• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Defendant Ep 18 Part 2

Sebelumnya...

  
Joon Hyuk pun dihadirkan sebagai saksi pertama. Jung Woo mulai menanyai Jung Woo.

“Siapa yang menurutmu menjadi tersangka utama pembunuhan Yoon Ji Soo?” tanya Jung Woo.

“Aku percaya bahwa terdakwa adalah pelakunya.” Jawab Joon Hyuk.

“Kenapa begitu?” tanya Jung Woo.

“Dia bilang, ada sebilah pisau. Pisau yang dia gunakan untuk menikam Yoon Ji Soo. Dia juga bilang ada darahnya di pisau itu. Dia memintaku mencari pisau itu.” jawab Joon Hyuk.


Rekaman percakapan Min Ho yang menyuruh Joon Hyuk mencari pisau itu dan mengaku menggunakan pisau itu untuk menikam Ji Soo pun diputar. Pengacara Yoo pun keberatan dengan rekaman itu.

“Yang Mulia. Melihat kondisi kesehatan terdakwa sekarang, tidak bisa diketahui dalam kondisi semacam apa percakapan itu terjadi. Dan yang aku tahu saksi dan jaksa sudah berteman selama 15 tahun. Kau tidak bisa mempercayai kesaksiannya.” Ucap Pengacara Yoo.


Jung Woo lantas melirik Joon Hyuk. Joon Hyuk menganggukkan kepalanya sambil menatap Jung Woo.

“Kau benar. Saksi dan aku sudah berteman dalam waktu yang lama. Namun, Aku akan tetap mendakwanya dengan tuduhan menutupi tindakan criminal dan menghancurkan barang bukti dalam kasus ini.” ucap Jung Woo.

“Saksi. Apa itu benar?” tanya hakim.

“Ya. Aku sedang ada dalam tahap penyelidikan tanpa penahanan.” Jawab Joon Hyuk.

“Saksi, kau tidak bisa terhindar dari kehilangan pekerjaan sebagai jaksa dan kau tetap menerima hukuman dengan menjadi saksi di persidangan ini. Kenapa kau dengan sukarela datang dan menjadi saksi di sini?” tanya Jung Woo.

“Aku ingin menunjukkan kebenaran di balik insiden yang sudah kututupi selama ini.” jawab Joon Hyuk.


Saksi kedua yang dihadirkan Jung Woo adalah Kim Seok.

“Siapa yang memintamu.. membunuh Lee Sung Gyu?” tanya Jung Woo.

“Cha Min Ho.” Jawab Seok.

“Min Ho? Min Ho sudah mati.” Ucap Min Ho.

“Dia bilang segala kejahatanku akan ditutupi kalau aku membunuh Lee Sung Gyu. Dia memerintahku pada saat dirinya sedang ada dalam masa penahanan kejaksaan.” Ucap Seok lagi.

“Terdakwa, apa itu benar?” tanya Jung Woo.


Min Ho diam saja dan terus berpura-pura gila. Pengacara Yoo mengajukan keberatannya atas pertanyaan Jung Woo, tapi hakim menolaknya dan menyuruh Jung Woo melanjutkan pertanyaan.
“Kemudian siapa yang menikam Yoon Ji Soo?” tanya Jung Woo.

“Cha Min Ho.” Jawab Seok.


Min Ho pun kembali berteriak-teriak kalau Min Ho sudah mati.


“Bisa kau jelaskan dengan detail bagaimana kejadiannya saat itu?” tanya Jung Woo lagi.


“Pada hari itu, aku membius Park Jung Woo yang sedang  tidur. Kemudian aku memegangi Yoon Ji Soo dari belakang. Dan Cha Min Ho membawa sebilah pisau dari dapur kemudian menikamnya dua kali dengan tangan kirinya.” Jawab Seok.


Min Ho pun kembali teriak2 kalau Min Ho sudah mati. Ia bahkan maju mau menyerang Seok. Petugas pun langsung memegangi Min Ho. Pengacara Yoo meminta sidangnya dihentikan sementara. Hakim setuju dan menghentikan sidang sampai keadaan Min Ho stabil. Min Ho pun dibawa keluar ruangan.


