Love Rain Ep 7

Sebelumnya...

Joon menarik Ha Na keluar dengan kasar. Ha Na menjerit sakit karena tangannya kelewat kuat dicengkeram Joon. Di belakang mereka, Jo Soo dan In Sung memperhatikan mereka dengan penuh tanda tanya. Joon tanya apa yang Ha Na lakukan di sana. Ha Na menatap sebal Joon. Joon tertawa sendiri. Ia pikir Ha Na datang untuk mencarinya. Ia mengingatkan Ha Na soal kata2 Ha Na semalam, kalau Ha Na tidak mau melihatnya lebih dari satu detik. Ha Na kesal Joon berpikir seperti itu. Ia lalu menunjukkan flyer bergambar dirinya pada Joon. Joon mengambil flyer itu dan kaget melihatnya. Ia merasa tidak pernah mencetak flyer itu. Ha Na tidak percaya pada Joon. Joon pun berteriak memanggil Jo Soo. Jo Soo tanya dari mana Ha Na mendapatkan flyer itu.


Ha Na duduk sendirian sambil merapikan flyernya yang tadi diremas2 Joon. Ia bersumpah tidak akan membiarkan Joon lolos kali ini. Sementara itu Jo Soo sedang berbicara dengan klien lewat telepon dan Joon dicecar berbagai pertanyaan oleh Lee Sun Ho. Laki2 yang tidur di sofa tadi adalah Sun Ho. Dia adalah putra Lee Dong Wook. In Sung duduk disamping Sun Ho.


“Siapa dia?” tanya Sun Ho.

“Jangan2 kau menggunakan fotonya tanpa izin.” Ucap In Sung.

Joon menatap In Sung, “Aku tidak pernah melakukannya!”

“Aku tahu, tapi kenapa kau bisa memiliki fotonya?” tanya Sun Ho.


“Dia tidak terlihat seperti model.” Ucap In Sung.

“Tentu saja. Apa dia terlihat seperti seorang model menurutmu?” tanya Joon.

“Lalu kenapa fotonya ada padamu?” tanya Sun Ho.

Joon balik bertanya, “Apa?”

“Biasanya kau hanya mengambil foto seorang model.” Ucap Sun Ho lagi.


Joon gelagapan. Ia gak tahu harus berkata apa. Jo Soo datang menghadap Joon.

“Apa yang terjadi?” tanya Joon.

“Klien kita yang melakukannya. Dia menyukai foto Ha Na.” Jawab Jo Soo.

“Lalu?” tanya Joon.

“Mereka bilang kalau foto itu ada pada video yang kita kirimkan. Mereka tidak mau bertanggung jawab.” Jawab Jo Soo.

Joon bangkit dari duduknya dan marah2, “Mana boleh seperti itu!”

“Tapi flyer itu sudah terlanjur beredar. Kita tidak mungkin menariknya.” Jawab Jo Soo.

“Ah, sial! Tapi bukannya aku sudah menyuruhmu menghapus fotonya?” tanya Joon.

“Aku tidak menghapusnya. Biasanya kau hanya mengambil foto seorang model, tapi kau mengambil fotonya, jadi kupikir itu lucu.” Jawab Jo Soo.


Joon mendengus kesal. Ia lalu melirik Sun Ho yang memasang tampang ingin tahu.

“Ini tidak seperti yang kau pikirkan.” Ucap Joon.

“Dia bertemu gadis itu di Jepang. Gadis itu menolaknya.” Jawab Jo Soo.

Joon panik. Dia langsung menutup mulut Jo Soo, tapi Sun Ho terlanjur mendengar. Ia penasaran dengan cerita selanjutnya. “Aku bertemu dengannya di Jepang. Aku sudah menolaknya tapi dia terus mengikutiku sampai ke sini.” Jawab Joon. Jo Soo ketawa mendengar penjelasan Joon. “Aku lelah. Lantai bawah juga belum dibersihkan.” Ucap Joon pamit, lalu beranjak pergi.


Joon masuk ke studionya dan bertemu Ha Na.

“Apa yang terjadi?” tanya Ha Na.

“Oh, klienku yang mencetak flyer itu tanpa bicara padaku terlebih dahulu.” Jawab Joon.

“Apa?!” tanya Ha Na lagi, gak puas dengan jawaban Joon.

“Aku juga korban dalam masalah ini. Mereka yang sudah melihat flyer itu, tahu kalau aku yang mengambil gambarnya. Meskipun itu hanya sebuah flyer, tapi bagaimana perasaanku bilang barang tidak berharga seperti itu bertebaran dimana2 dengan namaku tertulis di sana!”

“Kau bilang barang tidak berharga? Lalu kenapa kau memotretku?”

“Siapa juga yang memotretmu. Aku memotret pemandangan yang ada di belakangmu!”

“Jelas2 kau yang salah!”

“Begini, jika aku memotret Jembatan Madison dan aku memotret seekor bebek, apa aku harus minta izin dulu pada bebek itu?”

“Lakukan sesuatu.”

“Apa?”

“Tarik flyer2 itu!”

“Kau yang seharusnya melakukannya jika mau menarik flyer2 itu.”

“Dasar menyebalkan! Seharusnya kau minta maaf padaku!”

