• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Showing posts with label Dan Only Love. Show all posts
Showing posts with label Dan Only Love. Show all posts

Dan, Only Love Ep 8 Part 4

Sebelumnya...


 Hoo masuk ke ruangannya dan menemukan catatan Dan. Dia membacanya.

"Nomor 4, Catatan lain, Permintaan untuk pergi"


Sementara Dan sedang menaburkan abu Mi Ok di halaman belakang sanatorium tempat Noel menghilang.

Dan : Kau bilang kita bagian dari rencana besar dan takdir-Nya, bukan? Apa merenggut harapan terakhir seseorang yang miskin dan kesepian adalah bagian dari rencana-Nya? Apa takdir untuk orang yang menolak untuk menyalahkan Dia hingga akhir? Apa sejak awal Dia punya rencana yang Dia ciptakan untukku?


Yeon Seo sedang bersiap2 bersama dua kandidat Giselle lainnya, termasuk Ni Na. Ni Na terus menatapnya.


Dan di atas kapal. Dia melihat gambar yang dilukisnya sesuai dengan yang diingatnya.

Dan : Kenapa harus Yeon Seo? Di antara semua orang, kenapa Engkau harus mengirimku kepadanya?


Dan akhirnya tiba di sebuah pulau. Dia kembali melihat gambarnya dan mencocokkan gambar itu dengan pulau yang didatanginya.


Lalu kita melihat kilas balik, ketika Dan berdoa setelah pergi dari rumah Yeon Seo.

Dan : Aku menyelamatkan dia saat hujan. Tapi, dia mengenaliku lebih dahulu. Kenapa? Aku ingin tetap bersamanya. Terlebih lagi, karena aku meninggalkan dia. Jika ada satu alasan lagi untuk aku tetap di sini, maka kumohon bantulah aku mencarinya.


Giliran Ni Na untuk menari. Ni Na menutup matanya dengan sehelai kain panjang.


Ternyata itu adalah ajaran Elena.

Elena : Bukankah ini tragedi? Kau harus menjadi wanita yang buta karena pengkhianatan. Begitulah kau bisa menuju akhir pembalasan dendam yang diinginkan oleh direkturmu.


Ni Na menari. Kang Woo mendekati Ni Na dan melepaskan ikatan penutup mata Ni Na. Ni Na terkejut dan berbalik menatap Kang Woo.

Ni Na : Upaya yang bagus. Tapi kau akan melakukan ini di panggung? Menirukan emosi dengan memakai penutup mata ini tidaklah asli.


Kang Woo lalu memanggil Yeon Seo.

Yeon Seo mulai menari, tapi Kang Woo menyuruhnya berhenti dan marah.

Yeon Seo : Apa yang kau lakukan?

Kang Woo : Kenapa kau menunjukkan "Giselle" dari 200 tahun silam? Kau bilang kau suka "Giselle" yang baru.

Yeon Seo : Memang, tapi aku berubah pikiran. Itu tidak bagus. Sekarang, Giselle dikhianati. Giselle menyukai dia, mulai pacaran, dan mendapati dia selingkuh.

Kang Woo : Bagaimana kau bisa begitu sedih?

Yeon Seo : Karena dia bersedih.

Kang Woo : Aku tidak menyangka kau menggambarkan Giselle sebagai tokoh yang pasif.


Yeon Seo mulai marah. Dia berdiri dan menatap Kang Woo.

Yeon Seo : Kau tidak menggila jika membenci atau mengutuki orang. Pikiranmu harus waras jika ingin membenci orang. Kau tahu alasan dia menggila? Karena dia bersedih. Dia sangat bersedih. Giselle begitu mencintainya.

Kang Woo : Itulah Giselle yang klasik dan kuno!

Yeon Seo : Karena kau hanya melihat dia dari luar! Jika kau melihat intinya, hatinya akan membuat penonton menangis. Biar kutunjukkan. Lihat ini.


Yeon Seo mulai menari, lalu ia mendekati Kang Woo dan memegang wajah Kang Woo. Kemudian, ia menari lagi dan teringat kata2 Dan saat mereka bertemu di taman malam itu.


