• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Temptation Of An Angel Ep 13 Part 2

Sebelumnya <<<



Paman dan bibi Ah Ran berada di sebuah kafe, mereka menunggu Jing Ran. Tapi sudah satu jam lamanya menunggu, Jing Ran tak kunjung datang. Bibi Ah Ran berpikir, kalau seseorang yang mengadopsi Jing Ran sudah menipu mereka. Ia yakin orang yang mengadopsi Jing Ran juga ingin mendapat keuntungan. Bibi Ah Ran pun berencana menakuti orang itu dan langsung menelpon orang itu.


“Aku adalah orang yang tadi menelponmu, bibinya Jing Ran. Aku ingin tahu kenapa sampai saat ini aku masih belum bertemu dengan Jing Ran? Apa ingin dituntut dengan tuduhan penculikan? Sebelum kami datang ke rumahmu, cepat bawa Jing Ran kemari!”


Nyonya Jo panic, ia langsung memutus kabel teleponnya. Tepat saat itu, Presdir Shin datang dan heran melihat sang istri memutuskan kabel telepon di rumah mereka. Nyonya Jo membuat alasan, ia berkata ada telepon aneh jadi itulah kenapa ia memutuskan kabel teleponnya. Saat Presdir Shin bertanya telepon aneh apa, Nyonya Jo tidak menjawabnya dan berkata sudah mengurusnya. Nyonya Jo terlihat gugup. Nyonya Jo juga meminta suaminya mengganti nomor telepon rumah mereka. Nyonya Jo beranjak pergi. Presdir Shin menatap istrinya dengan tatapan heran sekaligus curiga.

“Kita sudah menggunakan telepon ini selama 30 tahun dan sekarang tiba2 harus diganti? Telepon aneh macam apa itu?” ucapnya menatap curiga pada istrinya.


Jae Hee tiba di kafe itu, namun ia tak menemukan paman dan bibinya. Jae Hee lantas bertanya pada pelayan kafe. Pelayan kafe bilang jika mereka sudah pergi dari sejam yang lalu. Jae Hee kecewa.


Ah Ran masih di mobil itu, bersama dengan para penculiknya. Ia menoleh ke belakang, melihat mobil Jae Sung yang masih mengejarnya. Dengan wajah nanar, ia berkata keberuntungnya ada pada Jae Sung. Ia akan menempuh cara apapun untuk mendapatkan Jae Sung. Ah Ran lantas menatap kepada penculiknya dan menganggukkan kepalanya. Si penculik kemudian membuka kunci pintu dan Ah Ran melompat dari dalam mobil.

Ah Ran berguling di jalanan, Jae Sung terkejut melihatnya dan langsung menghentikan mobilnya. Jae Sung kemudian menghampiri Ah Ran. Sambil menahan rasa sakit di tubuhnya, Ah Ran bertanya apa Jae Sung baik2 saja. Ah Ran lantas mengaku jika para penculik itu adalah orang suruhan ayahnya untuk merebut Soul dari tangannya.

“Tapi seharusnya kau tidak melompat dari mobil.” Jawab Jae Sung cemas.

“Aku tidak takut mati saat aku menyadari kau mengejarku di belakang. Semua ketakukanku langsung hilang jadi aku mempertaruhkan nyawaku dengan melompat keluar.Jika aku masih hidup, hal yang pertama ingin aku lakukan adalah mengakui perasaanku padamu. Aku mencintaimu.” Ucap Ah Ran dengan berkaca2.



Ah Ran kemudian memeluk Jae Sung. Masih dengan wajah memelas, ia berkata banyak pria yang mendekatinya tapi hanya Jae Sung lah pria yang benar2 ingin dimilikinya. Jae Sung balas memeluk Ah Ran, namun sorot matanya begitu dingin. Sangat dingin.  Dan juga penuh kekecewaan. Ah Ran berpikir Jae Sung sudah masuk ke dalam perangkap yang dibuatnya.


“Joo Ah Ran, apa hanya ini yang bisa kau lakukan? Kau pikir rencanamu itu berhasil? Silahkan tipu aku sebisamu, tapi aku pastikan kau akan segera berakhir.” Batin Jae Sung.

Jae Hee terduduk lemas di kasurnya. Tak lama berselang, ia bangkit dan beranjak menuju meja riasnya. Jae Hee kemudian membuka laci mejanya dan mengambil sebuah kotak berwarna hitam di sana. Jae Hee membuka kotak itu dan mengeluarkan sepasang sepatu berwarna merah yang sangat cantik dari dalam sana.


“Kakak, bagaimana kabarmu? Hari ini, paman kita menelponku. Walaupun kami tidak jadi bertemu, tapi aku senang karena aku tahu aku masih memiliki keluarga. Apa paman juga tahu tentang dirimu?” ucap Jae Hee.

Air mata Jae Hee mengalir.

“Kakak, kau juga mencariku kan? Aku merindukanmu, aku sangat merindukanmu, Kak.” Ucap Jae Hee lalu memeluk erat sepatunya itu.


Hyun Min dan ayahnya sedang membicarakan perusahaan. Hyun Min membujuk ayahnya memutuskan kerjasama dengan Star Electronics. Tapi Presdir Shin menolak dan meminta Hyun Min tidak bersikap kekanak2an. Presdir Shin berkata mereka tidak bisa melakukan itu, karena nasib ribuan karyawan ada di tangan mereka. Presdir Shin mengajak Hyun Min mengambil tawaran Star Electronics demi menyelamatkan perusahaan mereka. Hyun Ji ternyata juga ada di sana. Ia menelpon Ah Ran, tapi tidak dijawab. Hyun Ji kesal, ia yakin Ah Ran sedang bersama dengan Joo Seung. Nyonya Jo yang hendak membawakan camilan untuk mereka pun terkejut mendengarnya.


