Tae Soo mendekati Jung Woo. Ia penasaran kenapa dan bagaimana Jung Woo bisa kembali. Ia tidak percaya kalau ada kesalahan pada data Jung Woo.Jung Woo bertanya balik, apa Tae Soo akan percaya kalau ia mengatakan yang sebenarnya.
“Ha Yeon masih hidup.” ucap Jung Woo.
Tae Soo marah
mendengarnya dan langsung mencengkram kerah Jung Woo. Ia ingin tahu apa yang
Jung Woo rencanakan. Jung Woo mendorong Tae Soo ke pagar dan berusaha
meyakinkan Tae Soo kalau Ha Yeon memang masih hidup.
“Lalu bagaimana dengan
Kak Ji Soo? Apa kau juga
mau bilang Kak Ji Soo masih
hidup?” tanya Tae Soo.
“Tae Soo-ya, Ji Soo-ya…”
Belum selesai Jung Woo bicara, petugas Moon datang memisahkan mereka. Petugas Moon lalu membawa Tae Soo pergi. Setelah mereka pergi, Cheol Sik mendekati Jung Woo.
“Darimana saja
kau?” tanya Cheol Sik.
“Aku menemukan
cara.” Jawab Jung Woo.
“Apa?
Benarkah?” tanya Cheol Sik
kaget.
“Aku akan
melintasi 7 pintu yang
kau sebutkan itu.” jawab
Jung Woo.
“Bagaimana
caramu melakukannya? Satu-satunya
cara adalah.. Maksudku,
menembus satu pintu saja susah.”
Ucap Cheol Sik.
Jung Woo pun
memperlihatkan pecahan kaca cermin yang tadi diasahnya.
Keduanya lalu
duduk tepi lapangan. Sambil mengasah pecahan kaca itu, Cheol Sik bertanya
haruskah mereka melakukannya sampai sejauh itu. Cheol Sik mengkhawatirkan
keselamatan Jung Woo.
“Untuk
melintasi 7 pintu sekaligus,
hanya ada satu cara.”
Jawab Jung Woo.
“Hanya itu
yang kau butuhkan, kan?”
tanya Cheol Sik.
“Aku butuh
sesuatu yang lain.” Jawab
Jung Woo.
“Apa?” tanya Cheol Sik.
“Kau punya
uang?” tanya Jung Woo.
“Harusnya aku
tidak bertanya.” Sesal Cheol Sik. Tapi kemudian Cheol Sik
bertanya berapa banyak yang dibutuhkan Jung Woo. Jung Woo bilang sangat banyak,
membuat Cheol Sik lagi2 protes.
Jung Woo mendekati
Rakun and the gank. Begitu Jung Woo datang, anak buah Rakun langsung bersikap
waspada. Rakun pun menenangkan anak buahnya dan menyuruh anak buahnya pergi.
“Aku sudah
dengar. Kau langsung
kembali padahal kau baru saja
mau dipindahkan. Beruntung sekali
kau, Tahanan 3866. Kau punya
lebih banyak orang yang
merindukanmu ketimbang aku.”
ucap Rakun.
“Ada sesuatu
yang ingin kudapatkan darimu.”
Jawab Jung Woo.
“Astaga. Beberapa orang
mungkin menduga kita ini
sangat dekat satu sama lain.”
Ucap Rakun.
Jung Woo diam
saja dan duduk di depan Rakun.
“Menurutmu aku
akan mengatakannya? Yang diminta
semua orang di sini..
hanyalah masalah saja.”
Ucap Rakun lagi.
“Aku butuh
kunci.” Jawab Jung Woo.
“Kunci? Kenapa? Kau mau
mencoba membuka pintu?” tanya
Rakun.
“Kunci untuk
borgol yang mereka gunakan di
penjara ini.” jawab Jung Woo.
Rakun pun
berdecak kagum atas permintaan Jung Woo itu. Ia berkata, itu adalah permintaan
yang menarik.
“Kenapa tidak? Apa ada sesuatu yang
tidak bisa dilakukan oleh
Rakun-nya Rutan Woljeong?”
ucap Jung Woo.