Dan : Kau benar. Aku yang salah. Seharusnya aku tidak bersikap baik kepadamu. Kenapa kau  tidak bisa menjadi milikku? Kenapa semuanya harus sirna?


Lalu Yeon Seo ingat kemarahannya saat Dan bilang mau berhenti.

Yeon Seo : Selama ini kau tidak berguna. Aku pasti mengalami delusi. Selagi membahasnya, kemasi barangmu dan pergilah sekarang juga!


Yeon Seo kembali memegangi wajah Kang Woo sambil berkata dalam hatinya kalau ia merindukan Dan.

Lalu tiba2 saja, sosok Kang Woo berubah menjadi Dan. Sontak Yeon Seo tersenyum karena mengira yang berdiri di depannya benar2 Dan.


Yeon Seo yang mengira itu Dan, berniat menciumnya, tapi Kang Woo buru2 memalingkan mukanya.

Yeon Seo tersadar dan langsung beranjak menjauhi Kang Woo.

Teman2nya bertepuk tangan.


Yeon Seo dan teman2nya pergi ke loker. Yeon Seo membuka lokernya dan mengambil ponselnya. Ia kemudian duduk dan menatap kontak Dan.


Dan tiba di perkampungan dan menghampiri dua ajumma yang lagi mengurusi ginseng.

Dan : Bu, Anda sudah lama tinggal di pulau ini?

"Tidak begitu lama. Hanya seumur hidupku."

Dan : Kalau begitu, Anda tahu rumah berpagar biru?


Dan bergegas ke rumah itu dan ingat cerita si ajumma kalau dulu ada anak laki2 tinggal disana bersama dengan ayahnya yang pemabuk.

Dan sampai di rumah itu, tapi ia tak menemukan siapapun disana.

Hujan tiba2 turun dan Dan pun langsung berteduh di beranda.


Tiba2, seorang anak laki2 keluar dari sana dan bersembunyi dibalik guci.

Tak lama, ayahnya keluar, mengejarnya sambil membawa tongkat kasti. Sang ayah memukul salah satu guci hingga pecah.

Anak laki2 itu, Dan! Dan yang ketakutan, terus bersembunyi dibalik guci, hingga akhirnya ayahnya mendapatkannya dan memukulnya.


Tepat saat itu, Dan terbangun dari tidurnya. Hari sudah pagi. Hujan juga sudah berhenti.

Dan kemudian melihat guci yang pecah itu di halaman.


Dan pun langsung mendekati sebuah guci yang tertutup. Ia membukanya dan menemukan sebuah kotak disana.

Ingatan Dan kembali. Ia ingat bagaimana kotak itu bisa berakhir di tangannya.

Flashback...


Yeon Seo datang ke rumah Dan. Tapi Dan menahan pintunya agar Yeon Seo tidak bisa membukanya.

Yeon Seo : Benarkah kau akan seperti ini? Aku akan pergi besok. Aku tidak akan pergi ke Seoul, tapi ke Rusia! Aku akan naik pesawat dan pergi jauh.

Yeon Seo lalu melihat kaki Dan. Ia mau menyentuh kaki Dan tapi Dan langsung menarik kakinya.

Yeon Seo : Aku tahu kau ada di situ.


Dan tetap tidak mau keluar. Yeon Seo yang marah membanting kotak itu.

"Aku tidak mau lagi berteman denganmu!" teriak Yeon Seo, lalu pergi.

Flashback end....



Dan membuka kotak itu. Isinya, foto dirinya saat masih kecil bersama Yeon Seo. Dan terkejut.

Disana, juga ada sebungkus permen dan sebuah gambar.

Dan : Itu benar-benar terjadi. Aku dipukuli tiap kali hujan turun. Jadi, aku tidak pernah keluar saat hujan. Itulah sebabnya aku belum pernah melihat pelangi. Gadis yang menunjukkan pelangi kepadaku untuk kali pertama. Aku ingin menjadi orang dewasa demi dia.



Dan pun langsung berlari menuju suatu tempat.


Dan kembali ingat masa lalunya, saat ia melihat pelangi muncul setelah Yeon Seo selesai menari.


Dan juga ingat saat mereka berkenalan di padang bunga.

Yeon Seo : Aku Yeon Seo. Lee Yeon Seo. Kau?