Di ruang tunggu, Pengacara Yoo menyuruh Min Ho terus pura-pura gila, karena hanya itu satu-satunya cara agar Min Ho bisa bebas.


Sidang kembali dilanjutkan. Jung Woo ingin mengajukan satu pertanyaan pada Min Ho tapi hakim melarang dengan alasan kejiwaan Min Ho yang sedang terganggu. Hakim menyuruh Jung Woo bicara pada Pengacara Yoo.

“Yang Mulia, apakah kau percaya dengan keadaan terdakwa saat ini?” tanya Jung Woo kesal.

“Pemeriksaan psikiaternya mengatakan keadaannya sedang tidak normal.” Jawab hakim.

“Aku meminta dilakukan pemeriksaan kedua.” Ucap Jung Woo.

“Keberatan, Yang Mulia. Terdakwa sedang dalam masa pengobatan sejak penahanannya, jadi pemeriksaan kedua mungkin tidak akan ada gunanya.” Jawab Pengacara Yoo.

“Apa dia sedang dirawat dengan obat-obatan saat ini?” tanya hakim.

Pengacara Yoo mengiyakan.

“Aku akan memutuskan apakah pemeriksaan kedua perlu dilakukan nanti.” Jawab hakim.

“Yang Mulia!” sentak Jung Woo.


Bersamaan dengan itu, Yeon Hee masuk ke ruang sidang dan duduk di bangku penonton. Melihat Yeon Hee, Jung Woo langsung meminta hakim mengizinkannya membawa saksi terakhir. Hakim ingin tahu siapa saksi terakhirnya. Jung Woo berkata, Na Yeon Hee. Min Ho mulai terpukul.


“Saksi. Kapan pertama kali kau sadar kalau suamimu Cha Seon Ho sudah meninggal?” tanya Jung Woo.

“Aku tahu pada hari di mana Cha Min Ho diberitakan melakukan bunuh diri.” Jawab Yeon Hee.

“Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Jung Woo.

“Cha Min Ho datang ke rumahku sebagai Seon Ho.” Jawab Yeon Hee.

“Lantas kenapa kau hidup dengan berpura-pura kalau kau tidak tahu?” tanya Jung Woo.

“Aku merasa kasihan padanya.” Jawab Yeon Hee.

“Dia membunuh kakaknya sendiri. Bagaimana bisa kau mengasihani orang yang sudah membunuh Cha Seon Ho?” tanya Jung Woo.


“Aku pernah mencintainya. Dia sebenarnya bukanlah orang jahat. Dia mulai berubah sejak ayahnya sering memukulinya dalam waktu yang lama. Dan sejak aku menikah dengan Seon Ho dia berubah menjadi orang lain. Karena itulah.. aku merasa tidak punya pilihan kecuali menerima Min Ho yang sedang menyamar sebagai Seon Ho.” Jawab Yeon Hee.

Min Ho semakin terpukul dengan jawaban Yeon Hee.

“Jadi... beginilah 9 bulan ini berlalu. Tapi kenapa kau baru mengatakan semuanya sekarang?” tanya Jung Woo.

“Karena anakku. Bagaimana anakku kelak akan mengingat ayahnya itu adalah hal yang sangat penting bagiku. Kalau Cha Min Ho dihukum dengan menggunakan nama Cha Seon Ho, anakku akan mengingat ayahnya sebagai seorang penjahat. Namun, ayah anakku yang sebenarnya memang Cha Min Ho yang sekarang duduk di bangku terdakwa.” Jawab Yeon Hee.


Min Ho menangis dan mulai menatap Yeon Hee.

“Yeon Hee-ya.” ucapnya. Yeon Hee menatap Min Ho.

“Kau adalah ayah yang baik bagi Eun Soo.” Jawab Yeon Hee.

“Aku bukan ayahnya. Seon Ho adalah ayahnya. Cha Seon Ho, pria yang kubunuh adalah ayah dari anakmu. Aku bukan ayahnya.” ucap Min Ho.


