Babel Ep 1 Part 2

Sebelumnya...


Woo Hyuk menjawab teleponnya di toilet. Woo Hyuk :  Apa bukti yang pasti akan menangkap Pimpinan Tae?

"Aku bertanya. Bagaimana dengan uangnya?" tanya Ricky.

"Sudah siap." jawab Woo Hyuk.

"Baik. Sampai jumpa 10 jam lagi." ucap Ricky.

Woo Hyuk kembali ke ruang makan. Pimpinan Tae menatap tajam Woo Hyuk.


Soo Ho mulai sakau. Ia membanting sendoknya sampai membuat gelas jatuh. Sontak, semua langsung tegang dan menatap Soo Ho, kecuali Nyonya Shin yang hanya bisa menunduk.

"Kau tidak nafsu makan?" tanya Pimpinan Tae.

"Ayah. Aku mulai dari bawah. Dan Aku butuh 10 tahun untuk mencapai posisi ini. Tapi apa yang dia lakukan?" protes Soo Ho.


Pimpinan Tae berdiri dan mendekati Soo Ho.

"Jadi itu sebabnya kau tidak punya nafsu makan?" tanya Pimpinan Tae.

Soo Ho mulai takut. Pimpinan Tae lantas mencokok sepotong daging dengan tangannya dan memasukkannya secara paksa ke dalam mulut Soo Ho.

"Apa yang telah kau masukkan ke dalam mulut dengan penghasilan sendiri? Selain kau mengacaukan perusahaan dari bawah ke posisi eksekutif, apa yang telah kau lakukan? Kau ingin mempertahankan posisi itu, tutup mulut mu. Jika kau tidak ingin ditransfer ke posisi bawah di perusahaan terkait, makan semuanya tanpa meninggalkan potongan." ucap Pimpinan Tae.


Pimpinan Tae lantas meninggalkan daging itu di mulut Soo Ho. Soo Ho yang ketakutan, terpaksa memakannya. Tapi kemudian, ia tersedak dan memuntahkannya.

"Aku menyuruhmu makan semuanya!" bentak Pimpinan Tae.

"Tolong hentikan. Bukan hanya keluarga kita yang ada di sini." pinta Yoo Ra.

Pimpinan Tae pun menyuruh mereka semua keluar tapi ia meminta Woo Hyuk tinggal.


Diluar, Nyonya Shin melarang putranya bicara. Soo Ho pun mengaku baik-baik saja dan mengajak keluarganya pergi. Tapi saat akan pergi, mereka melewati Min Ho.

"Apakah kau merasa lebih baik?" sindir Nyonya Shin, lalu beranjak pergi bersama anak dan menantunya.


Yoo Ra mengucapkan selamat pada Jung Won.

Yoo Ra : Ini bukan waktu dan tempat yang tepat untuk mendapatkan selamat, kan?

Jung Won : Gomawoyo, eonni.

"Buat Min Ho nyaman." pinta Yoo Ra.

Jung Won mengangguk sembari tersenyum.


Pimpinan Tae menanyakan perasaan Woo Hyuk setelah bergabung dengan perusahaannya.

"Ini berjalan dengan baik, terima kasih." jawab Woo Hyuk.

"Kau, apa yang ingin kau lakukan?" tanya Pimpinan Tae.

"Apa maksud anda?" tanya Woo Hyuk bingung.

"Aku tidak suka tatapan matamu. Ini tatapan binatang buas. Tapi itu berbeda dari yang lain, yang ingin mengambil posisi kuat dengan jalan mendekati Yoo Ra. Apa alasanmu ingin menjadi pengacara Geosan dan mencampakkan pekerjaanmu sebagai jaksa?"

"Aku ingin mendapatkan kekuatan."

"Kekuatan? Apa yang akan kau lakukan dengan kekuatan itu?"

"Aku ingin memiliki kekuatan yang membuatku tidak kehilangan siapa pun. Itulah alasanku beralih dari reporter ke jaksa, dan akan pindah ke pengacara Geosan dari seorang jaksa penuntut."

"Jika kau datang di bawah bayanganku, apakah itu mungkin?"