Dan kecil : Naneun....

Flashback end...


Dan tiba di pantai dan menemukan Yeon Seo disana.


Dan kaget. Lukisan yang dipegangnya juga ikut jatuh.


Dan : Naneun... Nae ireumeun...

Dan kecil : Seong Woo-ya.

Dan besar : Seong Woo-ya. Yoo Seong Woo.

Bersambung....

Dan, Only Love Ep 8 Part 3

Sebelumnya...


Adegan dibuka dengan Dan yang sedang bicara dengan 'Tuhannya'.

Dan : Sepertinya aku tersesat. Seakan-akan aku berada di jalan buntu. Ke mana pun pergi, aku melihat dia. Ke mana aku harus pergi?

Hoo datang dan meminta Dan tetap disana.

Dan yang masih kesal, beranjak keluar.

Hoo menyusul Dan.


Hoo : Hei, Dan. Di sini sungguh menyenangkan. Kau bisa bekerja sukarela di sini selama beberapa hari...

Dan : Jangan bicara denganku. Aku tidak ingin bicara denganmu.

Hoo : Lancang sekali. Bagaimana kau bisa kemari?


Dan menatap tajam Hoo.

Dan : Penghakiman tanpa belas kasihan akan ditunjukkan kepada siapa pun yang belum berbelaskasihan." Kau mungkin bisa memukulku. Andai ancaman, itu sangat efektif. Aku takut dan melarikan diri seperti pengecut.

Hoo : Tindakanmu tepat. Itu hal terbaik yang kau lakukan sejak mendapatkan misi. Dirimu sendiri adalah penghalang dalam misimu. Kau bilang akan mengerjakan laporanmu yang menumpuk. Betapa hebatnya ini? Inilah saatnya.

Dan : Tunggu saja laporan ini. Aku akan menyebutkan kekejaman dan kekerasanmu secara detail.

Hoo : Sesekali bekerja akan menyenangkan. Jauhi si Berisik dan bersembunyilah untuk sementara. Selain itu, jauhi Ji Kang Woo.

Dan : Baiklah. Berhenti mengomel dan pergilah. Jika kau bicara lagi, aku mungkin benar-benar ingin membalas.

Dan beranjak pergi.


Bu Choi masuk ke kamar Roo Na saat Roo Na tidak ada. Ia menggeledah kamar Roo Na.

Tepat saat ia membuka laci Roo Na yang berisi surat pernyataan Kwang Il, Roo Na masuk. Bu Choi pun pura2 mencari pita pengukur.

Roo Na membuka laci atasnya dan memberikan pita pengukur. Setelah mendapatkan pita pengukur itu, Bu Choi bergegas pergi tapi dia balik lagi hanya untuk mengajak Roo Na minum.

Setelah ibunya pergi, Roo Na menutup laci tempat ia menyimpan surat pernyataan itu.


Roo Na lalu pergi ke ruang makan dan minum2 dengan ibunya.

Bu Choi : Kau tidak pernah merepotkan bahkan saat masih kecil. Ibu sangat berterima kasih. Mengursuskan Ni Na belajar balet dan mengelola Fantasia menjauhkan ibu darimu.

Roo Na : Aku tidak pernah keberatan. Aku suka betapa Ibu tampak hebat dalam pekerjaan Ibu.

Bu Choi : Kau tidak pernah mengajak temanmu ke rumah dan selalu mengepang rambut Ni Na untuk bersenang-senang. Kau menggantikan ibu dalam menjaga dia.

Roo Na : Aku tidak memedulikan anak lain. Ni Na sangat cantik dan mendandani dia terasa seru.

Roo Na lalu heran ibunya mendadak membahas masa kecil mereka. Roo Na kemudian tanya, apa ada masalah.

Bu Choi : Apa kau  yang berusaha membunuh Yeon Seo?

Tapi Bu Choi tidak benar2 menanyakannya. Roo Na heran ibunya diam saja.
Bu Choi : Bukan apa-apa. Belakangan ini kau tampak gelisah. Ibu ingin kau melihat hal bagus dan pergi ke tempat yang indah. Biar ibu yang mengurus semuanya.

