In Ha teringat saat dia melihat Ha Na memeluk Joon dari belakang. Wajah Joon dan Ha Na memancarkan kesedihan.
"Ada seseorang yang kusukai. Aku benar2 menyukainya." ucap Joon.
"Aku tahu." jawab In Ha.
"Apa kau bilang?" tanya Joon kaget.
"Orang itu... Ha Na kan?" tanya In Ha memastikan.
"Kau tahu? Jadi kau sudah tahu? Dan kau tidak melakukan apa2?" jawab Joon.
"Aku sedang memikirkannya." ucap In Ha.
"Tidak. Kalau aku tidak mengatakannya padamu, kau akan tetap menikah dan berpura2 tidak tahu apa2 kan?" tanya Joon lagi.
"Bukan begitu. Kalau menyangkut orang lain aku tidak akan memikirkannya. Tapi dia.. dia adalah orang yang sudah meninggal selama 30 tahun. Aku mengira dia sudah meninggal. Tapi aku tidak bisa move on. Lalu tiba2, dia masuk kembali ke dalam kehidupanku. Itu adalah keajaiban untukku. Aku tidak mau kehilangan dia lagi. Bisakah kau memberikan waktu untukku." jawab In Ha.
"Apa yang akan terjadi jika aku memberi waktu? Kalau kau memang berniat berpisah, kalian akan langsung berpisah seperti yang aku dan Ha Na lakukan. Kalau kau tidak ingin berpisah, 30 tahun yang lalu saat kau mengira dia sudah meninggal, seharusnya kau melupakannya demi aku dan ibu." ucap Joon.
"Aku tidak ingin kau tidak bahagia." ucap In Ha.
"Jangan berbohong padaku!" teriak Joon marah sambil bangkit dari duduknya.
"Kalau kau tidak mau berpisah, maka kau tidak akan melakukannya." ucap Joon lagi, lalu beranjak pergi. Selepas kepergian Joon, In Ha termenung sendirian.
Joon menyetir dengan perasaan kesal, marah dan sedih.
In Ha membuka lukisan Yoon Hee yang dibungkusnya dengan kertas. Ia lalu memandangi lukisan saat Yoon Hee masih muda.
Ha Na keluar rumah dan mencari Joon. Ia memandangi punggung Joon dengan wajah sedih. Lalu, ia mendatangi Joon.
"Kau tidak boleh ada di sini. Bagaimana bila ada yang melihat? Bagaimana bila ibu yang melihat?" tanya Ha Na panik, lalu membawa Joon menjauh dari rumahnya.
Joon melepaskan pegangan tangan Ha Na.
"Apa ini keluarga yang kau maksud? Berlari menjauh, bersembunyi dan berbohong?" tanya Joon.
Ha Na menundukkan wajahnya. Ia menangis. Joon mendekati Ha Na.
"Lihat aku. Kau hanya mau menyimpan apa yang kita miliki? Lihat bagaimana hasilnya. Seharusnya kita melakukannya dari awal. Seharusnya aku memberitahu mereka. Seharusnya aku tidak memikirkan perasaanmu dan org lain. Aku seharusnya memikirkan diriku sendiri." ucap Joon.
Ha Na memandangi Joon dengan menangis.
"Kalau kau mengatakan iya, aku tidak peduli lagi akan hal ini. Apa kau mau melihat hasilnya?" tanya Joon.
Ha Na diam saja. Ia menangis. Lalu, ia memeluk Joon.
"Maaf." ucap Ha Na.
Joon menutup matanya. Air matanya pun menetes.
Setelah beberapa saat berpelukan, Joon melepaskan pelukan Ha Na.
"Mari kita menjadi keluarga. Pasti akan berhasil. Bagiku keluarga adalah sesuatu yang selalu menyakitiku. Kau juga." ucap Joon dengan mata berkaca2.
Joon lalu pergi meninggalkan Ha Na. Tangis Ha Na semakin deras.
Saat berjalan menuju mobilnya, Joon melihat In Ha turun dari mobil. In Ha lalu mengeluarkan bungkusan besar dari belakang mobil.
