Love Rain Ep 16

Sebelumnya...


Joon mencium Ha Na. Namun tiba2, Ha Na menarik dirinya. Ia pun pergi meninggalkan Joon. Joon berlari turun tangga mengejar Ha Na. Ha Na masih ada di dalam gedung. Joon terus berlari menuruni tangga, hingga akhirnya sampai di luar. Dan diluar, ia melihat Ha Na yang berjalan meninggalkan gedung. Setelah yakin yang dilihatnya adalah Ha Na, Joon pun mengejar Ha Na.


"Ada apa denganmu? Kenapa kau lari? Apa yang kau takutkan?" tanya Joon.
"Diriku!" jawab Ha Na dengan mata berkaca2, lalu pergi.
Joon memegang tangan Ha Na.
"Aku tidak mau bertemu denganmu lagi! Bahkan aku masih seperti ini! Aku ingin bertemu denganmu! Aku ingin memelukmu! Saat melihatmu terluka, aku juga terluka. Karena aku merindukanmu, aku berbohong ingin menjadi keluargamu. Agar aku bisa melihatmu. Tapi kita tidak bisa bersama." ucap Ha Na. Tangisnya akhirnya pecah.
Joon melepaskan tangan Ha Na. Matanya juga berkaca2.
"Apa yang harus kita lakukan? Berkencan dgn org lain agar bisa saling melupakan? Atau pura2 tidak kenal jika bertemu di jalan?" tanya Joon emosi.
"Lakukan itu mulai sekarang! Aku akan mencari pria lain." jawab Ha Na.
"Ha Na." ucap Joon.
"Aku takut. Jadi mari kita berpacaran dengan org lain." jawab Ha Na.
Ha Na pergi meninggalkan Joon. Joon menatap kepergian Ha Na dgn mata berkaca2.


In Ha membatalkan pernikahan!! Ia bilang tak bisa membiarkan Joon terluka. Yoon Hee ternyata menyetujuinya.
"Kau pria yang tidak bisa menyakiti org2 di sekitarmu. Sama seperti saat Dong Wook dulu. Aku mencintaimu. Jadi aku harap kau tidak bersedih lagi. Aku akan baik2 saja." ucap Yoon Hee.
In Ha matanya berkaca2. Ia lalu memegang tangan Yoon Hee. Sangat berat baginya melepas Yoon Hee, tapi demi Joon, ia melakukannya. Yoon Hee pun begitu berat harus meninggalkan In Ha, tapi karena penyakitnya, ia harus meninggalkan In Ha. Yoon Hee balas memegang tangan In Ha.


Di depan rumah Yoon Hee, In Ha merenung. Dia benar2 tidak rela melepas Yoon Hee, tapi keadaan mengharuskan begitu. Sementara di dalam rumah, Yoon Hee pun juga sama. Ia menangis. Joon berjalan di keramaian dengan wajah putus asa. Dan Ha Na duduk di dalam bis sambil menangis.


In Ha datang ke kafe Chang Mo dalam kondisi mabuk.
"Chang Mo, saat kita masih muda dulu, cinta adalah hal terpenting kan? Tapi seiring berjalannya waktu, ada hal yang lebih penting lagi. Keluargaku, putraku. Yoon Hee mengerti ini, tapi aku tidak." ucap In Ha.
"Apa sebenarnya yang kau bicarakan?" tanya Chang Mo.
"Joon, dia sangat berbakat dalam fotografi. Setelah aku melihatnya, aku tidak bisa berbohong lagi. Tapi Yoon Hee, dia melindungiku dari rasa sakit hati. Aku benar2 tidak ingin menyerah." ucap In Ha lagi.
"Apa yang kau bicarakan?" tanya Chang Mo.
"Aku tidak ingin menyerah." jawab In Ha, lalu tertidur di meja.


Sun Ho minum2 sendiri di tamannya.
"Kenapa aku tidak bisa memikirkan jawabannya padahal aku terus memikirkannya. Apa yang harus kulakukan? Apakah harus lari tanpa memikirkan orang tuaku?" ucapnya sendiri.