“Min Ho-ya, hentikan itu. Kau sudah mengalami masa sulit selama hidup menjadi Seon Ho. Mari kita bayar semua kejahatan yang sudah kita lakukan. Aku akan memberitahu Eun Soo.. seberapa besar… cinta ayahnya terhadap dirinya.” Jawab Yeon Hee.

Tangis Min Ho semakin deras.


Hukuman Min Ho pun mulai dibacakan. Jung Woo berdiri di depan Min Ho dan menuntut hukuman mati untuk Min Ho atas semua kejahatan yang Min Ho sudah lakukan. Tapi Min Ho? Dia masih saja menatap Min Ho dengan tatapan angkuhnya.


Bibi menghampiri Eun Hye yang sedang berdandan.

“Bagus. Kalau begini kau kelihatan seperti seorang pengacara.” Ucap bibi.

“Aku 'kan memang pengacara.” Jawab Eun Hye.

“Pengacara Seo Eun Hye. Pastikan kau memenangkan sidang kali ini.” ucap Bibi.


Persidangan Milyang digelar. Hanya terlihat mantan istri Milyang di bangku penonton. Eun Hye pun mulai membacakan pembelaannya.

“Yang Mulia, terdakwa Han Sang Wook sudah didakwa dengan hukuman seumur hidup atas kejahatan yang tidak dia lakukan karena kesalahan informasi saat penyelidikan dan hasil sidang dia sudah menjalani hukuman selama 20 tahun. Dan satu bukti baru untuk membuktikan terdakwa Han Sang Wook tidak bersalah sudah ditemukan.” Ucap Eun Hye.


Min Ho mulai dikirim ke Rutan Woljeong. Setibanya di sana, ia disambut Kepala Sipir dan Kepala Park tapi sambutan yang diterimanya berbeda dari sambutan yang biasa ia terima. Dengan sombongnya, ia menyuruh Kepala Sipir menyiapkan ruangan untuknya. Kepala Park mau protes, tapi langsung dihentikan Kepala Sipir. Kepala Sipir menyuruh petugas membawa Min Ho ke ruangan Min Ho.


Kemanakah Min Ho dibawa? Ia dijebloskan ke sel hukuman. Min Ho pun langsung protes.

“Apa kau sudah gila? Apa kau tahu siapa aku? Petugas! Petugas!” teriaknya, namun tak ada yang sudi mendengarnya lagi.


Min Ho menatap sel hukumannya dengan kesal. Tak lama kemudian, Tae Soo pun datang.

“Aku senang kau di sini. Aku sudah menunggumu. Buatlah dirimu nyaman. Walaupun, ya.. tidak akan ada nyaman-nyamannya, sih.” Ucap Tae Soo sambil menatap geram Min Ho.


Tae Soo lalu beranjak pergi. Setelah Tae Soo pergi, Min Ho mulai meringkuk di lantai dan memohon pengampunan sang ayah.


Sementara itu, Jung Woo sedang mengunjungi Joon Hyuk yang juga ditahan di Rutan Woljeong.

“Apa kau mencemaskanku?” tanya Joon Hyuk.

“Ya, aku mencemaskanmu.” Jawab Jung Woo sembari tersenyum.

“Jung Woo-ya, jangan maafkan aku.” ucap Joon Hyuk.

“Apa kau ingat? Hari pertama saat kita bekerja menjadi jaksa. Hari itu, kau bilang padaku. Tidak apa-apa menjadi jaksa yang tidak kompeten, tapi jangan menjadi jaksa yang memalukan. Aku akan menunggumu, Joon Hyuk-ah.” Jawab Jung Woo.

Keduanya lalu saling menatap dan tersenyum.


Min Ho masih meringkuk di selnya. Tak lama, seseorang memanggilnya. Ia terkejut dan langsung mendekat ke pintu. Orang itu ternyata Jung Woo. Min Ho langsung menatap sinis Jung Woo.

“Sudah kubilang. Kau tidak akan bisa… menjadi Cha Seon Ho.” Ucap Jung Woo.

“Benar. Aku tidak akan bisa menjadi Seon Ho karena kau. Tapi bagaimana denganmu? Istrimu mati karena aku.” jawab Min Ho dengan wajah bangga.

“Apakah nama anakmu Eun Soo?” tanya Min Ho.

Min Ho pun marah,Jangan coba mempermainkanku!


“Dia akan pergi ke luar negeri hari ini. Yeon Hee memintaku menyampaikan itu padamu. Kau tidak akan pernah bertemu dengan mereka lagi. Dan aku juga tidak akan pernah bertemu denganmu lagi. Habiskan sisa hidupmu di sini sambil meratapi apa yang sudah kau lakukan.” ucap Jung Woo.

Min Ho terkejut. Jung Woo lalu beranjak pergi. Min Ho teriak2, meminjam ponsel Jung Woo. Tapi Jung Woo tidak peduli dan terus berjalan pergi.


Min Ho pun terduduk lemas di lantai. Ia menangis dan memanggil2 Yeon Hee.


Moongchi tampak sibuk di toko pakaiannya. Wooruk juga di sana membantu Moongchi. Tak lama kemudian, Jung Woo datang bersama Eun Hye. Jung Woo berkata, ia datang karena mau membelikan beberapa pakaian untuk Eun Hye. Wooruk langsung menyalami Eun Hye.

“Aku merasa sangat terhormat bisa bertemu denganmu.” Ucap Wooruk.

Wooruk langsung memilihkan jaket untuk Eun Hye. Pilihannya jatuh pada jaket berwarna abu-abu. Jung Woo membantu Eun Hye mengenakan jaket pilihan Wooruk.

“Pakai apa saja kau pasti akan tetap kelihatan cantik.” Puji Wooruk.

“Sudah hampir tiba waktunya dia datang.” ucap Moongchi.

“Siapa?” tanya Jung Woo.

“Separuh jiwaku yang berasal dari Rutan Woljeong.” Jawab Moongchi.


Tak lama kemudian, dokter pun datang dan berlari sambil memanggil Moongchi dengan panggilan sayang. Keduanya pun saling menepuk2kan tangan mereka. Jung Woo dan Eun Hye pun sama2 terkejut.

“Sejak kapan ini terjadi?” tanya Jung Woo penasaran.

“Terjadi begitu saja. Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidupmu.” Jawab dokter.

Moongchi pun langsung mencium rambut istrinya itu. Dan sang istri memasang tampang imut.

“Aku cemburu.” Ucap Wooruk.


Dan sekarang, mereka pergi menemui Bangjang dan Milyang yang sudah menunggu di sebuah restoran. Wooruk dan Bangjang saling berpelukan melepas rindu. Eun Hye menyapa Milyang. Milyang senang Jung Woo baik2 saja.

“Tahanan 3866. Tahanan 2124 dan 2835. Lama tak jumpa.” Ucap Bangjang.

“Kenapa kau memanggil kami dengan angka itu?” tanya Moongchi polos.

“Itu karena aku sangat senang bertemu kalian.” Jawab Bangjang.

“Bagaimana dengan tahanan 6514?  Apa dia tidak datang?” tanya Wooruk.

“Dia akan sampai sebentar lagi.” Jawab Jung Woo.


Benar saja! Cheol Sik datang dengan truknya. Ya, Cheol Sik sekarang sudah menjadi juragan truk.

“Hei! Senang melihatmu lagi!” ucap Moongchi yang langsung memeluk Cheol Sik.

“Aku juga.” jawab Cheol Sik.


“Apa ini? Apa kau beli mobil baru?” tanya Moongchi saat melihat kunci mobil Cheol Sik.

“Tidak ada tempat parkirnya, ya di sini? Kau tahu, kita harus hidup sebagai mana seorang warga negara yang taat hukum. Kita mana bisa membiarkan Jung Woo menangkap kita.” jawab Cheol Sik.

“Kau tahu, kalau ada sesuatu yang terjadi padamu, kau bisa langsung menelponku. Mengerti?” ucap Eun Hye.

“Berjanjilah kita tidak akan kembali ke penjara lagi.” Jawab Jung Woo.


Keesokan harinya, Eun Hye sudah berdiri di depan gedung pengadilan. Ia siap mengajukan banding untuk ayahnya.


Sementara Jung Woo mengajak Ha Yeon menemui Ji Soo. Ha Yeon menempelkan buket bunga kecil di pintu lemari abu Ji Soo. Jung Woo lalu memangku Ha Yeon.

“Ucapkan salam pada Ibu.” Suruh Jung Woo.

“Ibu. Ha Yeon datang.” ucap Ha Yeon.

“Ji Soo-ya, Bong Goo juga datang.” ucap Jung Woo.

“Itu waktu ulang tahunmu, 'kan? Mukamu kena krim waktu itu. Ibu sangat cantik. 'kan?” ucap Jung Woo sambil melihat tanggal kematian Ji Soo.

“Ibu, aku merindukanmu.” Ucap Ha Yeon.

Tangis Ha Yeon pun pecah.

“Ayah juga sangat merindukannya.” Jawab Jung Woo.


Jung Woo lalu menyuruh Ha Yeon menyanyikan lagu nina bobo favorit Ha Yeon. Ha Yeon pun mulai bernyanyi. Sementara tangisnya terus saja mengalir. Tak lama, Jung Woo juga ikut bernyanyi.


Di hari lainnya, Jung Woo dan Ha Yeon mengunjungi pohon Ji Soo bersama Nyonya Oh dan Tae Oh.

“Ji Soo-ya, disana pasti sesak, kan? Kau bisa melihat langit sepuas hatimu.” Ucap Nyonya Oh.

“Noona, jangan  cemaskan Ibu. Kami akan sering berkunjung.” Ucap Tae Soo.

“Ibu. Ha Yeon… sangat merindukan Ibu.” Ucap Ha Yeon.

Jung Woo pun langsung menarik Ha Yeon ke depannya dan memeluk Ha Yeon.

Sekarang, Ha Yeon dan Jung Woo berjalan diantara pepohonan.

“Ha Yeon-ah, ingat apa yang pernah Ayah katakan padamu? Ayah pernah bilang dunia ini tidak akan menelantarkan kita dan kita harus menjadi pemberani.” Ucap Jung Woo.

“Aku ingat.” Jawab Ha Yeon.


Keduanya lalu berhenti melangkah dan Jung Woo jongkok di hadapan Ha Yeon serta memegang tangan Ha Yeon.

“Ayah akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih indah dan membahagiakan untuk Ha Yeon. Bisakah kau mempercayai Ayah?” tanya Jung Woo.

“Ya, aku percaya Ayah.” jawab Ha Yeon.

“Dan juga, Ibu akan selalu mengawasi kita dari sana. Ayah dan Ha Yeon harus hidup dengan penuh semangat dan senyuman. Mengerti?” ucap Jung Woo.

“Baiklah.” Jawab Ha Yeon.


Keesokan harinya, Jung Woo kembali beraksi dengan rekan-rekannya.

“Jaksa. Aku baru saja mendapatkan informasi kalau Ketua Park baru tiba.” Ucap Detektif Go.

“Begitukah?” tanya Jung Woo, lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Kepala Choi.

“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Detektif Go heran.

“Ya, Pak Kepala. Park Ki Tae? Siapa Park Ki Tae?  Baiklah. CEO Park Ki Tae. Kenapa aku harus menangkap CEO Park? Kau yang melarangku untuk melakukannya Pak Kepala.Baiklah.” ucap Jung Woo yang langsung disambut tawa geli Detektif Go.


Mereka pun masuk ke dalam dan langsung dihadang tim keamanannya CEO Park.

“Kau mencoba menghentikanku?” tanya Jung Woo.

“Siapa kau?” tanya pengacara CEO Park.

Jung Woo pun menunjukkan tanda pengenalnya.

“Aku adalah Jaksa dari Unit Khusus Kantor Kejaksaan Pusat Park Jung Woo.” Ucap Jung Woo.


Jung Woo lalu tersenyum dan mengedipkan matanya.

TAMAT!!