Yoon Hee membukakan pintu untuk In Ha. Yoon Hee tanya kenapa In Ha datang malam2. Joon mengintip dari kejauhan. In Ha bilang ada yang mau dia berikan pada Yoon Hee. Yoon Hee bertanya apa yang mau In Ha berikan padanya. Saat In Ha mau menjawab, Ha Na datang. Ia menyapa In Ha. Yoon Hee pun mengajak mereka masuk. Joon mau menyusul mereka, tapi tidak jadi. Akhirnya ia pun memutuskan pulang.
Yoon Hee membuka bungkusan dari In Ha. Ia terkejut melihat bungkusan itu berisi lukisan dirinya saat masih muda dulu.
"Jadi kau melukis ibuku saat masih muda dulu?" tanya Ha Na.
In Ha mengangguk. Ia pun mengenang saat2 melukis Yoon Hee cepat2 dalam kondisi basah kuyub. Yoon Hee juga mengenang saat membuka lemari In Ha dan menemukan lukisan dirinya di sana. Ha Na memandang In Ha dengan wajah sedih.
In Ha memasang lukisan Yoon Hee di dinding. Yoon Hee memberi pengarahan pada In Ha. Lalu, Ha Na datang membawa nampan berisi dua cangkir teh. In Ha memandangi Ha Na. Ha Na pun menoleh ke In Ha.
"Kenapa kau tidak minum dengan kami?" tanya In Ha.
"Kalian saja yang minum." jawab Ha Na.
"Bergabunglah dengan kami." bujuk Yoon Hee.
"Ada tugas yang harus kukerjakan. Sebaiknya kalian menghabiskan waktu berdua." jawab Ha Na.
In Ha menundukkan kepalanya. "Maaf." katanya pada Ha Na.
"Apa?" tanya Ha Na.
"Tidak. Hanya saja.. Aku datang sangat larut." elak In Ha.
"Tidak apa2." jawab Ha Na.
Ha Na lalu masuk ke kamarnya. In Ha memandangi Ha Na terus.
Di kamarnya, Ha Na kembali menangis. Sedangkan Joon masuk ke mobilnya dengan perasaan marah.
Ha Na memandangi foto2 jepretan Joon saat mereka berdua ada di kamarnya. Air matanya menetes lagi. Sementara di dalam mobil, Joon melamun.
In Ha dan Yoon Hee duduk bersama, melihat lukisan Yoon Hee.
"Terima kasih karena kau masih mengingatnya." ucap Yoon Hee.
"Aku bahkan tidak akan melupakan bagaimana aku melihatmu lagi. Aku tidak akan lupa bagaimana kau menerima lamaranku." jawab In Ha.
Yoon Hee menoleh. Ia bilang sikap In Ha aneh hari itu.
In Ha bilang tidak ada yg aneh. Ia lalu memegang tangan Yoon Hee dan bilang tidak akan ada yang terjadi.
Joon pulang dan melihat Hye Jung duduk dengan botol minuman di depannya.
"Bu." panggil Joon.
"Jangan khawatir. Aku tidak minum banyak kok." ucap Hye Jung.
Ia lalu menyodorkan undangan pernikahan In Ha pada Joon, dan berkata kalau perasaannya lega. Ia juga mengingatkan Joon kalau minggu depan adalah hari ultah In Ha dan mengajaknya pergi dengan In Ha karena itu adalah kesempatan terakhir mereka melakukan acara keluarga. Hye Jung lalu bangkit dari duduknya dan berjalan terhuyung. Joon mau memapah Hye Jung tapi gak jadi karena jalan Hye Jung sudah normal lagi. Joon menghela napas. Ia stress dengan semua itu.
Yoon Hee dan In Ha sedang berbelanja di supermarket. Yoon Hee mengingatkan In Ha kalau minggu depan In Ha ulang tahun. In Ha mengaku lupa akan hari ulang tahunnya karena terlalu sibuk memikirkan pernikahan mereka. Yoon Hee menyarankan agar pesta ulang tahun In Ha dijadikan semacam pesta bujangan (pesta sehari sebelum pernikahan). In Ha tersenyum.
