Unknown Woman Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Yeo Ri dan Moo Yeol lagi melihat-lihat sepatu. Mereka pun bingung harus memilih yang mana. Tak lama kemudian pilihan mereka pun jatuh pada sepatu berwarna putih.

Sontak, keduanya sama-sama tersenyum geli karena memiliki selera yang sama. Moo Yeol lalu meminta si pemilik toko membungkus sepatunya dengan cantik dan berkata, calon ayah mertuanya yang akan mengenakan sepatu itu.


Yeo Ri dan Moo Yeol keluar dari toko sepatu bersama-sama.

"Kau mau ke studio?" tanya Moo Yeol.

Yeo Ri mengangguk dan berkata, harus menyelesaikan sebuah lukisan.

"Kau mau menemui murid les barumu?" tanya Yeo Ri.

"Profesor amat merekomendasikanku. Mereka membayar upahku dua kali lipat. Ditambah lagi mereka langsung menyebut namaku. Kau tahu aku amat luar biasa." jawab Moo Yeol.


Hae Joo tiba-tiba muncul dan mengakui Moo Yeol sebagai pacarnya.

Yeo Ri pun sewot dan menuding Hae Joo membuntuti mereka.

"Lalu bagaimana denganmu? Apa kau anak anjing? Kau menggoyangkan ekormu di depan pacarku. Pergilah sebelum kugunting ekormu." jawab Hae Joo.

"Anjing? Pacar? Hei, Goo Hae Joo. Jika kau ingin menggila, setidaknya pertahankan harga dirimu. Atau kenakan tanda bertuliskan 'aku gila' agar aku bisa menghindarimu." balas Yeo Ri.

Yeo Ri lalu mengajak pacarnya pergi.

Hae Joo yang kesal lantas memberitahu Yeo Ri kalau ia dan Moo Yeol sudah berciuman.

Yeo Ri pun kesal.

"Itu benar?" tanyanya pada Moo Yeol.

"Aku tidak mau. Dia tiba-tiba saja..."


Yeo Ri lalu berbalik dan menyuruh Hae Joo memperhatikan mereka.

Tak lama kemudian, Yeo Ri menyuruh Moo Yeol menciumnya.

Moo Yeol sedikit kaget.

"Moo Yeol Oppa." panggil Yeo Ri.

Moo Yeol pun mencium Yeo Ri.

Hae Joo langsung sewot dan menyuruh mereka berhenti ciuman.


Sekarang, Yeo Ri sedang menyelesaikan lukisannya sambil senyum-senyum sendiri mengingat ciumannya tadi dengan Moo Yeol.

Di kamarnya, Hae Joo berkata kalau Moo Yeol akan tetap menjadi miliknya meskipun ia ditolak.

Hae Joo lantas menghitung satu sampai tiga. Di hitungan ketiga, bel rumahnya berbunyi membuat ia tersenyum senang.


Moo Yeol masuk ke rumah Hae Joo dan langsung memperkenalkan dirinya sebagai guru les yang direkomendasikan Profesor Jang pada Ji Won. Saat melihat sosok Ji Won, Moo Yeol sontak kaget. Ji Won pun berkata, ia langsung menghubungi Profesor Jang karena putrinya yang terus memaksanya.



Tak lama kemudian, Hae Joo turun dan memanggil Moo Yeol dengan panggilan 'cinta pertama'.

Moo Yeol pun terkejut melihat Hae Joo.


Moo Yeol langsung pergi tapi Hae Joo berusaha menahannya.

"Jangan bermain seperti ini lagi. Ini menyinggungku." ucap Moo Yeol.

"Kata siapa aku bermain? Aku tertarik denganmu. Jadi bagaimana bisa ini disebut permainan?" jawab Hae Joo.

"Na, Yeo Ri johahae." ucap Moo Yeol.

"Geureondae?" tanya Hae Joo.


"Kau meremehkan kami? Pikirmu kau bisa menginjak-nginjak, meremehkan dan menghina kami?" jawab Moo Yeol.

"Ani, aku tidak tahu soal Son Yeo Ri tapi aku tidak meremehkanmu. Geuronikka, lihat aku baik-baik, Kim Moo Yeol. Lihat siapa yang berdiri di hadapanmu dan yang kumiliki di belakangku. Para murid di kampus mu yang termasuk 0,1 teratas berusaha mendapat pekerjaan di Wid. Perusahaan konstruksi Wid, perdagangan Wid, bahkan pangan Wid. Aku putri tunggal pemilik Wid. Jadi ambil kesempatan ini selagi bisa. Hidupmu akan berubah dalam sekejap." ucap Hae Joo.

Moo Yeol mulai kesal, tapi Hae Joo mengira Moo Yeol mulai tertarik padanya.

Moo Yeol pun berkata, Hae Joo adalah manusia terburuk.

Moo Yeol lalu beranjak pergi membuat Hae Joo kesal setengah mati.


Do Young sedang menemani Hae Sung di rumah sakit.

Tak lama kemudian, dokter datang dan memberitahu hasil tes sudah keluar.

"Hasil tes siapa?" tanya Do Young bingung.


Do Chi yang masih tertidur pulas dibangunkan oleh sang kakak. Sang kakak menyuruhnya kembali ke Amerika dan berkata, sumsum Do Chi dan Hae Sung tidak cocok.

Do Chi lantas berlutut agar diizinkan tinggal di Korea tapi Do Young menyuruhnya pergi ke Amerika.

"Pergilah diam-diam dan jangan melakukan tes lagi! Pergi!"


Paginya, Yeo Ri memberikan sepatu itu sebagai hadiah ulang tahun untuk sang ayah.