“Aku kan sudah bilang tidak akan meminta maaf.”

“Bagaimana kalau ada yang melihat fotoku di sana.”

“Siapa yang mau melihatmu?”

Ha Na tidak menjawab. Joon pun langsung membayangkan Tae Sung.

“Apa kau tidak berpikir kalau ini lucu. Kau bilang tidak mau melihatku lagi. Apa tidak2 apa kau bicara denganku sekarang? Pertemuan kita sudah lebih dari satu detik. Ah, aku tidak tahu kalau kau tidak bisa memegang kata2mu. Apa kau tidak bisa menghargai dirimu sendiri. Atau... Kau mau uang?”

Ha Na kesal mendengar kata2 Joon. Ia pun langsung pergi.


Sun Ho, Jo Soo dan In Sung mendengar pembicaraan Ha Na dan Joon. Sun Ho mau masuk, tapi di tahan In Sung. “Sepertinya mereka sedang bertengkar. Kita harus memisahkan mereka.” Ucap Sun Ho lalu masuk ke dalam.  Disaat yang bersamaan, Ha Na membuka pintu. Hampir saja mereka bertabrakan. Sun Ho tanya apa Ha Na baik2 saja. Ha Na tidak menjawab pertanyaan Sun Ho. Ia beranjak pergi.


Di studio, Joon menyesal sudah bertindak kasar pada Ha Na.

Jo Soo mengomel, “Semua ini salah Joon. Seharusnya dia tidak mempersulit gadis itu.”

“Kalau dia dituntut, dia pasti menyadari kesalahannya.” Ucap In Sung.

“Apa?” tanya Jo Soo.

“Sudah waktunya dia dituntut.” Jawab In Sung lagi.


Saat Jo Soo mau membantah, Joon keluar dari studio. Melihat Joon, In Sung lalu pergi. Joon mau pergi, tapi langkahnya dihentikan Sun Ho. "Kau yakin semua baik2 saja?" tanya Sun Ho. Joon gak mengerti maksud Sun Ho. "Dia menangis kan?" tanya Sun Ho. "Lalu kenapa aku harus peduli padanya?" jawab Joon, lalu pergi. Jo Soo mengejar Joon. Sun Ho bicara sendiri, "Dia menangis. Itu membuatku sedih."

"Tidak. Hatimu selalu lemah melihat wanita diperlakukan kasar." ucap In Sung.

"Apa maksudmu?" tanya Sun Ho.

"Apa kau lupa, 3 bulan lalu kau ditampar seorang wanita saat meminjamkan uang padanya." jawab In Sung.

Sun Ho salting. Ia pun beranjak pergi dengan alasan ada pasien. Sun Ho menemui pasiennya. Di mejanya tertulis plang, Lee Sun Ho. Dokter keluarga. Sun Ho tanya kenapa pasiennya tidak datang minggu lalu. Pasien Sun Ho bilang tidak punya waktu karena Sun Ho memeriksanya selama 30 menit.

"Jangan khawatirkan waktumu. Ah, bagaimana kalau kita makan siang bersama? Biar aku bisa memeriksa kemampuanmu minum." ajak Sun Ho.


Yoon Hee sedang menulis di buku diary-nya, sama seperti waktu dia masih muda dulu. Rekan kerja Yoon Hee datang, memberitahu Yoon Hee kalau ada tanaman yang harus diperiksa.

Ha Na menyetir mobil sambil mengomel. Dia kesal dengan perangai Joon.


Joon menemui kliennya, dan meletakkan flyer bergambar Ha Na di meja dengan kasar. Tapi kliennya sama sekali gak merasa bersalah. Dia pikir Joon setuju sama tindakannya dan meminta nomor telepon Ha Na. Joon memberitahu kliennya kalau Ha Na keberatan wajahnya dicetak di flyer tanpa seizinnya. Ia tanya bagaimana perasaan kliennya jika wajahnya tersebar di jalan2. Jo Soo takjub melihat Joon membela Ha Na.

"Jadi apa aku harus meminta maaf padanya?" tanya klien Joon.

"Cepat minta maaf! Dan tarik flyer2 itu!" perintah Joon.


Akan tetapi klien Joon keberatan kalau harus menarik flyer2 itu. Ia mau menjadikan Ha Na sbg modelnya dan mengajak Joon bekerja sama. Joon hanya bisa mendengus kesal mendengar kata2 kliennya. Dalam perjalanan pulang, Jo Soo tanya apa Joon serius mau mengajak Ha Na bekerja sama. Joon memelototi Jo Soo. Jo Soo menelan ludahnya dan mengganti topik pembicaraan. Ia bilang takjub melihat Joon membela Ha Na. Joon bilang kalau dia tidak membela Ha Na sama sekali. Jo Soo lagi2 mengganti topik bicara dgn mengajak Joon kerja sama dgn ayahnya membuat potret untuk paspor. Joon semakin menggalaki Jo Soo.


Ha Na pulang ke perkebunan ibunya. Begitu turun dari mobil pick up-nya, ia langsung melambai2kan tangannya dan memanggil Yoon Hee, Ibu! Yoon Hee yang sedang merawat tanaman tersenyum dan membalas lambaian Ha Na.