“Apa yang
sedang kau pikirkan?” tanya
Rakun.
“Apa kau harus
tahu itu?” tanya Jung Woo
balik.
“Tidak. Tidak
juga. Itu kan bukan
urusanku. Tapi ini
sangat mahal. Kau tidak
akan bisa membayarnya
dengan tenagamu. Kau bahkan
tidak akan bisa membayarnya
meskipun aku memukulimu sampai mati.”
Jawab Rakun.
“Diam dan sebutkan saja
berapa harganya.” Ucap Jung
Woo.
“Sama dengan
yang waktu itu. Kau harus
membayar dua kali lipat.”
Jawab Rakun.
Tiba2 Cheol Sik
lewat di depan mereka sambil pura2 melakukan peregangan.
“Potonglah.
Potong harga.. Potonglah.
Astaga, aku sepertinya harus potong rambut. Potonglah harganya. Beri diskon.” Ucapnya.
Saat semua sudah
tidur, Cheol Sik dan Jung Woo saling berbisik. Cheol Sik mengaku pernah
menggunakan alat yang mirip sebelumnya tapi itu sudah lama. Tapi punya Jung Woo
lama sekali dan itu membuatnya heran.
“Aku
mempercayaimu. Kau harus
melakukan semuanya dengan benar.”
jawab Jung Woo.
“Astaga. Hei, kita bisa
melakukan ini. Berikan saja
apa yang diinginkan oleh Kepala
Sipir. Setidaknya,
dia akan memindahkanmu.” Ucap
Cheol Sik.
Wooruk pun
terbangun dan menyuruh mereka berhenti bicara karena ia mau tidur. Wooruk
kemudian menatap Cheol Sik dan mengaku kalau ia sudah memikirkannya sejak lama.
“Tahanan 3866
lah yang memasukkanmu ke
penjara dengan
tuduhan pembunuhan. Tapi kalian berdua
jadi sangat dekat. Aku penasaran kenapa
bisa begitu.” ucap Wooruk.
“"Cintailah
musuhmu." Sesuatu macam itulah.”
Jawab Cheol Sik.
“"Cintailah
musuhmu"? Dia yang memasukkanmu
ke sini.” Jawab Wooruk.
“Aku mau ke
gereja besok. Tidur sajalah
kau sana.” Suruh Cheol Sik.
“Jangan coba
melakukan hal bodoh, ya.”
ucap Wooruk, lalu kembali berbaring. Begitu berbaring, tampak tangan Moongchi
yang memeluk Wooruk. LOL LOL…
Di kamarnya, Eun
Hye memutar rekaman Jung Woo di laptopnya.
“Dengar, Park Jung Woo. Kalau kau melihat ini, kau mungkin akan
merasa bingung.” Ucap Jung
Woo dalam video itu.
Flashback!
Jung Woo sengaja
merekam dirinya sendiri menggunakan laptop Eun Hye saat Eun Hye mengunjunginya
untuk berjaga2 kalau ia kehilangan ingatannya lagi.
“Kau baru saja
bangun setelah malam ulang tahun
Ha Yeon semalam. Tapi kau sekarang
berseragam biru, dengan emblem
merah di dadamu. Mungkin akan
sulit bagimu menerima ini.
Sama sepertiku. Bagaimanapun, ini adalah
kenyataannya. Aku akan
mempersingkatnya. Ji Soo sudah
meninggal. Orang yang
membunuh Ji Soo dan
memasukkanmu ke dalam penjara adalah Cha Min Ho. Dia hidup dengan menggunakan nama Cha Seon Ho sekarang. Dia adalah presdir Chamyung
Grup. Kau harus
menangkapnya. Namun, ini
bukan waktu yang tepat.
Ha Yeon masih hidup.
Keluarlah dari sini.
Dan fokuslah untuk menemukan Ha Yeon. Dan kau harus mempercayai Pengacara Publik Seo Eun Hye yang menunjukkanmu video
ini. Dia akan
menolongmu.” Ucap Jung Woo.
Flashback end!