Yeo Ri berkata, itu sepatu satu-satunya di dunia dengan lukisan yang ia buat.

"Gomapta uri ttal." jawab Joo Ho senang.

"Kenakanlah. Ukuran sepatu ayah dan Moo Yeol Oppa sama jadi dia membantuku." ucap Yeo Ri.

Joo Ho pun langsung memakainya dan ia berkata sepatunya sangat nyaman dikenakan.


Tak lama, Moo Yeol dan Yeol Mae juga datang membawakan hadiah.

Yeo Ri lantas mengingatkan sang ayah kalau nanti malam ada pesta ulang tahun di rumah mereka.

"Ayah akan mengundang satu orang lagi."

"Orang yang mau menerima lukisan itu?" tanya Yeo Ri.

Sang ayah mengangguk.


Joo Ho menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Do Young. Ia mengaku, akan menjual rumahnya dan pindah ke tempat yang jauh bersama Yeo Ri.

Sontak, Do Young marah mendengarnya. Ia lalu membujuk Joo Ho dengan uangnya agar Yeo Ri bisa menjadi pendonor Hae Sung.

"Sebagai seorang ayah, biar kukatakan satu hal. Sebenarnya, aku dan istriku mengadopsi Yeo Ri. Di hari pertama kami membawanya pulang, tidak pernah sekali pun kuanggap dia bukan anakku. Aku tidak bisa menyuruhnya mendonorkan anggota tubuhnya. Aku tidak bisa menyakiti sehelai pun rambutnya. Fakta bahwa dia amat menderita punya ayah seperti ini sudah cukup buruk. Sebagai gantinya, akan kucari anak Nyonya Hong Ji Won itu."

"Tidak usah. Sudah kupastikan pada Ji Won, anak itu sudah tewas. Jika anak itu masih hidup, aku mau dia menjadi pendonor Hae Sung."

"Jadi anda ingin mencari anak itu karena Hae Sung?" tanya Joo Ho kaget.

Di lobby Wid, Joo Ho mendapat telepon dari seseorang.


Joo Ho lalu menemui orang yang menelponnya di sebuah kafe. Orang itu adalah wanita yang berhubungan dengan masa lalu Ji Won.

"Kudengar bayi itu sudah tewas. Dia tidak hanya memberikan luka bakar pada bayi itu tapi juga meninggalkannya di lantai yang dingin pada musim dingin sampai bayinya tewas jadi dia mengerang dan menyalahkan dirinya sendiri.

"Luka bakar?" tanya Joo Ho.

"Dia mengantuk saat membuat susu dan menumpahkan air panas. Kulit bayi itu amat rapuh sampai lukanya membekas di sepanjang leher atau bahunya."

Sontak Joo Ho kaget dan langsung teringat luka bakar yang dimiliki Yeo Ri.

Joo Ho lantas bertanya, dimana Ji Won membuang bayi itu dan wanita itu berkata di Panti Asuhan Sarang membuat Joo Ho semakin kaget.

Joo Ho pun buru-buru pergi.


Joo Ho pulang ke rumahnya dan memeriksa selimut Yeo Ri bayi.

Ia sontak lemas saat menemukan inisial HJW di sana.


Untuk memastikan semuanya, ia pun menghubungi Panti Asuhan Sarang dan menanyakan Direktur Cho Ki Chul.


Ji Won yang di rumah sakit menemani Hae Sung kaget saat menerima telepon dari suaminya yang mengabarkan tentang kepindahkan Joo Ho.

"Apa yang kau lakukan? Kau seharusnya mematahkan kakinya agar dia tidak bisa pergi!" teriak Ji Won.


Ji Won di mobilnya bicara pada seseorang. Ia mengaku, akan memberikan uang dan gedung yang ia miliki untuk membujuk Joo Ho.

"Jika itu tidak mempan, akan kupatahkan lehernya dan kubawa Yeo Ri pergi." ucapnya.


Joo Ho akhirnya bertemu Direktur Panti Asuhan Sarang. Direktur Cho mengatakan, ada dua bayi yang dibuang pada hari itu.

"Aku mengingatnya dengan jelas karena hari itu hari kemerdekaan yang ke-10 dan aku menjadi direktur Panti Asuhan Sarang. Salah satu bayinya tewas membeku."

"Apakah bayi yang tewas itu memiliki luka bakar?"

"Aku tidak melihat ada luka bakar. Bagaimana pun ibu bayi yang tewas itu datang beberapa hari kemudian dan menangis tersedu-sedu."

"Jadi Ji Won bukan ibu bayi yang tewas itu?"

"Aku juga tidak tahu detailnya tapi kurasa Ji Won salah mengira bayi yang tewas adalah anaknya. Kemudian, saat ibu asli bayi itu datang, aku mau meluruskan semuanya tapi dia tidak bisa dihubungi. Lalu kudengar dia menikahi pria kaya. Dia bahkan tidak tahu itu bayi siapa."

Joo Ho langsung lemas mendengarnya. Ia tidak menyangka kalau Yeo Ri lah anak kandung Ji Won.


Yeo Ri pulang membawakan kue beras kesukaan sang ayah tapi sang ayah masih belum pulang.


Tiba-tiba, dua orang pria datang menghampirinya dan tak lama Ji Won pun datang dan menghampirinya.

"Dimana ayahmu?"

"Ayahku masih belum pulang."

"Kau sendirian di rumah?"

"Apa?" tanya Yeo Ri bingung.

"Kutanya kau sendirian di rumah?" tanya Ji Won.

Yeo Ri pun menatap Ji Won dengan tatapan bingung.


Bersambung..............

0 Comments:

Post a Comment