Sore harinya, Tae Sung main2 ke rumah Ha Na. Ia membawakan kue kesukaan Yoon Hee. Ha Na menengadahkan tangannya, meminta oleh2 dari Tae Sung. Tae Sung bilang kalau oleh2 untuk Ha Na adalah dirinya. Ha Na tersenyum malu2 pada Tae Sung. Hana, Yoon Hee dan Tae Sung makan bersama. Saat Yoon Hee sedang mencuci piring, Ha Na menyuruh Tae Sung bicara pada ibunya.


"Bibi, soal Ha Na yang akan kuliah di Seoul. Aku takut kalau Ha Na tinggal sendirian." ucap Tae Sung.

Yoon Hee duduk disamping Ha Na. "Ha Na, apa kau menyuruh Tae Sung membujukku?"

Tapi keputusan Yoon Hee tetap sama. Ha Na berusaha membujuk sang ibu agar merubah keputusannya. Ia bilang masih mau sama2 dgn ibunya. Tapi keputusan Yoon Hee tetap sama. Saat Tae Sung tak ada di dekat mereka, Yoon Hee menggoda Ha Na dgn bilang alasan Ha Na tak mau sekolah di Seoul karena Tae Sung. Ha Na merasa malu dan mengelak. Yoon Hee tersenyum melihat tingkah Ha Na.


Tae Sung sedang melihat2 album foto, tanya apa Yoon Hee akan pergi ke Univ. Hangook. Yoon Hee kaget Tae Sung tahu kampusnya dulu. Yoon Hee langsung mengambil album itu dari Tae Sung dan memberitahu Yoon Hee kalau dia yg memberi tahu Tae Sung bahwa Yoon Hee dan Tae Sung kuliah di kampus yang sama. Yoon Hee tersenyum dan bilang ia pernah kuliah di sana selama 2 tahun, tapi akhirnya pindah ke Amerika.


Ha Na mengantar Tae Sung keluar.

"Aku pergi ke Jepang untuk menemui cinta pertama ibuku. Dulu mereka kuliah di kampus yang sama." ucap Ha Na.

"Darimana kau mengetahuinya?" tanya Tae Sung.

"Ini rahasia. Ibuku bahkan tidak sadar kalau aku sudah mengetahuinya. Aku diam2 membaca buku hariannya." jawab Ha Na.

"Aku janji akan menjaga rahasiamu." ucap Tae Sung sambil mengusap2 kepala Ha Na.

"Sekarang masuklah." suruh Tae Sung.

"Aku mau mengantarmu dulu." jawab Ha Na.

"Menyenangkan sekali. Aku selalu ingin punya adik perempuan sepertimu." ucap Tae Sung.


Ha Na kecewa mendengar kata2 Tae Sung, tapi dia berusaha bersikap biasa aja. Mereka lalu berjalan lagi. Dari dalam rumah, Yoon Hee mengintip Ha Na-Tae Sung. Dia tersenyum melihat kedekatan Ha Na-Tae Sung. Ia lalu mengambil lagu lawas dan mencuci piring diiringi lagu itu. Selesai cuci piring, Yoon Hee duduk minum teh sambil melamun.


In Ha menunggu Hye Jung di depan bandara. Gak lama, Hye Jung datang. Ia suruh In Ha masuk ke mobil. In Ha bilang kalau dia yang akan menyetir. Dalam perjalanan, Hye Jung tanya apa In Ha sudah melihat hasil jepretan Joon. Hye Jung saat itu sedang melihat2 majalah yang ada wajah Joon di sana. In Ha bilang kalau hasil jepretan Joon sangat bagus.

"Dia masih suka bermain2." ucap Hye Jung.

"Biarkan dia melakukan apapun yang disukainya." jawab In Ha.

"Dia sangat mirip denganmu. Suka melakukan apapun yang disukai." ucap Hye Jung.

In Ha diam saja. Hye Jung bicara lagi, "Baiklah, aku gak akan mengatakan tentang itu. Joon sangat membenciku. Saking bencinya dia mau keluar dari rumah. Ayo kita makan malam bersama. Kau bujuklah dia untuk mengurungkan niatnya. Dia pasti mendengarkanmu."

In Ha diam saja. Hye Jung bicara lagi, "Kau tidak mendengarku? Apa kau tahu, sejak tadi kau tidak pernah melihatku."

"Sepertinya kau lelah." ucap In Ha.

"Aku baik2 saja. Aku lelah karena pekerjaanku. Aku tidak banyak minum akhir2 ini." jawab Hye Jung.

"Ku dengar kau berkencan dgn seseorang. Apa kau tidak berencana menikah?" tanya In Ha.

"Cukup sekali. Kau sendiri apa tidak pernah berkencan dgn seseorang?" tanya Hye Jung.

"Kau tahu kan aku suka menyendiri." jawab In Ha.

"Ya aku tahu, cepatlah menyetir. Chang Mo pasti sedang menunggu kita." ucap Hye Jung.


