All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 3 Part 3
Selanjutnya : Again My Life Eps 4 Part 1
Foto SBS |
Foto SBS |
Kyu Ri dan Hee Woo belajar bersama di perpustakaan.
Kyu Ri : Aku kesulitan memahami ini.
Hee Woo : Yang mana?
Kyu Ri : Ini. Bagian tentang pemerkosaan dalam hukum pidana ini.
Hee Woo : Maksudmu pemerkosaan berat? Yang ini?
Kyu Ri : Ya.
Hee Woo : Baiklah, mari kita lihat. Dengan pemerkosaan berat, bukan soal orang itu bisa membunuh atau tidak. Itu pemerkosaan berat jika itu mengancam orang lain.
Kyu Ri : Itu sulit.
Foto SBS |
Lalu Min Soo datang membuat Kyu Ri terkejut. Min Soo mengancam leher Kyu Ri dengan pena nya.
Min Soo : Jika kau tetap tenang, aku tidak akan membunuhmu. Ikuti aku dengan tenang.
Kyu Ri : Kau mengejutkanku, Pak.
Min Soo : Sudah kubilang ikuti aku.
Hee Woo : Baik, cut. Cukup.
Min Soo : Apa itu cukup bagus, Sutradara?
Hee Woo : Bagus sekali, Min Soo.
Foto SBS |
Hee Woo : Jadi, bagaimana perasaanmu tadi? Kau takut, bukan?
Kyu Ri : Awalnya sedikit.
Hee Woo : Jadi, jika orang itu diancam mati atau merasa terancam, sesuatu seperti pena ini, yang tidak dianggap sebagai senjata...
Min Soo : Itu artinya pemerkosaan berat. Dalam kasus ini, bukti sangat penting.
Kyu Ri : Begitu rupanya. Terima kasih, Pak.
Min Soo : Beri tahu aku jika butuh bantuan lagi. Bukankah skenarioku bagus? Hei, Hee Woo. Haruskah aku mencoba masuk jurusan teater dan film? Biarkan aku melatih suara teaterku. Apa itu tidak lucu?
Sambil terus menulis, Kyu Ri bilang tidak lucu.
Min Soo : Aku punya wajah unik yang jarang ada di Korea.
Hee Woo : Baiklah, Min Soo. Tolong menghilang dengan tenang dengan wajah unikmu itu.
Min Soo : Kau jahat. Kau teman yang jahat. Kyu Ri. Mau kujelaskan perampokan bersenjata sekarang?
Kyu Ri : Tidak, terima kasih, Pak.
Min Soo : Kenapa kau serius sekali?
Kyu Ri : Karena aku memang begitu.
Foto SBS |
Seung Hwan datang.
Min Soo : Astaga, kau mengejutkanku.
Seung Hwan mengajak Hee Woo bicara.
Mereka berdua pergi, bicara sambil menaiki tangga.
Foto SBS |
Seung Hwan : Apa kau melakukan sesuatu yang membuat Kang Jin marah? Dia bukan tipe orang yang memanggil seseorang secara terpisah.
Hee Woo : Tidak.
Seung Hwan : Buat saja dia senang, apa pun yang terjadi. Aku akan berusaha memihakmu jika bisa. Itu tugasku sebagai ketua.
Foto SBS |
Mereka tiba di depan ruang BEM.
Seung Hwan mengetuk pintu. Setelah disuruh oleh Kang Jin, mereka masuk.
Kang Jin senang melihat Hee Woo.
Kang Jin : Selamat datang, Kim Hee Woo.
Tapi kemudian dia menyuruh Seung Hwan keluar.
Kang Jin : Tugasmu sudah selesai, jadi, kau boleh pergi.
Seung Hwan agak kecewa disuruh pergi.
Foto SBS |
Kang Jin menyuruh Hee Woo duduk.
Kang Jin : Para profesor banyak memujimu.
Hee Woo : Tidak, mereka hanya bersikap baik.