Joo Seung bergegas membukakan pintu ketika bel rumahnya berbunyi. Ia pun terkejut melihat kedatangan Nyonya Jo. Nyonya Jo langsung masuk dan mengedarkan pandangannya mencari Ah Ran. Joo Seung mengambil pakaiannya yang berserakan di sofa, kemudian menyuruh Nyonya Jo duduk.

“Apa menantuku datang ke sini?” tanya Nyonya Jo dingin.

“Apa kau datang ke sini hanya untuk memastikan hal itu?” Joo Seung terkejut dan balik bertanya.

“Ini peringatan terakhir. Jangan temui Ah Ran lagi.” Ucap Nyonya Jo.

“Kenapa?” tanya Joo Seung.

“Karena dia mantan Shin Hyun Woo. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya.” Jawab Nyonya Jo.

“Begitukah? Kau sangat mencintai anakmu? Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan, aku tidak akan berhenti mengejar Ah Ran. Aku penasaran siapa yang akan menang.” Ucap Joo Seung.

“Apa mengambil istri Shin Hyun Woo membuatmu bahagia?” tanya Nyonya Jo.

“Tentu saja aku bahagia. Menciptakaan ketidakbahagiaan adalah kebahagiaanku.” Jawab Joo Seung.

“Apa kau bilang? Bagaimana mungkin kau bisa mengatakan itu? Aku pikir kita bisa berbicara dengan baik, tapi ternyata aku salah.” Ucap Nyonya Jo.


Nyonya Jo lantas beranjak pergi, tapi Joo Seung membuat langkahnya terhenti.

“Seorang anak yang dibuang ibunya, seberapa baik dia bisa mendapatkannya? Bahkan ibu yang melahirkannya tidak mau mengakuinya. Tidak ada harapan, kan?” ucap Joo Seung.

Nyonya Jo langsung berbalik dan menatap Joo Seung dengan mata berkaca2.

“Di masa depan, mungkin akan menjadi lebih buruk. Bagaimana menurutmu? Mencari Presdir Shin dan menceritakan cerita menarik yang tidak diketahuinya. Aku tidak ingin menghancurkan keluarga itu jadi aku menahan diriku. Tapi tiba2 saja aku merasa sangat marah.” Ucap Joo Seung.

“Apa yang kau bicarakan?” tanya Nyonya Jo kaget.

“Hanya sebuah cerita, ayahnya sudah meninggal. Kau tidak tahu, dia sudah melupakannya.” Jawab Joo Seung.

“Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan.” Sangkal Nyonya Jo.


Nyonya Jo lalu beranjak pergi. Joo Seung tertawa sinis, lalu berikutnya kekesalan menghiasi raut wajahnya. Di luar, Nyonya Jo menangis. Ia tidak percaya Joo Seung mengetahui semuanya. Nyonya Jo berusaha menguatkan dirinya.


Ah Ran kini berada di apartemen Jae Sung. Ia masih terlihat syok. Ah Ran kemudian memberitahu Jae Sung kalau belum lama ini seorang pria yang menyukainya ditemukan tewas. Kakak dari pria itu datang dan ingin membalas dendam padanya dengan membuka SM Furniture. Jae Sung pura2 terkejut. Ah Ran juga berkata jika kakak dari pria itu menginginkan kematiannya dan juga kebangkrutan Soul Furniture. Ah Ran lantas memeluk lengan Jae Sung dan memohon agar Jae Sung membantunya.

“Kenapa kau begitu menginginkan Soul? Bukankah suamimu sudah meninggal?” tanya Jae Sung.

“Karena Soul adalah jiwaku. Kalau aku menyerahkan Soul, itu sama aja aku menyerahkan hidupku.” Jawab Ah Ran.

“Bagaimana caraku membantumu?” tanya Jae Sung.


“Kau harus memegang kendali Soul. Kau memiliki kemampuan dan kekayaan. Sebagai imbalannya, kau akan memiliki diriku sepenuhnya.” Jawab Ah Ran.

“Sepertinya kau tahu dengan baik cara menggoda pria. Baiklah, aku akan membantumu. Tapi apa alasan Presdir Shin mengkhianatimu?”

“Itu karena diriku. Mereka takut aku akan mengambil Soul. Mereka bahkan masih tidak mengumumkan kematian anak mereka.”


“Aku tidak tahu Presdir Joo memiliki luka seperti itu.” ucap Jae Sung, sembari membelai lembut wajah Ah Ran. Jae Sung lantas mendekap tubuh Ah Ran.

“Bolehkah aku menginap di sini. Aku tidak memiliki tempat tujuan. Jika bukan padamu, aku akan mati.”

“Aku tidak akan membiarkan dirimu menyusuri jalanan sendirian. Tidurlah di sini malam ini.”

Ah Ran terlihat senang, berbeda dengan Jae Sung yang wajahnya diliputi amarah dan dendam.


Jae Sung membantu Ah Ran berbaring. Saat Jae Sung hendak pergi, Ah Ran menahannya. Ah Ran berusaha menggodanya. Tapi Jae Sung sama sekali tidak jatuh dalam bujuk rayu Ah Ran. Jae Sung berkata ia akan tidur di sofa dan menyuruh Ah Ran tidur. Begitu Jae Sung pergi, Ah Ran langsung menarik napas kesal karena gagal menggoda Jae Sung.

Jae Sung mematikan lampu kamarnya. Tanpa ia sadari, di bawah apartemennya ada Jae Hee. Jae Hee menangis sembari menatap ke arah kamar Jae Sung yang sudah gelap.


“Paman, kenapa aku terlihat seperti orang bodoh? Demi membalas dendam pada Joo Ah Ran, kau tidur dengannya. Seharusnya aku sudah tahu. Tapi aku merasa seperti mau gila. Sungguh apakah hanya ada cara ini?”

Tangis Jae Hee semakin deras, Jae Hee lalu beranjak pergi.


Paginya, Joo Seung terbangun karena suara ponselnya. Telepon dari Hyun Ji. Hyun Ji bertanya apa semalam Ah Ran tidur di apartemen Joo Seung. Hyun Ji juga mengatakan jika Ah Ran dan Joo Seung adalah orang2 yang kotor. Tapi Joo Seung sama sekali tidak terpengaruh dengan kalimat Hyun Ji. Ia justru kaget karena semalam Ah Ran tidak pulang.


Jae Sung keluar dari apartemennya bersama Ah Ran. Jae Sung membukakan pintu mobilnya untuk Ah Ran. Ah Ran tersenyum, lalu masuk ke mobil Jae Sung. Tanpa mereka sadari, Joo Seung mengawasi mereka.


Ah Ran yang berada di perjalanan bersama Jae Sung kaget Joo Seung menelponnya. Jae Sung menyuruh Ah Ran menjawabnya dan memberitahu Joo Seung kalau semalam Ah Ran menginap di rumahnya. Dengan wajah kesal, Ah Ran menjawab telepon Joo Seung dan memberitahu Joo Seung kalau semalam ia menginap di rumah Jae Sung. Namun Joo Seung tidak terpengaruh dan balik mengancam Ah Ran. Ia mengancam akan membuka semua kedok Ah Ran.


Ah Ran panic dan bertanya dimana Joo Seung. Ia ingin menemui Joo Seung, tapi Joo Seung tidak ingin bertemu dengan Ah Ran. Joo Seung bilang dia akan pergi ke Pyong Chang Dong. Joo Seung memutuskan pembicaraan mereka begitu saja dan bergegas pergi. Ah Ran terlihat semakin panic. Ah Ran kemudian meminta Jae Sung menurunkannya di pinggir jalan. Begitu mobil Jae Sung berhenti, Ah Ran langsung turun dan pergi dengan taksi. Jae Sung memperhatikan kepergian Ah Ran sambil berpikir.


Joo Seung sudah tiba di kediaman Keluarga Shin. Bersamaan dengan itu, Ah Ran tiba di apartemen Joo Seung dan langsung mencari Joo Seung.Ah Ran kesal karena tidak menemukan Joo Seung. Secara tak sengaja, Ah Ran melihat sebuah foto yang terselip di buku harian Joo Seung. Ah Ran mengambilnya dan terkejut melihat foto ayah Joo Seung yang bersama Nyonya Jo. Ia bertanya2, kenapa ayah Joo Seung bisa mengenal Nyonya Jo.Ah Ran lantas membalik foto itu dan menemukan tulisan ‘ayah dan ibu yang membuangku’.

Ah Ran kaget, jadi ibu Shin Hyun Woo adalah ibunya Joo Seung? Bagaimana ini bisa terjadi?


Ah Ran kemudian teringat saat ia masih bekerja di klub, Joo Seung datang menemuinya. Joo Seung mengaku tahu siapa yang membunuh orang tua Ah Ran. Ah Ran juga ingat kata2 Joo Seung saat mereka bertengkar di depan kediaman Shin.Joo Seung mengatakan jika dirinya dan Ah Ran memiliki tujuan yang sama.


Ah Ran pun mengerti. Ia baru menyadari dirinya hanya dijadikan alat balas dendam oleh Joo Seung selama ini. Ah Ran terlihat kecewa dan sangat marah. Di sisi lain, Joo Seung memencet bel rumah Shin dengan amarah yang menguasai dirinya. Pada Hyun Ji ia mengaku ingin mengatakan sesuatu yang urgent pada Presdir Shin. Tiba2, ponsel Joo Seung berbunyi. Ah Ran yang menelpon. Ah Ran mengakui kesalahannya, ia meminta maaf pada Joo Seung dan berjanji tidak akan menemui Jae Sung lagi. Ah Ran juga mengajak Joo Seung memulai hubungan lagi dari awal.


Joo Seung menolak. Ia berkata tidak akan pernah percaya lagi pada wanita seperti Ah Ran. Ah Ran tidak kehilangan akal. Ia bertanya, apa yang akan didapatkan Joo Seung dengan mengakui semuanya. Tidak ada. Ia akan masuk penjara dan Joo Seung akan kehilangan semuanya.

Ah Ran lantas mengajak Joo Seung berlibur ke apartemen di pinggir laut yang sering mereka datangi. Tepat saat itu, pintu pagar kediaman Shin terbuka. Joo Seung berpikir sejenak, setelah itu ia memutuskan untuk pergi.


Ah Ran menyimpan foto ayah Joo Seung bersama Nyonya Jo di kamera ponselnya. Dengan wajah kecewa ia berkata akan membuat Joo Seung membayar kebohongan yang telah dilakukan Joo Seung padanya.


Ah Ran yang sudah berada di Soul, menelpon Jae Sung. Ia mengajak Jae Sung ke apartemen yang ada di pinggir laut. Ia juga berterima kasih pada Jae Sung atas apa yang dilakukan Jae Sung kemarin padanya. Usai berbicara dengan Jae Sung, Ah Ran dikejutkan dengan kedatangan Nyonya Jo.

“Apa yang terjadi kemarin? Tidak peduli yang mereka katakan, kau masih menantuku. Kemana kau semalam? Kenapa tidak pulang?” tanya Nyonya Jo.

“Kalian sangat kecewa padaku, jadi aku memilih menghindar. Tidak ada tempat yang bisa kudatangi jadi aku menginap disini.” Jawab Ah Ran.

Nyonya Jo lantas mengeluarkan cincin couple milik Ah Ran dan bertanya apa Ah Ran masih ingat cincin itu. Ah Ran bilang tentu saja ia mengingatnya. Cincin itu adalah cincin couple Hyun Woo dan wanita lain.