Reuni diadakan di Cafe C’est La Vie. Dong Wook memuji Chang Mo yang sudah bekerja keras. In Ha dan Hye Jung datang. Mereka saling menyapa satu sama lain. Dong Wook menggoda Chang Mo yang masih jomblo. Hye Jung melihat foto2 mereka saat masih muda dulu, yg tertempel di dinding. Ia tak sangka foto2 mereka bisa ada di sana. Ia bilang saat itu In Ha masih suka tersenyum. Chang Mo bilang kalau In Ha memang jarang tersenyum. In Ha hanya tersenyum kecil memandangi fotonya saat masih muda dulu. Chang Mo tanya soal Sun Ho yg buka praktek di dekat  Cafe C’est La Vie. Dong Wook mengomel karena Sun Ho yang sudah susah2 disekolahkan tinggi2, malah memilih buka kafe. In Ha bilang kalau buka kafe juga ide yang bagus. Hye Jung bilang kalau anak2 selalu seperti itu. Chang Mo bilang itulah alasannya dia tidak menikah sampe sekarang.


In Ha cs menyanyi di panggung. Hye Jung melihat penampilan mereka sambil mengingat2 masa lalu.


Joon dan teman2nya sedang ada di bar.

"Fotomu ada di mana2. Ini era Seo Joon sekarang." ucap teman laki2 Joon.

"Aku tidak pernah melihat fotografer terbaik seperti dirimu. Kau benar2 mempesona." rayu teman wanita Joon.

Joon sama sekali tak tertarik dengan rayuan wanita itu. Ia bahkan menepis tangan wanita itu. Teman Joon merasa aneh dengan kelakuan Joon. Saat mereka bertanya apa yang terjadi, Joon menyuruh mereka diam. Joon lalu mengajak teman2nya bersulang tapi dia tidak meminum minumannya sama sekali. Dia tampak sedang memikirkan sesuatu.

Dong Wook dan In Ha masih menyanyi di panggung. Chang Mo mendekati Hye Jung yg senyum2 melihat penampilan In Ha.

"Tatapanmu ke In Ha masih sama seperti dulu. Lalu kenapa kalian memilih bercerai?" tanya Chang Mo.

"Jangan bicarakan masa lalu. Oya, bukankah kau mau mengatakan sesuatu pada kami? Apa itu?" tanya Hye Jung.


Chang Mo terlihat2 ragu. Ia menoleh ke In Ha.

"Apa soal itu?" tanya Hye Jung lagi.

"Aku bingung apa harus memberitahu In Ha lebih dulu atau memberitahu kalian secara bersamaan." jawab Chang Mo.

"Beritahu aku dulu." pinta Hye Jung.

"Baiklah, mungkin aku harus memberitahumu dulu." jawab Hye Jung.

"Tentang apa?" tanya Hye Jung.

"Ketika aku mengecek nama alumni untuk pesta pembukaan, kau tahu nama siapa yang aku temui?" jawab Chang Mo.

"Siapa?" tanya Hye Jung.

"Yoon Hee." jawab Chang Mo.

Hye Jung kaget. "Kim Yoon Hee." ulang Chang Mo. "Aku tahu kita semua mengira kalau dia sudah meninggal di Amerika, tapi dia masih hidup. Dia juga ada di Korea."


Hye Jung kaget. Saking kagetnya, tangannya sampe gemetaran dan botol minuman yg dipegangnya pecah. Semua kaget termasuk In Ha dan Dong Wook. In Ha dan Dong Wook mau mendekati Hye Jung, tapi Hye Jung melarang. Dia mengaku baik2 saja. Dong Wook dan In Ha terus bernyanyi. Chang Mo bilang mau memberitahu In Ha, tapi Hye Jung melarang. Chang Mo bilang cepat atau lambat In Ha pasti tahu soal ini. Hye Jung minta Chang Mo jangan memberitahu In Ha. Chang Mo pun menurut.


Joon masih tampak berpikir. Sementara semua temannya sudah turun dan menari. Ia bergumam2 sendiri, "Ini tidak mungkin. Tidak mungkin." Seorang wanita mendekati Joon dan bertanya tipe wanita yang disukai Joon. "Apa kau suka Operalia? Kau harus bisa mengimbangiku dalam hal mode, seni dan musik. Kau juga harus tahu kalau kita tidak akan serius." jawab Joon. Tiba2, Joon terbayang2 wajah Ha Na. Dia jadi kesal dan beranjak pergi.


Saat akan keluar dari diskotik, ponsel Joon berbunyi. Telepon dari Jo Soo. Jo Soo memberi tahu kalau klien mereka berubah pikiran. Joon senang karena kliennya sadar bahwa menggunakan Ha Na sbg model iklan adalah ide yang buruk. Tapi wajahnya berubah kesal saat Jo Soo bilang kalau klien mereka tidak mau menggunakan jasa Joon sbg fotografer lagi. Dia makin kesal saat Jo Soo memberitahunya kalau Oh Joon Suk yg akan menggantikannya. Joon Suk adalah rival Joon. Jo Soo juga bilang kalau Joon Suk tertarik pada Ha Na dan meminta nomor telepon Ha Na padanya. Joon melarang Jo Soo memberi telepon Ha Na karena ia yakin Joon Suk hanya akan mainin Ha Na.