Roo Na : Ibu tahu aku tidak suka keadaan kotor.

Roo Na beranjak pergi.


Dan Bu Choi ingat kemarahan suaminya.

Flashback...

Pak Geum : Jangan! Kita tidak boleh menyakiti orang agar bisa hidup makmur!

Bu Choi : Apa maksudmu?

Pak Geum : Malam itu di kapal, kau menyuruh Pak Park membiusnya.

Bu Choi : Diam! Pak Park menumpahkan minuman itu dan dia tidak sempat meminumnya.

Pak Geum : Bagaimana dengan Pak Jo? Pak Park menceritakan semuanya. Mobil Pak Jo yang menabrak. Selang remnya terputus.

Bu Choi kaget, berarti seseorang sengaja menyebabkan kecelakaan itu? Untuk membunuh Pak Jo dan Yeon Seo?

Pak Geum : Bukan kau pelakunya?

Flashback end....


Yeon Seo diam saja di pinggir saat teman2nya sedang latihan.


Dua penari lewat dan menatap sinis Yeon Seo.


Kang Woo menatap Yeon Seo. Ia tahu Yeon Seo memikirkan Dan dan itu membuatnya agak kesal.


Bu Jung menunggu Yeon Seo di depan gedung Fantasia. Sambil menunggu Yeon Seo, dia memeriksa profil pria yang akan menggantikan Dan.

Yeon Seo lalu datang. Bu Jung langsung berdiri dan menanyai Yeon Seo suasana di dalam.

Yeon Seo : Baik-baik saja. Semua orang baik kepadaku.


"Bohong!" terdengar suara Dan. Yeon Seo kaget dan langsung mencari sumber suara. Ia menemukan Dan bersender di pegangan tangga di depannya.

Dan : Manusia sangat aneh. Kenapa kau berbohong?

Dan lalu tiba2 menghilang.


Yeon Seo pun langsung memejamkan matanya. Ia heran, kenapa ia selalu saja melihat bayangan Dan.

Bu Jung cemas, kau merasa sakit?

Yeon Seo lantas menyuruh Bu Jung pulang duluan. Ia memberikan tasnya dan mengaku mau ke suatu tempat.


Yeon Seo pun buru2 pergi. Kang Woo keluar dan melihat Yeon Seo yang pergi dengan terburu-buru. Ia tahu Yeon Seo mau kemana.


Yeon Seo pergi ke gereja Dan.

Hoo kemudian datang dan kaget melihat Yeon Seo.

Hoo : Si Bodoh itu (Dan) terus mengarahkan orang kemari.

Hoo lantas duduk disamping Yeon Seo.

Yeon Seo : Kau mengenal Kim Dan? Dia bekerja di rumahku. Ini alamat yang dia tulis di resumenya. Bagaimana dia bisa memberi alamat gereja?

Hoo : Apa yang salah? Dia lahir dan dibesarkan di sini.

Yeon Seo : Dia bilang punya ayah yang mengusir dia.

Hoo : Kau tahu yang dimaksud saat orang menyebutkan ayah?

Yeon Seo lantas paham maksud Hoo. Dia pun memaki dirinya sendiri yang tidak tahu apa2 soal Dan.

Hoo : Jangan mencari dia. Hanya saja waktunya telah tiba. Awal dan akhir. Manusia tidak akan tahu. Manusia baru menyadari bahwa waktunya sudah habis saat semuanya telah berakhir.


Yeon Seo kemudian melangkah dengan gontai keluar. Dia putus asa mencari Dan.

Kang Woo datang dan mengajak Yeon Seo ke suatu tempat.

Yeon Seo  : Kemana?

Kang Woo : Melupakan dia.


Kang Woo ternyata mengajak Yeon Seo minum.

Yeon Seo kemudian ingat malam itu, usai kejadian memalukan di kapal, ia pergi ke bar, tapi Dan tiba2 datang dan melarangnya minum.

Kang Woo menuangkan minum untuk Yeon Seo. Yeon Seo yang kesal, meminumnya.


Kang Woo : Jadikan ini hari terakhir untuk menyesal dan menengok masa lalu.

Yeon Seo marah.

Yeon Seo : Jangan asal menyimpulkan. Tidak ada yang menyesal.

