The Promise Ep 16 Part 2

 

Mal Sook melabrak Man Jung, ia kesal mengetahui Man Jung membeli barang-barang mahal dari hasil keringat Na Yeon.

"Kenapa kau tidak pergi mengurus restoran ayammu? Kenapa kau mengacau di rumahku!"

"Rumahmu? Rumahmu? Na Yeon yang membayar tempat ini! Uri Na Yeon! Dia tidak memakai uangnya sendiri untuk dirinya! Dia menyimpan setiap sen

nya, tapi apa ini? Kau membuatnya memperlakukanmu seperti ibu mertua. Kenapa kau melakukan ini!"

Man Jung pun langsung gugup, ia takut Mal Sook sudah mengetahui hubungan Tae Joon dan Se Jin.


"Aku tidak tahu apa yang sudah kau dengar sehingga kau bersikap seperti ini tapi belum ada yang diputuskan. Bukankah semua pernikahan seperti itu? Kau tidak akan tahu sampai kau berjalan menyusuri lorong."

"Apa maksudmu? Kau mau bilang kita tidak tahu apakah Na Yeon dan Tae Joon akan menikah sampai mereka berjalan ke lorong?" tanya Mal Sook.

"Bukan... maksudku bukan itu." jawab Man Jung gugup.

"Itulah kenapa kau melakukannya? Kau melarang Na Yeon memberitahu Tae Joon tentang Sae Byeol?"

"Benar, aku melakukannya! Aku melarangnya memberitahu Tae Joon karena tidak mau karir Tae Joon hancur! Lalu apa? Semua ibu akan melakukan hal yang sama!"

Mal Sook kesal, apa?

"Apa bagusnya jika Tae Joon tahu tentang Sae Byeol? Jika dia tahu, dia tidak akan melanjutkan sekolahnya dan mungkin akan dipecat! Dia akan menggoreng ayam sekarang jika aku tidak melakukan itu!"

"OH MAN JUNG! Beraninya kau mengatakan itu!"

"Lalu kenapa? Siapa yang menyombongkan diri karena tahu menantunya akan belajar di luar negeri!"


Mal Sook yang sudah tidak tahan lagi pun berniat memberi Man Jung pelajaran tapi untungnya, Geum Bong datang dan memisahkan mereka.

*Buah jatuh gak jauh dari pohonnya gaes... Tae Joon dan ibunya sama-sama gk bener, begitu pula Se Jin dan ibunya. Sama-sama pelakor.


Young Sook ke rumah sakit dan terkejut melihat pengacara Pimpinan Park. Ia penasaran, kenapa Tuan Go datang menemui suaminya. Suaminya pun berkata, dirinya lah yang memanggil Tuan Go.

Pimpinan Park lantas menyerahkan sebuah dokumen dan Tuan Go berkata, akan secepatnya memproses permintaan Pimpinan Park.


Setelah Tuan Go pergi, Young Sook bertanya alasan Pimpinan Park memanggil Tuan Go.

Pimpinan Park berkata, mereka hanya membahas urusan perusahaan.

Young Sook tidak percaya. Ia yakin, Pimpinan Park sedang mempersiapkan surat wasiat.

Pimpinan Park pun mengakuinya. Ia berkata, ia harus mempersiapkan semuanya di usianya yang sudah semakin tua.

Young Sook menangis. Ia tidak mau Pimpinan Park meninggalkannya.

"Kau tidak boleh meninggalkan aku dan Hwi Kyung sendirian."

Pimpinan Park tidak tahu harus menjawab apa.


"Yeobo.." rengek Young Sook.

*Cinta Young Sook ke Pimpinan Park bener-bener tulus.

Pimpinan Park lantas membahas wanita yang akan ia jodohkan dengan Hwi Kyung.

"Kudengar dia seorang reporter." ucap Pimpinan Park.

Young Sook diam saja, menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku membicarakan putri Baek Dong Jin."

"Lalu kenapa?" tanya Young Sook.

"Aku tidak suka pekerjaannya. Setelah mereka menikah, dia harus bekerja di perusahaan kita."


"Sesange, kau bilang dia punya tempramen buruk dan membenci keluarga kaya seperti kita. Aku pikir dia akan menolak pernikahan."

"Ayahnya juga kaya. Aku akan menelpon Presdir Baek. Dia akan datang besok."

Sontak Young Sook kaget.

Pimpinan Park lantas menatap Young Sook.

"Kau juga mengenalnya, kan?" tanya Pimpinan Park.

Young Sook langsung diam.

*Do Hee akan dijodohkan dengan Hwi Kyung gaes.... dan Young Sook punya hubungan dengan ayahnya Do Hee. Hubungan seperti apa, akan terjawab nanti. Sy gk mau spoiler, ntar gk seru dong. Hihi..


Yoo Kyung sedang bicara di telepon dengan temannya mengenai artikel Se Jin.

"Kau tahu kan seperti apa para reporter itu? Mereka jago dalam membuat segalanya. Se Jin dan pria itu hanya berkencan. Tapi para reporter menulis hal berbeda."


Usai bicara dengan temannya, Yoo Kyung langsung ke kamar Se Jin. Ia marah-marah dan menanyakan siapa yang menyebarkan artikel itu.

"Begini lebih baik, lagipula kami memang akan menikah."

"Katakan padaku siapa reporter itu!"

"Dia reporter yang suka menyelidiki rahasia keluarga kaya. Jangan membuatnya marah atau hal buruk akan terjadi."

"Hal buruk? Apa kau tahu sesuatu yang tidak aku ketahui?"

"Tentu saja tidak. Aku hanya takut ibunya Tae Joon akan marah padaku."

"Lalu kenapa kau berhubungan dengan pria seperti itu? Perceraianmu saja sudah cukup buruk!"

"Aku baik-baik saja." jawab Se Jin. Se Jin lantas menyebut bahwa Tae Joon sudah menjadi bagian dari keluarga mereka sekarang. Sontak lah, Yoo Kyung masih marah.


Kyung Wan pulang ke rumah dan mendapati Se Jin akan pergi. Se Jin berkata, akan pergi menemui Tae Joon.

"Ayah sudah melihat artikelnya kan? Aku baik-baik saja tapi aku cemas pada Tae Joon. Dia tidak pernah melalui hal ini sebelumnya."

"Kalau begitu pergilah."


Na Yeon mendandani Sae Byeol. Ia menyuruh Sae Byeol bergegas. Tapi Sae Byeol bilang ayahnya tidak akan suka melihat cara berpakaiannya.

"Jika aku berpakaian seperti ini, orang-orang tidak akan menyukainya."

"Eomma mianhae, eomma hanya ingin kau segera bertemu ayahmu." jawab Na Yeon sambil membetulkan pakaian Sae Byeol.

Na Yeon lantas menangis dan berusaha menenangkan dirinya.

"Ani, kau sangat ingin bertemu ayahmu jadi ibu berusaha mempertemukanmu dengannya."

"Eomma, aku datang duluan ke kelas hari ini. Aku menghabiskan semua makananku dan bermain dengan temanku. Aku putri yang baik, kan?"

"Tentu saja, putri ibu yang terbaik. Kau selalu menjadi yang terbaik bagiku."

"Eomma, aku akan menjadi putri yang baik jadi tidak bisakah kita pergi bersama nenek dan bibi menemui ayah? Atau kita perginya besok saja? Ayah pasti sudah tidur. Ayo kita temui ayah saat ayah sudah bangun."


Eun Bong lantas masuk dan meminta Na Yeon mengabulkan permintaan Sae Byeol.

"Kau sudah bertemu Tae Joon?" tanya Eun Bong.

"Tentu saja. Dia mengatakan, dia lebih merindukan putrinya daripadaku. Itulah kenapa aku akan membawa Sae Byeol padanya."

Eun Bong berusaha menahan Na Yeon dengan alasan, Tae Joon sudah lelah dan tidur.

Na Yeon dengan wajah putus asa pun mengatakan, bahwa Tae Joon bukan laki-laki seperti itu dan Tae Joon tidak sama dengan laki-laki lain.


Na Yeon dan Sae Byeol keluar dari kamar. Eun Bong menyusul mereka dan melarang Na Yeon pergi.

Tapi Na Yeon kekeuh mau pergi. Eun Bong pun langsung menarik Sae Byeol. Na Yeon juga menarik Sae Byeol. Sontak, Sae Byeol kesakitan.

Tak lama kemudian, Mal Sook dan Geum Bong datang. Eun Bong pun menjelaskan, kalau Na Yeon akan membawa Sae Byeol ke Tae Joon larut malam seperti itu.

"Lalu apa masalahnya? Dia hanya mau membawa putrinya menemui ayahnya." jawab Mal Sook.

Mal Sook lantas menyuruh Na Yeon pergi.

Eun Bong pun kesal.


Mal Sook lantas mengumpat soal Man Jung. Setelah itu, ia masuk ke kamar dan Eun Bong beranjak pergi tapi Geum Bong menahannya hanya untuk menanyakan artikel pernikahan Tae Joon dan Se Jin.

"Siapa yang sangat kau percayai di dunia ini?" tanya Eun Bong.

"Kau." jawab Geum Bong.

"Apa pekerjaan kakakmu?" tanya Eun Bong.

"Reporter." jawab Geum Bong.

"Tentu saja, itu berita palsu jadi pastikan kau menjaga mulutmu." ucap Eun Bong sambil memukul mulut Geum Bong.


Eun Bong lantas pergi. Tak lama setelah Eun Bong pergi, Geum Bong dihubungi Se Gwang. Geum Bong senang dan langsung lari ke kamarnya.

Sebelum menjawab telepon Se Gwang, Geum Bong terlebih dulu menyalakan musik keras-keras.

"Kau sedang apa?" tanya Se Gwang yang duduk di dalam mobilnya.

"Aku sedang mendengarkan musik." jawab Geum Bong.

"Wow, kita seperti memiliki telepati. Aku menelponmu karena ingin mendengar suaramu sebelum aku pulang ke rumah."

"Kau sudah menerima hadiahku yang kuletakkan di depan pintu rumahmu?"

"Tentu saja, gomawoyo."

"Aku lega. Ngomong-ngomong, aku mencari film yang kau bilang. Gadis Yang Mengupas Bawang. Tapi aku tidak menemukannya."


"Oh, itu? Itu film independen jadi agak susah mencarinya. Itu hadiah dari temanku yang belajar di Polandia."

"Bisakah kita bertemu lagi?"

"Aku tidak yakin. Aku sudah janji pada ibuku, aku akan menjadi sukarelawan dengannya besok."

"Pasti cukup sulit menjalankan perusahaan. Ibumu melakukan banyak hal baik."

"Dia selalu mengatakan orang-orang datang sebelum bekerja."


Tiba-tiba, Mal Sook masuk ke kamar Geum Bong. Ia menyuruh Geum Bong makan.

Begitu Mal Sook keluar dari kamar, Geum Bong pun langsung mengatakan tadi itu suara pembantunya yang menyuruhnya makan.


Usai bicara dengan Geum Bong, Se Gwang ditelepon seseorang yang ia panggil 'Daepyeonim'. Dia pun berkata, akan segera membawa mobilnya.


Eun Bong menghubungi Reporter Baek. Ia marah lantaran Reporter Baek mem-publish artikel pernikahan Tae Joon dan Se Jin.

"Ini aneh."

"Apanya yang aneh bagimu?" tanya Eun Bong.

"Aku pikir kau reporter juga. Kau harus tahu. Apa yang terjadi jika artikel yang salah di-publish? Pihak yang terkena dampak akan mengeluh atau melakukan gugatan."

"Lalu?"

"Aku tidah paham kenapa kau seperti ini."

"Itu... itu karena..." Eun Bong bingung mencari alasan.

"Apapun lah. Aku tidak peduli. Yang jelas, aku tidak mendengar keluhan dari orang-orang yang ada di artikelku. Itu artinya, artikelku benar." ucap Reporter Baek.

Eun Bong makin kesal mendengarnya.


Kita lalu diperlihatkan wajah Reporter Baek.

"... khususnya jika seseorang merasa dirugikan atas artikelku, mereka akan komplain padaku secara langsung. Aku akan mendengarkan mereka, dan

bagaimana jika mereka mengatakan kebenarannya, aku akan memperbaikinya."


Do Hee lantas menutup teleponnya dengan wajah agak kesal.

Tak lama sang ibu datang, mengajaknya minum teh.

"Aku selalu takut saat ibu mengajakku minum teh."

Sang ibu kemudian menceritakan tentang perjodohan Do Hee dan Hwi Kyung. Do Hee pun menolak keras dan meminta orang tuanya tidak menghancurkan hidup pria lain.

Sang ibu pun berusaha membujuknya tapi ia tidak mau mendengar dan pura-pura mengantuk, lalu meletakkan kepalanya di atas meja dan pura-pura tidur.

"Lakukanlah sesukamu." ucap Nyonya Ahn, lalu keluar dari kamar Do Hee.


Kamera lalu memperlihatkan foto keluarga Do Hee.

Do Hee adalah putri Baek Dong Jin dan Ahn Sung Joo.

Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment