Yoo Ra menyuruh Jung Won meninggalkan Woo Hyuk. Ia berjanji, tidak akan menggali lebih jauh jika Jung Won bersedia meninggalkan Woo Hyuk. Tapi jika tidak, ia mengaku akan mengambil tindakan. Yoo Ra menyuruh Jung Won memilih.
Jung Won pun menjawab. Ia menyuruh Yoo Ra bertanya dulu pada Woo Hyuk.
Jung Won : Jika dia mengaku takut dihancurkan olehku, aku akan pergi.
Yoo Ra : Itu menjijikkan. Kau menipu orang-orang dengan wajah polosmu.
Jung Won tersenyum sinis.
"Menggelikan. Fakta bahwa kau, bahwa kalian bisa mengatakan sesuatu seperti itu. Kau orang yang lebih menjijikkan dan lebih penipu." balas Jung Won.
Jung Won lantas beranjak pergi, meninggalkan Yoo Ra yang kesal setengah mati.
*Jd inget omongan Young Eun klo anggota keluarga Geosan tahu Min Ho hanya tertarik pada wanita dan narkoba, tapi mereka semua diam dan menutup mata. Berarti si Yoo Ra juga tahu dong ya, tapi tetap aja dia ngebela keluarganya. Dia bahkan menutup mata dengan kekerasan yang dilakukan Min Ho pada Jung Won.
-Ep 9, KELUAR-
Nyonya Shin menyuruh Soo Ho makan agar cepat pulih, tapi Soo Ho menolak. Soo Ho semakin kehilangan selera makannya saat menoleh ke arah Young Eun yang juga tengah menatapnya.
Woo Hyuk lagi makan siang dengan Jae Il. Jae Il menyantap mie nya tapi langsung mengeluarkannya kembali lantaran mie nya masih terlalu panas untuk disantap.
"Hati-hati." ucap Woo Hyuk, lalu memberikan minumnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Woo Hyuk lagi.
"Aku baik-baik saja tapi mulutku rasanya terbakar." jawab Jae Il.
Jae Il hendak menyantap mie nya lagi tapi tiba-tiba saja ia berhenti.
Woo Hyuk : Wae?
Jae Il : Dia mati, kan?
Woo Hyuk : Ricky?
Jae Il : Jika dia masih hidup, dia tidak akan menghilang seperti ini.
Woo Hyuk : Masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan.
Jae Il : Kita memiliki banyak informan yang bekerja tetapi kita tidak melihatnya. Jika dia mati dan diletakkan di suatu tempat di atas bukit, maka sama sekali tidak berguna bagi kita untuk berada di sini!
Woo Hyuk : Mianata. Itu tidak ada hubungannya denganmu, namun...
Jae Il memukul mulutnya karena sadar sudah salah bicara.
Jae Il : Tidak. Tunggu, baik. Aku tidak bilang jika aku berhenti karena itu sulit. Aku hanya bilang bahwa kita harus berpikir rasional karena itu sangat bikin frustasi. Kau kesal?
Woo Hyuk : Kau tahu apa pesonamu? Bahwa kau takut-takut.
Jae Il : Aaaah....
Woo Hyuk tertawa. Jae Il juga ikut tertawa.
Woo Hyuk lantas meminta pesanannya pada Jae Il. Jae Il baru ingat, dan langsung memberikan pesanan Woo Hyuk. Jae Il penasaran, kenapa Woo Hyuk memintanya membawakan catatan medis Pimpinan Tae.
Woo Hyuk : Bagaimana jika dia bertindak dalam kondisinya saat ini?
Jae Il : Kau bilang dia sebenarnya baik-baik saja, tapi pura-pura gila. Untuk apa?
Woo Hyuk : Jika seseorang mencoba mencelakai Pimpinan Tae dengan kecelakaan helikopter, maka dia seharusnya tidak bangun.
Jae Il : Ah, untuk melindungi dirinya sendiri maksudmu?
Woo Hyuk : Jika tidak, maka dia mungkin menunggu waktu untuk menyerang balik.
Pimpinan Tae yang sedang disuapi oleh perawatnya, menyuruh perawatnya memanggil Min Ho. Ia bahkan memanggil si perawat dengan nama Hyeon Sook. Pimpinan Tae mengaku, ingin makan dengan Min Ho. Si perawat pun berkata, akan memanggil Min Ho setelah Pimpinan Tae menghabiskan semua makanannya.
Pimpinan Tae marah.
"Bagaimana orang yang sudah mati bisa datang dan makan!"
Pimpinan Tae mengamuk. Ia mencabut selang infusnya dan berniat kabur. Si perawat langsung menjerit minta tolong.
Tak lama, dua pengawal datang dan langsung memegangi Pimpinan Tae.
Yoo Ra berdiam diri di dalam mobilnya di suatu tempat. Wajahnya masih nampak kesal.
Jung Won sendiri menyusuri jalanan sambil memikirkan tuduhan Yoo Ra.
Woo Hyuk menghubungi Dokter Forensik. Dokter Forensik mengatakan, bahwa dia kehilangan oksigen saat kecelakaan.
Woo Hyuk : Mungkinkah itu penyebab delirium?
"Ya bisa jadi dan kecelakaan itu sendiri bisa menjadi penyebabnya." jawab Dokter Forensik.
"Algesseumnida." ucap Woo Hyuk
"Tapi siapa pasien ini?" tanya Dokter Forensik.
"Aku akan memberitahumu lain kali." jawab Woo Hyuk.
"Kemarilah bersama Kepala Jang." ucap Dokter Forensik.
"Kamsahamnida." jawab Woo Hyuk, lalu memutuskan panggilannya.
Woo Hyuk lalu kembali membaca catatan medis Pimpinan Tae. Diagnosis pertama Pimpinan Tae, kesulitan bernafas karena kekurangan oksigen dan yang kedua adalah delirium.
Tak lama kemudian, ponsel Woo Hyuk berdering. Telepon dari Jung Won yang mengajaknya makan malam bersama. Sontak, Woo Hyuk kaget Jung Won tiba-tiba mengajaknya makan malam.
Soo Ho sudah terlelap. Tapi ia terbangun lantaran haus dan suara berisik yang ditimbulkan Young Eun saat minum.
Soo Ho meminta air pada Young Eun.
Young Eun menuangkan air ke dalam gelas dengan kesal dan memberikannya pada Soo Ho.
Young Eun lalu mengajak Soo Ho bercerai. Soo Ho pun kaget.
Young Eun : Kenapa kau pikir aku tinggal bersamamu? Aku pikir akan ada kompensasi. Aku pikir aku akan menjadi Nyonya Geosan jika tetap sabar dan bertahan. Tapi lihat dirimu, kau anak mama dan pecandu narkoba. Kau menyiksaku seumur hidupku. Sekarang aku bahkan tidak bisa keluar sendirian. Kau tidak memiliki niat sedikit pun menjadi penerus Geosan. Kau hanya sampah. Apa yang akan kau lakukan jika mendapatkan Grup Geosan? Apakah kau masih di payudara ibumu?
Soo Ho tersinggung dengan ucapan Young Eun. Ia bahkan ingin melempar Young Eun dengan gelas, tapi menahan dirinya.
Melihat itu, Young Eun menantang Soo Ho. Ia menyuruh Soo Ho melemparnya dengan gelas itu.
Melihat Soo Ho tidak jadi melemparnya, ia mengatai Soo Ho bodoh, lalu beranjak menjauhi Soo Ho.
Soo Ho : Jadi ketika kau sedang menungguku untuk menjadi penggantinya, apa kau hidup dengan berprilaku baik?
Young Eun tersenyum mendengar kata-kata Soo Ho.