Joon sedang melakukan pemotretan dengan beberapa model termasuk Mi Ho. Selesai pemotretan, Mi Ho mendatangi Joon dan memandanginya dengan pandangan kagum. Joon minta Mi Ho tidak memandanginya seperti itu. Lalu, ia tanya apa Mi Ho tidak ganti baju. Mi Ho bilang kalau Joon gak mau bicara dengannya kecuali ttg pemotretan. Lalu ia tanya ke penata gaya apakah masih ada waktu. Penata gaya membenarkan. Jo Soo ngomel2, apakah Mi Ho datang untuk bekerja. Mi Ho yang mendengarnya langsung menatap tajam Jo Soo. Jo Soo pun langsung memuji2 Mi Ho. Mi Ho kembali menoleh ke Joon. Joon tanya apa mau Mi Ho.
"Kencan." jawab Mi Ho.
"Apa itu penting bagimu? Kita kan sudah makan bersama dan jalan2." ucap Joon ketus.
"Iya. Itu sangat penting! Jalan2 dan makan bersama itu sangat berbeda. Kau memperlakukanku seperti adik perempuanmu. Dan aku tidak mau kita punya hubungan keluarga." jawab Mi Ho.
"Baiklah. Kita berkencan. Pilih sendiri tempat dan waktunya." ucap Joon.
Mi Ho pun berteriak kesenangan.
Ha Na sedang mengatur tanaman di Seoul. Tiba2, Sun Ho menelponnya. Sun Ho mengajak bertemu. Namun Ha Na menolak karena harus membantu ibunya membuat pesta untuk ultah In Ha besok. Ha Na juga bilang kalau ayah Sun Ho akan datang. Sun Ho pun bilang akan datang juga dgn alasan akan menggantikan ayahnya menyetir. Ha Na senang mendengar Sun Ho akan datang.
In Ha mau mengabari Joon soal ultahnya tapi urung dilakukan.
Jo Soo dan Joon sedang mengecek hasil pemotran. Tiba2, Jo Soo menjatuhkan foto2 Ha Na hasil jepretan Joon. Joon tertegun sejenak, lalu menyuruh Jo Soo membuang foto Ha Na. Joon lalu duduk di sofa. Jo Soo memunguti foto2 itu.
"Joon, aku tidak tahu apa yang terjadi antara kau dan Ha Na. Tapi satu2nya fotomu yang membuatku terharu adalah foto Ha Na. Kau benar-benar berbakat. Kukira aku hanya bisa terharu dengan hasil jepretan ayahku. Aku tidak pernah terharu saat melihat hasil jepretanmu. Aku rasa aku terharu pada hasil jepretan ayahku.. bukan karena hasilnya bagus, tapi karena aku tahu cerita yang melatarbelakangi foto itu. Contohnya, foto pasangan yang akan bercerai atau foto anjing yang kabur. Atau seorang anak tetangga yang meninggal karena penyakit. Bagaimana pun.. Ketika aku memikirkan perasaan Ha-na hari itu, aku merasa terharu saat aku mencetak foto-foto ini." ucap Jo Soo panjang lebar.
"Hey! Itulah alasan kenapa kau tidak bisa sukses dalam pemotretan." kata Joon.
"Tapi bukan berarti kau sebegitu suksesnya." ralat Jo Soo.
"Apa?!" tanya Joon dgn suara tinggi.
"Bukan. Kau adalah seorang seniman. Wow." jawab Jo Soo keder, lalu kembali memunguti foto2 Ha Na.
Joon memandangi foto2 Ha Na. Ia ingat saat Ha Na memintanya bersikap seperti sebuah keluarga. Ponselnya tiba2 berbunyi. Ada SMS masuk. Joon lalu bangkit dari duduknya dan membuang foto Ha Na.
Yoon Hee sedang memasak. Tiba2, pandangannya menjadi gelap dan kabur. Awalnya ia pikir mati lampu, namun ia sadar kalau penyakitnya lagi kambuh. Ia pun terduduk lemas di sofa.
