Ruby Ring Ep 88 Part 2

Sebelumnya...


Part kedua ini diawali dengan adegan Gyeong Min yang menonton berita Roo Na yang gagal menjadi caleg dari Partai Yeomin karena video itu.

Gyeong Min terkejut. Ia mematikan TV nya, lalu menghubungi Roo Na, tapi tidak dijawab.


In Soo menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Se Ra. Se Ra sontak kaget dan bertanya alasan In Soo mengundurkan diri. In Soo hanya bilang, bahwa dia ingin menenangkan diri dan akan tetap bekerja seperti biasa sampai Se Ra menemukan penggantinya.

"Lalu apa rencanamu?" tanya Se Ra.

"Aku mungkin akan pindah keluar negeri. Aku akan memberitahumu setelah aku sampai di sana." jawab In Soo.

Se Ra pun tak bisa apa-apa lagi untuk menahan In Soo.


Hyeryeon dan Seokho terkejut membaca berita Roo Na melalui ponsel mereka.

Tak lama kemudian, In Soo datang. Seokho pun memberitahu soal Roo Na yang batal jadi caleg pada In Soo. In Soo terkejut.

Jin Hee dan Roo Bi datang. Seokho memberitahu Jin Hee apa yang terjadi pada Roo Na.

Roo Bi dan In Soo pun saling berpandangan.


In Soo dan Roo Bi berjalan di lorong kantor. In Soo mengaku, sudah mulai merindukan tempat kerja mereka.

Roo Bi pun berkata bahwa ia butuh waktu, tapi In Soo sudah menyerahkan surat pengunduran diri.

"Aku hanya takut kalau aku berubah pikiran nanti." ucap In Soo.


Mereka lalu berhenti berjalan dan saling bertatapan.

"Kau akan ikut denganku, kan?" tanya In Soo, tapi Roo Bi diam saja.

"Aku tidak akan memaksamu. Aku akan menunggu. Katakan padaku jika kau sudah siap." jawab In Soo.

Tak lama kemudian, Roo Na datang dan memuji mereka sebagai pasangan yang sempurna.

Malas meladeni Roo Na, Roo Bi mengajak In Soo pergi tapi Roo Na mengajak Roo Bi bicara.


Mereka bicara di atap. Roo Na menyalahkan Roo Bi sebagai penyebab gagalnya ia menjadi caleg.

Tapi Roo Bi? Ya, dia memberikan ucapan selamat pada Roo Na.

"Chukkae?" tanya Roo Na kaget.

"Aku sudah melakukan apapun yang kau minta. Apalagi yang kau permasalahkan? Berbohong mungkin mudah bagimu, tapi tidak bagiku. Rasanya seperti aku ingin bunuh diri. Tapi aku tetap berbohong demi dirimu. Lalu kenapa kau histeris?"

"Kau menghancurkan semuanya. Apa kau sedang mempermainkanku? Pemilihanku gagal! Jika kau tidak mengunggah video itu, hal ini tidak akan terjadi!"

"Benar, aku mempermainkanmu. Aku berbohong dan mengatakan video itu palsu. Jadi haruskah kuluruskan sekarang? Mungkin aku harus mengatakan video itu asli. Haruskah aku menggelar konferensi pers lagi?"


Kesal, Roo Na pun mencengkram Roo Bi dan Roo Bi juga balas mencengkram Roo Na.

"Berhati-hatilah. Mungkin seseorang sedang merekammu sekarang. Dipaksa mundur? Harusnya kau bersyukur. Kau mungkin akan sengsara jika suaramu kalah."

"Diamlah. Jaga mulutmu."

"Kau tidak punya kualifikasi sejak awal. Karena kau bukan Jeong Roo Bi. Kau palsu."

"Apa kau tidak lelah terus merengek seperti anak kecil yang es krimnya jatuh? Dengarkan baik-baik. Ibu sudah tahu semuanya tapi dia memilih membelaku. Kau pikir Gyeong Min akan membelamu?"