“Bukan, ini bukan milik Hyun Woo.” Jawab Nyonya Jo, kemudian mengeluarkan cincin couple yang satunya lagi. Ah Ran terkejut melihatnya. Nyonya Jo bilang Joo Seung yang mengirimkan cincin itu ke rumah. Namun Ah Ran tetap menyangkal cincin itu miliknya dan Joo Seung. Nyonya Jo lantas bercerita penyebab kecelakaan yang dialami Hyun Woo. Hyun Woo sudah mengetahui perselingkuhan Ah Ran dan Joo Seung. Hyun Woo dan Ah Ran lantas bertengkar, dan akhirnya kecelakaan itu terjadi.

“Itu tidak benar. Ibu juga melihatnya, kan? Aku ada di rumah hari itu. Dokter Nam ingin menjebakku, jadi dia merencanakan ini.” jawab Ah Ran.

“Bohong! Aku Ibu Hyun Woo, tidak akan melepaskan kalian jika kalian terlibat dalam kecelakaan Hyun Woo. Bahkan jika kami mencarinya lagi, kami akan menemukan apa yang terjadi pada malam itu. Lihatlah!” ucap Nyonya Jo marah.


Nyonya Jo pergi, namun Ah Ran membuat langkahnya terhenti. Ah Ran menyinggung soal masa lalu Nyonya Jo. Ia berkata Nyonya Jo sudah membuang Joo Seung 30 tahun yang lalu dan berpura2 tidak terjadi apa2. Nyonya Jo kaget. Dengan wajah geram, Ah Ran bertanya apa Nyonya Jo akan mengirim Joo Seung ke penjara demi kebahagiaan Hyun Woo.


Joo Seung sudah berada di apartemen itu. Ia sudah menyulap setiap sudut apartemen menjadi seromantis mungkin. Ponselnya berdering, pesan masuk dari Ah Ran. Dalam pesannya, Ah Ran berkata tidak bisa datang karena Nyonya Jo pingsan. Ah Ran bilang Nyonya Jo ada di UGD sekarang dan kondisinya cukup mengkhawatirkan. Joo Seung pun langsung menghubungi Ah Ran, tapi tidak ada respon. Joo Seung lantas bergegas pergi dengan wajah geram.


Ah Ran sendiri sudah ada di resort itu. Ia duduk di tepian laut bersama Jae Sung. Ah Ran sempat melihat kepergian Joo Seung. Setelah Joo Seung pergi, Ah Ran mengajak Jae Sung masuk ke dalam. Jae Sung memuji pemandangan dan desain interior apartemen itu. Ia tidak menyangka Ah Ran akan menghabiskan begitu banyak demi perjalanan mereka. Ah Ran tersipu malu.

“Mulai hari ini aku akan memanggilmu Ah Ran saja.” Ucap Jae Sung.

“Kalau begitu aku juga akan memanggilmu Jae Sung saja.” Jawab Ah Ran.


Ah Ran lantas mengajak Jae Sung ke kamar. Setibanya di kamar, Ah Ran melepas jaketnya dan mereka berdiri di depan jendela, melihat2 pemandangan diluar. Jae Sung merangkul Ah Ran. Ia berkata laut, wanita, bunga dan wine adalah kebahagiaan yang sempurna. Ah Ran lantas berdiri menghadap Jae Sung. Ia berkata kebahagiaan yang sempurna itu masih kurang lengkap. Ah Ran tersenyum menggoda, kemudian merangkul Jae Sung dan mencium Jae Sung. Jae Sung diam2 mengambil ponselnya dari dalam saku jasnya, kemudian menelpon Joo Seung.

Joo Seung yang sedang menyetir geram mendengar percakapan Ah Ran dan Jae Sung di telepon.

“Jae Sung, kau tahu berapa lama aku menunggu saat seperti ini? Aku tidak pernah berpikir akan merasakan perasaan seperti ini pada seorang pria. Ini kali pertama aku merasa menjadi seorang wanita.” Ucap Ah Ran.

“Kalau begitu siap menerimamu. Mandilah terlebih dulu.” Jawab Jae Sung.


Joo Seung murka. Ia tidak menyangka Ah Ran masih saja membohonginya. Joo Seung pun langsung memutar arah mobilnya, menuju resort.


Sementara itu, Ah Ran sedang mandi. Sementara itu Jae Sung duduk di sofa dengan wajah dingin. Tak lama berselang, Jae Sung bangkit dan memberantaki kasur. Ketika Jae Sung memberantaki kasur, kita diperlihatkan adegan kilas balik saat Ah Ran dan Joo Seung memadu kasih di kamar pengantin Ah Ran dan Hyun Woo. Selesai memberantaki kasur, Jae Sung meletakkan jaket Ah Ran di kasur kemudian pergi.

Jae Sung pergi dengan terburu2, namun ia terkejut saat melihat Joo Seung melangkah ke arahnya. Ia pun buru2 bersembunyi. Joo Seung jalan begitu saja melewati Jae Sung dengan wajah geram. Jae Sung menatap langkah Joo Seung dengan tatapan penuh kebencian.


Joo Seung tiba di kamar dan terkejut melihat dua gelas yang masih berisi wine. Joo Seung lantas masuk ke kamar dan semakin terkejut melihat kasur yang sudah berantakan. Joo Seung lalu mengambil jaket Ah Ran dan menatapnya dengan wajah geram. Tepat saat itu, Ah Ran keluar dari kamar mandi dan terkejut melihat Joo Seung.

“Aku menghabiskan waktuku di ruangan ini, tapi kau malah bersenang2 dengan pria itu disini! Aku berniat memulainya kembali, tapi kau menghancurkannya!” hardik Joo Seung.

“Kaulah orang yang menghancurkanku lebih dulu.” Jawab Ah Ran kesal.

“Kau masih menyangkalnya!” teriak Joo Seung.

“Kenapa kau tidak mengatakannya!” Ah Ran balas berteriak.

“Ibu mertuaku adalah ibu kandungmu, kan? Kau marah pada ibumu yang sudah membuangmu, jadi kau ingin menghancurkan keluarganya. Itulah kenapa kau ingin aku membalas dendam.” Ucap Ah Ran.


