Seseorang mengagetkan Jung Woo yang sedang berdiri di atap. Jung Woo langsung merunduk dan mencari sumber suara. Ternyata, suara itu berasal dari bawah sisi belakangnya. Jung Woo pun berjalan merunduk mendekati sumber suara. Dibawah, Kepala Sipir bicara dengan Kepala Keamanan tentang staff mereka yang menyeludupkan rokok dan minuman ke dalam penjara.
“Aku harus menemukan penipu itu.
Dia menjual berbungkus2 rokok yang nilainya hanya 5 dollar dengan harga lebih
dari 50 dollar.” Ucap Kepala Sipir.
“Biar aku yang mencarinya.”
Jawab Kepala Keamanan dengan wajah yang… sedikit takut.
“Tak perlu repot2. Aku akan
melakukannya sendiri. Itu sama sekali bukan hal yang sulit. Kita harus
melakukan investigasi yang lebih luas dan cepat.” Ucap Kepala Sipir.
Mendengar hal itu, Jung Woo pun
buru2 kembali ke sel nya. Ia berhasil merangsek masuk ke ruangan Kepala Sipir,
tapi sialnya Kepala Sipir keburu datang, jadi terpaksa lah Jung Woo
bersembunyi. Begitu masuk ruangannya, Kepala Sipir merasakan kehadiran
seseorang di ruangannya. Ia menoleh ke belakang, tapi tak menemukan siapapun.
Pandangan Kepala Sipir pun tertuju ke kolong mejanya, namun saat ia memeriksa
kolong meja, tak ada siapa pun di sana.
Lalu dimana kah Jung Woo? Kepala
Sipir membuka jendela dan menyalakan rokoknya. Dan… tampaklah Jung Woo yang
berdiri di samping jendela. Ternyata Jung Woo sempat keluar sebelum Kepala
Sipir masuk ruangan. Tak lama, Petugas Kim yang dipanggilnya pun datang. Kepala
Sipir pun kembali menutup jendelanya tanpa mengetahui keberadaan Jung Woo.
“Kita akan melakukan pemeriksaan
sel!” ucap Kepala Sipir pada Petugas Kim.
Teman2 satu sel Jung Woo pun
panic. Mereka tidak menyangka akan ada inspeksi dadakan. Milyang berkata, kalau
Jung Woo harus kembali secepatnya sebelum petugas selesai memeriksa gedung 2.
Bangjang, Wooruk dan Moongchi berpikir kalau Jung Woo tertangkap.
Jung Woo pun berpacu dengan
petugas untuk sampai di sel duluan. Tanpa disadari Jung Woo, dirinya terekam
kamera CCTV! Petugas Kim tiba di sel Jung Woo. Mereka tak bisa menjawab saat
petugas menanyakan dimana Jung Woo. Bangjang sudah mau mengaku, namun tepat
saat itu Jung Woo keluar dari kamar mandi dengan napas ngos-ngosan.
Jung Woo beralasan, kalau perutnya sakit sekali, agar petugas tak mencurigainya kenapa napasnya ngos-ngosan seperti itu. Tepat setelah Jung Woo kembali, Petugas Kim pun mendapat informasi kalau pelakunya sudah tertangkap. Inspeksi selesai, Petugas Kim pun beranjak pergi tanpa melihat jejak putih di seragam Jung Woo. Setelah petugas pergi, mereka semua langsung menarik napas lega.
Cheol Sik melihat Jung Woo dan berkata, jantungnya nyaris berhenti. Cheol Sik lantas menyuruh Jung Woo mencuci seragam Jung Woo yang kotor.
Jung Woo beralasan, kalau perutnya sakit sekali, agar petugas tak mencurigainya kenapa napasnya ngos-ngosan seperti itu. Tepat setelah Jung Woo kembali, Petugas Kim pun mendapat informasi kalau pelakunya sudah tertangkap. Inspeksi selesai, Petugas Kim pun beranjak pergi tanpa melihat jejak putih di seragam Jung Woo. Setelah petugas pergi, mereka semua langsung menarik napas lega.
Cheol Sik melihat Jung Woo dan berkata, jantungnya nyaris berhenti. Cheol Sik lantas menyuruh Jung Woo mencuci seragam Jung Woo yang kotor.
Keesokan harinya, di lapangan…
Jung Woo, Moongchi dan Cheol Sik membahas Rakun yang tertangkap dalam inspeksi
semalam. Cheol Sik senang karena Rakun tertangkap. Cheol Sik mengaku sudah
menahan diri selama ini agar tidak membuat Rakun terluka. Jung Woo
bertanya-tanya, siapa yang bekerja sama dengan Rakun.
Ternyata orang itu Park Gwan
Tae, si Kepala Keamanan! Kepala Park meminta maaf dan mengaku kalau ia
melakukan itu karena butuh uang untuk membayar sewanya. Kepala Sipir pun
melepaskan Kepala Park setelah Kepala Park menyogoknya dengan uang hasil
penjualan rokok, majalah dewasa dan minuman keras tersebut.
Jung Woo, Cheol Sik dan Moongchi
kembali membahas rencana pelarian mereka. Cheol Sik menanyakan atapnya, apakah
bisa ditembus. Jung Woo membenarkan kalau mereka bisa kabur lewat atap.
Moongchi berkata, tantangan yang sebenarnya dimulai sekarang karena Rutan
Woljeong sulit ditembus. Mereka lalu membahas menara pengawas yang jumlahnya
tidak sedikit.
“Apa kau bisa mengatasinya,
Jaksa Park? Aku sudah mencari tahu, cara keluar dari sini hanya ada satu. Dari
atas pagar, bawah pagar atau menembus pagar.” Ucap Cheol Sik.
“Hei, bahkan anjing pun tahu
teori semacam itu. Aku bahkan sudah memeriksa selokan.” Jawab Moongchi.
“Selokan?” tanya Cheol Sik.
“Kepalamu sebesar itu, tapi
ternyata kau masih bodoh juga.” jawab Moongchi.
“Kau juga.” balas Cheol Sik.
“Sialan kau!” ucap Moongchi.
“Kepalamu besar juga.” balas
Cheol Sik.
Adegan lalu berpindah saat Jung
Woo kembali menjadi relawan dan mengambil bahan makanan di truk pengantar, Jung
Woo memperhatikan sekelilingnya. Tae Soo menangkap gelagat mencurigakan Jung
Woo itu.
Min Ho kembali ke kantornya. Dan
di sana, sang ibu sudah memanggilnya. Sang ibu memanggilnya Seon Ho. Perawat
sang ibu memberitahu Min Ho kalau Nyonya Myung sudah merasa baikan, jadi ingin
mengunjungi Min Ho. Perawat lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
“Seon Ho-ya, baru-baru ini Ibu
bermimpi.Mimpi yang sangat buruk.Ibu bermimpi Min Ho, yang sedang pergi, sebenarnya
dia ada di pemakaman…”
Min Ho terdiam mendengarnya.
“… aku ingin bicara dengan Min
Ho, untuk memastikan kalau dia baik-baik saja. Bisa kau telpon dia?” pinta sang
ibu.
“Tidak peduli berapa kalipun aku
menelponnya,dia tidak menjawab. Aku baru-baru ini dapat telpon darinya.” Jawab
Min Ho.
“Telpon saja dia.” suruh sang
ibu.
Min Ho pun pura2 menelpon, kemudian
mencari alasan kalau Min Ho sedang tidur jadi menjawab telepon darinya. Nyonya
Myung pun menatap Min Ho dengan tajam dan menanyakan dimana Seon Ho. Min Ho
terdiam. Nyonya Myung lantas melihat cara berpakaian Min Ho dan minta
penjelasan kenapa Min Ho berpakaian seperti Seon Ho. Tapi Min Ho diam saja.
Nyonya Myung semakin marah.
“Di mana kakakmu? Di mana Seon
Ho?” teriaknya.
Dan tekanan darah Nyonya Myung
pun langsung naik hingga membuatnya merasa pusing. Min Ho pun cemas dan
langsung memegangi sang ibu. Tepat saat itu, perawat datang dan langsung
membawa Nyonya Myung pergi. Namun sebelum pergi, Nyonya Myung menatap Min Ho
dan melarang Min Ho melakukan hal buruk.
Joon Hyuk menghadap Deputi
Jaksa. Deputi Jaksa meminta Joon Hyuk mempelajari semua yang ingin Joon Hyuk
pelajari selagi Joon Hyuk di Amerika. Joon Hyuk mengerti. Deputi Jaksa lalu
menanyakan tentang kasus Jung Woo yang sudah ditutup. Joon Hyuk terdiam karena
Deputi Jaksa tiba2 membahas soal Jung Woo.
“Dia sudah menyerah naik
banding. Meskipun prosedur hukumnya sudah selesai, kau pasti tetap merasa cemas
karena dia adalah temanmu.” Ucap Deputi Jaksa.
“Kasusnya sudah tuntas.” Jawab
Joon Hyuk, berusaha menahan diri.
“Jaksa Kang.Tidak ada hal yang
jauh lebih memalukan daripada kesalahan dari sebuah investigasi.” Ucap Deputi
Jaksa.
“Kenapa kau mengatakan itu?”
tanya Joon Hyuk curiga.
Deputi Jaksa pun tertawa dan
mengaku kalau ia hanya teringat masa lalu karena dulu ia melakukan kesalahan
saat menginvestigasi. Ia menutupi sebuah kebenaran. Dan ada jaksa yang mengakui
kesalahan itu sebagai kesalahannya. Dan karir sang jaksa pun berakhir karena
itu. Hmm… sepertinya Deputi Jaksa berusaha mengingatkan Joon Hyuk kalau karir
Joon Hyuk akan tamat jika Joon Hyuk membuka mulut.
Joon Hyuk mengambil boneka nemo
yang ia simpan di lacinya. Ia memutar rekamannya tapi tidak sampai habis. Ia
pun memasukkan kembali boneka itu ke laci.Ia tak habis pikir kenapa ‘Seon Ho’
melakukan itu pada Jung Woo.
Di sel, Jung Woo cs kembali
membahas soal rencana mereka. Bangjang bertanya, apa Jung Woo sudah memutuskan
jalan mana yang akan Jung Woo gunakan untuk kabur. Jung Woo berkata, ia akan
melewati menara pengawas. Moongchi tidak setuju, karena mereka bisa langsung
tertangkap.
“Gerbang depan terlalu riskan.
Untuk menembus pagar aku harus melintasi menara pengawas.” Jawab Jung Woo.
“Kau kira petugas hanya akan
diam di sana? Mereka akan menembakmu. Mereka akan meledakkan kepalamu.” Ucap
Wooruk, membuat Cheol Sik ketakutan.
Moongchi lalu menyentuh perutnya
dan berkata akan melakukan apapun untuk dua juta dollarnya. Cheol Sik dan Jung
Woo pun langsung memberi kode kalau Moongchi udah keceplosan. Moongchi terkejut
dan menoleh pada Bangjang, Wooruk dan Milyang yang minta penjelasan. Wooruk pun
menerjang Moongchi untuk mengambil sesuatu di perut Moongchi.Moongchi berontak.
Jung Woo pun langsung membekap mulut Moongchi agar tidak ketahuan petugas.
Wooruk berhasil mengambil kupon lotre itu dan ia gemetaran melihatnya.
Bangjang dan Milyang juga
terkejut melihat lotre itu. Wooruk pun berkata, kalau ia harus masuk penjara
sebanyak 100 kali supaya bisa dapat 2 juta dollar. Jung Woo dan Cheol Sik
tersenyum geli melihat reaksi Wooruk. Moongchi pun berjanji akan memberi Wooruk
5 dollar, tapi Wooruk minta 10 Dollar, membuat Moongchi sebal.
“Jadi, menara pengawas yang mana
yang akan kau lewati?” tanya Moongchi, mengalihkan perhatian Wooruk.
“Yang ada di lapangan.” Jawab
Jung Woo.
“Kenapa yang itu? Kau akan
langsung tertangkap.” Ucap Moongchi.
“Hanya itu yang punya tangga
susur.” Jawab Jung Woo.
“Kenapa yang itu?” pikir Wooruk.
“Mereka sudah memperbaiki tangga
susurnya waktu ada badai tempo hari.” Jawab Milyang.
“Untuk memanjat towernya, aku
butuh sesuatu.” Ucap Jung Woo.
“Untuk menahan talinya?” tanya
Bangjang. Jung Woo mengiyakan.
“Apa kau sudah merencanakan
rutenya?” tanya Bangjang lagi. Jung Woo pun lagi2 mengiyakan.
Esoknya, di lapangan, Cheol Sik,
Jung Woo dan Moongchi kembali membahas rencana mereka. Jung Woo berkata, ia
akan melewati jendela di ruang Kepala Sipir, lalu melewati atap dan memanjat
pipa air. Cheol Sik menyahut, kalau mereka akan sampai di lapangan setelah
melintasi dua gerbang.
“Kuharap ada kunci yang pas. Akan
kuperiksa.” Jawab Jung Woo.
Moongchi dan Cheol Sik lalu
berdiri dan pura2 menyemangati tahanan lain yang lagi berolahraga agar tidak
membuat siapapun mencurigai meereka.
Malam harinya, Jung Woo pun
mencocokan kunci untuk gerbang kedua di dekat lapangan, namun sialnya tak ada
kunci yang pas.
Esoknya, Jung Woo memberitahu
Moongchi dan Cheol Sik kalau satu pintu yang dekat dengan air mancur bisa
dibuka, tapi untuk gerbang kedua tidak ada kuncinya. Moongchi pun merasa kalau
mereka sudah kehilangan kunci yang paling penting. Wooruk langsung mengatai
Moongchi bodoh, tapi teringat 5 juta dollarnya ia langsung menasehati Moongchi
dengan lembut kalau seharusnya Moongchi mengambil kunci yang benar.
“Apa ada cara?” tanya Milyang.
“Untuk masuk ke lapangan, aku
harus memotong jerujinya.” Jawab Jung Woo.
Lalu tiba2 saja, pintu sel
mereka dibuka oleh petugas. Bangjang menyahut, kalau yang adalah adalah Tae
Soo. Jung Woo pun menoleh ke belakang dan terkejut melihat Tae Soo.
Tae Soo mengajak Jung Woo ke
ruangannya. Ia menunjukkan kamera CCTV yang merekam Jung Woo. Tae Soo yakin,
kalau Jung Woo berusaha kabur untuk bertemu dengan Ha Yeon. Tae Soo pun mengaku
kalau ia sudah melihat foto Ha Yeon. Jung Woo pun mengiyakan ketika ditanya,
apa ia bertemu Ha Yeon di rumah sakit. Tae Soo lalu meminta penjelasan kenapa
Jung Woo tidak memberitahunya padahal Jung Woo tahu ia hampir gila mencari Ha
Yeon. Tae Soo ingin tahu apa yang terjadi. Jung Woo pun akhirnya bercerita
kalau ada yang datang ke rumahnya malam itu.
Adegan lalu berpindah pada Min
Ho yang tersenyum membaca undangan yang dikirim Eun Soo agar ia menghadiri
pertunjukan Eun Soo di sekolah.
Tae Soo tidak bisa menahan
emosinya setelah tahu Min Ho lah pembunuh Ji Soo. Ia melampiaskan emosinya
dengan memukul tiang di halaman belakang. Jung Woo menasehati Tae Soo, kalau
mereka tidak boleh gegabah demi keamanan Ha Yeon. Tae Soo pun berusaha
menenangkan dirinya. Jung Woo meminta maaf karena tidak bisa melindungi Ji Soo.
Tae Soo lantas menatap Jung Woo dan bertanya apa yang harus ia lakukan.
Ha Yeon sudah mulai sembuh.
Perawat pun mengantarkan Ha Yeon dan Sung Gyu ke sebuah motel. Setelah perawat pergi, Sung Gyu pun memberitahu Ha Yeon
kalau Jung Woo akan datang jika mereka menunggu di sana, jadi Ha Yeon harus
bisa menunggu sebentar lagi. Sung Gyu pun bertanya, apa Ha Yeon merasa sakit
selama ini
“Aku tidak sakit lagi, kok. Ayah
bilang aku tidak boleh sakit.” Jawab Ha Yeon.
Sung Gyu tersenyum dan memuji Ha
Yeon sebagai anak yang baik. Ha Yeon balas tersenyum.
Eun Hye pulang dengan membawa
banyak belanjaan. Bibi mengira kalau Eun Hye sudah punya pacar, karena Eun Hye
membeli perlengkapan untuk pria. Bibi lalu protes karena Eun Hye tidak pernah
membelikannya baju dan ingin tahu siapa pacarnya Eun Hye. Eun Hye berkata,
kalau barang2 itu untuk kliennya dan mendorong bibinya keluar. Eun Hye lalu
melihat baju2 pria yang dibelinya dan teringat saat ia mengunjungi Jung Woo di
penjara.
Flashback!
“Bagaimana dengan luka tikammu? Nyaris
saja. Kau memang ceroboh sekali.” Ucap Eun Hye cemas.
Eun Hye lalu menanyakan soal Ha
Yeon. Jung Woo mengiyakan kalau ia sudah bertemu Ha Yeon. Eun Hye ingin tahu
dimana Ha Yeon. Tapi Jung Woo menolak memberitahu karena tidak mau Eun Hye
berada dalam bahaya.Jung Woo lalu berkata, kalau ia harus pergi.
“Bagaimana kalau kau tidak bisa
melarikan diri?” tanya Eun Hye cemas.
Jung Woo pun meyakinkan Eun Hye
kalau ia akan menemukan jalan keluar. Jung Woo lalu memberikan catatan kecil
dan meminta Eun Hye melakukan itu untuknya. Jung Woo memberitahu ada stasiun
Woljeong di dekat penjara, dan di jalan akan ada sebuah sekolah yang sudah
tidak dipakai dan Eun Hye bisa meletakkan barang yang dimintanya di pos satpam
sekolah.
Flashback end!
Eun Hye lalu menyalakan
laptopnya dan melihat peta Woljeong untuk menemukan sekolah yang dibilang Jung
Woo.
Kepala Sipir kembali memanggil
Jung Woo ke ruangannya. Ia meminta bukti kalau Presdir Cha memang membunuh Min
Ho. Jung Woo pun mengaku kalau ingatannya masih belum kembali. Kepala Sipir
lalu memberitahu Jung Woo kalau surat perintah pemindahan Jung Woo ke Rutan
Jinpoong sudah keluar. Jung Woo pun langsung menatap Kepala Sipir dengan tajam.
“Bagaimana menurutmu? Apakah ini
bisa membantumu mengembalikan ingatanmu? Kau akan punya waktu untuk berpikir
sampai hari pemindahanmu. Dengan itu aku bisa cari cara untuk membantumu.
Teman2 satu sel Jung Woo
terkejut membaca surat perintah pemindahan Jung Woo. Jung Woo akan dipindahkan
4 hari lagi. Cheol Sik pun menyuruh Jung Woo melakukan apapun yang diminta
Kepala Sipir. Tapi Jung Woo tidak bisa melakukannya.
“Jadi apa yang harus kita
lakukan sekarang?” tanya Moongchi.
“Ayo kita kabur sebelum harinya
tiba.” Jawab Jung Woo.
Mereka terkejut. Cheol Sik
berkata, kabur dalam 10 hari saja sudah susah, dan sekarang Jung Woo mau kabur
dalam waktu 4 hari.
Seok akhirnya menemukan RS.
Maria! Ia menunjukkan foto Sung Gyu pada dokter dan mengakui Sung Gyu adalah
teman dekatnya, tapi mereka kehilangan kontak. Dokter pun berbohong, ia mengaku
tidak pernah bertemu atau pun melihat Sung Gyu. Seok lantas beranjak pergi.
Saat hendak masuk ke mobilnya,
tanpa sengaja Seok melihat mobil Sung Gyu yang terparkir di lapangan kosong. Ia
pun mendekati mobil Sung Gyu dan menemukan ada banyak bungkus snack di dalam
sana. Seok pun yakin Sung Gyu ada di sekitar rumah sakit itu.
Tae Soo makan sup buatan sang
ibu dengan lahap. Melihat wajah renta ibunya, Tae Soo ingat kata2 Jung Woo yang
memintanya merahasiakan soal Ha Yeon pada sang ibu. Jung Woo tak mau membuat
ibunya terluka.
“Tae Soo-ya…” panggil sang ibu,
membuat lamunan Tae Soo buyar.
“Ibu.. punya permintaan padamu.
Jung Woo sangat suka ini. Bisa kau bawakan semangkuk saja untuknya?” pinta sang
ibu.
Tae Soo terdiam. Diamnya Tae
Soo, membuat ibu mengira Tae Soo marah. Senyum ibu pun langsung mengembang saat
Tae Soo menyuruhnya membungkuskan makanan itu untuk Jung Woo. Ibu dengan
semangat langsung membungkuskan makanan favorit Jung Woo itu. Tae Soo pun
berkata dalam hatinya, meminta ibunya menunggu sedikit lagi.
Malamnya, Jung Woo lagi2 menyelinap
keluar. Ia pergi ke lapangan dan memotong kawat besi pagar di pinggir lapangan
dengan gergaji kecil yang dicurinya tempo hari.
Esoknya, Jung Woo memberitahu Moongchi
dan Cheol Sik kawat besi yang di gergajinya. Mereka duduk di dekat sana. Cheol
Sik dan Moongchi karena hanya tinggal satu masalah yang harus mereka atasi,
yaitu menara pengawas. Moongchi berkata, lapangan adalah area terbuka jadi
tidak ada tempat untuk bersembunyi. Tiba2 saja, sebuah bola mengarah ke pagar
yang digergaji Jung Woo. Moongchi pun dengan sigap menangkap bola itu agar
tidak mengenai pagar yang sudah dibobol Jung Woo.
Petugas kemudian lewat dan
menuju ruang menara. Melihat itu, Jung Woo pun langsung meminta Cheol Sik dan
Moongchi mengikutinya. Mereka bertiga mengawasi gembok pintu menara yang
ternyata sangat besar.
“Kita tidak punya kunci untuk
yang itu. Kita tidak akan bisa membukanya. Kita masih punya lampu pengawas yang
harus diatasi. Sudah kubilang, kita cari cara lain saja.” Ucap Cheol Sik.
“Tidak. Ini adalah satu-satunya
cara untuk keluar.” Jawab Jung Woo.