Young Eun : Kau miskin tapi membuat ancaman. Kenapa? Kau harus mengatakannya dengan jelas. Bahwa aku bercinta dengan adikmu. Haruskah aku mengungkapkan hubunganku dengan Min Ho? Para wartawan akan sangat senang. Mereka akan berlari seperti anjing. Diantara aku, kau dan ibumu, menurutmu apa yang akan terjadi pada penerus Geosan? Akankah kita semua berpegangan tangan dan berjalan ke dalam api? Aku tidak peduli.
Young Eun tertawa dan kembali mendekati Soo Ho.
"Tae Soo Ho-ssi, beginilah kau membuat ancaman."
Soo Ho yang sudah tidak tahan lagi, setuju untuk bercerai.
Tapi Young Eun malah tambah menghina Soo Ho.
"Pergilah dan merengeklah pada ibumu agar dia mengizinkan kita bercerai." ucapnya.
Soo Ho tambah terpukul.
*Kasihan ama Soo Ho. Disaat semua orang menganggap Min Ho lah pria baik-baik dan mengecap Soo Ho sebagai pria bertempramen buruk, tapi sesungguhnya Soo Ho lah pria baik disini. Dia diatur ibunya dari kecil sampai dewasa, dicekoki narkoba ama Min Ho, terus bapaknya nganggap dia cem parasit, ditambah istrinya diembat ama Min Ho.
Mi Sun terkejut melihat Jung Won belanja banyak. Jung Won mengaku akan memasak makan malam dan Woo Hyuk juga akan datang.
Mi Sun : Apa Jae Il juga akan datang?
Jung Won : Aku menyuruhnya datang jika ia bisa.
Mi Sun : Bagaimana penampilanku?
Jung Won : Kau cantik.
Mi Sun : Tidak. Pakaian ini tidak bagus. Kurasa, pakaian yang kita beli bersama lebih bagus.
Mi Sun langsung bersemangat dan bergegas mengganti pakaiannya.
Jung Won, Woo Hyuk, Mi Sun dan Jae Il makan bersama.
Jae Il mengaku sudah lama tidak makan daging secara gratis.
Mi Sun menyuapi Jae Il, tapi saat dagingnya masuk mulut, Jae Il mengeluarkannya lagi karena dagingnya masih panas.
Woo Hyuk dan Jung Won tertawa melihat mereka.
Mereka lalu bersulang.
Selesai makan, Woo Hyuk membantu Jung Won menyiapkan pencuci mulut. Woo Hyuk bertanya, apakah hari itu hari istimewa.
Jung Won mengaku, ingin memberikan hadiah yang disukai Woo Hyuk.
Woo Hyuk : Apa yang aku suka?
Jung Won : Makanan rumahan.
Woo Hyuk awalnya bingung, tapi tak lama ia tersenyum karena ingat dirinya lah yang memberitahu Jung Won bahwa ia suka makanan rumahan saat Jung Won berada di rumah sakit dulu.
Usai menikmati pencuci mulut, mereka foto bersama.
Jung Won tengah beres-beres di dapur. Tapi wajahnya seketika berubah sedih.
Woo Hyuk dan Jae Il sudah terlelap.
Jung Won kemudian datang dan menyelimuti Woo Hyuk.
Setelah itu, ia melihat foto mereka tadi di ponselnya. Jung Won tersenyum.
Lalu, ia memperbesar fotonya dan fokus melihat foto Woo Hyuk.
Tangis Jung Won seketika pecah. Tak lama kemudian, foto itu dihapus olehnya.
Paginya, Soo Ho dari tempat tidurnya menatap keluar jendela dengan tatapan sedih.
Tak lama kemudian, Nyonya Shin datang dan menanyakan keberadaan Young Eun.
Soo Ho : Dia belum datang.
Nyonya Shin : Dia harusnya memberimu makan di saat jam makan. Tapi dia meninggalkanmu sendirian saat sedang tidak sehat.
Soo Ho : Aku akan bercerai.
Nyonya Shin : Dia setuju.
Soo Ho : Aku tidak suka dia.
Nyonya Shin : Apa alasannya?
Soo Ho : Ibu dan aku bisa memunculkan beberapa alasan, kan?
Nyonya Shin : Lakukanlah. Dia tidak cocok untukmu tapi tidak sekarang.
Soo Ho : Eomma...
Nyonya Shin : Tahan sebentar. Belum banyak yang terjadi dan masih belum cukup bagiku untuk merasa lega. Jika kau bercerai sekarang, kau pikir keluarganya akan diam? Myeong Shin berpaling bukan masalah, tapi itu bisa mengubah suasana hati. Lakukan semua yang kau inginkan setelah kau mewarisi perusahaan.
Soo Ho : Aku bilang hentikan saja.
Nyonya Shin : Berapa lama kau akan bertindak seperti anak kecil? Aku melakukan semua ini untukmu!
Kata-kata Nyonya Shin mengingatkan Soo Ho pada Min Ho. Min Ho juga mengaku, melakukan segala hal untuk Soo Ho saat memberi Soo Ho narkoba.
Soo Ho tambah luka, tapi ia tak bisa melakukan apa-apa.
Jung Won tengah menyiapkan bekal. Tak lama Mi Sun datang dan bertanya Jung Won mau kemana.
Jung Won : Aku mau menemui Moo Yi.
Mi Sun : Moo Yi? Ah, gadis Vietnam. Kudengar dia sakit. Dia baik-baik saja?
Jung Won: Tidak, dia sakit parah.
Mi Sun : Kau mau membawa buah?
Jung Won tersenyum.
Jung Won ke kamar Moo Yi tapi sampai disana, Moo Yi sedang tidak ada.
Jung Won lalu melihat foto dirinya bersama Moo Yi di atas meja.
Tak lama, Moo Yi datang dan langsung memeluk Jung Won.
Jung Won memberi Moo Yi makan. Moo Yi menyukai makanan buatan Jung Won.
Selesai makan, Jung Won dan Moo Yi jalan-jalan di tepi pantai.
Jung Won merapatkan jaket Moo Yi.
Jung Won : Ini dingin. Kau mau masuk?
Moo Yi mengangguk.
Jung Won mengajak Moo Yi masuk. Ia berjalan duluan tapi Moo Yi tetap berdiri di tempatnya dan menatap hamparan laut.
Moo Yi : Bisakah aku berhasil di sana? Di seberang lautan, di kota asalku.
Jung Won mendekati Moo Yi.
Moo Yi : Bisakah aku melihat ibuku hidup-hidup?
Jung Won menatap Moo Yi dengan iba.
Ia lalu memeluk Moo Yi.
Jung Won : Maafkan aku. Maaf karena aku tidak bisa membantumu. Aku sungguh-sungguh minta maaf.
Jung Won menangis.
Dokter sedang memeriksa Seung Hee.
Tak lama, dokter keluar dan menemui dua pria penolong Seung Hee. Dokter berkata, tangan Seung Hee patah dan suhu tubuhnya rendah.
"Bisa kita dapatkan sidik jarinya?" tanya salah satu dari pria tersebut.
"Tidak, detak jantungnya tidak stabil. Lakukan nanti." jawab dokter.
Penculik Seung Hee diam-diam mencuri dengar. Ia kemudian menghubungi seseorang.
Bersamaan dengan itu, si penyusul menerima telepon yang entah dari siapa.
Dan Hyeong Cheol sedang bicara dengan seseorang. Hyeong Cheol panic dan menyuruh anak buahnya mengawasi seseorang dengan seksama.
Direktur Go menemui Nyonya Shin. Ia berkata, bahwa mereka hanya perlu mendapatkan 5% lebih banyak sebelum rapat pemegang saham tapi itu lebih dari 8%.
"Semua orang telah dimenangkan, jangan khawatir."
"Bagaimana Harian Myeongshin?" tanya Nyonya Shin.