Tangis Ah Ran keluar. Joo Seung ingin menjelaskan semuanya, tapi Ah Ran tidak mau mendengarnya. Dengan wajah sedih dan kecewa, Ah Ran bilang Joo Seung tidak pernah mencintainya. Joo Seung hanya memanfaatkannya untuk balas dendam. Joo Seung menjelaskan, awalnya memang seperti itu tapi sekarang tidak. Sekarang ia benar2 mencintai Ah Ran.

“Aku tidak bisa lagi mempercayaimu, kau juga tida bisa mempercayaiku. Jangan coba2 lagi masuk ke dalam hatiku. Hatiku sudah tidak disini lagi.” Ucap Ah Ran, lalu pergi.

Joo Seung terduduk lemas di kasur. Hubungannya dengan Ah Ran sudah hancur sekarang.


Jae Sung masih menunggu Ah Ran di mobilnya. Tak lama kemudian, Ah Ran keluar. Ah Ran langsung masuk ke mobil Jae Sung. Begitu Ah Ran masuk, Jae Sung langsung melajukan mobilnya. Joo Seung menyusul Ah Ran. Ia berlari mengejar mobil Jae Sung.


Joo Seung kembali ke apartemennya. Ia duduk diam melihat video kebersamaannya dengan Ah Ran.

“Ini tidak boleh berakhir seperti ini. Jika aku tidak mencintaimu, setelah Shin Hyun Woo meninggal, balas dendamku sudah berakhir. Aku masih tetap berada di sisimu. Aku harus mengembalikan semuanya ke tempat semula. Pertama, aku harus melepas topeng Ahn Jae Sung.” Ucap Joo Seung.


Jae Sung baru saja meninggalkan apartemennya. Tanpa ia sadari, Joo Seung mengawasinya. Begitu mobil Jae Sung pergi, Joo Seung pun bergegas mengikutinya. Joo Seung melihat Jae Sung menemui Ah Ran di sebuah kafe. Pada Ah Ran, Jae Sung mengaku diam2 mengecek latar belakang pendiri SM Furniture. Ah Ran kaget. Ia bertanya apa yang sudah ditemukan Jae Sung.

“Dia memiliki kekayaan di Amerika. Dia seorang pengusaha besar. Belum lama ini, karena suami meninggal dia mendapatkan harta warisan.” Jawab Jae Sung.

“Dengan kemampuan seperti itu, cepat atau lambat dia bisa mengambil alih Soul. Apa yang harus kulakukan?” ucap Ah Ran cemas.

“Bagaimana kalau aku membuat pertemuan? Aku akan berada disampingmu.” Jawab Jae Sung.

“Benarkah kau mau melakukannya? Jika kau ingin aku meminta maaf pada adiknya, aku akan melakukannya.” Ucap Ah Ran.

“Aku juga mendengar tentang namanya di Amerika.” Jawab Jae Sung.

“Siapa namanya?” tanya Ah Ran.

“Julie Jung.” Jawab Jae Sung, membuat Ah Ran kaget.


Ah Ran mondar mandir dengan gelisah di kantornya, memikirkan kenyataan Julie adalah kakaknya Jung Sang Mo. Ia lalu duduk di mejanya dan panic memikirkan Soul yang berada dalam genggaman Julie. Di sisi lain, Joo Seung masih mengikuti Jae Sung. Ia pun terkejut melihat Jae Sung masuk ke dalam klink bedah plastic.


Tak lama kemudian, Jae Sung keluar membawa bungkusan. Begitu Jae Sung keluar, Joo Seung langsung masuk ke dalam klinik bedah plastic itu. Joo Seung berbicara langsung dengan dokter yang bertugas. Ia meminta resep obat Jae Sung. Awalnya, dokter menolak memberikannya tapi Joo Seung mengakui Jae Sung sebagai pasiennya. Dokter itu pun memberikan resep obat Jae Sung. Joo Seung kaget membaca resepnya. Ia bertanya2 untuk apa Jae Sung mengambil obat pereda nyeri dan antibiotic begitu banyak.


Joo Seung juga mengikuti Jae Seung yang masuk ke bank. Begitu Jae Sung pergi, Joo Seung langsung menghadap teller yang melayani Jae Sung. Joo Seung berkata jika pria yang baru saja pergi tidak sengaja meninggalkan buku rekeningnya.

“Apa? Aku yakin sekali sudah memberikan padanya. Apa yang kau maksud adalah Shin Hyun Woo?” ucap petugas bank itu.


Joo Seung kaget dan langsung menyusul Jae Sung. Langkah Jae Sung langsung berhenti ketika Joo Seung memanggilnya Shin Hyun Woo. Dengan wajah tegang, ia berbalik dan menatap Joo Seung.

BERSAMBUNG……….

Next Epi :

Joo Seung menyuruh seseorang mengikuti Jae Sung. Ah Ran pun kaget saat Joo Seung memberitahu dirinya bahwa Ahn Jae Sung adalah Shin Hyun Woo.

Temptation Of An Angel Ep 13 Part 1

Sebelumnya <<<

Mian chingu karena baru melanjutkan sinopsis ini sekarang.... kemaren2 aku sangat sibuk, waktuku banyak tersita diluar,, baru sekarang aku bisa aktif lagi mengurus blogku ini... 



Ah Ran panic saat Presdir Shin menanyainya siapa Rosemary. Ia tidak tahu harus memberikan jawaban apa. Presdir Shin sekali lagi bertanya siapa Rosemary. Ah Ran berbohong, ia mengaku baru kali ini mendengar nama itu. Presdir Shin lantas mengubah pertanyaannya. Ia bertanya apa Ah Ran mengenal istri Presdir Hwang.