Jung Woo kembali
memimpikan saat ia dan Ji Soo merayakan ulang tahun Ha Yeon. Tak lama, Jung Woo
bangun dengan nafas terengah. Ternyata oh ternyata, semua rekannya sudah
menunggunya bangun sejak tadi karena mereka cemas.
“Tahanan 3866,
apa itu terjadi lagi?
Apa ingatanmu hilang lagi?”
tanya Bangjang.
“Dia
sepertinya tidak sadar.”
Jawab Wooruk.
“Ini tidak
benar, kan?” tanya Milyang.
“Tidak. Park Jung Woo-ss, apa kau mengenaliku?” tanya Cheol Sik.
Jung Woo terdiam sejenak
sebelum akhirnya ia berkata kalau dirinya baik2 saja. Semua pun menarik napas
lega. Mereka lalu kembali tidur dengan tenang.
Jung Woo menatap
ke arah luar dengan mata berkaca2.
“Aku
merindukanmu, Ji Soo-ya. Aku akan menemukan Ha Yeon.” Gumamnya.
Di ruangannya,
Joon Hyuk tengah menatap sesuatu dengan serius. Tak lama, asistennya datang
mengatakan kalau Presdir Cha sudah menungggu Joon Hyuk di ruang interogasi.
Joon Hyuk mengangguk lalu kembali focus melihat sesuatu yang dilihatnya sejak
tadi. Ternyata yang dilihatnya adalah artikel bunuh dirinya Min Ho.
Joon Hyuk
kemudian menemui Min Ho. Min Ho meminta Joon Hyuk menyelesaikan perkaranya
dengan cepat. Joon Hyuk langsung berkata, kalau ia mendengar Min Ho menunjuk
seorang pengacara public.
“Aku bisa
menyelesaikan ini tanpa bantuannya. Aku tahu kau akan mengurusku dengan baik.” Jawab Min Ho.
“Aku sudah
melakukan sedikit riset.”
Ucap Joon Hyuk.
“Sudah kuduga.”
Jawab Min Ho.
“Kenapa kau
masuk penjara menggantikan Na Yeon Hee?”
tanya Joon Hyuk.
“Apa maksudmu?” tanya Min Ho balik.
“Kau dikirim ke Penjara Woljeong
untuk tujuan tertentu.
Aku punya teman di sana.
Namanya Park Jung Woo. Kau punya sedikit masalah dengannya, kan?” tanya Joon Hyuk.
Min Ho pun
melepas kacamatanya dan melempar kacamatanya ke meja.
“Jaksa Kang, kau mungkin terlalu banyak menonton film. Aku bertemu secara
tak sengaja dengan Jaksa Park di
Rutan Woljeong. Kepala
Sipirnya adalah salah satu temanku. Aku tidak menyangka kau akan berpikir begitu. Aku harusnya memilih
untuk diperiksa dengan
penangguhan penahanan.
Lagi pula aku akan segera bebas, kok.”jawab
Min Ho.
“Aku tidak
peduli pada hal semacam itu.
Izinkan aku mengatakan sesuatu padamu. Kasus Jung Woo
sudah ditutup.” Ucap Joon
Hyuk.
“Apa maksudmu?” tanya Min Ho.
“Aku tidak mau
ada sidang ulang untuk
kasusnya Park Jung Woo.” Jawab Joon Hyuk, lalu beranjak pergi.
Min Ho pun senang
mendengarnya.
Diluar, Joon Hyuk
menatap dirinya sendiri di kaca jendela. Ia pun teringat saat menuntut Jung Woo
dengan hukuman mati. Ia juga ingat kata2 Kepala Jaksa Choi tentang kemungkinan
Jung Woo tidak bersalah.
“Aku tidak
bisa menarik ucapanku itu lagi.
Maafkan aku, Jung Woo-ya.”
ucap Joon Hyuk lalu beranjak pergi.
Jung Woo terus
mengasah pecahan kaca itu yang sekarang sudah berbentuk seperti mata pisau. Tak
lama kemudian, Rakun mendekatinya dan diam2 memberikan kunci yang diminta Jung
Woo.Tae Soo dari kejauhan menatap Jung Woo dengan tatapan curiga. Setelah Rakun
pergi, Cheol Sik mendekati Jung Woo.