Ha Na sedang merapikan tanaman di perkebunan. Tiba2, ia tersenyum melihat Tae Sung berdiri di balkon. Ha Na pun mau memanggil Tae Sung, tapi gak jadi. Ia pun akhirnya memutuskan memotret Tae Sung dgn kamera ponselnya. Saat lagi membidikkan kameranya ke arah Tae Sung, teman wanita Tae Sung datang menghampiri Tae Sung. Mereka pun pergi bersama. Hal itu membuat Ha Na kecewa.

Sementara itu, Joon lagi menyetir sambil memikirkan sesuatu.


Ha Na dan Tae Sung merawat tanaman bersama. Ha Na mengambil posisi di sebelah Tae Sung. Atasan Ha Na tanya apa mereka pacaran. Mereka sama2 terkejut. Atasan Ha Na bilang kalau Ha Na-Tae Sung selalu terlihat bersama. Ha Na-Tae Sung merasa malu. Ha Na pun membantah semua itu dgn bilang kalau Tae Sung bukan tipenya. Atasan Ha Na tak menanyakan apa2 lagi dan beranjak pergi. Ha Na memanggil atasannya dan menegaskan sekali lagi kalau dia dan Tae Sung tidak pacaran. Pekerja lain mendengarnya, bilang kalau Tae Sung dan Ha Na tidak mungkin pacaran karena Tae Sung udah punya pacar.


Tae Sung mengajak Ha Na makan siang.

"Atasan kita lucu ya?" ucap Ha Na menutupi rasa gugupnya.

"Apa benar kau bukan tipeku?" tanya Tae Sung.

"Kau bukan tipeku." jawab Ha Na.


Tae Sung kaget dengan jawabannya. Ha Na yang menyadari kesalahannya mau menjelaskannya, namun ia merogoh2 kantongnya dan sadar kalau ponselnya jatuh. Ha Na pun kembali ke green house. Saat mengambil ponselnya, ia mendengar pekerja lain sedang membicakan Tae Sung yang sudah memiliki pacar. Tae Sung sering mengunjungi pacarnya sebelum pindah ke Jepang. Pacar Tae Sung pernah datang bulan lalu saat Ha Na pergi ke Seoul.

Ha Na yang kaget tak sadar ada Tae Sung di belakangnya. Ia beranjak pergi dan kaget melihat Tae Sung. Ia pun beralasan kalau ibunya menyuruhnya membeli sesuatu. Pekerja2 yang tadi membicarakan pacar Tae Sung kaget melihat Ha Na. Mereka pikir Ha Na sudah pergi. Tae Sung sendiri juga bingung harus mengatakan apa. Dia pun akhirnya pergi menyusul Ha Na.


Ha Na berjalan2 di jembatan. Ia sedih teringat perkataan pekerja2 itu kalau Tae Sung sudah punya pacar. Ia juga ingat wanita yang tadi mendatangi Tae Sung. Air matanya mau keluar. Joon memanggil Ha Na dari belakang. Ha Na menoleh dan kaget melihat Joon. Joon tanya apa Ha Na sedang menangis. Ha Na diam saja karena dia masih kaget karena ada Joon di sana.

"Ini aneh sekali. Aku bisa langsung bertemu denganmu saat aku ke sini. Apa kita ditakdirkan untuk bersama?" tany Joon dengan pedenya.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Ha Na.


Tae Sung masih mencari2 Ha Na. Tapi dia tak menemukan Ha Na.

"Itu salahmu. Kau harus kembali dan berjuang lebih keras." ucap Joon.

Ha Na diam saja.

"Kau harus kembali dan berjuang keras. Apa kau akan diam saja jika ada orang yang menginjak2mu!"

Ha Na masih diam saja.

"Itulah kenapa orang menyebutmu gampangan."

"Lagi2 kau menyebutku gampangan. Siapa yang gampangan! Kenapa kau melakukan ini padaku? Memangnya siapa kau!"

Ha Na mulai menangis.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Joon bingung.

"Apa kau mencariku? Aku tahu kau bukan tipe orang yang rela datang jauh2 ke suatu tempat jika tidak mengharapkan sesuatu. Baiklah aku memang idiot! Aku mudah diganggu! Aku mudah tertipu! Aku akan mempercayai semuanya, jadi sekarang katakan apa maumu!"

"Aku minta maaf."

"Apa?"

"Aku minta maaf karena melihat salju itu denganmu. Aku minta maaf karena sudah mengata2imu. Aku minta maaf untuk flyer2 itu. Kau puas!"

Tangis Ha Na malah semakin kencang.

"Aku minta maaf. Kenapa kau menangis?"

"Aku menangis karena aku bahagia."


Joon mengajak Ha Na duduk. Ia memberikan sapu tangannya pada Ha Na. Setelah tangisan Ha Na reda, ia tanya apa yang terjadi. Ha Na tidak menjawab, tapi mengucapkan terima kasih karena Joon sudah meminta maaf. Ia pun tanya kenapa Joon minta maaf padahal Joon pernah bilang tidak akan mengucapkan kata maaf. Joon gelagapan lalu menjawab siapa yang tidak pernah minta maaf dalam hidupnya. Ha Na tidak membahas hal itu lagi. Ia tanya kenapa Joon mencarinya. Joon minta Ha Na melupakannya. Tapi Ha Na memaksa Joon mengatakannya. Joon tetap tidak mau. Ha Na pun akhirnya beranjak pergi tapi Joon menahannya.