“Apa kau masih ingin bilang kalau kau tidak tahu? Semua orang tahu masa lalumu, hanya kami yang tidak tahu. Setiap malam kau berada dalam pelukan pria hidung belang, menuangkan wine untuk mereka dan bersenang2 dengan mereka. Kau menyembunyikan masa lalumu yang kotor dan menikahi Hyun Woo? Dasar tidak tahu malu!” maki Presdir Shin.

Ah Ran diam saja, ia tidak tahu harus menjawab apa. Tubuhnya bergetar dan matanya berkaca2. Nyonya Jo menyangkal semua yang dikatakan suaminya. Dan Hyun Ji ikut2an menghakimi Ah Ran. Begitu juga dengan Hyun Min. Presdir Shin bahkan ingin menyingkirkan semua barang yang dibeli Ah Ran. Presdir Shin berkata tak sudi menerima hasil yang didapat Ah Ran dari menggoda para pria.. Ah Ran kesal mendengar kata2 Presdir Shin.


Presdir Shin beranjak ke kamarnya. Ia membuka lemari, dan membuang pakaian serta selimutnya ke lantai. Nyonya Jo berusaha menenangkan suaminya, tapi Presdir Shin terus saja marah2. Presdir Shin tak sudi mengenakan apapun pemberian Ah Ran, yang dibeli Ah Ran dengan uang hasil menggoda para pria.


Ah Ran masuk, dengan wajah kesal ia berkata tidak akan berdebat karena rahasianya sudah ketahuan. Ah Ran pun mengaku jika dirinya anak yatim piatu dan bekerja di klub malam. Karena membutuhkan uang, ia tetap bekerja. Ia menari dan menuangkan wine padahal saat itu ia sedang demam parah.

“Tidak semua anak tanpa orang tua yang hidup sepertimu!” teriak Presdir Shin.

“Ayah bilang uangku kotor? Lalu, bagaimana dengan ayah? Apa ayah pikir uang ayah bersih?” jawab Ah Ran.

Dan, Plaaak! Presdir Shin menampar Ah Ran dengan keras. Ah Ran menatap Presdir Shin dengan tatapan penuh kebencian. Presdir Shin terus memaki Ah Ran. Nyonya Jo menyuruh Ah Ran pergi. Namun sebelum pergi, Ah Ran berkata Presdir Shin akan menyesal karena sudah menamparnya. Presdir Shin dan Nyonya Jo syok.


Ah Ran kembali ke kamarnya. Baru saja ia mau membuka mantelnya, Hyun Min datang. Dengan wajah kesal, Ah Ran mengeratkan kembali mantel di tubuhnya dan mendengarkan kata2 Hyun Min. Hyun Min menatap Ah Ran dengan tajam.

“Presdir Hwang bukan teman ayahmu, kan? Tentang kakakku yang menutupi kebohonganmu, itu juga bohong kan?” ucap Hyun Min.

“Aku bertemu Hyun Woo saat aku masih bekerja di sana. Jadi jangan remehkan cinta kami. Sekarang keluarlah, aku lelah.” Jawab Ah Ran.

“Aku akan mengawasimu, kita lihat sampai kapan kau sanggup bersikap seperti ini!” ujar Hyun Min sembari menatap geram Ah Ran.


Setelah mengatakan itu, Hyun Min pun keluar dari kamar Ah Ran. Selepas kepergian Hyun Min, dengan wajah amarah Ah Ran bersyukur karena rahasianya ketahuan jadi dirinya tidak perlu bersikap manis lagi pada keluarga itu. Ia juga berkata tidak peduli jika semua orang menodongkan pisau padanya, ia tidak akan menyerah.


Di apartemennya, Hyun Woo berkata pada Jae Hee kalau sudah waktunya ia menunjukkan diri. Sudah waktunya orang2 tau dirinya masih hidup. Jae Hee cemas, ia takut jika Ah Ran yang mengetahui lebih dulu fakta bahwa Shin Hyun Woo masih hidup.

“Joo Ah Ran akan berpikir itu rencana Nam Joo Seung untuk menakutinya. Kemudian mereka akan bertengkar dan saling menyakiti.” Jawab Hyun Woo dengan wajah penuh amarah.


Joo Seung sendiri juga sedang memikirkan Hyun Woo. Ia sangat yakin Ahn Jae Sung adalah Hyun Woo. Ia pun berniat mencari bukti kalau Jae Sung adalah Hyun Woo.


Paginya, Presdir Shin terkejut melihat berita mengenai kesepakatan Ah Ran dan Presdir Shin di surat kabar. Ia pun kesal karena tidak tahu soal kesepakatan itu. Tak lama kemudian, Hyun Min dan Hyun Ji datang. Mereka juga terkejut membaca berita itu. Hyun Ji bertanya2, apalagi yang sedang direncanakan Ah Ran. Presdir Shin menyuruh Hyun Min memanggil Ah Ran. Namun, Ah Ran tahu2 sudah nongol di hadapan mereka.


Dengan wajah bangga, Ah Ran menceritakan kerjasama yang baru saja terjalin antara perusahaan mereka dan perusahaan Presdir Hwang. Presdir Shin tetap pada keputusannya, tidak mau menyerahkan Soul pada Ah Ran. Ah Ran mengingatkan Presdir Shin tentang kondisi buruk yang sedang dialami perusahaan mereka. Ah Ran juga mengancam tidak mau bertanggung jawab kalau Soul bangkrut jika kerjasama itu tidak dilanjutkan.


“Bangkrut katamu?! Siapa yang membuat perusahaan jadi seperti ini!” teriak Presdir Shin.

“… sejak kau mengambil alih perusahaan, kondisi perusahaan menjadi tidak stabil. Semua orang juga mengetahui hal itu!” ucap Presdir Shin lagi.

Ponsel Presdir Shin berbunyi. Ah Ran menatap sinis Presdir Shin yang bicara di telepon dengan Presdir Park. Presdir Park memberi ucapan selamat atas kerjasama Soul dan Star Electronic. Presdir Shin mengucapkan terima kasih dan berkata hal itu tidak patut untuk dirayakan.