Yoon Hee masuk ke rumah dan langsung mematikan kompor. Masakan di panci gosong. Ia bertanya2 kemana ibunya pergi. Ia lalu melihat ibunya duduk di sofa sambil melamun. Ha Na tanya ada apa. Tapi Yoon Hee bilang tidak ada apa2. Ia pun beranjak ke dapur. Ha Na menyuruh ibunya menunggu sebentar. Ia bilang akan ganti baju dan membantu sang ibu memasak. Sepeninggalan Ha Na, Yoon Hee terus berpikir.
In Ha, Dong Wook dan Chang Mo sampai di rumah Yoon Hee. Mereka lalu sama2 melihat lukisan Yoon Hee. Sementara itu diluar, Sun Ho dan Ha Na membantu Yoon Hee menyiapkan hidangan untuk pesta ultah In Ha. Yoon Hee memuji Sun Ho yang sangat mirip dengan Dong Wook. Sun Ho bilang baru kali ini ada org yg berkata seperti itu. Karena yang ia tahu adalah kepribadiannya dengan sang ayah sangat berbeda. Yoon Hee lalu tanya apa Ha Na dan Sun Ho sudah berkenalan. Ha Na bingung mau jawab apa. Sun Ho pun bilang kalau mereka baru saja berkenalan. Sun Ho menata piring dan mendekati Ha Na. Sambil berbisik ia bilang pada Ha Na kalau mereka tidak saling kenal kan. Ha Na tersenyum dan menjawab iya.
Ha Na mau memanggil In Ha, Chang Mo dan Dong Wook di dalam. Namun tiba2, asisten Tae Sung datang membawakan bingkisan.
"Apa itu?" tanya Yoon Hee.
"Tae Sung ingin bertemu denganku hari ini, tapi aku menolaknya karena harus mengadakan pesta ulang tahun." jawab Ha Na.
"Itu dari dia?" tanya Sun Ho ke Ha Na.
"Kau mengenalnya?" tanya Yoon Hee ke Sun Ho.
"Oh tidak. Aku tidak mengenalnya." jawab Sun Ho gelagapan.
Tepat saat asisten Tae Sung pergi, Chang Mo, In Ha dan Dong Wook keluar.
"Siapa mereka?" tanya In Ha.
"Oh, teman Ha Na. Kupikir dia mengantarkan ini untuk ulang tahunmu." jawab Yoon Hee.
"Dia itu bukan hanya seorang teman. Tapi dia calon menantumu." goda Chang Mo.
"Bukan." jawab Ha Na.
Joon papasan dengan asisten Tae Sung.
Ha Na kaget melihat kedatangan Joon. Begitu juga dgn Sun Ho, Yoon Hee dan In Ha.
Chang Mo dan Dong Wook yang gak tahu apa2 menyambut ramah Joon.
"Terima kasih karena kau datang." ucap Yoon Hee.
Joon menundukkan kepalanya.
In Ha menoleh ke Yoon Hee. "Kau yang menelponnya?"
In Ha lalu menyapa Joon.
"Ini acara keluarga kan?" tanya Joon, lalu menoleh ke Ha Na.
In Ha menundukkan kepalanya.
Ha Na dan Joon tidak menyentuh makanan mereka sama sekali. Yoon Hee merasa ada yang aneh antara In Ha, Joon dan Ha Na. Sun Ho menatap Joon dan Ha Na dgn khawatir. Suasana kaku itu pun pecah gara2 Chang Mo yang mengajak mereka toast untuk merayakan ulang tahun In Ha, pernikahan In Ha dan Yoon Hee juga karena Joon yang sudah mau datang. Tiba2, Joon bangkit dari duduknya. Ia mengangkat gelasnya.
"Karena paman menyebut2 namaku, ada sesuatu yang ingin kukatakan. Ayah...."
Semua menunggu omongan Joon dengan cemas.
"Selamat atas pernikahanmu." ucap Joon, lalu meminum minumannya.
In Ha menundukkan kepalanya. Ia sepertinya merasa bersalah.
Chang Mo yang gak tahu apa2 merasa senang.
Chang Mo mengenang masa muda mereka dulu.
"In Ha adalah org yang baik. Ia tidak pernah melukai hati org lain. Dia bahkan tidak mengungkapkan perasaannya ke Yoon Hee." ucap Chang Mo.
"Hei, apa maksudmu karena aku?" cela Dong Wook.