Kang Jin : Tidak perlu bersikap rendah hati, Nak. Semua orang pintar di sini. Namun, semua orang bilang kau istimewa. Itu sebabnya aku ingin kau bergabung dengan BEM kita. Kau tahu para senior kita membuka jalan bagi kita dalam bidang hukum, bukan? Dari semua murid, jalan yang dibuat untuk kita, anggota BEM, adalah jalan raya.
Hee Woo : Begitu rupanya. Namun, aku tidak yakin bisa melakukannya dengan baik.
Kang Jin : Kau bukan hanya pintar, tapi juga berhati-hati. Aku tahu aku menyukaimu. Ayo. Kita tidak bisa membuatnya menunggu.
Foto SBS |
Pelayan resto mengantar Il Hyun ke ruang VIP. Dia bilang, tamu Il Hyun sudah datang. Il Hyun masuk. Tamunya ternyata Kang Jin dan Hee Woo.
Hee Woo langsung mengenalkan diri.
Foto SBS |
Il Hyun menyuruh Hee Woo duduk.
Il Hyun : Kesan pertamamu tidak buruk.
Hee Woo : Terima kasih.
Il Hyun : Kang Jin memberitahumu tentang klub kami, bukan?
Hee Woo : Apa? Klub?
Kang Jin : Tidak. Aku belum memberitahunya. Kupikir akan lebih baik jika anda yang mengatakannya.
Il Hyun : Kim Hee Woo, kami memutuskan untuk menerimamu sebagai anggota klub hukum rahasia.
Hee Woo : Klub hukum rahasia?
Il Hyun : Benar. Untuk klub hukum rahasia kami, bahkan jurusan hukum di Universitas Hankuk tidak tahu soal itu. Namun, klub pribadi ini sudah berdiri sejak lama. Kau tahu para alumni memiliki ikatan yang sangat erat, bukan?
Hee Woo : Ya, aku tahu.
Il Hyun : Orang bilang itu jaringan pria tua dan sebagainya. Namun, klub rahasia kami melampaui jaringan pria tua. Menurutmu, kenapa kami menginginkan junior yang pintar? Itu karena para junior menjanjikan yang memulai dari bawah selalu mengancam para petinggi. Namun, bagaimana jika kami memilih junior menjanjikan lebih dahulu dan membantu mereka melalui jalan yang sudah kami buat?
Kang Jin : Senior kompeten yang memegang posisi penting bisa membantu membangun resume dengan langkah yang tepat. Dia akan mengamankan posisi sampai para junior memanjat dan menyerahkannya kepada mereka.
Il Hyun : Para junior akan mengikuti para senior dan menekan yang lain agar mereka tidak bisa naik tangga. Bagaimana menurutmu?
Foto SBS |
Il Hyun menuangkan miras untuk Hee Woo.
Dan Kang Jin menuangkan miras untuk Il Hyun.
Hee Woo : Terima kasih.
Il Hyun : Kenapa ada yang menolak itu? Benar, bukan? Ini sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Mari minum.
Hee Woo memalingkan wajahnya dan minum.
Wajahnya nampak kesal. Tapi dia berusaha bersikap biasa saja di depan Il Hyun.
Foto SBS |
Il Hyun : Orang-orang yang memiliki posisi penting seperti Menteri Kehakiman, Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, dan seterusnya adalah anggota klub kami. Itu dia. Aku amat menyederhanakannya untukmu. Kau mengerti semuanya, bukan?
Kang Jin : Cara anda mengatakannya sangat sederhana dan rapi. Terima kasih.
Kang Jin bertanya pada Hee Woo, apa Hee Woo senang.
Hee Woo : Ya.
Kang Jin : Keanggotaan klub ini seperti berada di tim nasional untuk para pemanah. Bergabung dengan tim nasional lebih sulit daripada memenangi medali di Olimpiade.
Il Hyun : Astaga. Itu analogi yang sempurna.