"Aku pikir jika tidak ada jalan, aku akan menemukannya, dan jika tidak bisa menemukannya, aku sendiri yang akan membuatnya seperti anda, Pimpinan."

Pimpinan Tae tertawa mendengar alasan Woo Hyuk.

"Kau pria yang lucu.  Yoo Ra sepertiku, dia punya mata elang untuk menilai orang-orang."

Pimpinan Tae lantas menatap tajam Woo Hyuk.

"Ada sesuatu yang harus kau lakukan terlebih dahulu. Kau harus menuruti kehendakku."


Min Ho meminta kunci mobilnya pada Supir Kim. Ia bilang, hari ini ia akan menyetir sendiri.

Supir Kim sontak kaget.

"Hari ini adalah ulang tahun putrimu. Kau harus pulang lebih awal." ucap Min Ho.

Min Ho juga memberikan Sopir Kim uang dan menyuruh Sopir Kim membeli sesuatu dengan uang itu.


Setelah Supir Kim pergi, Min Ho membukakan pintu untuk Jung Won. Jung Won diam saja. Dia baru masuk ke mobil setelah Min Ho menyuruhnya masuk.

Sepanjang perjalanan, Ji Won diam saja saat Min Ho mengajaknya bicara. Melihat Ji Won yang diam saja, Min Ho pun bertanya apa ada yang terjadi. Ji Won masih diam.

"Jangan biarkan itu terlihat. Temukan cincin itu dan pakai dulu." ucap Min Ho lagi membuat Ji Won langsung menutupi jarinya. Ji Won jelas tidak nyaman berada di sisi Min Ho.

Min Ho lantas mengucapkan selamat pada Ji Won yang mulai menjadi istri seorang presdir hari itu. Ji Won pun balas mengucapkan selamat pada Min Ho.

Min Ho lalu memperkeras volume musik yang sedang mereka dengar.

"Itu terlalu keras." ucap Jung Won, tapi Min Ho malah menatapnya tajam.


Woo Hyuk dan Yoo Ra berjalan kaki menyusuri sepanjang jalan.

Yoo Ra : Kau terkejut, kan?

Woo Hyuk : Kau baik-baik saja?

Yoo Ra : Maafkan aku. Dia memperlakukan mantan suamiku seperti itu. Dia mengatakan sulit untuk tinggal bersamaku karena aku mengingatkannya pada ayahku. Itu sebabnya aku menceraikannya. Salah satu dari kami harus memutuskan."

Woo Hyuk : Kau pasti kesulitan.


Yoo Ra :  Dia adalah orang yang memiliki waktu yang lebih sulit daripada aku. Orang seperti ayahmu? Aku pikir dia adalah orang yang hangat.

Woo Hyuk : Dia hangat?

Yoo Ra : Benarkah?

Woo Hyuk : Dia meninggal.

Yoo Ra terkejut, Maaf.

Woo Hyuk : Tidak apa-apa. Itu sudah lama terjadi.

Yoo Ra :  Apa kata ayahku?


Woo Hyuk : Dia hanya mengatakan tentang bisnis.

Yoo Ra : Benarkah? Tentang kita?

Woo Hyuk diam saja. Melihat Woo Hyuk yang diam saja, Yoo Ra pun mengerti dan tampak sedikit kecewa.

Woo Hyuk dan Yoo Ra lantas saling bertatapan dalam diam.


Paginya, Woo Hyuk sedang di jalan menuju suatu tempat.

Pesawat yang dinaiki Ricky hampir tiba di Seoul.


Dan sekarang, Woo Hyuk menunggu Ricky di terminal kedatangan. Tak lama kemudian, Ricky pun muncul dan menghampiri Woo Hyuk.

"Ricky-ssi?" tanya Woo Hyuk. Lalu, Woo Hyuk mengajak Ricky berjabat tangan. Tapi Ricky langsung memberikan kopernya dan menanyakan restoran sup kimchi yang enak.


Woo Hyuk mendorong koper Ricky menuju mobilnya. Di belakang, Ricky terus memperhatikannya.

"Gaya berjalanmu pun kau warisi dari ayahmu." ucap Ricky, membuat Woo Hyuk langsung menatapnya.

