Di kamarnya, Tae Pyeong terdiam menatap surat dari Teacher Baek.
Sementara Do Kyung, memikirkan kata-kata Tae Pyeong sembari menatap sebuah kotak yang dipegangnya.
Tae Pyeong : Semua orang didunia ini menertawaimu dan memanggilmu anak pembunuh. Tapi dia adalah orang... yang perduli dan khawatir padamu. Sponsormu, di Panti Asuhan Harapan adalah Pak Baek.
Do Kyung lalu membuka kotak itu, isinya surat-surat. Do Kyung membaca salah satunya.
Teacher Baek : Hyun Woo-ya, kudengar kau sakit selama beberapa hari dan juga tidak makan. Apakah temanmu menindasmu lagi? Kau pasti semakin membenci ayahmu karena perkataan temanmu. Tapi Hyun Woo, bahkan orang baik bisa membuat keputusan yang bodoh saat mereka berada dalam situasi yang buruk, seperti halnya orang bijak yang bisa hancur saat dia dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Semua orang membuat kesalahan. Kuharap kau tidak terlalu membenci ayahmu, yang sekarang hidup dalam pertobatan. Ingatlah. Apa yang dilakukan seseorang setelah membuat kesalahan artinya mengeluarkan sifat sejati dari orang tersebut. Ingatlah bahwa ada orang yang selalu perduli dan khawatir padamu.
Tangis Do Kyung pecah membacanya.
Do Kyung lalu ingat saat dia membersihkan lantai yang berceceran darah.
Teringat itu, tangis Do Kyung kian menjadi.
Tae Pyeong pulang dan melihat Joon Young sedang bicara dengan Nona Lee.
Joon Young dan Tae Pyeong bicara.
Joon Young : Kudengar bahwa kau tidak bisa menemukan foto apapun.
Tae Pyeong : Aku harusnya menyadarinya saat dia menolak menunjukkannya kepadaku walaupun aku memohon padanya.
Joon Young : Maafkan aku. Jika kau bersamanya saat itu, hal ini tidak akan terjadi.
Tae Pyeong : Ini bukan salahmu. Dia sudah tahu bahwa dia akan mati. Aku yakin dia melihat dicermin sebelum dia kehilangan penglihatannya. Aku yakin dia sudah tahu tapi kenapa dia tidak memberitahuku? Jika dia memberitahuku, aku bisa menghentikannya. Kenapa dia tidak memberitahuku?
Besoknya, Joon Young, Tae Pyeong dan Dong Woo menunggu di depan ruang autopsi.
Tak lama, Do Kyung dan timnya datang.
Tae Pyeong meminta senior Do Kyung agar mengurus Teacher Baek dengan baik.
Senior Do Kyung mengerti. Mereka lalu masuk ke dalam.
Tae Pyeong, Joon Young dan Dong Woo mengawasi jalannya autopsi dari atas.
Autopsi dimulai setelah mereka berdoa sejenak.
Tae Pyeong menatap tajam Do Kyung.
Di ruangannya, Woo Hyun juga gelisah.
Panjang luka Teacher Baek mulai diukur. Do Kyung tampak gugup. Senior Do Kyung memeriksa mulut Teacher Baek, setelah itu, ia mulai melakukan pembedahan pada badan Teacher Baek.
Autopsi selesai.
Tae Pyeong tanya hasilnya.
"Apapun hasilnya nanti, aku yakin ini akan sulit bagimu. Menurutku, sulit mengatakan dia dibunuh." ucap senior Do Kyung.
"Apa maksudmu?" tanya Tae Pyeong.
"Aku melihat memar kecil didada dan tangannya. Tapi untuk orang buta, masuk kedalam bak mandi, luka itu sepertinya masuk akal. Ada tanda jika dia mati tenggelam tapi aku tidak yakin jika itu penyebab kematiannya. Aku yakin kerusakan pada arterinya adalah penyebab kematiannya." jawab senior Do Kyung, membuat Tae Pyeong cs ternganga tidak percaya.
"Hasil pengujian obat dan pemeriksaan medis butuh waktu beberapa hari. Aku akan menelponmu saat itu sudah selesai." ucap Do Kyung, lalu mengajak seniornya pergi.
Tae Pyeong cs hanya bisa terdiam menatap kepergian mereka.
Tae Pyeong cs berdiri di atap. Dong Woo dan Joon Young menatap Tae Pyeong yang berdiri agak jauh dari mereka. Mereka tahu
Tae Pyeong kecewa.
Kemudian, Nona Lee datang. Mereka mencemaskan Tae Pyeong.
Sekarang, Tae Pyeong yang sudah berada di kamarnya lagi, duduk di lantai dan membaca surat Teacher Baek.
Teacher Baek : Ini adalah pilihanku, jadi jangan menyalahkan dirimu. Ini bukan salahmu. Kau tidak melakukan kesalahan apapun. Kuharap kau bisa melindungi orang yang kau cintai.
Tangis Tae Pyeong mulai berjatuhan.
Tae Pyeong : Tapi kenapa? Kenapa kau melakukannya?
Tae Pyeong lantas mendekap surat itu dan menangis sejadi-jadinya.
Diluar, Joon Young hanya bisa terdiam mendengar tangis Tae Pyeong.