Foto SBS |
Hee Woo berdiri dan mengucapkan terima kasih pada Il Hyun.
Hee Woo : Aku akan melakukan yang terbaik untuk tidak mengecewakan anda dan bekerja sesuai harapan anda terhadapku.
Il Hyun : Lihat pria ini. Aku suka keberanianmu.
Hee Woo : Guna menunjukkan rasa terima kasih, izinkan aku menuangkan minuman.
Il Hyun : Tentu. Silakan.
Hee Woo : Kuharap bisa akur dengan anda.
Foto SBS |
Mereka bersulang.
Hee Woo : Astaga. Ini suatu kehormatan dan aku sangat bahagia bisa bergabung dengan kalian.
Il Hyun : Lihat pria ini. Choi Kang Jin, kau benar-benar menemukan yang bagus kali ini.
Kang Jin : Astaga. Anda tahu aku pandai menilai karakter.
Il Hyun : Kau bisa memilih anggota baru.
Kang Jin : Benar.
Il Hyun melonggarkan dasinya.
Il Hyun : Setelah menjadi jaksa, semua orang ingin bertemu denganku. Ini melelahkan.
Hee Woo : Pasti. Pekerjaan anda pasti sangat berat.
Il Hyun : Hei, aku akan memberitahumu sebuah rahasia. Pernah dengar soal DH Money?
Hee Woo : DH Money?
Il Hyun : Kau tahu...
Narasi Hee Woo : Park Dae Ho adalah CEO-nya. Itu agensi yang dipakai Cho Tae Sub untuk mengelola uangnya.
Il Hyun terus bercerita.
Il Hyun : Mereka meluncurkan proyek baru di dekat Songpa. Mereka akan membangun kembali area tetangga Provinsi Gyeonggi.
Narasi Hee Woo : Properti Pak Woo menumpuk di sana. Mereka orang-orang menakutkan. Sudah kuduga. Mereka sudah punya target.
Il Hyun : Ada orang yang memiliki tanah dan properti terbanyak di lingkungan itu. Dia ahli lelang. Namanya Woo Yong Soo.
Hee Woo kaget.
Narasi Hee Woo : Mereka bilang akan menyingkirkannya lebih dahulu.
Il Hyun : Setelah menyingkirkannya sekaligus, mereka bisa memulai proyek pembangunan kembali. Kalau begitu, hanya masalah waktu sebelum mereka menghasilkan ratusan juta dolar.
Narasi Hee Woo : Aku harus menghentikan mereka.
Foto SBS |
Pak Woo tengah menyendiri, sambil minum makgeolli.
Pak Woo : Tidak akan lama sampai kita bertemu lagi, Sayang. Kalau begitu, sampai jumpa.
Ponsel Pak Woo berbunyi. Telepon dari Hee Woo.
Pak Woo : Hei, Berandal. Kenapa kau meneleponku di tengah malam?
Foto SBS |
Pak Woo langsung pergi menemui Hee Woo.
Pak Woo : Apa? Kau ingin aku menjual semua propertiku?
Hee Woo : Ya. Serta aku ingin anda menjualnya secepat mungkin.
Pak Woo : Kenapa?
Hee Woo : Aku mendengarnya dari seorang jaksa, alumni kampusku. DH Money mengincar tanah dan properti anda.
Pak Woo : Kenapa mereka menginginkan propertiku?
Hee Woo : Seperti yang anda duga, area itu akan dikembangkan kembali.
Pak Woo : Benar. Aku jarang salah.
Hee Woo : Kurasa politisi mendukung DH Money.
Pak Woo : Para bedebah itu. Aku mengerti maksudmu. Namun, itu tidak akan mudah.
Foto SBS |
Hee Woo : Saat membeli properti itu, anda mengambil pinjaman, bukan?
Pak Woo : Benar.