Kang Woo : Aku tahu kau tidak fokus selama latihan hari ini. Saat seseorang mendadak memilih untuk pergi, kau terkejut. Aku paham, tapi ingatlah satu hal. Kim Dan mungkin tidak seperti dugaanmu.

Yeon Seo : Apa maksudmu? Apa dugaanku soal dia? Seperti apa tabiat Dan?

Kang Woo : Hal itu melampaui yang kau lihat. Mungkin dia telah menipumu. Jadi, lupakan dia dan lanjutkan hidupmu.

Yeon Seo : Kenapa kau menjelekkan dia setelah dia pergi? Benar, aku tidak tahu apa pun soal dia. Aku makin menyadarinya bahkan setelah kepergiannya. Tapi aku tahu pasti soal ini. Dan bukan pria licik yang menipu orang. Aku belum pernah bertemu orang yang sejujur dirinya. Kau pasti cemas penampilanku akan buruk dalam "Giselle". Jangan cemas. Aku tampil sebulan sepeninggal orang tuaku dan mendapat tepuk tangan meriah.

Yeon Seo meminum minumannya lagi dengan kesal, lalu beranjak pergi.


Kang Woo menghela nafas kesal karena Yeon Seo masih saja memikirkan Dan.


Yeon Seo pergi ke taman, tempat ia dan Dan dulu bertemu.

Yeon Seo : Apa yang kau harapkan? Kau pikir dia akan duduk di sini seperti hari pertama kami bertemu?

Yeon Seo lantas menangis, memanggil2 Dan.

Yeon Seo : Ke mana pun pergi, aku selalu melihatmu. Aku juga melihatmu di bar. Aku bahkan tidak bisa pulang sekarang. Karena kau sudah pergi, semuanya menjadi berantakan. Kim Dan, aku membutuhkanmu.

Tanpa Yeon Seo sadari, Dan berdiri dibalik pohon.

Yeon Seo terus menangis.


Dan lalu keluar.

Dan : Kendalikan dirimu, Lee Yeon Seo.

Yeon Seo terkejut melihat Dan. Ia fikir dirinya berhalusinasi lagi.

Yeon Seo :Benarkah, ini kau?

Dan : Kau benar. Aku yang salah. Seharusnya aku tidak bersikap baik kepadamu. Aku hanya sedikit baik kepadamu dan kau sangat terpikat. Aku tidak menyangka kau begitu mudah didapatkan. Aku fokus dalam tugasku dan waktunya hanya singkat. Aku terhanyut keadaan hanya sesaat. Karena kau keras kepala dan manja, aku hanya membantumu. Jangan bergantung kepada orang sepertiku. Carilah orang yang sungguh memihakmu. Carilah orang yang akan menemanimu hingga akhir.


Dan lantas berniat pergi tapi Yeon Seo menahannya.

Yeon Seo : Biar aku yang pergi. Aku tidak mau melihatmu pergi lagi.

Dan terkejut dan menatap balik Yeon Seo.

Yeon Seo : Selama ini kau lah yang selalu lari lebih dahulu di rumah atau taman. Tidak kali ini. Ingat ini. Aku yang meninggalkanmu. Kau lah yang akan ditinggalkan sendirian.


Yeon Seo kemudian pergi. Dia pergi sambil menangis dan meyakinkan dirinya kalau Dan tidak ada.

Sementara Dan memukul2 pohonnya. Dia marah.


Paginya, Dan merawat Mi Ok yang masih belum sadar.


Dan kemudian tertidur dan kembali memimpikan masa kecilnya.

Saat itu, Yeon Seo berusaha melihat apa yang digambarnya di tembok. Dan yang malu berusaha menutupinya. Setelah gambarnya selesai, Dan pergi.

Yeon Seo melihat gambar Dan. Dan menggambar Yeon Seo yang sedang menari balet dan ada gambar love dibawahnya.


Dan lantas terbangun. Ia heran bermimpi seperti itu lagi.

Lalu Dan menoleh ke ranjang dan kaget melihat Mi Ok tidak ada disana.


Dan pun bergegas keluar, mencari Mi Ok. Dan ia menemukan Mi Ok di halaman belakang sanatorium, tempat Noel menjadi abu.