Pemakaman Teacher Baek digelar. Sesuai permintaan Teacher Baek, pemakaman dilakukan di rumah.
Tae Pyeong ingat permintaan Teacher Baek.
Teacher Baek : Tae Pyeong-ah, saat aku mati, adakan pemakamanku dirumah, jangan dirumah sakit seperti cara Amerika.
Tae Pyeong : Kau mengatakannya seolah-olah kau menderita penyakit mematikan.
Teacher Baek : Jangan memberiku pakaian yang terasa gatal. Aku ingin memakai setelan mewah dengan warna favoritku, merah anggur. Pasangkan juga dasi yang rapi. Jangan menaruh beras didalam mulutku. Aku bisa merasa tercekik. Aku tidak menyukainya.
Tae Pyeong : Ada alasan untuk itu, bukan? Supaya kau tidak kelaparan selama perjalananmu ke surga.
Teacher Baek : Berikan aku dompet mewah dan isi dengan uang yang banyak. Aku bisa membeli sesuatu saat pergi kesana.
Tae Pyeong : Baiklah.
Teacher Baek : Buat aku terlihat mewah dan elegan.
Tae Pyeong : Jika kau bilang bagaimana caramu mati, aku akan mengabulkan permintaanmu.
Teacher Baek : Jangan khawatir. Itu bukan kematian yang hebat.
Flashback end...
Tae Pyeong lantas memasukkan lembaran uang ke dalam dompet, setelah itu ia memasukkan dompet itu ke balik saku jas Teacher Baek.
Pemakaman Teacher Baek hanya dihadiri Tae Pyeong, Nona Lee dan Joon Young.
Joon Young lalu berdiri diluar. Nona Lee mendekati Joon Young.
Nona Lee : Apakah hasil autopsinya sudah keluar?
Joon Young : Iya.
Nona Lee : Kupikir pembunuhan tidak ada.
Joon Young : Kau benar.
Nona Lee : Apakah kau juga berpikir jika dia bunuh diri?
Joon Young : Aku tidak tahu tapi jika Pak Baek menyingkirkan semua fotonya agar Tae Pyeong tidak bisa melihat mereka, aku yakin ada alasan dibalik semua itu.
Teacher Baek mulai dikuburkan.
Dari kejauhan, Do Kyung duduk menyaksikan pemakaman itu.
Joon Hee juga ada disana, mengawasi Do Kyung.
Lalu kemudian, ponsel Joon Hee berdering. Telepon dari Han Kyu.
Han Kyu : Pak, saat ini aku berada di kantor polisi yang bertanggung jawab atas kasus bunuh diri Jo Hyun Woo. Kuatkan dirimu. Goo Do Kyung adalah Jo Hyun Woo.
Joon Hee kaget, apa?
Han Kyu : Aku menunjukkan mereka foto Hyun Woo yang kau ambil 20 tahun yang lalu. Mereka bilang dia adalah Goo Do Kyung, teman Jo Hyun Woo. Orang-orang di Kantor Kepolisian Joongang Seoul sudah tahu tapi melihat mereka merahasiakannya. Pasti ada sesuatu yang terjadi. Aku akan memberitahumu lagi saat kita bertemu.
Joon Hee menoleh ke belakang dan kaget melihat Do Kyung.
Do Kyung : Kau tidak berubah. Kau masih suka mengikuti orang lain.
Sekarang, Do Kyung membawa Joon Hee pergi. Joon Hee nampak khawatir, menatap Do Kyung.
Do Kyung : Jangan khawatir, aku tidak akan menggigitmu.
Joon Hee lalu minta berhenti di pom bensin. Dia bilang, mau ke toilet.
Setelah mobil Do Kyung berhenti, dia buru-buru turun. Joon Hee lalu mencari ponsenya dan terkejut menyadari ponselnya tidak ada.
Joon Hee menoleh ke mobil Do Kyung dan kaget melihat ponsenya ada di Do Kyung.
Joon Hee lalu ke toilet. Sampai di toilet, dia terdiam sejenak memikirkan sesuatu. Lalu dia membuka pintu toilet dan mencari sesuatu dan menemukan obeng kecil di pintu.
Joon Hee lantas kembali ke mobil. Do Kyung bilang, telepon Joon Hee berbunyi tadi. Joon Hee memeriksa ponselnya. Saat itulah Do Kyung menusuk leher Joon Hee dengan suntikan.
Joon Hee tersadar dan dia dikurung bersama Hyung Soo.
Do Kyung duduk dan melihat obeng Joon Hee.
Do Kyung : Apakah kau mencoba membunuhku dengan ini?
Joon Hee marah.
Joon Hee : Kau orang, kan! Kau yang membunuh putriku!
Do Kyung lalu mengambil gelas minumnya dan mendekati Joon Hee.
Dia menyalakan lampu dan berkata, istri Joon Hee sudah membunuh ayahnya.
Joon Hee : Dasar pembunuh.
Do Kyung tertawa.
Do Kyung : Sayang sekali. Pembunuh yang membunuh 7 gadis bukanlah Ayahku. Dia ada dibelakangmu. jadi berhati-hatilah. Jika dia lepas, kau akan mati.
Joon Hee terkejut.
Bersambung ke part 2...