Hee Woo : Bagaimana jika mereka menaikkan suku bunga hingga maksimal? Sampai anda tidak bisa membayar bunganya. Begitu anda tidak bisa melunasinya, semua properti itu akan segera dilelang. Mereka akan membeli properti anda dengan harga murah. Pada akhirnya, mereka akan membuat anda bangkrut.
Pak Woo : Aku mengambil pinjaman dari Bank Bando. Pinjamanku tidak ada hubungannya dengan DH Money.
Hee Woo : Anda tahu bank-bank melakukan merger belakangan ini. DH Money punya dana dari Jepang. Mengakuisisi Bank Bando tidak akan sulit bagi mereka. Selain itu, politisi mendukung mereka. Mereka akan membuatnya seolah-olah semuanya dilakukan secara legal.
Pak Woo : Hanya untuk mendapatkan properti dari seorang pria tua?
Hee Woo : Karena mereka tahu nilai tanah anda.
Pak Woo : Baiklah. Ya. Aku bisa membayangkannya. Jadi, aku harus menjual semuanya sekarang, bukan?
Hee Woo : Ya. Saat memindahkan aktanya, anda harus melakukannya sekaligus. Karena kini anda target mereka, aku yakin mereka mengawasi aset anda. Jika mereka tahu anda mencoba menjual properti anda...
Pak Woo : Mereka tidak akan membiarkanku?
Hee Woo : Benar. Entah apa yang akan mereka lakukan. DH Money dimulai sebagai bisnis peminjaman uang.
Pak Woo : Maksudmu mereka bahkan akan menculikku?
Hee Woo : Mereka mungkin akan mengurung anda agar anda tidak bisa bayar pinjaman.
Pak Woo : Sebelumnya kau bisa menyelamatkan nyawa temanmu...
Hee Woo : Itu semua berkat anda. Sekarang, kau di sini untuk menyelamatkanku.
Foto SBS |
Sekarang, Hee Woo berjalan menyusuri jembatan seorang diri.
Narasi Hee Woo : Di kehidupanku sebelumnya, Cho Tae Sub dapat banyak uang dengan investasi di proyek pembangunan ulang dan investasi spekulatif di real estat. Dia melakukan kejahatan keji mencuri aset orang dengan memanipulasi bank. Serta beberapa tokoh terkemuka terluka.
Foto SBS |
Foto SBS |
Hee Woo ingat saat dia masih menjadi jaksa, dia melihat berita Pak Woo di TV. Pak Woo melompat ke Sungai Han subuh-subuh.
Narasi Hee Woo : Serta ahli lelang, Woo Yong Soo, salah satunya. Dia bangkrut saat bank menuntutnya membayar pinjaman dan menghadapi kematian tragis.
Hee Woo bertekad melindungi Pak Woo.
Foto SBS |
Besoknya, Pak Woo melakukan apa yang dikatakan Hee Woo.
Dia menjual semua asetnya dan meminta uangnya dikirimkan ke rekeningnya di Bank Nara, bukan Bank Bando.
Foto SBS |
DH Money diberiyakan berhasil mengakuisisi Bank Bando.
Dae Ho bakal diundang ke stasiun TV.
Dae Ho : Ya. Setelah merger antara DH Money dan Bank Bando, kami sudah menyiapkan cara untuk menjadi institusi keuangan nomor satu di Korea. Kami, DH Money, akan selalu menjaga rakyat dan memimpin institusi untuk menguntungkan rakyat.
Foto SBS |
Tapi setelah berhasil mengakuisisi, Dae Ho baru tahu tentang Pak Woo yang menjual semua aset.
Dia bahkan menampar anak buahnya karena gagal mengawasi Pak Woo.
Ponsel Pak Woo berbunyi. Telepon dari Direktur Han.
Foto SBS |
Dae Ho pun bersujud meminta maaf pada Tae Seob.
Dae Ho : Maafkan aku. Aku tidak tahu rubah tua itu, Woo Yong Soo, akan secepat ini.
Tae Seob : Tidak apa-apa. Dalam hidup, kita semua membuat kesalahan. Gunakan ini sebagai pelajaran dan jangan membuat kesalahan yang sama.
Dae Ho : Ini tidak akan terjadi lagi. Aku sungguh minta maaf, Pak.
Tae Seob mendekati Dae Ho.
Tae Seob : Cukup minta maafnya. Berdiri.
Dae Ho berdiri.
Tae Seob : Satu-satunya yang berubah adalah alih-alih satu pemilik properti, ada beberapa pemilik properti yang harus diurus. Tujuan kita belum berubah. Benar, bukan?
Dae Ho : Ya, Pak. Aku tidak akan membuat kesalahan lain kali.
Tae Seob : Kau boleh pergi sekarang.
Dae Ho bergegas pergi.
Foto SBS |
Foto SBS |
Asisten Kim heran, akankah anda memaafkan Pak Park?
Tae Seob : Seorang pria dengan gambaran besar tidak bisa memulai proyek hanya dengan satu pilihan karena proyeknya mungkin menghadapi variabel lain. Dia harus lihat sesuatu di skala yang lebih besar dan lebih jauh. Jika kuhasilkan satu miliar dolar dengan berinvestasi 100 juta dolar, aku akan tetap menghasilkan uang.
Asisten Kim : Aku tidak berpikir panjang.
Foto SBS |
Foto SBS |
Tae Seob menghubungi Direktur Han.
Tae Seob : Kubaca file Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi.
Direktur Han : Ya, Pak.
Kamera menyorot Direktur Han yang ruangannya ada dibalik dinding.
Hanya terlihat kaki dan tangannya, namun jelas itu wanita.
Foto SBS |
Foto SBS |
Tae Seob bicara lagi pada Asisten Kim.
Tae Seob : Penasihat yang cerdas akan berinisiatif sebelum mengajukan pertanyaan seperti Direktur Han. Orang bilang politisi yang pandai menggunakan uang akan menghancurkan negara ini. Namun, di zaman sekarang, jika tidak pandai mengelola uang, kau tidak bisa menjadi pemimpin. Lihatlah Amerika. Mereka mencetak uang untuk menghasilkan keuntungan. Kau tidak bisa menahan kekuasaan jika tidak tahu aliran uang. Uang adalah kekuatan sekarang.
Asisten Kim : Aku akan mengingatnya, Pak.
Foto SBS |
Tae Seob menatap data-data Pak Woo.
Tae Seob : Woo Yong Soo. Apa ini murni keberuntungan?
Foto SBS |
Pak Woo mengajak Hee Woo minum makgeolli di tempat favoritnya.
Pak Woo : Aku akan menuangkan minuman untuk diriku sendiri hari ini. Hari ini ulang tahunku. Aku ingin merayakan ulang tahunku alih-alih bekerja sebelum meninggalkan dunia ini. Apa pendapatmu tentang tempat ini? Ini tempat favoritku.
Hee Woo : Aku tinggal di lingkungan ini. Namun, pemandangan dari sini cukup bagus.
Pak Woo : Rumah yang kau lihat sekarang akan berubah menjadi apartemen. Kita berada di gunung ini sekarang yang akan berubah menjadi apartemen mewah bertingkat rendah.
Hee Woo yang sudah tahu tentang hal itu, hanya bilang mungkin.
Pak Woo : Sepertinya kau sudah tahu itu.
Hee Woo : Astaga. Sama sekali tidak.
Pak Woo : Wawasanmu bagus untuk masa depan. Kau juga pintar. Gunakan kemampuanmu untuk hal baik.
Foto SBS |
Foto SBS |
Pak Woo memberikan Hee Woo buku rekeningnya.
Sontak Hee Woo kaget.
Pak Woo : Inilah yang tersisa untukku. Ambillah. Aku ingin kau mengelolanya mulai sekarang. Wawasanmu membantuku melindungi uang itu. Aku menginvestasikannya kembali kepadamu. Namun, fakta bahwa kita bertemu dan aku bisa menyimpan uangku berkatmu pasti pertanda dari alam semesta. Pakai itu untuk dapat uang lebih. Lihat apa kau bisa mengambil alih Chunha seperti yang kau inginkan. Uang bisa melakukan tugasnya jika orang yang tepat memilikinya.
Foto SBS |
Pak Woo lalu menasihati Hee Woo bahwa lelang seperti melakukan seni komprehensif. Kau harus meramal masa depan dengan menganalisis wilayah, menghitung keuntungan, dan menggunakan hukum untuk menghindari keengganan kerugian. Kau bisa merasakan sensasi saat memenangi tender dan mempermainkan pikiran para penyewa. Kau harus bisa melihat gambaran besar dan bergerak sesuai rencanamu. Alih-alih membeli gedung dengan agresif yang memiliki risiko tinggi, kau harus membeli gedung yang stabil untuk meminimalkan risiko. Itulah prinsip lelang yang dia ikuti.
Hee Woo : Begitu rupanya. Aku harus mengembangkan wawasan untuk memilih properti paling stabil berdasarkan nilai-nilai masa depan?
Pak Woo : Ya. Jangan memakai kaca mata kuda. Lihat seluruh hutan ini. Perhatikan kecepatan proyek pembangunan ulang. Lalu lihat apa yang orang inginkan dan ke mana mereka pergi. Istriku meninggal saat aku bepergian ke seluruh Korea karena aku tergila-gila dengan real estat. Dia terus memberitahuku bahwa perutnya sakit. Namun, aku tidak terlalu memikirkannya. aku hanya membelikannya obat gangguan pencernaan. Namun, itu ternyata kanker. Dia bisa saja hidup jika aku membawanya ke rumah sakit lebih cepat. Saat aku mengamatimu, ada satu hal yang membuatku khawatir.
Hee Woo : Apa itu?
Pak Woo : Saat kali pertama melihatmu, matamu mengingatkanku kepada diriku yang dahulu. Kau tergila-gila pada sesuatu. Jangan biarkan itu menguasaimu. Jika begitu, kau akan kehilangan dirimu.
Hee Woo : Pak, selamat ulang tahun. Biar kutuangkan.
Sekarang di kamarnya, Hee Woo melihat buku rekening Pak Woo. Lalu dia teringat kata-kata Pak Woo tadi.
Pak Woo : Fakta bahwa kita bertemu dan aku bisa menyimpan uangku berkatmu pasti pertanda dari alam semesta.
Hee Woo : Pertanda dari alam semesta?
Foto SBS |
Besoknya di kampus, Hee Woo yang lagi jalan bersama Kyu Ri dan Min Soo melihat pengumuman bahwa Tae Seob akan datang ke kampus mereka hari ini.
Kyu Ri tanya, haruskah mereka datang.
Kyu Ri : Anggota Dewan Cho Tae Sub lulusan kampus kita.
Min Soo : Aku tidak akan pergi meski dibayar.
Hee A datang, aku juga. Aku tidak suka dia, Cho Tae Sub.
Min Soo memberitahu Kyu Ri bahwa Hee A adalah mahasiswi jurusan komputer yang dia suka.
Hee Woo mengajak Kyu Ri pergi melihat Tae Seob.
Foto SBS |
Foto SBS |
Tae Seob mulai memasuki aula kampus, yang langsung disambut sorak sorai dan tepukan yang gemuruh dari mahasiswa.
Hee Woo menatapnya sinis, lama tidak berjumpa Cho Tae Seob. Mari kita lihat omong kosong apa yang akan kau bicarakan hari ini.
Tapi kemudian Hee Woo terkejut melihat wanita yang menjadi asisten Tae Seob.
Hee Woo mengenalinya. Dia Mbak Malaikat!
Bersambung....
Next ep :
Seseorang mengawasi Hee Woo.
Hee Woo mulai ingat siapa Hee A.
Tae Seob mulai penasaran siapa yang mencoba-coba menghalanginya.