"Ekspresimu dalam situasi yang rumit juga sama. Aku merasa seperti kembali ke 30 tahun yang lalu." ucap Ricky lagi.


Saat memasukkan koper Ricky ke dalam bagasinya. ia dihubungi Jae Il. Woo Hyuk pun berkata, Ricky sedang bersamanya sekarang.

Tapi tiba-tiba, sebuah mobil putih membawa Ricky pergi.

Woo Hyuk pun langsung mengejarnya.


Terjadi lah kejar-kejaran di jalan raya. Setelah beberapa menit kejar-kejaran, seseorang yang membawa Ricky berhasil menghindari Woo Hyuk dan membuat Woo Hyuk tabrakan.

Di persimpangan, mobil yang menculik Ricky tiba-tiba saja berbelok, membuat truk pengangkut minuman terbalik. Woo Hyuk terkejut dan langsung berusaha menghentikan mobilnya. Mobil Woo Hyuk kemudian menabrak truk yang sudah terbalik itu.


Woo Hyuk turun dari mobilnya dengan pelipis terluka dan pandangan berkunang-kunang.

Si pengendara mobil putih lantas turun dari mobilnya dan memukul Woo Hyuk.


Woo Hyuk terjatuh. Si penculik Ricky lantas mengambil koper Ricky dari dalam bagasi Woo Hyuk.

Woo Hyuk sempat melihat orang itu mengambil koper Ricky sebelum akhirnya jatuh pingsan.


Jae Il langsung ke rumah sakit. Begitu melihat Woo Hyuk, ia memarahi Woo Hyuk karena mobilnya yang ditabrakan Woo Hyuk belum lunas kreditnya. Woo Hyuk lantas menanyakan mobil yang menculik Ricky.

"Itu mobil yang tidak terdaftar." jawab Jae Il.

"Seharusnya aku bersiap untuk ini." ucap Woo Hyuk kesal.

"Siapa yang tahu Pimpinan Tae akan bertindak seperti ini?" jawab Jae Il.

Tapi Woo Hyuk yakin bukan Pimpinan Tae pelakunya.


Woo Hyuk : Jika dia tahu aku merencanakan ini,  dia tidak akan membuat hal-hal rumit seperti ini."

"Jika demikian, dia akan berusaha menyingkirkanmu, bukan?" ucap Jae Il.

"Itu akan menjadi cara yang cepat dan pasti. Itu pasti bukan Pimpinan Tae." jawab Woo Hyuk.

"Lalu siapa?" tanya Jae Il.

Woo Hyuk pun mencabut selang infusnya dan berdiri.

"Aku harus menemukannya, mendistribusikan foto Ricky ke agen layanan. Berfokus pada situs perjudian." ucap Woo Hyuk.


Ricky tak sadarkan diri di sebuah sofa apartemen. Si penculik datang dan membangunkan Ricky dengan menciumkan sesuatu ke hidung Ricky. Ricky terbangun. Si penculik lantas mendengarkan rekaman pembicaraan Woo Hyuk dan Ricky malam itu tentang bukti yang bisa menghukum Pimpinan Tae.

"Apa buktinya?" tanya si penculik.

"Ah, karena itu kamu membawaku ke sini? Benarkah begitu? Sepertinya aku memegang semua kartu."


"Kami dapat memberi anda uang sebanyak yang anda inginkan. Apa buktinya?"

"Di mimpimu." Ricky lalu tertawa.

"Ada seseorang yang ingin kutemui. Bisakah kau membawanya?" ucap Ricky lagi.

"Jika kau tidak ingin memberi tahu, tidak masalah.  Aku akan menemukannya sendiri." jawab si penculik lalu memakai sarung tangan hitamnya.

"Aku tidak berurusan dengan anjing. Aku tidak tahu siapa bosmu. Tetapi jika dia ingin tahu sesuatu, katakan padanya untuk datang sendiri." ucap Ricky.


Tak lama kemudian, Ricky mendengar suara langkah seseorang.

Ricky tersenyum.

"Sudah lama aku tidak melihatmu." ucap Ricky.

Bersambung ke part 3.................

0 Comments:

Post a Comment