Ah Ran meninggalkan rumah dengan wajah penuh kemenangan. Namun tiba2, dua orang pria menariknya ke dalam sebuah mobil. Begitu masuk ke mobil, Presdir Hwang langsung mencengkram kerah bajunya. Presdir Hwang marah karena Ah Ran sudah menipunya. Tapi Ah Ran tidak takut sama sekali. Ia balik mengancam Presdir Hwang dengan berkata dampaknya akan sangat besar jika Presdir Hwang menuduh beberapa klub malam sudah mencuri rahasia bisnisnya. Namun ancaman Ah Ran itu tidak berefek sama sekali terhadap Presdir Hwang. Presdir Hwang berkata tidak akan mentolerir siapapun yang mengancam perusahaannya.. Presdir Hwang lantas memaksa Ah Ran menyetujui surat kesepakatan. Ah Ran pun syok.


Hyun Ji mendapat kiriman paket yang ternyata dari Joo Seung. Hyun Min pun langsung membukanya yang isinya cincin couple Joo Seung. Keduanya terkejut melihat cincin itu. Hyun Min lantas menyuruh Hyun Ji mengambil cincin yang satunya lagi yang ditemukan di mobil Hyun Woo pada malam kecelakaan Hyun Woo. Hyun Min kemudian mencocokkan cincin itu dan yakin itu adalah cincin couple. Tapi Hyun Min masih bingung dengan inisial NNJ yang ada di cincin itu. Hyun Ji pun berkata inisial itu milik Joo Seung dan Ah Ran.


“Itu berarti kakak sudah mengetahui hubungan mereka.” Ucap Hyun Min.

“Apakah itu berarti kakak ipar ada di mobil bersama dengan kakak pada malam itu?” tanya Hyun Ji curiga.


“Jadi ini cincin mereka?” ucap Nyonya Jo lemas saat Hyun Min dan Hyun Ji menunjukkan cincin itu padanya.

“Aku yakin mereka sedang bersama saat kecelakaan itu terjadi. Itulah kenapa, kecelakaan itu bisa terjadi. Aku tidak percaya ini. Tega2nya Joo Seung Hyung menusuk kakak dari belakang, padahal kakak sangat menyayanginya. Seketaris Nam pasti tidak mengetahui hal ini.” jawab Hyun Min.

“Kalau paman tahu, paman pasti akan marah. Paman sangat setia pada ayah.” ucap Hyun Ji.

“Sampai semuanya jelas, rahasiakan ini dari ayah kalian.” Pinta Nyonya Jo.




Sementara itu, Ah Ran menemui Julie di sebuah kafe. Dengan percaya diri, ia menunjukkan berita itu pada Julie dan meminta Julie meminjamkan uang padanya. Namun Julie menolak. Julie beralasan uangnya sudah habis karena membeli beberapa gedung Sony Electronic. Julie juga menyebutkan adiknya yang tahu banyak soal Ah Ran. Ah Ran kecewa karena Julie tidak mau memberinya pinjaman. Namun tiba2 sesuatu terlintas di otaknya. Sembari menahan kekesalannya, ia berkata hanya satu orang yang bisa membantunya.


Dengan balutan dress hitam dan rambut panjang yang dibiarkan tergerai, seorang wanita memainkan sebuah piano. Jemarinya tampak menari begitu lincah di atas tuts2 piano. Tak lama, Ah Ran datang dan kaget melihat Jae Sung yang bernyanyi penuh penghayatan di atas panggung diiringi dentingan piano yang dimainkan wanita itu.


Ah Ran duduk di salah satu meja. Ia tampak terhanyut dengan suara Jae Sung. Jae Sung terus bernyanyi bahkan sampai menitikkan air mata. Setelah nyanyiannya usai, ia mendapatkan tepukan yang meriah daripada pengunjung kafe. Jae Sung lantas menghampiri Ah Ran.

“Presdir Joo, kenapa kau kesini? Apa yang terjadi?”

“Aku merindukanmu, karena itulah aku datang. Aku pikir keberuntungkan akan berpihak padaku setelah mendengar nyanyianmu. Apa judul lagu yang kau nyanyikan?”

“Itu adalah lagu tentang seorang pria yang jatuh cinta pada wanita penghibur.”

“Pria yang jatuh cinta pada wanita penghibur? Apa kau pernah jatuh cinta dengan wanita seperti itu?”

Sorot mata Jae Sung pun langsung berubah tajam saat Ah Ran menanyakan itu.

“Tentu saja, jika wanita itu tidak menyembunyikan masa lalunya. Cinta tidak akan bisa bertahan jika didasari dengan kebohongan.” Sindir Jae Sung.


Jae Sung lantas menanyakan perusahaan. Ah Ran pun meletakkan tangan Jae Sung di pipinya dan berkata sangat sulit bagi seorang wanita menjalankan bisnis sendirian. Ah Ran mengaku tidak ada satu pun yang mau membantunya. Ah Ran kemudian melihat cincin di jari Jae Sung dan bertanya cincin apa itu. Jae Sung mengaku itu cincin dari pacarnya dan ia terpaksa mengenakannya.

“Jangan bilang kau berpacaran dengan Yoon Jae Hee.” Ucap Ah Ran curiga.

“Itu benar. Jika kau masih ingin disini, aku akan pergi sekarang.” Jawab Jae Sung, kemudian pergi.


Paginya, Ah Ran menemui Jae Hee di rumah sakit. Ia terkejut menemukan cincin yang sama di jari Jae Hee. Ah Ran marah. Jae Hee meminta Ah Ran untuk tidak mencampuri urusan pribadinya. Ah Ran semakin marah, ia mengatai Jae Hee wanita yang arrogant. Jae Hee tidak peduli dan beranjak pergi. Namun baru selangkah, ia pun kembali menghampiri Ah Ran.