Tiba2 ada suara, "Kau tidak boleh melakukannya."
Sun Ho menoleh. Itu suara Jeon Sul!! Hahahah...
Jeon Sul mendekati Sun Ho.
"Biar aku tebak. Sun Ho, kau menyukai seorang gadis kan? Dan orang tuamu akan menikah dengan orang tua gadis itu?"
Sun Ho terbelalak mendengar ucapan Jeon Sul.
"Itu tidak benar kan? Orang tuamu baik2 saja kan?"
"Kau mendengar semuanya?"


Mi Ho datang. Jun Seol langsung bertanya pada Mi Ho siapa gadis yang disukai Sun Ho.
Sun Ho pun langsung menutup mulut Jun Seol.
Mi Ho mendekati mereka.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Mi Ho.
"Kupikir kau pergi nonton dengan Joon. Kenapa kau di sini?" jawab Sun Ho.
"Jadi Joon belum pulang?" tanya Mi Ho.
"Tidak. Joon tidak di sini. Kalian tidak jadi menonton film?" tanya Sun Ho.
"Kenapa kau selalu mencari Joon." keluh Jeon Sul.
"Bisakah kau tidak menggangguku?" jawab Mi Ho.
"Memangnya kenapa? Apa kau mau aku melakukan sesuatu untukmu?" tanya Jeon Sul.
Jeon Sul mencolek2 muka Mi Ho. Mi Ho yang lagi bete, menggigit lengan Jeon Sul. Jeon Sul meringis kesakitan.
"Aku yakin Joon Oppa pasti sedang bersama si tukang kebun di suatu tempat." ucap Mi Ho kesal.
"Secara tidak langsung kau sudah menciumku." ucap Jeon Sul ke Mi Ho sambil mengelus2 tangannya. Mi Ho menatap tajam Jeon Sul. Jeon Sul pun diam.


Ha Na baru pulang. Langkahnya terhenti saat melihat Tae Sung di depan rumahnya.
Ha Na mendekati Tae Sung.
"Kenapa kau baru pulang? Apa yang terjadi?" tanya Tae Sung.
"Aku salah naik bis. Maafkan aku." jawab Ha Na.
"Kita perlu bicara." ucap Tae Sung.
"Aku sangat lelah hari ini. Bisakah kita bicara lain waktu?" jawab Ha Na.
"Ha Na, biarpun kau tidak mengizinkan, aku akan terus terlibat dalam masalahmu." ucap Tae Sung.
"Jangan lakukan itu. Aku tidak ingin kehilanganmu juga." jawab Ha Na.
"Bagiku, kebahagiaanmu sangat penting. Yang kau pikirkan hanya kebahagiaanmu, kebahagiaan Seo Joon! Lalu, bagaimana dengan kebahagiaanmu! Kenapa kau harus terlibat dalam situasi seperti ini! Jika kau tidak peduli pada dirimu sendiri, aku yang akan peduli padamu." ucap Tae Sung.
"Dengan aku peduli pada ibuku, pada Joon, berarti aku peduli pada diriku." jawab Ha Na.
"Dan pada akhirnya kau yang merasakan sakit!" bentak Tae Sung.
"Ceritakanlah pada ibumu." suruh Tae Sung.
"Sunbae." jawab Ha Na.


Saat masuk rumah, Ha Na tidak menemukan ibunya. Ternyata sang ibu sedang berbaring di kamar. Yoon Hee mau menghampiri Ha Na, tapi dia oleng lagi. Ha Na terkejut melihatnya dan langsung mendekati ibunya. Sementara itu Chang Mo memapah In Ha yang sedang mabuk berat. Chang Mo bertanya2 apa yang terjadi sebenarnya.


Ha Na sedang merawat ibunya. Ia menyuruh ibunya ke RS. Yoon Hee menyuruh Ha Na istirahat, namun ditolak Ha Na. Ha Na pikir sang ibu sakit karena stress memikirkan pernikahan. Yoon Hee menyuruh Ha Na keluar.