"Karena mereka adalah keluarga menantu pertamamu, maka mereka adalah kerabat sedarah bersama kita. Mereka lebih aktif terlibat daripada kita."
"Ada banyak orang yang seperti anjing menggonggong di bulan, jadi tolong lakukan dengan tenang." perintah Nyonya Shin.
Young Eun diam-diam mencuri dengar.
Soo Ho pulang. Nyonya Shin agak kesal Soo Ho datang tanpa memberitahunya.
Soo Ho : Sepertinya kau berada di tengah-tengah rapat. Haruskah aku mampir sebentar?
Nyonya Shin : Kami sedang mendiskusikan proses pengangkatanmu tapi kami sudah selesai.
Direktur Go : Ini berjalan dengan baik, jadi jangan khawatirkan apapun.
Soo Ho : Aku sudah bilang jangan memaksakan diri pada sesuatu yang tidak berguna. Sudah kubilang aku tidak butuh Geosan!
Nyonya Shin : Aku melakukan semua ini untukmu!
Direktur Go : Anda satu-satunya orang yang dapat mewarisi Geosan.
Soo Ho : Aku?
Direktur Go : Karena satu-satunya pewaris adalah anda, Sajangnim.
Soo Ho : Kau sungguh berpikir begitu?
Direktur Go : Tentu saja.
Soo Ho : Tapi kenapa kau mendiskusikan masalah dengan ibu, bukan denganku?
Direktur Go gelagapan.
Soo Ho tersenyum kesal.
Soo Ho lalu berkata, akan berusaha menjadi pemilik Geosan tapi sebelumnya, ia minta pemakaman Min Ho diselesaikan lebih dulu.
Soo Ho : Kita harus bertindak seperti nasib buruk telah berlalu dan menghadapi media dengan baik. Pemakaman pribadi yang sederhana, hanya keluarga dan dewan direksi. Kita juga harus mengundang jaksa yang mengambil kasus Min Ho. Sangat penting untuk bertindak seolah kasus ini ditutup secara resmi. Bisa kau melakukannya besok.
Nyonya Shin kaget. Sementara Direktur Go bertanya, apa tidak terlalu cepat.
Soo Ho : Direktur Go, apa kau juga menanyai Pimpinan seperti itu? Aku tidak meminta bantuanmu sekarang!
Direktur Go yang tidak tahu harus bagaimana, memilih pergi.
Young Eun yang masih berdiri di depan pintu, heran melihat perubahan sikap Soo Ho yang mendadak.
Salah satu pria penolong Seung Hee, mencoba mengambil sidik jari Seung Hee. Tepat saat itu, Seung Hee bangun dan terkejut. Seung Hee yang ketakutan pun kabur lagi.
Nyonya Shin tertawa sendiri di ruangannya, setelah itu ia memasang sorot tajam.
Nyonya Shin lantas menghubungi Jung Won. Ia minta Jung Won datang ke pemakaman Min Ho tapi Jung Won menolak. Nyonya Shin tak peduli dan meminta Jung Won menyiaplan pidato kecil.
Jung Won : Apa tidak masalah jika aku yang menulis pidatonya?
Nyonya Shin : Jika kau tidak peduli konsekuensi yang akan timbul oleh tindakanmu maka lakukan sesukamu.
Woo Hyuk masih berkutat dengan pekerjaannya. Merasa jenuh, Woo Hyuk menutup dokumennya dan berdiri menatap salju yang turun di luar.
Soo Ho juga memandang salju yang turun.
Tak jauh dari tempat Soo Ho menatap keluar jendela, Nyonya Shin menatap lirih Soo Ho.
Yoo Ra juga tengah melamun.
Di depan Yoo Ra, Pimpinan Tae terbaring di ranjang tapi belum tidur.
Jung Won memandangi salju yang turun dengan tatapan lirih.
Paginya, Woo Hyuk dan Jaksa Kepala sedang menuju suatu tempat.
Bersambung ke part 2.......