The Promise Ep 23 Part 1

Sebelumnya...

Gaes, sebelum lanjut, sy mau minta maaf dulu.. Kayaknya sy gk jadi nulis sinop Super Daddy Yeol seperti yg sy janjikan kemarin... padahal ada Seo Jun Young-Lee Yoo Ri (Tae Joon-NaYeon). Sy gk nyangka mereka pernah main bareng sebelum The Promise.

Kenapa batal? Sy gk terlalu menyukai Lee Dong Gun siih... Udah sy tahan-tahanin, sy banyak skip malahan adegannya Lee Dong Gun tapi tetep aja gk betah...

Di Super Daddy Yeol, Seo Jun Young dan Lee Yoo Ri sama2 berprofesi sebagai dokter. Disini tu, karakternya Seo Jun Young beda banget sama Kang Tae Joon. Seo Jung Young disini tulus banget, rela ngelakuin apa aja buat Lee Yoo Ri yang dia cintai tp sayangnya cintanya bertepuk sebelah tangan. Ada satu adegan mereka yg sy gk bisa lupain yaitu adegan saat Jun Young melamar Yoo Ri di halaman rumah sakit, tapi Yoo Ri malah nendang 'onderdilnya' Jun Young. Sy yg tadinya senyum-senyum melihat adegan Jun Young melamar Yoo Ri, langsung ngakak ngeliat balasan Yoo Ri. Pokoknya disini Yoo Ri doyan bgt galakin Jun Young.

Mungkin nanti kali ya, hanya scene mereka berdua aja yg sy tulis... Sekali lagi maaf ya gaes, terutama buat fansnya Lee Dong Gun.


Na Yeon terkejut saat Tae Joon mengatakan akan membesarkan Sae Byeol sesuai keinginannya.

Na Yeon : Wae? Apa Se Jin bilang dia mau membesarkannya.

Tae Joon : Karena itu kau menelponnya dan mengajaknya bertemu? Aku sudah bilang padamu, jangan! Kau ingin bertemu Se Jin untuk memberitahunya tentang Sae Byeol? Lee Na Yeon, apa begini sifat aslimu?

Na Yeon : Aku mengajak Se Jin bertemu?

Tae Joon : Se Jin tidak bersalah! Salahkan diriku! Jangan ganggu orang yang tidak bersalah.

Na Yeon : Aku mengganggu Se Jin? Yang kuinginkan darimu, tidak menyembunyikan Sae Byeol darinya dan mengakui Sae Byeol sebagai anakmu! Meskipun kau bukan milikku lagi, aku ingin kau tetap menjadi ayah Sae Byeol. Tapi kau... lebih mencemaskan Se Jin yang akan terluka daripada anakmu sendiri?


Tae Joon : Kau tidak punya malu! Kau mengancam orang lain menggunakan anakmu. Aku tidak akan membiarkanmu menggunakan anakmu untuk mengancam orang lain, jadi cepat bawa Sae Byeol padaku! Aku akan membesarkannya!

Na Yeon : Kau bilang aku menggunakan Se Jin untuk mengancammu?

Tae Joon : Bukan hanya aku, tapi Se Jin dan semua orang! Kau menggunakan Sae Byeol untuk menyeret kita semua masuk ke dalam lumpur!

Na Yeon yang sudah ditahan lagi dituduh ini itu, mengajak Tae Joon menemui Se Jin untuk meluruskan semuanya.

Na Yeon : Ayo kita lihat, apa aku menyiksa Se Jin atau tidak!

Na Yeon pergi duluan. Tae Joon bergegas mengejar Na Yeon.


Na Yeon yang sudah kelewat kesal, terus berjalan tanpa mempedulikan mobil yang lalu lalang dengan kecepatan tinggi di depannya.

Di tengah jalan, Na Yeon berhenti dan melihat sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.

Na Yeon terjatuh tepat saat mobil itu nyaris menabraknya.


Taksi yang dinaiki Hwi Kyung dan Do Hee ikut mengerem mendadak. Hwi Kyung menahan badan Do Hee dengan tangannya agar tidak terbentur.

"Kau baik-baik saja?" tanya Hwi Kyung.

"Aku baik-baik saja." jawab Do Hee.

Supir taksi memberitahu, seorang wanita berlari ke depan mobil yang ada di depan mobil mereka.


Tae Joon langsung menolong Na Yeon. Tapi Na Yeon tidak mau ditolong.

Supir taksi kesal melihat Tae Joon dan Na Yeon ribut di tengah jalan.

Do Hee melihat ke arah mereka tapi ia tidak bisa melihat wajah Na Yeon dengan jelas lantaran Na Yeon sedikit menutupi wajahnya yang silau karena sinar lampu mobil. Dan Hwi Kyung hanya melihat punggung Tae Joon, jadi dia tidak tahu itu Tae Joon.

Do Hee ingin turun. Ia ingin melihat Na Yeon tapi Hwi Kyung melarang dan menyuruh supir taksi jalan.


Tae Joon membawa Na Yeon ke pinggir. Tae Joon membujuk Na Yeon ke rumah sakit tapi Na Yeon tidak mau dan menyuruh Tae Joon pulang.

Na Yeon yang pucat, bangkit dari duduknya dan berusaha melangkah tapi ia yang masih syok, terjatuh lagi.

Melihat itu, Tae Joon langsung memapah Na Yeon.


Di taksi, Do Hee marah-marah karena Hwi Kyung melarangnya turun.

Hwi Kyung : Apa setiap kejadian menarik minatmu untuk membuat artikel? Lagipula, tidak baik mencampuri urusan kesengsaraan orang lain.

Do Hee : Bahkan jika minat itu terkadang menyelamatkan orang dari kesengsaraann dan menangkap orang yang bertanggung jawab atas kesesangsaraan itu?

Hwi Kyung : Baik jika menyangkut pekerjaanmu tapi kau harus punya etika saat tengah bersama orang lain.

Do Hee : Jadi saat aku bersamamu, aku harus fokus padamu?

Hwi Kyung langsung salah tingkah dengan pertanyaan Do Hee itu, ditambah Do Hee kini terus menatapnya membuatnya makin salah tingkah.


Geum Bong terkejut melihat Na Yeon yang pulang dipapah Tae Joon. Tae Joon mengatakan, Na Yeon harus berbaring.


Geum Bong pun langsung membukakan pintu kamar dan Tae Joon bergegas membaringkan Na Yeon di kasur.

Geum Bong : Akan kuambilkan air hangat.

Saat hendak keluar, Tae Joon melihat Sae Byeol yang sudah tidur. Tae Joon ingin menyentuh wajah Sae Byeol, tapi pada akhirnya ia keluar kamar tanpa menyentuh wajah putrinya.


Tae Joon berusaha menenangkan dirinya tapi baru saja menghela nafas, Geum Bong sudah muncul dan mengajaknya bicara.

Tae Joon : Dia hanya sedikit terkejut. Tidak ada yang perlu dicemaskan.


Mal Sook pulang. Emosi Mal Sook langsung meledak melihat Tae Joon. Tae Joon hanya bisa diam dan menerima kemarahan Mal Sook.

Mal Sook : Dia bekerja keras sampai mati hanya untuk membuatmu sukses! Beraninya kau... kau menusuknya dari belakang! Kenapa kau melakukan itu! Kenapa kau melakukannya!

Geum Bong berusaha menenangkan sang ibu. Ia takut tetangga mendengar keributan mereka tapi Mal Sook tidak peduli dan terus memarahi Tae Joon.

Na Yeon keluar dan menyuruh Tae Joon pergi tapi Mal Sook bilang Tae Joon tidak bisa pergi begitu saja.

Mal Sook : Kau pikir aku akan diam saja dan membiarkanmu bahagia!

Tae Joon : Aku akan memberikan kompensasi sebanyak yang aku bisa.

Mendengar itu, Mal Sook makin marah dan berusaha memukul Tae Joon. Na Yeon dan Geum Bong langsung menahan sang ibu dan menyuruh Tae Joon pergi.


Mal Sook teriak-teriak.

"Kau pikir kau bisa tidur nyenyak malam ini? Ani, aku akan mengejarmu dan berdoa agar kau hancur!"

"Eomma mianhae, jeongmal mianhae." ucap Na Yeon.


Mal Sook menatap Na Yeon.

"Na Yeon-ah, jangan lakukan apapun. Biar ibu yang mengurus semuanya!"

"Geumanhae! Saat pria memilih uang, semuanya selesai. Jadi kau sadar, Kak! Pikirkan saja bagaimana kau akan hidup dengan Sae Byeol!" ucap Geum Bong kesal lalu masuk ke kamarya.

Sementara Mal Sook menepuk-nepuk punggung Na Yeon.


Tae Joon masih diluar. Ia menenangkan hatinya sejenak sebelum akhirnya beranjak pergi.


Hwi Kyung mengantarkan Do Hee pulang.

Do Hee : Menyenangkan memiliki pria yang mengantarkanku pulang.

Hwi Kyung : Ini sandiwara jadi hentikan.

Do Hee : Tapi kenapa aku merasa kau tidak sedang bersandiwara?

Hwi Kyung : Itu karena aku tahu kenapa aku melakukannya.

Hwi Kyung kemudian kembali ke dalam taksi. Setelah taksi Hwi Kyung pergi, barulah Do Hee masuk ke rumahnya.


Di ruang kerjanya, Tuan Jang sedang menatap foto-foto Na Yeon dan Sae Byeol.

Ia lantas teringat permintaan Na Yeon yang menyuruhnya menghentikan pernikahan Se Jin dan Tae Joon.


Yoo Kyung tiba-tiba masuk dan Tuan Jang langsung memasukkan foto-foto Na Yeon ke dalam amplop dan menyimpannya di laci.

"Apa yang kau sembunyikan?"

"Ini hanya dokumen perusahaan yang membuatku sedikit tertekan. Kenapa kau belum tidur?"

"Aku tidak bisa tidur. Aku gelisah untuk beberapa alasan. Seperti ada yang salah."

"Kenapa ibu pengantin perempuan gelisah sebelum pernikahan? Kau ingin minum? Itu akan membantumu tidur."

"Benarkah?" seru Yoo Kyung senang.


Tae Joon yang baru pulang terkejut melihat barang-barang wanita beserak di rumahnya.

Ia mengambil syal berwarna krem dan melihatnya. Tak lama kemudian, ia pun sadar siapa pemilik syal itu.

Tae Joon masuk ke kamarnya dan menemukan ibunya sedang tidur. Ia langsung menarik selimut ibunya dan menyuruh sang ibu bangun.

"Bagaimana kau.... kau bertemu Se Jin?"

"Aku pergi ke kantormu dan kebetulan bertemu dia. Dia sangat sopan dan pintar. Dia memesan steak mahal untukku, juga membelikanku tas dan pakaian. Dia sangat murah hati. Seorang pewaris benar-benar berbeda.


"Kenapa kau datang ke kantorku!" Tae Joon marah, lalu keluar dari kamar dan membanting jasnya ke lantai.

"Itu karena kau tidak menjawab teleponku! Kau tidak tahu aku diusir dari rumah atap? Mal Sook tahu kau mencampakkan Na Yeon. Dia kehilangan pikirannya dan membuang semua barang ku keluar dari rumah itu! Aku tidak tahu harus kemana. Aku tidak bisa tinggal di sauna selamanya."

Tae Joon yang malas meladeni ibunya, memberikan ibunya uang.

"Pakai uang ini dan carilah tempat lain. Jangan ganggu Na Yeon lagi."


Sontak Man Jung kaget, kau memberikan ini padaku? Berapa jumlahnya?

Man Jung menghitung angka yang ada di buku rekening.

"Tapi dengan satu syarat. Jangan minta uang lagi pada Na Yeon. Jika kau melakukannya lagi, aku tidak akan pernah sudi menemuimu lagi. Dan juga, saat aku berhasil mendapatkan Sae Byeol, aku ingin ibu yang membesarkannya dan jangan khawatirkan uang."

"Ibu? Kau memanggilku ibu? Aku tidak salah dengar?"

"Berjanjilah!"

"Karena kau memperlakukanku sebagai ibumu, aku akan melakukan apapun untuk melindungimu. Tapi keluarga itu tahu tentang Sae Byeol."


"Se Jin tidak tahu tapi ayahnya tahu."

"Se Jin hamil. Apa yang bisa dia lakukan? Tapi apakah menurutmu Na Yeon akan membiarkanmu mengambil Sae Byeol?"

"Jika dia terus menggangguku karena anak itu, aku akan mengambil anak itu."

"Menurutku dia tidak akan membiarkanmu membawanya. Sae Byeol harta karun berharga baginya, melebihi hidupnya. Dia tidak akan membiarkanmu merebutnya meskipuun langit jatuh." ucap Man Jung.

*Taik lah si Tae Joon ini.. Sekalian aja lo kirim Sae Byeol ke panti asuhan Kang Tae Joon!! Kalau ujung2nya dia tetep kagak bakal nganggep Sae Byeol anaknya, ngapain dia ngerebut Sae Byeol dari Na Yeon. Nganggep Na Yeon gunain Sae Byeol buat ngancem dia, padahal Na Yeon bener kalau dia kagak ngakuin Sae Byeol anaknya...


Paginya, Na Yeon membantu Sae Byeol makan. Mal Sook terus memperhatikan Na Yeon.

"Kau tidak tidur tadi malam?"

"Aku tidur dengan baik."

"Makan ini. Berhenti memandangi makananmu. Makanan adalah obat terbaik." ucap Mal Sook sembari meletakkan lauk ke mangkuk Na Yeon.

"Aku tahu, makanan obat terbaik. Ibu juga makan." jawab Na Yeon, lalu meletakkan egg roll ke mangkuk sang ibu.

Mal Sook lalu memanggil Geum Bong yang masih di dalam kamar.


Geum Bong sendiri lagi fashion show di depan cermin menggunakan tas barunya.

Tak lama, Mal Sook masuk dan dia langsung menyembunyikan tas itu dibelakangnya tapi sang ibu keburu melihat tasnya.

"Bukankah ini mahal, lalu apa itu? Di lehermu."

"Ini tas dan kalung. Apa lagi."

"Kukira kau sudah dipecat. Darimana kau mendapatkan uang untuk membeli semua ini?"

"Bukankah ini terlihat seperti sungguhan? Jika ini bisa menipu ibuku, artinya si pemalsu benar-benar hebat."

"Mwo?"

"Aku membayar 30 dollar tapi ini terlihat seperti 3000 dollar kan?"

"Benar-benar 30 dollar?"

"Tentu saja."

"Kalau begitu tas ini untukku dan kau belilah satu lagi."

"Tidak bisa."

"Kenapa tidak bisa! Ini 30 dollar." jawab Mal Sook, lalu memberikan 30 dollar nya ke Geum Bong dan beranjak keluar membawa tas itu.



Man Jung bersenandung sambil menyusuri jalan dan memegangi beberapa paper bag.

Tak lama kemudian, pengendara motor lewat dan hampir menabraknya.

Man Jung marah. Si pengendara motor berhenti, lalu membuka helm nya dan menatap ke arah Man Jung. Dia Se Gwang.

Man Jung menyuruh Se Gwang meminta maaf, tapi Se Gwang hanya melihatnya saja membuatnya makin kesal.


Se Gwang mengambil tas belanjaan Man Jung yang nyangkut di ban motornya dan mengembalikannya pada Man Jung.

"Puas, ajumma?"

"Ajumma? Memangnya siapa kau berani memanggilku ajumma?"

"Jadi aku harus memanggilmu eomma?"

"Omong kosong apa ini? Bagaimana dengan jantungku? Jantungku berdetak cepat karena aku terkejut. Berikan nomormu."

Se Gwang pun meminta ponsel Man Jung. Man Jung kesal. Setelah sedikit berdebat, Man Jung akhirnya memberikan ponselnya dan Se Gwang menyimpan nomornya di ponsel Man Jung. Setelah itu, Se Gwang langsung menuju ke motornya.


"Siapa pun orang tuanya, mereka pasti membesarkannya dalam keadaan miskin? Tapi dia tampan juga. Dia juga tidak asing bagiku. Anak itu pasti sudah seusianya sekarang."

Bersambung ke part 2.........

0 Comments:

Post a Comment