurus seperti dulu.


Lalu Kwang Soo mengajak Chorim pergi. Kwang Soo menyuruh Chorim jalan hati-hati.

Tapi Chorim yang gugup, tiba-tiba terjatuh dan Kwang Soo langsung menangkapnya.

Dongpal yang melihat itu pun langsung kesal.

Melihat Dongpal dan kejutannya, Kwang Soo pun sadar bahwa Chorim lah yang akan menikah.

Ia lalu menjabat tangan Chorim dan mengucapkan selamat.

Setelah itu, Kwang Soo beranjak pergi.

Chorim pun heran kenapa ia gemetaran di depan Kwang Soo.


Alhasil, Dongpal dan Chorim pun bertengkar.

Gara-gara Kwang Soo, Dongpal jadi kehilangan selera memberikan kejutan untuk Chorim.


Chorim kembali ke kamarnya sambil ngomel-ngomel. Ia juga heran kenapa Kwang Soo bisa datang lagi ke kehidupannya tepat sehari sebelum ia menikah.

Soyoung datang. Ia penasaran dan ingin melihat cincin Chorim.

Tapi Chorim malah marah-marah dan memilih tidur. Sadarlah Soyoung bahwa Chorim dan Dongpal sedang bertengkar.


Di kamarnya pula, Dongpal dan Daepung lagi menenggak soju. Jihyeok pun menyuruh ayahnya berhenti minum-minum karena besok sang ayah akan menikah.

Tapi Daepung bilang, minum akan membantu Dongpal tidur.

"Kau sudah 40! Dewasalah, appa!"

"Apa? Dewasa? Bagaimana bisa kau mengatakan itu pada pria yang lebih tua?" protes Dongpal.

Dongpal lantas mengejar Jihyeok. Jihyeok langsung kabur.


Akhirnya hari pernikahan pun tiba.

Gilja yang sudah berada di lokasi pernikahan cemas karena Chorim belum datang.

Tak lama kemudian, Chorim dan Soyoung berlari ke tempat pernikahan.

Pernikahan dimulai.

In Soo lah yang menjadi MC di hari pernikahan.

Gilja heran melihat Chorim tidak menggandeng lengan Dongpal.

In Soo lantas menyuruh mereka saling memberi hormat.

Tapi Dongpal dan Chorim malah saling mengumpat dalam hati hingga In Soo harus mengulangi kalimatnya sampai tiga kali, barulah mereka memberi hormat satu sama lain.


In Soo kemudian mengatakam, bahwa pengantin laki-laki akan memberikan hadiah.

Dongpal terlihat bingung.

In Soo pun berbisik, apa Dongpal sudah menyiapkan suratnya.

Dongpal mengaku bahwa ia sudah hafal diluar kepala.

Tapi nyatanya ia bingung harus mengatakan apa dan akhirnya ia memutuskan mengatakan apa yang ada di benaknya.

"Apa yang kulakukan? Aku berani mencintai wanita ini. Seandainya aku berpura-pura bahwa kami adalah orang asing dan tetap memendam perasaanku, hidupku akan lebih buruk dari sekarat. " ucap Dongpal.

Dalam hati, Chorim pun mengakui keromantisan Dongpal.

"Aku takut tapi masih mencintainya." lanjut Dongpal.

Chorim senyum-senyum, tapi kemudian senyumnya menghilang saat ia melihat ke arah lain.


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment