All Content From : JTBC
Sinopsis Lengkap : The Tale of Lady Ok
Sebelumnya : The Tale of Lady Ok Eps 1-1
Selanjutnya : The Tale of Lady Ok Eps 1-3
Goo Deok tengah menyuapi So Hye hobak jeon. So Hye tengkurap di kasurnya, menerima suapan dari Goo Deok. Sambil menyuapi So Hye, Goo Deok menyarankan So Hye agar membaca buku jika merasa bosan.
So Hye : Apa kau gila? Kau melihatku membaca sebosan apa pun aku?
Goo Deok : Akan canggung jika kalian bertemu untuk kali pertama di perjamuan. Kalian bisa membahas cerita jika kehabisan bahan pembicaraan.
So Hye : Kurasa kau benar.
So Hye lantas menyuruh Goo Deok membacakan buku untuknya.
So Hye : Menutup mata bukan berarti aku tidur, jadi, baca semuanya.
Goo Deok terpaksa mengiyakan.
Hari semakin larut. Goo Deok kembali ke gudang dan melihat semua pelayan sudah tidur di satu kamar yang ada di gudang. Goo Deok lantas menutup pintu kamar yang sejak tadi memang terbuka.
Goo Deok lalu duduk di lantai, menyender ke dinding yang terbuat dari kayu. Dia lantas tersenyum dan menatap permata hadiah dari Seo In.
Goo Deok pun memejamkan matanya dan membayangkan impian yang ingin diwujudkannya. Dia membayangkan kehidupan yang bahagia bersama ayahnya. Dalam bayangannya, ia dan sang ayah tinggal di tepi laut. Sang ayah berlari ke arahnya, sambil membawa tangkapan ikannya. Goo Deok pun memuji ayahnya. Dia bilang itu tangkapan yang bagus.
Goo Deok tersenyum membayangkan kehidupan yang diinginkannya bersama sang ayah.
Seo In sendiri tengah menulis cerita di sebuah buku.
Seo In : Memikirkan wanita pertama yang membuat jantungku berdebar adalah pelayan dari wanita yang bertunangan denganku. Ini sungguh takdir yang mengejutkan. Jika status kami setara, aku
akan menyatakan perasaanku. Entah kenapa, aku tidak bisa tidur malam ini.
Besoknya, pelayan sibuk membuat jamuan untuk perayaan ulang tahun Tuan Song. Tuan Kim mencium bingkisannya.
Tuan Kim : Apa ini? Ini mungkin apa? Ini bukan apa-apa.
Tuan Kim lalu memberikan bingkisan itu ke Tuan Song yang duduk di sampingnya. Wajah Tuan Song nampak agak terpaksa. So Hye duduk bersama Nyonya Cha. So Hye memberikan hadiah ke Nyonya Cha. Nyonya Cha nampak dingin.
Dua orang pejabat bergosip sambil menatap ke arah Tuan Song.
"Dia mungkin anak telantar, tapi pernikahan dengan keluarga rendahan?"
"Dia gila, jadi, tidak ada pilihan. Dia harus menikahi siapa pun yang mau menerimanya."
Pelayan memberikan hobak jeon ke So Hye. So Hye mencicipi hobak jeon dan sadar ada Goo Deok di sana.
Soeddong yang tengah menyapu, melihat So Hye hendak bergerak dan buru2 memberitahu Goo Deok yang lagi masak hobak jeon di dapur. Goo Deok langsung kabur.
So Hye sampai di dapur. Soeddong pun pura2 menyapu dan menghalangi jalan So Hye. So Hye marah dan menyuruh Soeddong minggir. Tapi dia tak melihat ada Goo Deok di sana.
So Hye : Aku yakin itu dia.
Goo Deok tiba di belakang rumah Seo In dan berhenti berlari.
Goo Deok : Aku akan menjadi cacat jika bukan karena Soeddong.
Kemudian, Goo Deok tak sengaja menemukan paviliun Seo In di belakang rumah.
Goo Deok : Kenapa ada rumah terpisah?
Goo Deok masuk dan melihat2.
Goo Deok : Apa ini tempat tinggal Tuan Muda? Dia pasti merasa sangat kesepian.
Seo In datang, kau akan terbiasa saat itu menjadi kebiasaan.
Goo Deok pun langsung bersikap sopan pada Seo In.
Seo In mendekati Goo Deok.
Seo In : Kau tidak mungkin datang ke sini karena ingin bicara denganku.
Goo Deok : Kurasa... Nona sudah tahu. Dia datang ke dapur, jadi, aku harus kabur.
Seo In : Kau menyamar untuk menjual kacang waktu itu. Mengetahui rambutmu akan rontok jika ketahuan, kau kemari untuk mencari uang. Kenapa kau butuh uang sebanyak itu? Kau sungguh akan kabur
untuk tinggal di tepi laut? Katakan. Aku ingin membantumu jika bisa.
Goo Deok : Kenapa kau membantu orang seperti aku?
Belum Seo In menjawab, mereka melihat So Hye datang bersama Nyonya Cha.
So Hye pun duduk di dalam bersama Seo In. Keduanya tampak canggung.
So Hye : Kenapa kau di sini dan bukan di perjamuan?
Seo In : Karena takut kegilaanku memburuk dan aku akan merusak perayaan.
So Hye : Begitu rupanya.
So Hye lalu melihat novel yang dibaca Seo In.
So Hye : Kau sudah membaca kisah Hong Gil Dong? Membaca novel seperti itu adalah hobiku.
Seo In : Bagian mana dari cerita itu yang paling kau suka?
So Hye : Begini... Bagian saat Gil Dong tidak bisa memanggil ayahnya "Ayah".
Seo In : Kenapa bagian itu menonjol?
So Hye : Dia didiskriminasi karena ibunya seorang selir.
Seo In : Mereka tinggal di bawah satu langit, tapi dipisahkan berdasarkan kelas?
So Hye : Ya. Itulah yang kupikirkan.
Goo Deok yang bersembunyi di belakang sekat, tak sengaja menemukan buku cerita karangan Seo In. Di lantai, buku itu tergeletak dalam posisi terbuka. Goo Deok membaca tulisan Seo In. Karena penasaran, dia pun mengambil buku itu dan membacanya.
"Aku tidak bisa tidur malam ini" tulisan Seo In.
Seo In menyerang So Hye.
Seo In : Jika itu yang kau rasakan, kenapa kau mengubur pelayan hidup-hidup hanya karena dia sakit?
So Hye : Apa? Aku tidak mengerti maksudmu.
Seo In : Jika kabar kegilaanku sampai ke telingamu, kau tidak berpikir kabar masa lalumu sampai ke telingaku? Akan kuberi tahu apa lagi yang kudengar. Kau tidak bisa melakukan apa pun sendiri. Pelayanmu melakukan segalanya untukmu. Kau hanya mempermalukan dirimu. Kurasa kau harus segera pergi. Pertunangannya akan dibatalkan.
Goo Deok yang kaget mendengar Seo In membatalkan pertunangan, tak sengaja menjatuhkan buku yang ia pegang, ke lantai. So Hye dan Seo In mendengar itu.
Seo In pun berusaha mengalihkan perhatian So Hye.
So Hye : Ayo. Ayo pergi. Jalan keluarnya lewat sini.
Seo In beranjak duluan ke arah pintu.
So Hye berdiri tapi dia marah.
So Hye : Segila apa pun kau, aku ragu kau memelihara tikus.
So Hye pun beranjak mendekati sekat dan curiga ada Goo Deok di sana.
So Hye : Kau memelihara belatung kotor?
So Hye menarik sekat dan semakin marah melihat Goo Deok.
So Hye : Kau datang kesini setiap kali keluar?
Seo In : Kau salah. Biar kujelaskan.
So Hye : Kau akan membatalkan pertunangan kita demi dia?
Seo In : Itu omong kosong. Imajinasimu...
Goo Deok : Tidak, Nona.
So Hye : Kau menggodanya? Karena kami bertunangan? Dasar belatung!
So Hye pun menyeret Goo Deok keluar.
Nyonya Cha datang dan tanya apa yang terjadi. Lalu dia menatap Goo Deok.
Nyonya Cha : Siapa kau?
So Hye : Dia pelayanku. Tuan Muda berhubungan dengannya!
Sontak lah Nyonya Cha langsung menampar Goo Deok.
Seo In : Ibu!
Nyonya Cha : Jangan memanggilku begitu!
So Hye pun membawa Goo Deok pergi.
Tuan Kim memukuli tubuh Goo Deok yang sudah digulung tikar. Gae Jook menangis melihat putrinya dipukuli dan berusaha menghentikan Tuan Kim. Tapi pelayan memegangi Tuan Kim. Gae Jook kemudian memohon agar Tuan Kim membunuhnya saja.
Tuan Kim : Aku juga akan membunuhmu dan putrimu.
Gae Jook pun dipukuli oleh Tuan Kim.
Tuan Kim : Beraninya orang seperti kau menghinaku dan putriku?
Melihat itu, pelayan yang kasihan pada Goo Deok dan Gae Jook pun memohon ke Tuan Kim agar dia saja yang memukuli mereka.
Tuan Kim : Hajar dia habis-habisan, dan kubur dia sebelum mati. Kau mengerti?
Tapi So Hye mengambil kayu dan memukuli Goo Deok. Gae Jook berusaha melindungi putrinya. Dia memeluk tubuh putrinya dan ikut menerima pukulan So Hye.
So Hye : Katakan! Kau sengaja melakukannya? Kau mencoba merebut suamiku. Benar, bukan?
So Hye kemudian melemparkan kayu dan menendang mereka.
So Hye : Matilah! Mati saja! Matilah! Mati saja, Belatung!
Goo Deok pun teriak memanggil ayahnya, dibarengi dengan tangisan.
So Hye pun berhenti menendangi mereka dan menatap ke semua pelayannya.
So Hye : Aku tidak boleh membunuhnya, bukan? Kita seperti keluarga, bukan?
Geumbok mengiyakan.
Mendengar jawaban Geumbok, So Hye yang marah besar, berkata sekalian saja menjadikan Goo Deok keluarga. So Hye lalu menyuruh pelayan memandikan dan mengirimkan Goo Deok ke kamar ayahnya.
So Hye : Ayolah. Mandikan dia dan bawa dia ke ayahku!
Setelah mengatakan itu, So Hye beranjak masuk ke rumahnya.
Gae Jook mau mengejar So Hye, tapi dihentikan oleh Goo Deok.
Gae Jook menoleh ke Goo Deok dan tertegun melihat Goo Deok memberinya sinyal kabur.
Tuan Kim sudah menunggu di kamarnya. Tak lama, Goo Deok pun datang. Tuan Kim bilang hal itu bisa dicegah jika dia meniduri Goo Deok sejak awal. Tuan Kim lantas menyuruh Goo Deok menuangkan minuman untuknya.
Tuan Kim : Mari kita lupakan semuanya. Aku bahkan akan memberimu kamar.
Goo Deok : Minuman ini adalah tanda terima kasihku atas makanan dan tempat tinggal yang anda tawarkan.
Tuan Kim : Baiklah.
Goo Deok : Dan ini.
Goo Deok menarik pitanya, seolah2 akan menanggalkan bajunya. Tuan Kim yang melihat itu tertawa dan bertanya kenapa terburu-buru.
Tapi kemudian, Goo Deok mengeluarkan sabitnya.
Dengan sorot mata penuh dendam, Goo Deok berkata, itu caranya untuk membalaskan dendam ibunya. Goo Deok pun menyerang Tuan Kim dengan sabit. Darah Tuan Kim muncrat dan mengotori baju Goo Deok. Tuan Kim berusaha menahan sabit yang hendak ditusukkan ke dadanya oleh Goo Deok.
Tuan Kim kemudian memanggil orang diluar. Tak lama, So Hye dan pelayan masuk. Mereka terkejut melihat apa yang dilakukan Goo Deok. Goo Deok semakin bernafsu membunuh Tuan Kim. Tapi pelayan berhasil merebut sabit Goo Deok.
So Hye pun menghalangi Goo Deok yang mau kabur.
Goo Deok meninggikan suaranya, menyuruh So Hye minggir.
So Hye gak mau.
So Hye : Dasar penyihir!
So Hye berniat menampar Goo Deok tapi Goo Deok menangkap tangan So Hye. So Hye marah dan menyuruh Goo Deok menyingkirkan tangan kotor Goo Deok darinya.
Goo Deok : Kotor?
So Hye : Ya. Kau kotor. Kau belatung yang pantas mati!
Goo Deok : Tidak ada orang hidup yang pantas mati. Dan kaulah yang kotor.
Goo Deok mendorong So Hye. So Hye pun jatuh ke lantai karena didorong Goo Deok. Setelah itu, Goo Deok mengambil pispot di lantai yang masih berisi air pipis. Kemudian, dia menyiramkan air pipis itu ke tubuh So Hye. Tentu saja So Hye menjerit disiram kencing oleh Goo Deok.
Para pelayan berkerumun di depan kediaman Keluarga Kim. Goo Deok kemudian keluar. Mereka tanya, apa yang terjadi dan Goo Deok mau kemana. Goo Deok tak menjawab dan buru-buru pergi.
So Hye lalu keluar dan menyuruh para pelayannya menangkap Goo Deok.
So Hye : Tangkap wanita itu sekarang juga! Jangan hanya berdiri dan melihat! Tangkap dia! Kejar dia sekarang!
So Hye juga menyuruh para pelayannya melaporkan Goo Deok ke kantor pemerintah.
Goo Deok lari ke hutan. Di belakang, para pasukan tampak memburu Goo Deok. Goo Deok terus berlari, menghindari pasukan. Namun, dia tak melihat ada jurang kecil di depannya. Dia pun jatuh berguling ke bawah. Para pasukan terus mengejar Goo Deok. Tiba2, seseorang menyambar Goo Deok. Ternyata Gae Jook. Mereka merundukkan kepalanya dan sembunyi di jurang tersebut. Para pasukan melewati jurang tersebut dan terus mencari Goo Deok.
Setelah para pasukan pergi, Goo Deok dan ayahnya berdiri. Namun mereka terdiam melihat para pelayan Keluarga Kim yang berdiri di depan mereka.
Salah seorang pelayan mengulurkan tangannya ke Goo Deok. Goo Deok pun menyambut tangan pelayan itu. Pelayan itu kemudian membantu Goo Deok dan Gae Jook keluar dari jurang.
Geumbok memberikan Goo Deok buntelan. Dia bilang dia mengemas kentang, kue beras dan uang di sana. Goo Deok pun jadi terdiam menatap Geumbok.
Geumbok : Kenapa kau masih berdiri di sini? Kau harus bergegas! Ayo! Jangan sampai ketahuan. Pastikan kau pergi jauh. Jangan pernah kembali. Mengerti?
Goo Deok : Terima kasih.
Geumbok : Pergilah sekarang. Cepat.
Goo Deok lalu menatap makam ibunya.
Goo Deok : Sampai jumpa, Bu. Terima kasih, Bu.
Soeddong menyuruh Seo In minta maaf pada seluruh keluarga.
Tapi Seo In justru mengkhawatirkan Goo Deok. Dia menanyakan nasib Goo Deok pada Soeddong.
Soeddong : Itu tidak penting sekarang.
Sementara Nyonya Cha protes karena Tuan Song tak mau mengusir Seo In. Dia bilang pelayan So Hye ada di kamar Seo In tapi Tuan Song masih butuh alasan lebih banyak untuk mengusir Seo In.
Tuan Song : Kubilang aku akan bicara dengannya dan memperbaikinya.
Nyonya Cha : Tuan, kau sama sekali tidak peduli kepada Seo Ho?
Seo In kebetulan datang dan mendengar kata2 Nyonya Cha.
Nyonya Cha : Karena anak haram yang dikandung gisaeng rendahan? Teganya kau....
Seo In masuk. Tuan Song terkejut.
Seo In : Jadi,aku anak haram, bukan anak telantar?
Nyonya Cha : Kau anak dari wanita yang ibu benci. Tapi ibu masih membesarkanmu seperti anak ibu.
Seo In : Kukira ibu tidak pernah menyayangiku karena aku anak telantar. Ibu hanya membenciku.
Seo In lantas menatap ayahnya.
Seo In : Seharusnya ayah memberitahuku lebih awal. Aku selalu bertanya-tanya kenapa aku menjadi seperti ini. Jadi, ibuku seorang gisaeng.
Tuan Song : Seo In-ah.
Seo In : Aku akan pergi begitu fajar tiba. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikan yang ibu tunjukkan saat membesarkanku selama ini.
Nyonya Cha : Hanya ada satu cara kau bisa membalas kebaikan ibu. Jangan pernah kembali.
Tuan Song marah dan menggebrak meja, Buin!
Seo In : Aku tidak akan lupa bahwa ayah berusaha menghentikanku.
Seo In berbalik, mau pergi.
Nyonya Cha : Apa pun yang terjadi, jangan pernah dikaitkan dengan keluarga kami. Kau tidak lagi ada dalam keluarga kami.
Seo In berusaha tegar.
Seo In : Tentu saja.
So Hye tengah berendam. Dia mandi dibantu para pelayannya.
Geumbok memberitahu bahwa pihak berwenang mengirim prajurit dan mencari Gu Deok dan Gae Jook kemana-mana.
So Hye dengan kesal bilang, mereka akan dibunuh jika tertangkap.
Geumbok : Ya, Nona.
So Hye : Panggil pemburu budak dari pasar. Aku akan membuatnya hidup menderita seumur hidupnya.
Keesokan harinya, Seo In bersiap untuk pergi. Salju masih turun. Tiba2, Soeddong datang dan mengambil alih semua barang2 Seo In.
Seo In : Melihat kantong-kantong itu, kau kemari bukan untuk berpamitan. Kau mencoba membuktikan kesetiaanmu kepadaku?
Soeddong : Itu perintah ayahmu. Dan ini juga.
Soeddong menunjukkan sebuah dompet.
Seo In membukanya, isinya uang.
Seo In : Dia menyuruhmu mengawasiku?
Soeddong : Dia menyuruhku menjagamu dengan baik.
Seo In mengambil dompet itu dari tangan Soeddong dan mulai beranjak.
Seo In : Ini membuatku tidak semenderita Hong Gil Dong.
Soeddong mengikuti Seo In.
Soeddong : Kau mau ke mana?
Seo In : Sebelum berangkat, aku berniat menemui Goo Deok kali terakhir.
Soeddong : Itu mustahil.
Seo In berhenti berjalan, dan berbalik menatap Soeddong.
Seo In dan Soeddong menemui pemburu budak. Kepala Pemburu Budak menunjukkan skesta Goo Deok ke Seo In dan tanya alasan mereka tidak boleh menangkap Goo Deok.
Seo In menghela nafas nya dan berniat memberikan semua uangnya ke si pemburu budak agar tidak menangkap Goo Deok. Soeddong yang melihat itu, berusaha mencegah Seo In memberi uang mereka pemburu bedak, tapi Seo In nya kekeuh jadi Soeddong tak bisa apa-apa.
Seo In : Kudengar hadiah menangkapnya adalah 100 yang. Setidaknya kau bisa menggandakan hadiahmu jika menjualnya.
Soeddong : Bagaimana jika mereka menangkapnya? Maka mereka bisa menyimpan ini dan hadiahnya.
Kepala Pemburu Budak merobek sketsa Goo Deok.
Seo In yang melihat itu berkata dia akan mempercayai si pemburu budak.
Kepala Pemburu Budak lantas ingin tahu kenapa Seo In menghabiskan uang banyak demi Goo Deok.
Seo In : Aku berutang kepadanya karena dia membantuku menemukan kebebasan. Aku juga ingin membantu kebebasannya sendiri.
Kepala Pemburu Budak : Kalau begitu, bagaimana jika kami membawanya kepadamu?
Seo In : Jangan mengejarnya agar dia bisa tidur dengan tenang, meski hanya semalam.
Seo In lalu mengajak Soeddong pergi.
Seo In : Jika ditakdirkan bertemu, kami akan bertemu lagi suatu hari nanti.
Bersambung ke part 3...
0 Comments:
Post a Comment