"Apa kau mau jadi modelku?" tanya Joon.

Ha Na kaget dan balik bertanya, "Aku?"

"Jangan salah paham. Klienku yang menginginkannya. Setelah melihat flyer2 mu, dia menginginkanmu jadi modelnya. Jadi aku datang ke sini untuk memintamu jadi modelku? Kalau kau tidak mau, maka aku akan kehilangan kontrakku. Aku sudah melukai harga diriku dengan datang ke sini tapi ini lebih baik daripada kontrakku diserahkan pada org lain. Jadi aku datang ke sini. Jawab dalam waktu 3 detik. Satu... dua..."


Saat Ha Na mau menjawab, Tae Sung datang. Ia memegang tangan Ha Na dan mengajak Ha Na pergi.

"Tidak ada yang harus kukatakan padamu." ucap Ha Na pada Tae Sung.

Tae Sung tetap mau ajak Ha Na pergi, tapi Joon memegang tangan Ha Na.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Tae Sung.

"Dia sudah bilang kan kalau tidak ada yang mau dia katakan padamu." jawab Joon.

"Tidak ada apa2." ucap Ha Na pada Tae Sung.

"Kalau kau mau pergi dengannya dan meninggalkanku, berarti diantara kita tidak ada hubungan apa2 lagi." ucap Joon pada Ha Na.

"Baiklah. Aku mau menjadi modelmu. Kau datang kemari untuk memintaku. Puas? Jadi kau bisa pergi sekarang. Nanti aku akan menelponmu." jawab Ha Na.

Ha Na melirik Tae Sung dan mengajaknya pergi. Tae Sung menatap tajam Joon, lalu pergi. Joon pun akhirnya tersadar dari kekagetannya, lalu berteriak, Hey! Jangan pernah menelponku! Jangan pernah!


Yoon Hee sedang beristirahat. Ia lalu melihat Joon yang berjalan menuju mobilnya. Yoon Hee terus mengikuti langkah Joon sampai Joon masuk ke mobilnya. Ia pun teringat pada In Ha.

Ha Na berjalan di depan Joon. Ia berhenti dan membalikan badannya.

"Apa benar kau sudah punya pacar?" tanya Ha Na.

“Aku tidak punya pacar. Tapi apa gadis yang sudah dijodohkan denganku sewaktu kecil.” Jawab Tae Sung.


Ha Na kaget tapi dia menutupi kekagetannya dengan tertawa kecil. “Bagaimana aku bisa sebodoh ini. Aku tinggal lama denganmu di Jepang tapi aku tidak menyadarinya.”

Tae Sung mau memegang lengan Ha Na, tapi Ha Na berjalan mundur.

“Jangan bersikap baik padaku. Karena aku bisa membenci sikap baikmu.” Ucap Ha Na. Matanya mulai berkaca2.

“Aku sudah lama menyukaimu.” Ucap Ha Na lagi.

Tae Sung terkejut mendengar pengakuan Ha Na.

"Aku tahu kau hanya menganggapku sebagi teman, tapi aku hana...."


"Bukan begitu..."

"Tidak apa2. Mungkin aku tidak bisa melepaskanmu sekarang, tapi kau tidak perlu cemas. Aku akan baik2 saja. Kita akan baik2 saja."

Ha Na berusaha bersikap ceria, tapi air matanya deras mengalir. Akhirnya ia pun pamit pulang. Tae Sung hanya bisa memandangi kepergian Ha Na.


Joon menyetir dengan marah. Ponselnya tiba2 berbunyi. Ia pun memacu mobilnya setelah mendengar berita yang diterimanya.

Pembantu Hye Jung membukakan pintu untuk In Ha.


In Ha tanya dimana Hye Jung, tapi belum sempat pembantu Hye Jung menjawab, Hye Jung muncul dalam keadaan mabuk. In Ha tanya sejak kapan Hye Jung minum2. Pembantu Hye Jung bilang kalau Hye Jung sudah minum2 beberapa hari ini dan hari ini dia minum dari pagi.

“Aku bisa mendengar kalian! Aku minum untuk merayakan sesuatu. Aku baik2 saja. Tidak ada yang salah denganku.” ucap Hye Jung. Tubuhnya oleh. In Ha pun menangkap Hye Jung yang mau jatuh. Hye Jung mendorong In Ha.

“Aku baik2 saja. Jangan ganggu aku. Ah, haruskah aku menelpon Joon. Haruskah aku memberitahunya kalau kau datang? Mana ponselku?” ucap Hye Jung.

“Aku sudah menelponnya tadi.” Ucap pembantu Hye Jung.

Hye Jung jatuh terduduk. In Ha memegangi Hye Jung.


“In Ha, kenapa kau berubah? Kemana In Ha yang lembut dan hangat? Siapa yang merubahmu?” tanya Hye Jung.