Dibalik semak2, Mi Ok berusaha menghubungi Noel lewat ponsel yang diberikan Yeon Seo. Dan mendekati Mi Ok tapi Mi Ok mengira dirinya Noel.


Dan dan Mi Ok kemudian berjalan di tengah semak2. Mi Ok menceritakan mimpinya.

Mi Ok : Di mimpiku, aku pergi ke ladang alang-alang yang indah. Aku bergandengan tangan denganmu dan berjalan bersama. Indah sekali. Bisakah kau mengajakku ke sana?

Dan : Apa? Ke mana?

Mi Ok : Ke sana. Ladang alang-alang.

Mi Ok lalu terjatuh. Dan cemas dan langsung memegangi Mi Ok.

Mi Ok : Kau ingat hari pertama kita berjumpa? Bagaimana suasananya?

Flashback...


Mi Ok sedang berdoa di sanatorium saat itu. Noel kemudian datang, memakai pakaian putih, mirip pakaian Hoo.

Mi Ok : Kau memakai setelan putih yang kau pakai untuk pernikahan kita. Apa yang harus kulakukan? Aku sudah sangat tua. Aku tampak jelek, bukan?

Noel : Kau tampak cantik sama seperti pada hari itu.

Noel lalu memeluk Mi Ok.

Flashback end...


Mi Ok : Terima kasih karena telah berbohong. Aku bahagia setiap hari. Aku sungguh bahagia karena bisa melakukannya.

Dan : Anda baik-baik saja? Mari segera kembali ke sanatorium.

Mi Ok : Terima kasih, Anak Muda, atas bantuanmu pada hari itu dan hari ini.

Dan : Anda mengenalku? Ingatan Anda sudah kembali?

Mi Ok : Aku hanya berharap semuanya hanyalah mimpi. Kupikir aku sudah siap. Selama aku hidup 70 tahun, kami sering berpamitan. Setiap kali berpamitan rasanya sulit.


Mi Ok meraba2 tanah, tempat ia menemukan saputangan Noel.

Lalu Mi Ok mengambil saputangan Noel dan meletakkannya disana.

Mi Ok : Di sini tempatnya, bukan? Dia hanya meninggalkan saputangan bergambar bulu ini. Hanya ini yang dia tinggalkan. Tubuhnya menghilang seakan-akan tidak pernah ada. Ini begitu sia-sia. Di kehidupanmu berikutnya, datanglah ke sini sebagai manusia. Aku akan menjadi malaikat pelindungmu.

Mi Ok mendekap saputangan itu.


Dan kaget Mi Ok tahu Noel malaikat.

Mi Ok : Tidak ada monster di dunia ini yang bisa sebaik dia. Saat aku bilang dia adalah suamiku yang meninggal 30 tahun lalu, dia hanya menurut dan bilang dia memang suamiku. Setiap hari selama setahun, dia membohongiku dengan hati yang baik.


Dan teringat ucapan Noel saat mereka memasak waktu itu.

Noel : Tidak butuh waktu lama agar menjadi cinta sejati. Kau cukup memberinya cinta yang sepadan dengan cinta selama 1.000 tahun.

Flashback end...


Dan : Bagaimana kau bisa seperti itu? Aku melarikan diri. Aku takut.

Mi Ok : Soal menghilang?

Dan : Bukan. Aku takut akan begantung kepadanya Saat bersama dia, aku ingin menggenggam tangannya dan memeluknya. Tapi jika aku melakukannya, kupikir aku akan membuat Yeon Seo sedih. Kupikir dia akan menjadi tidak bahagia.

Mi Ok : Aku tidak menyesali apa pun. Aku bersedih. Perasaanku hancur. Tapi itulah takdirku. Aku orangnya. Akulah yang dia temui. Aku berterima kasih. Aku tidak membenci dia. Kau tahu, Anak Muda? Saat dua orang bertemu, tidak ada yang sia-sia. Aku percaya pada takdir. Itulah yang menuntun kita untuk bertemu.


Setelah mengatakan itu, Mi Ok menghembuskan napas terakhirnya.

Dan memeluknya.

Bersambung ke part 4...