“Apa Kepala Rumah Sakit (Joo Seung) tahu sikapmu yang seperti ini?” tanya Jae Hee.

Ah Ran marah dan memaksa Jae Hee melepas cincin itu. Ia mengaku tidak akan membiarkan Jae Hee mendapatkan Jae Sung.


Jae Hee marah, “Kau mengaku sebagai istri Shin Hyun Woo, tapi berkencan dengan Kepala Rumah Sakit. Sekarang kau menyukai Presdir Ahn dibelakang Kepala Rumah Sakit. Kenapa kau tidak bisa focus pada satu pria saja!”

Ah Ran menampar Jae Hee.
“Jangan campuri urusanku. Jika kau menyebut nama Shin Hyun Woo lagi, aku tidak akan memaafkanmu.” Ucap Ah Ran.

Jae Hee pun beranjak pergi meninggalkan Ah Ran yang terlihat marah.
 

Paman dan bibi Ah Ran yang sedang menikmati santap pagi mereka, menerima telepon dari seseorang. Orang itu berkata sudah menemukan Jing Ran. Bibi Ah Ran terkejut, kemudian meminta alamat seseorang yang bernama Jing Ran itu. Usai menerima telepon itu, bibi Ah Ran lekas menelpon seseorang.


Bersamaan dengan itu, telepon dari kediaman Shin Family berdering. Nyonya Jo yang menjawab telepon itu.

"25 tahun yang lalu dari Panti Asuhan Pyeol Gang, kau mengadopsi anak perempuan?" tanya bibi Ah Ran.

"Bisakah aku tahu dengan siapa aku bicara?" tanya Nyonya Jo.


"Aku adalah bibi anak itu. Aku mendapatkan informasi kau mengadopsi anak itu. Dimana keponakanku sekarang!" jawab bibi Ah Ran.

"Apa yang kau bicarakan? Sepertinya kau melakukan kesalahan." ucap Nyonya Jo.

"Berhenti bicara omong kosong! Katakan dimana keponakanku sekarang! Orang ini... apa kau pikir aku tidak bisa menemukan dimana rumahmu!" maki bibi Ah Ran.

"Berikan aku sedikit waktu karena aku tidak membesarkan anak itu." pinta Nyonya Jo.

Gantian paman Ah Ran yang bicara pada Nyonya Jo. Paman Ah Ran berkata jika hidupnya tidak lama lagi. Dokter bilang kemungkinan ia bisa bertahan sampai besok sangat mustahil jadi dia ingin bertemu keponakannya sebelum ia mati.


Karena itulah, Nyonya Jo langsung menghubungi orang yang mengurus anak itu. Orang yang dihubungi Nyonya Jo adalah pemilik panti asuhan tempat Jae Hee dibesarkan. Pemilik panti asuhan sedikit terkejut mengetahui anak itu masih memiliki paman dan bibi. Yang ia tahu anak itu hanya memiliki seorang kakak.


Jae Hee langsung dihubungi pemilik panti asuhannya. Ia senang mendengar kabar paman dan bibinya sedang mencarinya. Ia pun berniat menemui paman dan bibinya untuk mencari tahu dimana kakaknya.


Jae Sung yang baru saja keluar dari kantornya disamperin Ah Ran. Ah Ran mengajak Jae Sung ke restoran pasta. Jae Sung setuju, mereka akan pergi dengan mobil Jae Sung. Ah Ran menyuruh Jae Sung duluan ke mobil karena ia ingin menelpon seseorang dulu.


Jae Hee berada di sebuah restoran. Sepertinya ia sedang menunggu kedatangan paman dan bibinya. Tiba2 ponselnya berdering, telepon dari Ah Ran. Ah Ran dengan tegas menyuruhnya datang. Awalnya Jae Hee menolak. Namun Ah Ran memaksa. Ah Ran bilang dia akan pergi dengan Jae Sung, jadi Jae Hee akan menyesal kalau tidak datang.


Usai bicara dengan Jae Hee, Ah Ran menatap Jae Sung yang menunggunya di mobil.

"Ahn Jae Sung, sudah waktunya kau menunjukkan perasaanmu yang sesungguhnya. Aku akan membuatmu mengakhirinya sekarang." gumam Ah Ran.

Saat hendak masuk ke mobil Jae Sung, ponsel Ah Ran berdering. Tapi Ah Ran tidak menjawabnya.


Ah Ran dan Jae Sung tiba di restoran pasta. Saat turun dari mobil, Ah Ran pura2 terjatuh sehingga Jae Sung menolongnya. Tak lama kemudian, dua orang pria datang dan memaksa Ah Ran ikut dengannya. Jae Sung berusaha menolong Ah Ran, tapi pria itu memukul Jae Sung. Kedua pria itu lantas membawa Ah Ran pergi. Ah Ran berteriak meminta Jae Sung menyelamatkannya.


Jae Sung lantas berdiri di tengah jalan, menghadang mobil yang menculik Ah Ran. Jae Hee pun datang dan langsung mendorong Jae Sung tepat saat mobil itu akan menabrak Jae Sung. Keduanya pun terjatuh. Jae Sung terkejut melihat Jae Hee.

"Kenapa seperti ini? Apa jadinya kalau aku tidak datang! Kau bisa mati karena menolongnya!" ujar Jae Hee dengan mata berkaca2.

Tapi Jae Sung sama sekali tidak peduli. Ia pergi begitu saja untuk menyelamatkan Ah Ran. Jae Hee pun menangis.


Orang2 itu ternyata suruhan Ah Ran. Ya, Ah Ran sengaja menyuruh orang menculik dirinya di depan Jae Sung untuk memperlihatkan perasaan Jae Sung yang sesungguhnya pada Jae Hee. Ah Ran senang karena Jae Sung mengikutinya.

Bersambung ke part 2