In Ha diam saja. Dia lalu membantu Hye Jung berdiri. Joon sampai di rumah ibunya. Dengan terburu2 dia naik ke lantai dua. In Ha sedang menjaga Hye Jung yang dipasangi infus. Joon datang. In Ha bilang kalau Hye Jung baik2 saja. Joon dengan sinisnya menyuruh In Ha pulang. Saat Joon mau pergi, Hye Jung memanggilnya. Hye Jung bangun dari tidurnya dan duduk.


“Joon, aku menyuruhmu datang bukan untuk melihatku diinfus. Ada yang mau kukatakan.” Ucap Hye Jung.

“Apa?” tanya Joon.

Hye Jung tampak tegang, dia lalu bilang, “Ayo kita kembali bersama. Aku sudah memikirkannya selama 10 tahun ini. Aku bisa memahamimu sekarang. Aku tidak akan memintamu berubah menjadi..”

“Bu...” potong Joon.

“Ayo kita kembali seperti dulu lagi.” Pinta Hye Jung.

In Ha diam saja. Joon menunggu jawaban In Ha.

“Maaf.” Ucap In Ha akhirnya.


Hye Jung dan Joon tampak kecewa. Joon langsung pergi meninggalkan mereka. In Ha menyusul Joon. “Ada yang mau kubicarakan.” Ucap In Ha. Joon berbalik. Matanya berkaca2. Ia menatap kesal In Ha. “Sekarang kau mau bicara? Aku juga tidak menyukainya. Tidak!” ucap Joon, lalu masuk ke mobilnya dan pergi. In Ha memandangi kepergiaan Joon dengan sedih. Joon mengendarai mobilnya dengan kencang.


Ha Na sedang menangis mengingat cintanya yang tak berbalas. In Ha berdiri menyender di pintu rumah Hye Jung. Ia sedang memikirkan sesuatu. Yoon Hee sedang memeriksa tanaman dan Joon sedang minum sendirian di apartemennya.


Joon sedang melakukan pemotretan. Ponselnya berbunyi. Jo Soo memberikan ponsel Joon. Telepon dari Ha Na. Joon mematikan ponselnya dan melanjutkan pemotretan. Di mobil, ponsel Joon berbunyi lagi, namun Joon lagi2 mematikannya. Ponsel Joon kembali bunyi saat Joon selesai melakukan meeting. Joon pun kembali mematikan ponselnya dan beranjak pergi. Jo Soo penasaran siapa org yg menelpon Joon.

“Dia mungkin menghamili orang.” Ucap In Sung.

“Ya, aku juga berpikir begitu.” Jawab Jo Soo gak sadar.

Ia lalu melirik In Sung dan meralat ucapannya, “Tidak mungkin!”


Ha Na baru saja bangun. Ia langsung sarapan dengan ibunya. Sang ibu mulai melunak. Ia tidak akan memaksa Ha Na lagi untuk sekolah di Seoul. Ha Na langsung bilang kalau dia mau sekolah di Seoul. Yoon Hee senang dan mau menemani Ha Na ke Seoul untuk mencari tempat tinggal. Yoon Hee bilang kalau dia mendengar Tae Sung yang pergi ke Jeju. Ha Na hanya menjawab singkat, “Aku tahu, oya, Bu. Selesai makan siang aku akan pergi ke suatu tempat.”

Joon lagi istirahat. Jo Soo datang memberitahu tema pemotretan. Joon menyuruh Jo Soo membicarakan hal itu nanti. Jo Soo pun pergi. Ada SMS masuk ke ponsel Joon. Joon baca SMS itu ogah2an. Lalu tiba2 ia memelototi SMS itu dan berkata, “Apa! Datang kemana!”

“Heh! Pindahkan lokasi pemotretan.” Suruh Joon.

“Apa!” tanya Jo Soo kaget.

“Atau batalkan semuanya.” Ucap Joon lagi.

Ha Na masuk ke studio Joon saat Joon lagi melakukan pemotretan. Ia melihat proses pemotretan dan terkejut saat melihat Joon menggoda modelnya. Joon melihat Ha Na, lalu membalikkan badannya. “Heh! Jo Soo. Siapa yang menyuruh orang tidak berkepentingan masuk saat pemotretan?” tanyanya. Jo Soo menoleh ke Ha Na. Ia menyapa Ha Na dgn ramah. Joon menyuruh Jo Soo mengusir Ha Na, tapi Jo Soo gak enak pada Ha Na. Ha Na bilang akan menunggu diluar. Ia tanya berapa lama. Jo Soo bilang kira2 satu jam lagi pemotretan berakhir. Joon menyela kalau mereka akan melakukan pemotretan terus sampai sore. Ha Na melirik kesal Joon.


Ha Na duduk di luar menunggu Joon. Ia bertanya2 sendiri, “Apa dia marah sampai2 tidak menjawab teleponku” dan teringat saat Joon memintanya jadi model. Ia kesal dengan sikap Joon yang cuek padanya, padahal Joon sendiri yg memintanya jadi model. Ia pun mau pergi, tapi gak jadi.