"Kau tidak bisa mengelak." jawab Chang Mo.
Mereka lalu tertawa berdua.
"Jadi ayahku seperti itu." ucap Joon tiba2. "Dia orang yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya? Ayahku ternyata seperti itu." lanjut Joon lagi.
In Ha semakin merasa bersalah. Ha Na memandang Joon, lalu menoleh ke In Ha. Joon tersenyum sinis.
Chang Mo menggoda Yoon Hee lagi agar dia mengenakan baju pengantin.
Ha Na dan Joon saling berpandangan.
Joon lalu mengambil makanan yang ada di depannya dan meletakkannya di piring Ha Na.
Ha Na yang merasa gak nyaman, bilang kalau dia bisa mengambilnya sendiri.
Joon tidak menghiraukan omongan Ha Na. Dia malah mengambilkan makanan yg lain untuk Ha Na.
In Ha dan Yoon Hee menatap mereka.
Joon lalu bertanya apakah dirinya tak boleh memperhatikan Ha Na karena mereka akan segera menjadi keluarga.
In Ha menatap Joon. Ha Na menatap Joon dengan tatapan mau menangis.
Dong Wook menyela. "Oh ya, kalian akan menjadi kakak adik."
"Kami bukan kakak adik." jawab Ha Na tanpa sadar.
Sadar salah ngomong, Ha Na pun bingung bagaimana meralat ucapannya.
Yoon Hee bilang kalau Ha Na tumbuh sendirian sejak kecil, dan mungkin itu alasannya dia sedikit canggung dgn Joon.
"Aku juga. Aku rasa kita bisa jadi keluarga, tapi tidak bisa jadi kakak adik." jawab Joon sambil menatap tajam Ha Na.
"Tidak apa2 jadi kakak adik. Kalian bisa bertengkar satu sama lain." ucap Dong Wook.
"Ayah, itu tidak baik." jawab Sun Ho.
"Oh ya. Mi Ho. Dia sangat bermasalah. Oya, tidak seharusnya aku mengatakan yang buruk2 tentang Mi Ho di depan Joon." ucap Dong Wook lagi.
"Ayah, Joon tidak tertarik pada Mi Ho." ucap Sun Ho.
"Benarkah? Kupikir kau akan menjadi calon menantuku." ucap Dong Wook.
"Oya, aku rasa kedua org ini cocok." ucap Chang Mo sambil menunjuk Ha Na dan Sun Ho.
Ha Na dan Sun Ho kaget. In Ha yang takut suasana akan menjadi buruk, menyuruh mereka makan.
Chang Mo lalu ingat kalau Ha Na sudah punya pacar dan pacarnya baru saja mengantarkan makanan untuk In Ha. Ha Na bilang kalau dia tidak punya pacar.
In Ha menyuruh mereka makan dgn nada suara sedikit tinggi.
"Hei, ada apa dgnmu? Kau membuatku takut." ucap Dong Wook.
"Dia selalu seperti itu. Dia tidak pernah menyukai acara keluarga. Dia selalu dingin. Kupikir dia bisa sedikit berbeda di hari pernikahannya." ucap Joon.
Semuanya terdiam.
In Ha dan Yoon Hee mengantarkan Chang Mo dan Dong Wook ke depan. Sementara itu, Joon mengambil jaketnya di ruang makan. Saat lagi memakai jaketnya, ia melihat lukisan Yoon Hee. Betapa terkejutnya ia saat menyadari betapa dalamnya perasaan ayahnya ke Yoon Hee yang tertuang di lukisan itu. In Ha muncul dan minta maaf pada Joon. Joon yang kesal melengos pergi.
Diluar, Joon ketemu In Ha.
"Bukankah ini yang kau mau? Permainan keluarga. Baiklah, kita lihat saja bagaimana akhir drama ini." ucap Joon lalu pergi.
Ha Na diam saja. Wajahnya sedih.
In Ha mendatangi Yoon Hee yang sedang membersihkan meja.
"Aku minta maaf untuk hari ini." ucap In Ha.
"Tidak apa2. Oya, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Yoon Hee.
"Ada sesuatu yang mau kukatakan." ucap In Ha.
"Apa itu?" tanya Yoon Hee.
In Ha tidak langsung menjawab.
Yoon Hee lalu memberikan sebuah kado pada In Ha.
In Ha membukanya. Kado Yoon Hee adalah jam tangan.
"Dulu kau pernah memberiku jam tangan. Apa kau ingat?" tanya Yoon Hee.
"Bagaimana mungkin aku melupakannya." jawab In Ha.
"Kalau kau tidak suka, kau boleh menukarnya." ucap Yoon Hee lagi.
"Oya, apa yang mau kau katakan?" tanya Yoon Hee.
"Tidak ada yang mau kukatakan. Aku ingin mengatakan kalau banyak hal yg ingin kulakukan bersamamu sekarang. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu. Aku ingin kita tidak mengulangi kesalahan di masa lalu. Aku ingin mengatakan kalau kita tidak boleh menyerah. Kita tidak boleh berpisah." jawab In Ha.
Yoon Hee menatap In Ha bingung.
Joon sampai di rumahnya.
Ternyata Ha Na sudah menunggunya. Joon menatap tajam Ha Na.
"Sun Ho yang mengantarku ke sini. Aku sudah lama menunggumu. Kau kemana saja? Ada sesuatu yang mau kukatakan. Jangan lakukan itu lagi." ucap Ha Na.
"Kenapa?" tanya Joon.
"Karena aku tahu kau lah yang paling terluka. Seperti yang kau bilang, aku bisa hidup tanpamu. Jadi kita tidak usah bertemu lagi. Meskipun nantinya orang tua kita menikah, kita tidak perlu sering bertemu kan?" jawab Ha Na.
"Aku tidak mau melakukannya. Aku sudah berubah pikiran. Aku tidak akan lari. Aku tidak akan menyerah. Aku ingin melihat bagaimana kisah kita berakhir." ucap Joon.
"Jangan. Kau lah yang paling terluka. Dan aku tidak mau melihatmu terluka."
Perkataan Ha Na terputus karena Joon yang tiba2 menariknya ke belakang dinding. Joon memeluk Ha Na. Hye Jung datang bersama Mi Ho. Mereka baru pulang shopping dan terlihat sangat senang. Mi Ho melihat mobil Joon dan ingin bertemu Joon. Hye Jung pun mengajak Mi Ho masuk. Ha Na mau melepaskan pelukan Joon, tapi ditahan Joon. Joon pun akhirnya melepaskan pelukannya. Ha Na bilang kalau dia akan segera pergi. Joon menawari mengantar Ha Na pulang. Ha Na menolak. Saat Ha Na mau pergi, Joon memegang tangan Ha Na. Joon pun membawa Ha Na pergi.
In Ha sampai di rumahnya. Ia duduk di meja kerjanya dan memandangi jam tangan pemberian Yoon Hee di pergelangan tangannya. Dia lalu mengambil sebuah kotak dari dalam laci dan membukanya. Di dalamnya ada tumpukan surat dan jam tangan yg dulu ia berikan ke Yoon Hee. Dia mengenang saat membuka kotak berisi jam tangan Yoon Hee sambil menangis.
Yoon Hee masuk ke kamarnya. Ia duduk di kasur dan teringat saat melihat In Ha yang sedang berpikir dan gelisah. Dia kemudian berdiri. Tiba2 saja dia oleng. Pandangannya berubah menjadi gelap dan terang beberapa kali. Dia memejamkan matanya, lalu kembali membukanya. Pandangannya kembali normal.
Sepanjang perjalanan, Joon dan Ha Na tidak saling bicara.
Ha Na yang baru bangun minta maaf pada sang ibu karena tidak membantu sang ibu mencuci piring semalam. Matanya melotot saat melihat Tae Sung di meja makan. Ia kembali ke kamarnya dan mengambil mantel. Tae Sung dan Yoon Hee tertawa. Ha Na tanya ngapain Tae Sung di rumahnya. Yoon Hee mengucapkan terima kasih ke Tae Sung atas pemberian Tae Sung untuk In Ha. Ia juga bilang seharusnya Tae Sung ikut bergabung kemarin. Tae Sung bilang dia tidak mungkin ikut bergabung karena itu adalah acara keluarga. Tae Sung lalu melirik ke Ha Na. Ia bilang pasti Ha Na merasa tidak nyaman kemarin.
Tae Sung dan Ha Na berjalan sampai ke resort. Tae Sung cerita kalau dia mau kembali bekerja di taman. Ia lebih nyaman bekerja di taman ketimbang sbg direktur. Lalu, Tae Sung memberikan dua tiket nonton film ke Ha Na. Ia menyuruh Ha Na menonton film dengan teman Ha Na yg lain. Lalu, ia pamit pergi. Sepeninggalan Tae Sung, Mi Ho datang. Dengan lancang, Mi Ho merebut tiket di tangan Ha Na.
"Apa ini? Ini tiket nonton film? Aku tahu ini dari Tae Sung. Kalian mau berkencan. Kalian sangat cocok karena sama2 culun." hina Mi Ho.
"Apa yang kau lakukan di sini!" tanya Ha Na kasar.
"Aku ada pemotretan tambahan di sini." jawab Mi Ho.
Ha Na lalu mencari2 Joon.
"Bukan dengan Joon Oppa, tapi dgn fotografer lain. Aku datang ke sini karena mau bicara denganmu." jawab Mi Ho.
Ha Na dan Mi Ho duduk berdua sambil minum kopi.
"Kudenger Paman Seo dan ibumu akan segera menikah. Apa itu benar? Perasaanku agak sedikit aneh. Selama ini aku dianggap adik oleh Joon Oppa, tapi sekarang dia benar2 akan punya adik perempuan." ucap Mi Ho.
"Aku tidak akan menjadi adiknya, jadi jangan cemas." jawab Ha Na.
"Aku justru ingin kau menjadi adiknya. Aku ingin melepaskan posisiku sebagai adik perempuannya dan mencoba berkencan dengannya. Karena itulah aku ingin kau jadi adiknya. Mari kita berteman." ucap Mi Ho.
Ha Na diam saja.
(SUMPAH, SEBEL BANGET AMA MI HO!!!!)
Jeon Sul memohon2 agar diizinkan tinggal di kafe sama Sun Ho. Sun Ho yang gak tega, memberi izin dengan syarat Jeon Sul harus ikut bantu2 di kafe.
Jeon Sul menjalani tes cuci piring sambil nyanyi2. Dia menumpuk2 gelas yg sudah dicuci dgn asal sehingga gelas2 itu jatuh dan pecah. Sun Ho kelihatan stress ngadepin Jeon Sul. Jo Soo mendekati mereka. Sun Ho tanya pada Jo Soo apa tidak ada lowongan di studio Joon.
Jeon Sul lalu memotong2 foto sembarangan. Bahkan ia memotong tepat di kepala si model. Jo Soo marah.
"Bukankah seni itu model?" ucap Jeon Sul sambil tertawa2.
Jeon Sul khawatir diusir Sun Ho. Sun Ho pun menyuruh Jeon Sul mengurusi tanaman saja. Jeon Sul tampak senang. Ia mengajak tanaman2 itu bicara, bahkan ia mau bernyanyi untuk tanaman2 itu. Sun Ho pun bilang kalau Jeon Sul mirip dengan tukang kebun yg sebelumnya bekerja di tamannya (Ha Na). Jeon Sul pun langsung melamar menjadi tukang kebun. Sun Ho tertawa melihat tingkah Jeon Sul. Saat dirinya beranjak pergi, Jeon Sul memanggilnya. Ia membicarakan soal gaji.
Jo Soo membereskan hasil potongan Jeon Sul sambil mengomel. Dia lalu membuang foto2 itu ke tong sampah dan menemukan foto Ha Na di sana. Jo Soo mengambil foto Ha Na.
"Aku mencetak ini untuk dia! Dasar menyebalkan!" omel Jo Soo.
Tiba2, Jo Soo mendapat ide.
Jo Soo masuk ke kamar yg dulunya ditempati Ha Na. Ia mengambil foto Ha Na di atas cermin, lalu masuk ke kamar Joon dan mencari2 tempat gantungan foto.
In Ha sedang di jalan. Lalu, dia menelpon Yoon Hee. Sepertinya Yoon Hee ada di RS.
"Kau ada dimana?" tanya In Ha.
"Aku sedang ada diluar sekarang." jawab Yoon Hee.
"Aku akan mampir ke tempatmu. Aku mau melihatmu memakai gaun pengantin." ucap In Ha.
"Kau jangan datang dulu." jawab Yoon Hee.
"Aku ingin melihatmu. Aku akan datang nanti." ucap In Ha.
Mereka pun mengakhiri telepon.
In Ha memandang studio Joon, dan masuk ke dalam. Sementara Yoon Hee disuruh masuk ke ruang pemeriksaan oleh suster.
In Ha memandangi foto Ha Na di kamar Joon. Ia mengambil salah satu foto, lalu duduk dan berpikir.
Yoon Hee meninggalkan RS dgn langkah gontai. Ia mengingat2 vonis dokter bahwa dirinya akan mengalami kebutaan dalam kurun waktu 6 sampah setahun lagi.
Ha Na ada di bioskop. Tiba2 Tae Sung datang. Ha Na kaget karena dia pikir Tae Sung tidak bisa datang.
Tae Sung bilang kalau dia seharian ini memikirkan menonton film dgn Ha Na dan menyuruh Ha Na bertanggung jawab jika resort bangkrut gara2 dirinya yg terus memikirkan Ha Na. Dia juga bilang kalau film yang akan mereka tonton adalah film komedi karena Ha Na butuh tertawa.
Di gedung bioskop, semua org tertawa kecuali Ha Na. Ha Na memikirkan masalahnya dgn Joon.
Yoon Hee sedang mencoba gaun pengantinnya. Ia tanya pada temannya yang membantunya mengepas gaun pengantin, Ia tanya soal mempelai wanita yang kabur di hari pernikahan karena sakit. Teman Yoon Hee heran Yoon Hee bertanya seperti itu. Tiba2, In Ha datang. In Ha terpesona melihat Yoon Hee. Yoon Hee tersenyum pada In Ha. In Ha membalas senyuman Yoon Hee.
Joon dan Mi Ho duduk menunggu film yg akan diputar. Mi Ho melihat ke arah eskalator berulang kali. Saat melihat Tae Sung dan Ha Na turun, ia pun menyapa mereka. Joon kaget melihat Tae Sung bersama Ha Na di sana. Tae Sung tanya apa Joon dan Mi Ho sedang kencan. Dengan semangat Mi Ho membenarkan. Joon menatap Ha Na dgn perasaan kecewa. Ia pun mengajak Mi Ho pergi. Tae Sung juga mengajak Ha Na.
In Ha dan Yoon Hee duduk bersama. Mereka sibuk dgn pikiran masing.
"Ada yang mau kukatakan." ucap mereka bersamaan.
"Kau dulu." suruh Yoon Hee.
In Ha terlihat ragu2.
Mi Ho dan Joon ada di gedung bioskop.
"Aku harap filmnya bagus." ucap Mi Ho takut2.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Joon.
"Aku tidak tahu apa2." jawab Mi Ho.
Film akan segera dimulai. Joon yang kesal pergi meninggalkan Mi Ho. Mi Ho kesal Joon meninggalkannya.
Tae Sung mengajak Ha Na ke restoran. Tapi Ha Na terus memikirkan Joon. Ha Na lalu minta maaf pada Tae Sung karena harus pergi. Tae Sung menawarkan diri menemani. Namun Ha Na menolak. Ia pun pergi meninggalkan Tae Sung. Tae Sung menghela napas kesal. Agaknya ia tahu apa alasan Ha Na pergi.
Ha Na menuruni elevator dan berjalan sambil melamun. Joon gak sengaja melihat Ha Na. Ia pun berlari mengejar Ha Na dan membawa Ha Na sampai ke atas balkon gedung. Di sana, mereka saling berpandangan.
In Ha membatalkan pernikahan!! Yoon Hee kaget mendengarnya.
Mata Ha Na berkaca2. Joon memegang pipi Ha Na, lalu mencium Ha Na.
BERSAMBUNG