"Tentu saja ibu memperhatikanmu. Aku sudah cukup diperhatikan."

"Apa maksudmu? Kau akan pergi?"

Roo Bi diam saja.


"Benar, kan? Kau akan pergi? Itu bagus. Kau mau sekolah lagi? Pekerjaan? Aku akan bicara pada Gyeong Min dan kami akan membiayaimu."

"Kau senang?" tanya Roo Bi.

Roo Na terdiam mendengarnya.

"Benar, aku akan pergi. Aku pergi bukan karenamu tapi karena ibu, ibu yang mencintaimu." jawab Roo Bi, lalu beranjak pergi.


"Ibu yang mencintaiku? Dia mencintaimu. Putri adopsi tidak bisa dibandingkan dengan putri kandung. Tapi apa maksudnya dia bilang pergi demi ibu?"


Tuan Bae makan siang dengan Dokter Jung dan seorang temannya yang lain.

Dokter Jung menanyakan kabar Roo Na.

"Siapa yang menyangka dia bisa selamat dari kecelakaan itu dan akan menduduki kursi pemerintahan sekarang."

Teman mereka pun beranjak pergi untuk menjawab telepon.


"Apakah dia sudah memberimu cucu?"

"Dia mengalami keguguran." jawab Tuan Bae.

"Keguguran sekali membuatnya sulit untuk pulih. Seandainya saja dia bisa memiliki bayinya."

"Apa maksudmu?" tanya Tuan Bae kaget.

"Aku pikir kau tahu. Dia hamil sebelum kecelakaan dan kecelakaan itu merenggut bayinya." jawab Dokter Kim.

Sontak Tuan Bae kaget mendengarnya.


Setelah itu, Tuan Bae langsung ke ruangan Gyeong Min.

"Ayah, kau sudah dengar Roo Bi tidak jadi ikut pemilihan?"

"Dia memang seharusnya tidak ikut. Ayah tadi makan siang dengan Dokter Jung, dokter yang menangani Roo Bi di Chuncheon. Dia bilang, Roo Bi akan sulit memiliki anak setelah keguguran."

"Aku tahu ayah cemas tapi kami masih muda dan dia hanya sekali keguguran."

"Apa kau tahu dia pernah hamil sebelum kalian menikah?"

"Tidak ayah."

"Mungkin kau tidak tahu."

"Kenapa ayah menanyakan itu?"


Tuan Bae langsung meninggalkan kantor. Ia mengajak supirnya ke Chuncheon.


Chorim, Dongpal dan Gilja pulang ke rumah. Mereka terkejut melihat Roo Bi yang sudah berada di rumah.

Roo Bi lantas mengaku, ada yang mau ia bicarakan.

Mereka terkejut saat Roo Bi bilang ingin pindah keluar negeri. Roo Bi mengaku, itu keputusannya sendiri.

Chorim tidak setuju dengan keputusan Roo Bi.

"Kenapa kau tidak pergi sejak dulu saat Roo Bi mengatakan akan membiayaimu? Kalau kau pergi sekarang, ibumu bisa depresi. Kau mau meninggalkan ibumu sendirian?" omel Chorim.

Roo Bi pun menatap sang ibu.


Di kamarnya, Gilja memikirkan keputusan Roo Bi.

"Mungkin inilah yang terbaik. Jika Roo Bi pindah keluar negeri, rahasia itu akan terkubur dan Roo Na akan hidup bahagia." ucap Gilja.

Tak lama kemudian, Gilja kembali menangis. Ia menyalahkan dirinya dan merasa dirinya tidak pantas disebut ibu.


Bersambung.........

Epi selanjutnya, Tuan Bae meninggal. Jantungnya kumat setelah mengetahui wanita yang dinikahi anaknya bukanlah Roo Bi, tapi Roo Na.

0 Comments:

Post a Comment