In Ha sedang memberikan kuliah. Dia menunjukkan foto Family by Hugo Asheley. Ia bercerita kalau Hugo menyiapkan lukisan itu saat istrinya lagi mengandung. Namun istri dan anaknya meninggal karena menderita flu spanyol. Tiga hari kemudian, Hugo juga meninggal karena menderita penyakit yg sama. Seorang mahasiswa bertanya apa Hugo menyusul istrinya. In Ha menjawab, “Aku tidak tahu. Seseorang yang bisa hidup dan mati bersama seseorang mungkin sangat bahagia”. In Ha tampak sedih, namun ia buru2 mengakhiri kuliahnya.


In Ha lagi berjalan pulang. Ia terkenang2 dengan masa lalunya. Sampai di gerbang, dia mengeluarkan ponselnya. Joon lagi mengedit foto sendirian saat In Ha menelpon. In Ha menelpon Joon karena mau tahu kabar Joon dan bilang akan pergi ke studio Joon.


Joon mendengus kesal selesai menelpon dgn ayahnya. Jo Soo menemui Joon dan tanya apa dia boleh memanggil Ha Na sekarang. Joon pura2 lupa dan terus mengedit fotonya. Jo Soo menyuruh Joon melupakan foto2 itu sebentar dan membujuk Ha Na untuk jadi modelnya. Joon tetap tau mau memotret Ha Na. Jo Soo bertanya apa Joon pernah mendatangi Ha Na dan membujuk Ha Na menjadi modelnya, lalu Ha Na menolak. Jo Soo berseru senang, “Jadi kau ditolak oleh gadis yg sama sebanyak dua kali?” Joon pun langsung mencekik Jo Soo.


Ha Na berlatih menjadi model. Seorang pelayan dengan sinis memperhatikan kelakuan aneh Ha Na. Ha Na kembali duduk dan melihat bunga lili yang mau tumbuh. Ia mengambil sarung tangannya dan mencabut tanaman liar yg ada di sekitar bunga lili itu. In Sung memperhatikan Ha Na.

“Dia benar2 gadis aneh.” Ucapnya.

Di saat bersamaan, Sun Ho masuk ke kafe. Sun Ho melihat Ha Na dan mau menghampirinya. Namun In Sung menahan Sun Ho. Ia membawa Sun Ho keluar. Joon melihat Ha Na yang sedang merapikan bunga lili itu. Di saat ia jalan keluar, Ha Na ditelpon Yoon Hee. Yoon Hee bilang kalau dia akan ke Seoul dan tanya apa urusan Ha Na sudah selesai. Ha Na bilang kalau dia akan segera ke sana. Joon datang menemui Ha Na.


“Aku datang hanya untuk membantumu. Aku datang agar harga dirimu tidak terluka.” Ucap Ha Na.

“Aku akan mengatakan sesuatu.” Jawab Joon. Tapi belum sempat Joon berbicara, In Sung dan Sun Ho datang. Joon mengajak Ha Na pindah tempat. Pada Sun Ho, In Sung berkata, “Joon pasti menghamili gadis itu.”

In Ha dan Yoon Hee sama2 jalan di zebra cross. Namun mereka berseberangan. Saat In Ha melihat ke arah Yoon Hee, Yoon Hee sedang melihat2 tanaman.

Joon berjalan di depan Ha Na. Ha Na memanggil Joon.

“Apa yang mau kau bilang padaku?” tanya Ha Na.

“Bukankah aku sudah bilang kalau kau tidak memilihku, maka hubungan kita berakhir. Aku tidak sepertimu, aku adalah seseorang yang selalu memegang teguh kata2nya.” Jawab Joon.

“Baiklah, aku paham.” Ucap Ha Na.


Ha Na mau pergi, tapi Joon menahannya. Baru saja Joon mau mengatakan sesuatu, hujan turun. Joon lalu mengajak Ha Na pergi.


In Ha merapatkan jaketnya saat hujan turun dan Yoon Hee membuka payungnya yang berwarna kuning. Keduanya pun sama2 menyeberangi jalan. Ha Na dan Joon berlari2 lalu berteduh di bawah payung gerobak berwarna mereka. Mereka saling menatap dan salting.


In Ha dan Yoon Hee berpapasan! In Ha menoleh ke Yoon Hee, tapi dia gak sadar kalau itu Yoon Hee. Saat sampai di trotoar, In Ha baru sadar kalau itu Yoon Hee. Dia mengikuti langkah Yoon Hee dari trotoar seberang. Dia pun berlari2 mengikuti Yoon Hee, sambil terus memandangi Yoon Hee. Setelah keadaan memungkinkan, In Ha menyeberangi jalan. Kini In Ha ada di hadapan Yoon Hee. Yoon Hee mengangkat kepalanya dan terkejut melihat In Ha.

“Apa itu kau?” tanya In Ha. Matanya mulai berkaca2.


In Ha membuka kacamatanya. Yoon Hee menyadari kalau yang berdiri di hadapannya adalah In Ha. Matanya juga berkaca2.

BERSAMBUNG

Yeay! In Ha-Yoon Hee akhirnya ketemu. Suka backsongnya. Pas In Ha sadar kalau wanita yang berpapasan dengannya adalah Yoon Hee, lagu Love Rain-Jang Geun Suk langsung diputar. Penasaran kuadrat sama kisah In Ha-Yoon Hee selanjutnya. Apakah In Ha akan mendekati Yoon Hee?

0 Comments:

Post a Comment