“Kau
mendapatkannya?” tanya Cheol
Sik.
Jung Woo pun
menunjukkan pecahan kaca itu.
“Baiklah. Apa
semua sudah beres sekarang?”
tanya Cheol Sik.
“Ya.” jawab Jung Woo.
Tae Soo terus
menatap Jung Woo dengan curiga.
Jung Woo
bercerita pada dokternya kalau ia bermimpi soal ulang tahun Ha Yeon semalam.
Dokter pun berkata, itu adalah saat dimana biasanya ingatan Jung Woo
menghilang.
“Lalu aku
ingat apa yang kau katakan.
Mungkin saja ada jawaban dalam mimpi itu. Aku sangat merindukan mereka, tapi aku tidak bisa
memeluk mereka. Aku takut.. kalau aku memeluk
mereka, aku akan melupakan
semua itu dan kembali
ke masa-masa saat aku bahagia
itu.” ucap Jung Woo.
“Kau sudah
menemukan cara agar kau tidak
kehilangan ingatanmu.” Jawab
dokter.
“Tapi…” mata Jung Woo mulai berkaca2, “… aku tidak
akan pernah
melihat Ji Soo lagi.”
“Setelah
melalui masa yang sulit,
kau mungkin akan melihatnya lagi di dalam mimpimu.”
Jawab dokter.
“Sampai saat
itu Ji Soo akan datang menemuiku.” Ucap Jung Woo.
Sung Gyu membawa
Ha Yeon ke tempat Eun Hye karena ingat Eun Hye adalah pengacaranya Jung Woo.
Sung Gyu ingat cerita Jung Woo waktu itu kalau bukan karena bantuan Eun Hye,
Jung Woo tak bisa apa2.
Sayangnya, Eun
Hye belum pulang. Sung Gyu pura2 ingin memakai jasa Eun Hye sebagai pengacara.
Bibi pun senang dan memuji Eun Hye sebagai pengacara yang hebat. Bibi lalu
melirik Ha Yeon.
“Aduh, kau
imut sekali. Kau mirip
dengan Eun Hye waktu dia masih
kecil. Siapa namamu?” tanya bibi.
“Namaku Park
Ha Yeon.” Jawab Ha Yeon.
“Sepertinya
aku sering dengar nama itu.”
ucap bibi.
Ha Yeon lalu
batuk2. Bibi meletakkan tangannya di kening Eun Hye. Ia terkejut karena Eun Hye
ternyata demam tinggi. Bibi pun masuk ke dalam untuk mengambilkan segelas air
hangat untuk Ha Yeon.
“Ha Yeon-ah, apa kau baik-baik saja? Kau berkeringat.” Ucap Sung Gyu lalu menyentuh kepala Ha
Yeon untuk memeriksa suhu tubuh Ha Yeon.
Tapi tiba2 saja,
Ha Yeon pingsan.Sung Gyu pun langsung memanggil ambulance.
Tepat saat itu,
Eun Hye pulang. Eun Hye terheran2 melihat ambulance di depan rumahnya. Ambulance
pun pergi. Setelah ambulance pergi, Eun Hye mendekati bibinya.
“Ke mana saja
kau?” omel sang bibi.
“Ada apa?” tanya Eun Hye.
“Pamannya atau
siapalah itu. Dia bahkan
tidak tahu kalau anak itu
sakit. Seorang pria
datang menemuimu, tapi anak
yang ikut dengannya mendadak pingsan.”
Jawab bibi.
“Anaknya?” tanya Eun Hye.
“Akan
kuceritakan semuanya di rumah.”
Jawab bibi.
Eun Hye
menunjukkan foto Sung Gyu. Bibi membenarkan kalau pria yang datang mencari Eun
Hye adalah pria yang ada di dalam foto. Eun Hye lalu melihat tas anak kecil di
atas sofanya. Ia memeriksa tas itu dan menemukan nama Ha Yeon di sana.
“Ini Ha Yeon.” Ucap Eun Hye terharu, lalu pergi lagi.
Eun Hye melajukan
mobilnya dengan kencang sambil menghubungi ambulance yang membawa Ha Yeon tadi.
Ia mengaku sebagai guru Ha Yeon dan ingin tahu Ha Yeon dibawa ke rumah mana.
Dokter
menjelaskan kondisi Ha Yeon pada Sung Gyu. Dokter bilang, Ha Yeon punya gejala
pneumonia dan tidak boleh ada di cuaca yang terlalu dingin. Dokter memutuskan
kalau Ha Yeon harus dirawat di rumah sakit. Sung Gyu terdiam mendengarnya.
Eun Hya masih
mengemudikan mobilnya dengan kencang.
“Aku menemukan
Ha Yeon. Tunggulah
sebentar lagi, Jung Woo-ssi.”
Ucap Eun Hye.
Sialnya, Seok dan
anak buahnya tiba di duluan di rumah sakit. Mereka menggeledah setiap ranjang
UGD, tapi ranjang Ha Yeon sudah kosong. Ternyata oh ternyata, Sung Gyu sudah
memperkirakan kalau hal itu akan terjadi. Ia pun segera membawa Ha Yeon pergi
begitu keadaan aman.
Lantas kemanakah
Sung Gyu membawa Ha Yeon? Ia membawa Ha Yeon ke rumah sakit Chamyung karena
yakin itu tempat yang aman.
Eun Hye tiba di
rumah sakit. Ia terkejut saat dokter bilang kalau Ha Yeon menghilang. Eun Hye
pun pusing harus mencari Ha Yeon kemana lagi.
Min Ho akhirnya
kembali ke rutan. Cheol Sik mengamati Min Ho dari selnya dengan menggunakan
cermin.
Cheol Sik lantas
memberitahu Jung Woo. Ia pun menyuruh Jung Woo memikirkan cara lain. Jung Woo
pun berkata hanya ini satu2nya cara.
Min Ho berganti
pakaian dan bergabung dengan tahanan lainnya.
Cheol Sik
mendekati Jung Woo. Jung Woo diam2 memberikan pecahan kaca yang sudah diasahnya
itu ke Cheol Sik. Cheol Sik takut Jung Woo kenapa2. Jung Woo berkata, cuma itu
satu2nya cara.
Saat akan kembali
ke sel bersama para tahanan lain, Cheol Sik yang berdiri di depan menatap Jung
Woo yang berdiri beberapa jarak di belakangnya. Jung Woo memberikan kode
melalui matanya. Setelah mendapat kode, Cheol Sik pun mundur ke belakang
menghampiri Jung Woo.
“Sampai jumpa,
Park Jung Woo-ssi.”
Bisik Jung Woo lalu menusuk perut Jung Woo dengan pecahan kaca itu.
Cheol Sik lalu
berjalan ke belakang dan hanya dalam beberapa detik, ia berhasil memindahkan
pecahan kaca itu ke tangan Min Ho. Jung Woo rubuh setelah kaca itu berpindah
tangan ke Min Ho. Semua panik termasuk para petugas. Min Ho pun langsung
membuang pecahan kaca itu ke lantai. Tapi Bangjang melihatnya.
Min Ho pun
langsung dibawa para petugas menuju sel hukuman. Min Ho berontak, ia teriak2
kalau bukan ia yang melakukannya.
Tae Soo langsung
menghampiri Jung Woo. Ia terkejut melihat luka sobek di perut Jung Woo. Min Ho
terus teriak2. Jung Woo tersenyum puas rencananya berhasil.
Min Ho menyuruh
petugas memanggil Kepala Sipir. Tapi kedua petugas itu tidak peduli dan
menjebloskan Min Ho ke sel hukuman.
“Dengan seorang
Kepala Sipir di belakangmu,
yang kau lakukan ini sudah sangat keterlaluan. Kau baru saja menikamnya. Kepala Sipir tidak
ada di sini sekarang.
Kau bisa bicara dengannya kalau dia sudah kembali nanti.”
Ucap petugas, lalu pergi.
“Berengsek.