Mi Ho mendatangi Joon saat Joon sedang melakukan pemotretan.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Joon begitu selesai melakukan pemotretan.
"Aku ingin cerita padamu kalau film yang kemarin sangat bagus. Kau kemana saja? Kenapa tiba2 menghilang. Kau sama sekali tidak bisa dihubungi." jawab Mi Ho.
"Kau yang mulai duluan kan." ucap Joon.
"Lalu bagaimana kau akan membalasnya?" tanya Mi Ho.
Joon mulai kesal, ia lalu menatap Mi Ho.
"Kau mau kencan kan? Aku sedang mencari seseorang untuk diajak berkencan. Apa kau mau kencan denganku?" tanya Joon.
Semua kaget termasuk Mi Ho. Begitu lepas dari kekagetannya, Mi Ho setuju kencan dgn Joon.


Sun Ho dan Ha Na ketemuan di sebuah kafe. Ha Na mau menjawab pertanyaan Sun Ho soal taman. Ia juga menceritakan soal ibunya yg sakit pada Sun Ho.


Mi Ho sedang menunggu Joon.
Jeon Sul datang nyamperin Mi Ho.
"Jadi kau benar2 tinggal di sini?" tanya Mi Ho.
Joon keluar dan pergi begitu saja.
"Oh, kau Joon?" sapa Jeon Sul.
Langkah Joon terhenti. Ia tidak ingat siapa Jeon Sul.
"Ini adalah Jeon Sul. Keponakan Paman Chang Mo." beritahu Mi Ho.
Jeon Sul mau memeluk Joon, tapi ia didorong oleh Joon.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Joon.
"Aku bekerja sbg tukang kebun." jawab Jeon Sul.
"Siapa yang mengizinkanmu bekerja sbg tukang kebun?" tanya Joon kesal.
"Sun Ho yang memintaku. Kenapa kau sensitif sekali soal tukang kebun. Apa kau menyukai tukang kebun itu? Tadi aku melihat Sun Ho bertemu dengan tukang kebun itu di kafe."
Mendengar itu, Joon pun langsung pergi menyusul mereka. Mi Ho menyusul Joon.


Sun Ho dan Ha Na masih mengobrol di kafe.
Di tengah2 obrolan Joon dan Mi Ho datang ke meja mereka. Ha Na dan Sun Ho kaget.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sun Ho ke Joon.
"Kenapa kau datang kemari?" tanya Joon ke Ha Na.
"Kita akan makan dimana?" tanya Mi Ho ke Joon.
"Bukannya kau pernah bilang tidak akan datang lagi ke sini?" tanya Joon ke Ha Na.
Melihat situasi yang memanas, Sun Ho mengajak Mi Ho pergi. Tapi Mi Ho gak mau.
"Bukannya itu ucapanmu sendiri?" Joon terus mojokin Ha Na.
"Hey Joon! Aku yang menyuruhnya datang ke sini." Sun Ho membela Ha Na.
"Kau kan yang bilang akan kencan dgn pria lain." ucap Joon lagi.
"Benarkah?" tanya Mi Ho ke Ha Na.
"Ya, aku akan kencan dgn pria lain." jawab Ha Na.
"Pasti orang itu Tae Sung kan." tebak Mi Ho.
Joon makin panas dengar nama Tae Sung.
Sun Ho pamit pergi. Ha Na mengajak Sun Ho pergi karena sudah tak ada lagi yg mau dibicarakannya dgn Joon.
"Lepaskan cincinnya!" perintah Joon ke Ha Na.
Ha Na menyembunyikan tangannya.
"Ini bukan urusanmu." ucap Ha Na.
"Bukan urusanku...? Aku sudah membuang cincinku." jawab Joon.
Ha Na kesal mendengarnya, lalu janji tidak akan datang lagi ke tempat2 di sekitar studio Joon. Joon berharap Ha Na bisa memegang ucapannya.


Sun Ho menyusul Joon. Ha Na dan Mi Ho juga menyusul mereka.
"Bicaralah baik2 dengan Ha Na." bujuk Sun Ho.
"Jangan ganggu aku. Tidak ada lagi yang harus dibicarakan." jawab Joon.
"Bicara apa? Joon Oppa, ayo pergi." ajak Mi Ho.
"Terima kasih untuk hari ini." ucap Ha Na ke Sun Ho.
"Aku yang harusnya berterima kasih." jawab Sun Ho.
Joon cemburu melihat kedekatan Ha Na dan Sun Ho.
"Setelah ini kalian akan kemana?" tanya Joon.
"Ini urusanku." balas Sun Ho.
"Hey, Lee Sun Ho!" panggil Joon.
"Baiklah aku pergi." ucap Ha Na ke Sun Ho.
"Makanlah dulu." ajak Sun Ho.
"Tidak usah." tolak Ha Na.
"Ayo kita makan bersama. Kita makan sebagai kakak dan adik." ajak Joon.
"Baik. Ayo kita makan bersama." jawab Ha Na menerima tantangan Joon.
"Aku tidak mau? Kenapa kita harus makan berempat. Aku hanya ingin makan denganmu." jawab Mi Ho.


Tiba2, ada motor kencang yang melintas mau menabrak Mi Ho. Joon segera menarik Mi Ho. Tanpa sengaja, Joon yang menarik Mi Ho mendorong Ha Na hingga Ha Na membentur dinding. Siku Ha Na terluka. Ha Na meringis kesakitan. Sun Ho khawatir melihat Ha Na. Melihat luka di siku Ha Na, Joon mau menolong Ha Na. Namun gak jadi karena Mi Ho mengeluh sakit di kakinya. Mi Ho meminta Joon mengantarkannya ke RS. Joon pun akhirnya memapah Mi Ho ke RS. Ha Na benar2 kesal melihat tingkah Joon.


Joon memapah Mi Ho. Mereka berhenti di tempat penyeberangan. Saat lampu penyebrangan sudah hijau, Joon tidak beranjak juga. Mi Ho terus memanggil2 Joon, tapi Joon diam saja. Ya, Joon sedang melamun memikirkan Ha Na. Mi Ho yang kesal melepaskan dirinya dari papahan Joon. Ia bilang kalau Joon tidak perlu mengantarkannya ke RS. Rupanya Mi Ho hanya pura2 sakit. Joon kesal dibohongi. Mi Ho bilang kalau kakinya benar2 sakit tadi. Ia lalu menagih janji makan siang dengan Joon.


Ha Na diobati oleh Sun Ho.
Sun Ho menatap wajah Ha Na.
Ha Na menundukkan kepalanya.
"Apa kau sedih?" tanya Sun Ho.
Ha Na menoleh ke Sun Ho. Ia mencoba tersenyum.
"Sedih untuk apa?" tanya Ha Na.
"Joon memang seperti itu kalau panik. Dia pasti panik beberapa saat yang lalu. Melihat lukamu, dia pasti cemas." ucap Sun Ho.
Ha Na tersenyum. "Ah iya. Aku pergi dulu."ucap Ha Na, lalu beranjak pergi. Di luar, ia tabrakan dgn Jeon Sul. Jeon Sul yang baru sadar kalau Ha Na adalah gadis yang menangis saat mendengar lagunya, bergegas mengejar Ha Na.


Jeon Sul tidak berhasil mengejar Ha Na.
Sun Ho nyamperin Jeon Sul.
"Kau kenal Ha Na?" tanya Sun Ho.
"Jadi dia tukang kebun itu?" tanya Jeon Sul.
"Bagaimana kau bisa mengenalnya?" tanya Sun Ho.
"Dia gadis yang menangis karena laguku. Dia mungkin fansku." jawab Jeon Sul pede.
"Tidak mungkin. Kau bukan Joon." jawab Sun Ho.
"Joon...? Jadi ini kisah antara dia dan Joon?" tanya Jeon Sul.
Sun Ho pergi tanpa menjawab pertanyaan Jeon Sul.
Jeon Sul berpikir sendiri.
"Jadi ayah Joon yang akan menikah dgn ibu gadis itu. Sun Ho menyukai gadis itu. Dan Mi Ho menyukai Joon?"


Ha Na berjalan sambil melamun.


Joon dan Mi Ho ada di restoran. Mi Ho bersemangat sekali memesan makanan. Sementara Joon diam saja. Ia tampak berpikir. Saat makanan datang, Joon terheran2 karena Mi Ho memesan makanan banyak sekali. Mi Ho mencoba menyuapi Joon, tapi Joon tidak mau. Mi Ho membujuk Joon makan. Tapi Joon tidak mau.


 Joon pulang ke rumah. Langkahnya terhenti saat melihat Ha Na. Joon mengacuhkan Ha Na.
"Aku menunggumu karena aku marah! Aku marah karena kau meninggalkanku begitu saja!" ucap Ha Na.
Joon diam saja. Lalu, ia tanya soal luka Ha Na. Ia hendak memegang tangan Ha Na, tapi Ha Na menjauhkan tangannya.
"Aku baik2 saja." jawab Ha Na dingin.
"Kau pikir kita bisa putus gitu aja? Ketika aku melihatmu, aku tidak tahu harus melakukan apa. Ayo kita pergi saja." ucap Joon.
Ha Na diam saja. Tangisnya nyaris jatuh. Ia lalu beranjak pergi. Namun langkahnya berhenti saat Joon memanggilnya. Air mata Ha Na pun akhirnya jatuh. Joon terus menatap Ha Na. Akhirnya, Ha Na pergi ninggalin Joon.


In Ha sedang membungkus kado. Tiba2, ada yang mengetuk pintu. Begitu pintu dibuka, Joon langsung ambruk. In Ha langsung memegangi Joon. Joon yang datang dalam kondisi mabuk. Joon menatap ayahnya itu.
"Ayah, apa kau baik2 saja?" tanya Joon.
"Joon, ada apa denganmu?" tanya In Ha cemas.
"Ini bukan salahmu. Aku menyerah karena dia yang memintanya. Ini bukan karena cinta 30 tahunmu yang memuakkan itu. Kau bahkan tidak bisa melupakannya." jawab Joon.
In Ha tampak merasa bersalah dgn kondisi Joon. Ia hendak memapah Joon ke dalam, namun Joon menolaknya. Joon masuk ke dalam dan duduk di sofa.
"Meski 30 tahun sudah lewat, tapi kenangan itu adalah yang berharga bagiku." jawab In Ha.
"Kau bahkan tidak pernah mengunjungi anakmu setelah kau bercerai. Karena cintamu yang sangat berharga itu, kau tidak mau melepaskannya. Karena cintamu yang sangat berharga itu, lihat apa yang terjadi padaku. Lihat aku." ucap Joon.
In Ha duduk disamping Joon.
"Kau benar. Aku memang egois. Aku mengorbankan semuanya demi mendapatkan cinta masa lalu. Aku tidak ingin ada yang tersakiti." jawab In Ha.
"Kalau itu yang kau mau, kau sudah gagal. Semua orang sudah terluka." ucap Joon.


In Ha menyelimuti Joon. Ia membelai kepala Joon.
"Kenapa aku bisa mengulangi kesalahan yang sama." ucap In Ha penuh rasa bersalah melihat sang anak terluka.


Keesokan harinya, In Ha mengajak Joon sarapan bersama. Joon menolak dan pamit pergi.
Langkah Joon terhenti saat In Ha memanggilnya.
"Aku sudah melihatnya. Foto Ha Na yang kau ambil. Aku menyukainya. Karena itu aku mau kau mengambil foto kita berdua." ucap In Ha.
"Kau butuh foto pernikahan? Tolong jangan buat aku melakukan itu. Kau tidak berhak melakukan itu." jawab Joon.
"Joon, dari foto yang kau ambil aku bisa rasakan besarnya cintamu padanya." ucap In Ha.
"Kau tidak perlu takut." ucap Joon, lalu pergi.
In Ha diam saja melihat kepergian Joon.

Saat sedang bekerja di resort, teman Yoon Hee tanya ke Yoon Hee soal rencana pernikahan Yoon Hee di salah satu taman di sana. Yoon Hee bilang sudah membatalkan menggunakan taman itu. Temannya tanya kenapa di batalkan. Pembicaraan putus karena kedatangan In Ha.


In Ha dan Yoon Hee mengenang masa lalu sambil melihat sunset.
"Apa kau ingat? Dulu kita berdua pernah melihat sunset seperti ini. Melihat sunset denganmu, itu adalah kenangan yang paling indah buatku." ucap In Ha.


In Ha lalu memberikan kotak berisi jam tangan ke Yoon Hee.
"Aku minta maaf karena membuatmu meninggalkanku untuk yang kedua kalinya." ucap In Ha.
Sambil melihat jam tangannya, Yoon Hee berkata, "Kali ini aku akan menjaganya dengan baik."
"Lupakan aku. Lupakan aku untuk yang kedua kalinya. Maaf." ucap In Ha.
"Cinta tidak harus berkata maaf kan?" jawab Yoon Hee.


Yoon Hee lalu membaca surat yg ditulis In Ha 30 tahun lalu.

Dear Yoon Hee...

Akhirnya aku bisa membalas suratmu setelah 30 tahun. Tidak peduli dengan apa yang dikatakan org2, bertemu denganmu adalah pencapaian hidupku. Terima kasih atas semua yang kau berikan. Terima kasih karena kau telah mempercayaiku. Terima kasih karena telah mengingat kenangan berharga itu. Aku sangat berterima kasih karena kau telah hadir dalam hidupku. Terima kasih. Ini sangat menyenangkan. Aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu.


Saat Yoon Hee membaca surat itu, In Ha sudah pergi. Yoon Hee menangis membaca surat In Ha.


In Ha menyiapkan berkas2nya. Kayaknya dia akan pergi jauh.


Yoon Hee mencoba jalan dengan mata tertutup. Tiba2, dari belakang Yoon Hee Ha Na datang dan menutup mata Yoon Hee.
"Coba tebak." suruh Ha Na.
"Jari2mu sangat panjang. Kau pasti sangat cantik. Tapi kulitmu sedikit kasar. Kau pasti putriku." jawab Yoon Hee.
Mereka lalu jalan2. Ha Na lalu tanya soal pernikahan Yoon Hee. Yoon Hee bilang kalau In Ha pergi ke Amerika. Ia mau kasih tahu Ha Na sesuatu tapi tak bisa mengatakannya sekarang.


Ha Na dapat SMS dari Joon. Dalam SMSnya, Joon bilang merindukan Ha Na (bogoshipda). Ha Na diam saja membaca SMS dari Joon. Joon harap2 cemas melihat ponselnya. Akhirnya balasan SMS Ha Na pun masuk. Ha Na bilang kalau dia juga merindukan Joon (bogoshipoyo). Joon pun mau membalas SMS Ha Na. Ia mau mengajak Ha Na ketemu, tapi pesan itu tak jadi dikirimkan. Tiba2, ponsel Joon berbunyi. Sepertinya telepon dari Yoon Hee.


Yoon Hee mengajak Ha Na dan Joon bertemu di restoran.
"Ha Na, Joon. Kami sudah memutuskan untuk membatalkan pernikahan kami. Aku tidak mau kalian mendengar ini dari org lain. Kami memutuskan untuk jadi teman baik saja. Kami pikir ini yang terbaik untuk kami." ucap Yoon Hee.
"Eomma, aku tidak mengerti." ucap Ha Na.
"Apa ini ide ayahku?" tanya Joon.
"Ini bukan sepenuhnya salahnya." jawab Yoon Hee.


Diluar restoran, Ha Na tanya pada Joon. "Apakah kau menceritakan hubungan kita pada ibuku atau pada ayahmu?"
"Tidak. Ayahku tahu sendiri." jawab Joon.
"Jadi itu sebabnya pernikahan mereka batal? Karena kita?" tanya Ha Na.
Ha Na lalu mau menjelaskan semua pada ibunya, tapi ditahan Joon.
"Mungkin ibumu belum tahu." ucap Joon.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Ha Na.


Joon dan Ha Na ada di pantai.
"Bahkan jika ortu kita berpisah, kita tidak bisa saling menyerah kan? Haruskah kita lari?" ucap Joon.
"Tapi mereka berpisah karena kita." jawab Ha Na.
"Tidak bisakah kita fokus pada hubungan kita? Kembalilah padaku." ucap Joon.
Ha Na terdiam.


Ha Na mengobrol di rumah kaca dengan ibunya.
"Saat aku memutuskan untuk menikah, banyak hal yang kupikirkan. Aku memikirkanmu juga. Tapi saat aku memikirkanmu, aku juga memikirkan keluarganya. Aku tidak bisa menikah. Aku membuat Joon dan ibunya merasa tidak nyaman. Itulah. Ibu sudah tua. Jadi aku membatalkan pernikahan. Kalau pun kami tidak menikah, kami bisa menjadi teman. Dan akan terus merasa nyaman." ucap Yoon Hee.
Ha Na menangis mendengarnya. Yoon Hee menoleh ke Ha Na saat mendengar isak tangis Ha Na.
"Maafkan aku. Jika aku bisa, aku akan menyuruhnya kembali. Tapi..."
"Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau minta maaf?"
Ha Na tidak menjawab pertanyaan ibunya. Tangisnya malah semakin menjadi.


Ha Na masuk ke kamarnya. Di kamarnya, ia sedih. Ia merasa bersalah atas pernikahan ibunya yang batal. Sementara itu Yoon Hee menangis di kamarnya.


Joon menelpon Ha Na. Tapi Ha Na tidak menjawabnya. Jun Seol yang sedang menyiram tanaman terus memperhatikan Joon. Jo Soo dan penata gaya datang, memberitahu Joon kalau mereka sudah siap untuk berangkat ke pemotretan. Joon pun pergi gitu aja tanpa menjawab Jo Soo.


Hye Jung di kantornya baru mendapat kabar soal pernikahan In Ha dan Yoon Hee yang batal. Wajahnya tampak kaget. Tepat saat itu, ada seseorang yang mengetuk pintu ruangannya. Orang itu Mi Ho! Mi Ho bilang mau mengajak Joon ikut serta menemui Hye Jung, tapi Joon ada pemotretan. Hye Jung diam saja. Ia masih kepikiran pernikahan In Ha yang batal.


"Ahjuma. Apa kau baik2 saja? Apa ada sesuatu?"
"Ayah Joon. Dia menelponku dan memberitahu kalau pernikahannya batal." jawab Hye Jung.
"Kenapa? Apa karena Joon?" tanya Mi Ho.
Lalu, Mi Ho sadar sudah salah bicara. Hye Jung tanya kenapa Mi Ho nyebut2 nama Joon. Mi Ho bingung mau jawab apa.


Joon, Jo Soo dan penata gaya dalam perjalanan ke tempat pemotretan.
Joon masih bingung kenapa Ha Na tidak menjawab teleponnya.
"Putar mobilnya." suruh Joon.
"Apa?" tanya Jo Soo.
"Batalkan pemotrean dan putar mobilnya."
Jo Soo puyeng dgn sikap Joon. Akhirnya dia memutar mobilnya.


Mereka sampai di rumah Ha Na. Jo Soo melihat kepergian Joon dengan hati senang. Joon mencari Ha Na ke rumah kaca, tapi tidak menemukannya.


Yoon Hee sedang membaca. Tiba2, penglihatannya kabur lagi. Disaat bersamaan In Ha datang. In Ha curiga ada sesuatu yang disembunyikan Yoon Hee. Dan Hye Jung juga sampai di rumah Ha Na!


Ha Na berdiri di jembatan sendirian. Joon terus menelponnya, tapi ia tak mengangkatnya.
"Apa kau akan terus mengacuhkan teleponku?" tanya Joon.
Ha Na kaget. Tampak Hye Jung berjalan menuju ke rumah Ha Na.
"Bagaimana aku harus menjawabnya? Apa yang harus kukatakan?" tanya Ha Na.
"Apa kau tidak akan mengatakan apapun padaku?" tanya Joon.
"Aku ingin bersamamu." jawab Ha Na, akhirnya.
Joon tersenyum. Itulah kalimat yang paling ingin didengarnya. Lalu, Joon memeluk Ha Na. Ha Na balas memeluk Joon.

Di bawah jembatan, Hye Jung melihat dua org saling berpelukan. Tapi ia tak sadar kalau itu Ha Na dan Joon.


Joon mengajak Ha Na pergi. Mereka berlarian sambil bergandengan tangan. Senyuman juga terukir di wajah masing2.

BERSAMBUNG

0 Comments:

Post a Comment