Ruby Ring Ep 75 Part 3

Sebelumnya...


Geum Hee menyuruh nenek mencoba jeruk keprok.

Tak lama kemudian, Se Ra turun dan langsung duduk di samping ayahnya yang lagi membaca koran dan menikmati jeruk.

"Bagaimana rasanya? Bukankah seperti madu?" tanya Geum Hee.

"Jeruk keprok rasanya asam, bukan seperti madu." jawab Se Ra.

"Itu hanya kiasan. Kau tidak akan pernah bertemu pria kalau kau terus memilih-milih." ucap Geum Hee.

"Kalau begitu, buatkan aku buku panduan tentang pria jika kau ahli." balas Se Ra.


"Se Ra-ya, kau sangat akrab dengan Geum Hee." ucap Nyonya Park.

"Mereka bahkan minum bersama." tambah nenek.

"Bibi Geum Hee menyenangkan. Dia sedikit nyentrik, tapi baik pada semua orang." jawab Se Ra.

"Kurasa Se Ra benar tentang itu." ucap Tuan Bae.

Se Ra lalu melihat apa yang dibaca ayahnya.


Soyoung bergabung dengan yang lainnya dan memberitahu mereka kalau Chorim dan Dongpal akan makan malam nanti.

"Kenapa mereka tidak ikut makan dengan kita?" tanya Gilja.

"Samonim, mereka pengantin baru pasti butuh waktu berdua." jawab Daepung.

"Lalu dimana Roo Na dan In Soo?" tanya Gyeong Min.

"Roo Na bilang dia lelah dan ingin istirahat di kamar. Kalau Na PD-nim tidak ada di kamarnya." jawab Soyoung.

"Roo Bi, kau hampir tidak menyentuh makananmu. Kau baik-baik saja?" tanya Gilja.

"Aku hanya lelah." jawab Roo Na.


"Aku punya feeling kalian berdua sedang bertengkar." ucap Daepung.

"Paman." Jihyeok menyuruh Daepung diam.

"Aku hanya bercanda. Teruskan makanmu. Makanan ini sangat lezat." jawab Daepung.


"Jihyeok-ah, kau makanlah yang baik." ucap Soyoung.

"Kau juga." jawab Jihyeok, lalu meletakkan lauk ke mangkuk Soyoung.

Soyoung langsung senyum-senyum.

Melihat itu, Daepung curiga ada sesuatu diantara mereka. Jihyeok dan Soyoung pun kompak menyangkal.


Chorim membangunkan Dongpal yang tertidur pulas, tapi Dongpal tak mau bangun padahal ia sudah bersiap-siap untuk malam pertama mereka. Chorim pun kesal.

In Soo sendiri menjadikan minuman sebagai pelarian kesedihannya.

Ia minum-minum sambil mengingat kata-kata Roo Bi tadi bahwa dirinya tak berhak melarang Roo Bi berhenti balas dendam.

Ia lalu berniat mengakhiri semua itu. Ia mengaku sudah tak bisa menahan diri lagi.


Roo Na mendekati Gyeong Min yang lagi membaca buku.

Merasa Gyeong Min masih marah padanya, ia pun meminta maaf. Ia mengaku, bahwa dirinya tidak bisa mengontrol diri karena Gyeong Min tidak bisa ia hubungi. Tapi Gyeong Min diam saja.

Roo Na lalu meletakkan kepalanya ke dada Gyeong Min dan berjanji tidak akan begitu lagi.

Lalu, Roo Na menatap Gyeong Min dan bertanya janji apa yang Gyeong Min buat pada Roo Bi.

Belum sempat menjawab, terdengar gedoran di pintu yang disertai dengan suara In Soo.


Roo Na pun berlari membukakan pintu.

"Jeong Roo Na, kita harus bicara." ucap In Soo.

"Kau sudah gila?" tanyanya panik.


Tak lama kemudian, Gyeong Min keluar dan terkejut melihat In Soo yang mabuk berat.

"Kau ke sini mencari Jeong Roo Na?" tanya Gyeong Min.

"Roo Na ada di kamarnya." jawab Roo Na.

"Roo Na adik iparnya Bae Gyeong Min?" tanya In Soo.


Panic, Roo Na pun meyakinkan Gyeong Min kalau In Soo mabuk. Ia juga berniat mengantarkan In Soo ke kamar tapi dilarang Gyeong Min. Gyeong Min bilang, biar ia yang mengantarkan In Soo.

"Na In Soo, kau bisa mengenalku?" tanya Gyeong Min.

"Kau Wakil Presdir Bae Gyeong Min yang membuat dua wanita terobsesi padamu."

In Soo lantas berniat menceritakan sesuatu yang ia sebut menarik pada Gyeong Min.


Roo Na pun berusaha menghentikan In Soo tapi Gyeong Min menyuruh In Soo bicara.

"Pada suatu hari di Chunceon, hiduplah seorang wanita yang sangat baik beserta adiknya yang nakal." ucap In Soo sambil menatap kesal Roo Na.

"Berhentilah bicara omong kosong." jawab Roo Na.

"Omong kosong? Roo Na-ya, aku benar-benar sadar. Jeong Roo Na, kau dan aku..." In Soo pun jatuh terduduk.


Roo Na lantas menyuruh Gyeong Min mengambil air.

Setelah Gyeong Min pergi, In Soo mengaku pada Roo Na bahwa ia sudah tidak bisa menahannya lagi dan meminta Roo Na mengakhiri semuanya.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun merebutnya dariku. Tidak akan!" tegas Roo Na.


"Kau gila, Roo Na-ya." ucap In Soo, sebelum akhirnya hilang kesadaran.

"Kau baru menyadari bahwa aku gila, Na In Soo? Bagaimana aku bisa bertahan dengan pikiran yang sehat? Jadi tolong jangan mengetesku, karena aku tidak ingin melukaimu. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan untukmu, jadi kumohon. Jebal." ucap Roo Na.


Dan Roo Na pun langsung berhenti bicara dan menghapus tangisnya begitu melihat Gyeong Min sudah berdiri di depannya.

"Apa yang kau bicarakan?" tanya Gyeong Min.

"Aku tidak mengatakan apa-apa. Kenapa dia bisa begitu mabuk?" jawab Roo Na, lalu masuk ke kamarnya.


Roo Bi sendiri sedang menatap keluar jendela.


Hingga akhirnya suara sang ibu menyadarkannya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Gilja.

"Aniyo, Eomma." jawab Roo Bi.

"Kau bertengkar dengan kakakmu?" tanya Gilja.

"Wae, Eomma?" tanya Roo Bi.

"Kalian terlihat seperti sedang bertengkar." jawab Gilja. Roo Bi pun bergegas menyangkal.


Gilja lalu mendekati Roo Bi. Ia mengelus wajah Roo Bi dan meminta Roo Bi memaklumi Roo Na.

"Waktu kalian kecil, dia sangat memanjakanmu dan memaklumimu. Sekarang kalian sudah dewasa jadi tolong lah mengerti dia." pinta Gilja.

"Bagaimana aku bisa memaklumi dia? Eomma, kenapa kau tidak mengenaliku? Bahkan meski wajahku berubah, kau harusnya mengenaliku." batin Roo Bi.

Matanya mulai berkaca-kaca.

"Kalau kalian bertengkar, itu mematahkan hatiku jadi biarkan dia demi ibu." pinta Gilja.

"Aku tidak bisa. Mianhae, Eomma." batin Roo Bi.


Bersambung.........

0 Comments:

Post a Comment