Mau ke mana kalian? Buka
pintunya. Buka! Sudah
kubilang bukan aku, Petugas!”
teriak Min Ho.
Di selnya, Min Ho
bertanya2 siapa yang sudah menjebaknya. Ia lalu melihat tulisan namanya di
dinding.
“Park Jung Woo!” teriaknya kesal sambil memukul dinding.
Tae Soo dan Petugas
Moon memapah Jung Woo ke ruang kesehatan. Dokter pun terkejut melihat Jung Woo
dipapah. Petugas berkata, ada sebuah kecelakaan. Dokter langsung memeriksa luka
Jung Woo yang ternyata sangat dalam.
“Kau sebut ini
kecelakaan?” protes dokter.
Jung Woo pun
memegang kuat tangan dokter. Dokter sepertinya mengerti maksud Jung Woo dan
langsung berkata kalau luka Jung Woo sangat dalam dan harus segera dioperasi
tapi ia tak bisa menanganinya. Kedua petugas terdiam.
“Kau mau
tanggung jawab kalau dia mati?
Aku akan mengambil tindakan darurat dan membawanya keluar dari sini segera. Pindahkan pasiennya.” Suruh dokter.
Petugas ambulance
datang. Jung Woo langsung dibaringkan ke atas kasus beroda. Jung Woo yang masih
sadar itu pun mulai menghitung ketujuh pintu yang akan dilewatinya.
Flashback!
Jung Woo
memberitahu Cheol Sik kalau ia akan dipindahkan ke rumah sakit dan tugas Cheol
Sik adalah menikamnya. Cheol Sik tak setuju. Ia takut Jung Woo meninggal.
“Petugas
kesehatan yang baru bukan
seorang dokter bedah.
Kalau dia tidak bisa mengatasi lukaku, dia akan mengirimku ke rumah sakit.” Jawab Jung Woo.
“Bagaimana
dengan petugasnya?” tanya
Cheol Sik.
“Setidaknya
akan ada 3 petugas di sana.
Sebelum Cha Min Ho kembali,
aku harus keluar dari sini.”
Jawab Jung Woo.
Tapi sayangnya,
Min Ho kembali lebih cepat. Dan mereka pun terpaksa mengubah rencana dengan
menjebak Min Ho atas penikaman Jung Woo.
Flashback end!
Min Ho sudah ada
di ruangan Kepala Sipir. Ia berteriak, Siapa si berengsek yang menjebakku?
“Dia adalah seorang
jaksa. Banyak orang
yang menyimpan dendam
padanya. Sepertinya
salah satu dari mereka
yang menjebakmu. Kami akan
mencarinya secepat mungkin.”
jawab Kepala Sipir.
“Lalu, di mana
Tahanan 3866?” tanya Min Ho.
Di ambulance,
dokter meminta Jung Woo bertahan karena mereka hampir sampai. Tapi petugas Moon
mendapat perintah membawa Jung Woo ke rumah sakit Chamyung. Dokter langsung
protes.
“Butuh lebih
dari setengah jam untuk sampai ke sana. Dia butuh operasi secepatnya.”
“Ini adalah
perintah dari pimpinan.”
Jawab Petugas Moon.
Jung Woo dan Tae
Soo pun saling bertatapan.
“Tidak boleh.”
Batin Jung Woo sambil menggelengkan kepalanya.
Min Ho
menghubungi Seok dan memberitahu kalau Jung Woo akan tiba di rumah sakitnya.
Usai bicara dengan Seok, Min Ho memberitahu Kepala Sipir kalau ia harus ke
rumah sakit Chamyung.
“Mungkin akan
sulit bagimu untuk keluar
dari penjara.” Jawab Kepala
Sipir.
“Sepertinya
aku juga butuh perawatan.”
Ucap Min Ho kesal, lalu pergi.
Kepala Sipir
tercengang, astaga! Dia benar2 gila…
Jung Woo akhirnya
tiba di RS Chamyung. Namun sebelum masuk ke ruang operasi, Petugas Moon
terpaksa memborgol tangan Jung Woo. Tae Soo menatap Jung Woo sambil memikirkan
apa rencana Jung Woo.
Setibanya di
ruang operasi, Jung Woo harus menunggu karena ruang operasinya penuh. Dua
perawat yang menunggui Jung Woo pun akhirnya pergi meninggalkan Jung Woo
sebentar.
Begitu perawat
pergi, Jung Woo membuka masker oksigennya dan mengeluarkan kunci borgol dari
mulutnya tapi sayangnya kunci borgolnya tidak berfungsi.
“Rakun, kau
berengsek.” Makinya.
Sementara itu, di
sel, Rakun yang sedang bersantai tersenyum…
“Semoga
beruntung, Park Jung
Woo-ssi.” Gumamnya.
Seseorang
berpakaian dokter membawa Jung Woo ke ruangan tertutup. Jung Woo terkejut.
Ternyata, orang itu adalah Tae Soo. Tae Soo bertanya, apa Jung Woo sungguh2
kalau Ha Yeon masih hidup. Jung Woo mengangguk.
“Aku tidak
percaya itu lagi. Tidak sampai
kau membawa Ha Yeon ke depan
mataku.” Ucap Tae Soo, lalu
membukakan borgol Jung Woo.
Jung Woo kaget, Tae Soo-ya….
“Kau akan
membutuhkannya.” Ucap Tae
Soo, lalu memberikan seragam dokter dan juga ponsel pada Jung Woo.
“Terima kasih,
Tae Soo-ya.” ucap Jung Woo.
Perawat memberitahu
dokter dan Petugas Moon tentang Jung Woo yang menghilang. Mereka kaget. Tak
lama, Tae Soo datang. Petugas Moon langsung memberitahu Tae Soo kalau Jung Woo
menghilang. Tae Soo pura2 terkejut.
Jung Woo susah
payah pergi ke tangga darurat. Ia tak bisa berdiri tegak karena rasa sakit di
perutnya.
Sementara Eun Hye
meminta bantuan Min Kyung lagi. Min Kyung berkata, kalau ini terakhir kalinya
ia membantu Eun Hye. Eun Hye mengerti dan langsung masuk ke mobilnya setelah
mendengar kata2 Min Kyung.
Jung Woo yang sudah tiba di parkiran, menghubungi Eun Hye. Eun Hye terkejut dan langsung menginjak rem mobilnya.
“Aku akan
menjelaskannya nanti.
Jemput aku. Aku ada di…”
Belum selesai
Jung Woo bicara, Eun Hye langsung memberitahu Jung Woo kalau ia sudah menemukan
Ha Yeon.
“Di mana? Di
mana dia?” tanya Jung Woo
tersenyum lega.
“Dia ada di
Rumah Sakit Chamyung.” Jawab
Eun Hye.
Jung Woo kaget, Apa?
“Ha Yeon sakit
parah. Sepertinya dia
pingsan kemarin. Di mana kau,
Park Jung Woo-ssi?”
“Aku di RS
Chamyung.” Jawab Jung Woo.
Eun Hye kaget.
Jung Woo terpaksa
kembali ke dalam. Ia menghindari kamera CCTV dan pihak keamanan yang sudah
tersebar untuk mencarinya. Jung Woo masuk ke bangsal anak.
Sementara itu,
Min Ho dan Kepala Sipir sedang dalam perjalan menuju RS Chamyung. Kepala Sipir
mendapat informasi kalau Jung Woo menghilang. Min Ho berang.
Jung Woo keluar
dari bangsal anak yang dimasukinya karena tak menemukan Ha Yeon di sana.
Setibanya diluar, ia melihat Sung Gyu yang keluar dari salah satu bangsal anak.
Setelah Sung Gyu pergi, Jung Woo pun langsung masuk ke bangsal anak itu.
Jung Woo membuka
tirai satu per satu. Di tirai pertama, ia tak menemukan Ha Yeon. Barulah di
tirai kedua, ia menemukan Ha Yeon. Ia tersenyum haru dan langsung mendekati
putrinya itu.
“Ha Yeon-ah, putriku. Ha Yeon sayang.” Ucapnya,
lalu mencium kening Ha Yeon.