• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Defendant Ep 12 Part 1

Sebelumnya...


Seseorang mengagetkan Jung Woo yang sedang berdiri di atap. Jung Woo langsung merunduk dan mencari sumber suara. Ternyata, suara itu berasal dari bawah sisi belakangnya. Jung Woo pun berjalan merunduk mendekati sumber suara. Dibawah, Kepala Sipir bicara dengan Kepala Keamanan tentang staff mereka yang menyeludupkan rokok dan minuman ke dalam penjara.

“Aku harus menemukan penipu itu. Dia menjual berbungkus2 rokok yang nilainya hanya 5 dollar dengan harga lebih dari 50 dollar.” Ucap Kepala Sipir.

“Biar aku yang mencarinya.” Jawab Kepala Keamanan dengan wajah yang… sedikit takut.

“Tak perlu repot2. Aku akan melakukannya sendiri. Itu sama sekali bukan hal yang sulit. Kita harus melakukan investigasi yang lebih luas dan cepat.” Ucap Kepala Sipir.

Mendengar hal itu, Jung Woo pun buru2 kembali ke sel nya. Ia berhasil merangsek masuk ke ruangan Kepala Sipir, tapi sialnya Kepala Sipir keburu datang, jadi terpaksa lah Jung Woo bersembunyi. Begitu masuk ruangannya, Kepala Sipir merasakan kehadiran seseorang di ruangannya. Ia menoleh ke belakang, tapi tak menemukan siapapun. Pandangan Kepala Sipir pun tertuju ke kolong mejanya, namun saat ia memeriksa kolong meja, tak ada siapa pun di sana.


Lalu dimana kah Jung Woo? Kepala Sipir membuka jendela dan menyalakan rokoknya. Dan… tampaklah Jung Woo yang berdiri di samping jendela. Ternyata Jung Woo sempat keluar sebelum Kepala Sipir masuk ruangan. Tak lama, Petugas Kim yang dipanggilnya pun datang. Kepala Sipir pun kembali menutup jendelanya tanpa mengetahui keberadaan Jung Woo.

“Kita akan melakukan pemeriksaan sel!” ucap Kepala Sipir pada Petugas Kim.


Teman2 satu sel Jung Woo pun panic. Mereka tidak menyangka akan ada inspeksi dadakan. Milyang berkata, kalau Jung Woo harus kembali secepatnya sebelum petugas selesai memeriksa gedung 2. Bangjang, Wooruk dan Moongchi berpikir kalau Jung Woo tertangkap.

Jung Woo pun berpacu dengan petugas untuk sampai di sel duluan. Tanpa disadari Jung Woo, dirinya terekam kamera CCTV! Petugas Kim tiba di sel Jung Woo. Mereka tak bisa menjawab saat petugas menanyakan dimana Jung Woo. Bangjang sudah mau mengaku, namun tepat saat itu Jung Woo keluar dari kamar mandi dengan napas ngos-ngosan. 


Jung Woo beralasan, kalau perutnya sakit sekali, agar petugas tak mencurigainya kenapa napasnya ngos-ngosan seperti itu. Tepat setelah Jung Woo kembali, Petugas Kim pun mendapat informasi kalau pelakunya sudah tertangkap. Inspeksi selesai, Petugas Kim pun beranjak pergi tanpa melihat jejak putih di seragam Jung Woo. Setelah petugas pergi, mereka semua langsung menarik napas lega. 




Cheol Sik melihat Jung Woo dan berkata, jantungnya nyaris berhenti. Cheol Sik lantas menyuruh Jung Woo mencuci seragam Jung Woo yang kotor.


Keesokan harinya, di lapangan… Jung Woo, Moongchi dan Cheol Sik membahas Rakun yang tertangkap dalam inspeksi semalam. Cheol Sik senang karena Rakun tertangkap. Cheol Sik mengaku sudah menahan diri selama ini agar tidak membuat Rakun terluka. Jung Woo bertanya-tanya, siapa yang bekerja sama dengan Rakun.


Ternyata orang itu Park Gwan Tae, si Kepala Keamanan! Kepala Park meminta maaf dan mengaku kalau ia melakukan itu karena butuh uang untuk membayar sewanya. Kepala Sipir pun melepaskan Kepala Park setelah Kepala Park menyogoknya dengan uang hasil penjualan rokok, majalah dewasa dan minuman keras tersebut.


Jung Woo, Cheol Sik dan Moongchi kembali membahas rencana pelarian mereka. Cheol Sik menanyakan atapnya, apakah bisa ditembus. Jung Woo membenarkan kalau mereka bisa kabur lewat atap. Moongchi berkata, tantangan yang sebenarnya dimulai sekarang karena Rutan Woljeong sulit ditembus. Mereka lalu membahas menara pengawas yang jumlahnya tidak sedikit.


“Apa kau bisa mengatasinya, Jaksa Park? Aku sudah mencari tahu, cara keluar dari sini hanya ada satu. Dari atas pagar, bawah pagar atau menembus pagar.” Ucap Cheol Sik.

“Hei, bahkan anjing pun tahu teori semacam itu. Aku bahkan sudah memeriksa selokan.” Jawab Moongchi.

“Selokan?” tanya Cheol Sik.

“Kepalamu sebesar itu, tapi ternyata kau masih bodoh juga.” jawab Moongchi.

“Kau juga.” balas Cheol Sik.

“Sialan kau!” ucap Moongchi.

“Kepalamu besar juga.” balas Cheol Sik.

Adegan lalu berpindah saat Jung Woo kembali menjadi relawan dan mengambil bahan makanan di truk pengantar, Jung Woo memperhatikan sekelilingnya. Tae Soo menangkap gelagat mencurigakan Jung Woo itu.


Min Ho kembali ke kantornya. Dan di sana, sang ibu sudah memanggilnya. Sang ibu memanggilnya Seon Ho. Perawat sang ibu memberitahu Min Ho kalau Nyonya Myung sudah merasa baikan, jadi ingin mengunjungi Min Ho. Perawat lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

“Seon Ho-ya, baru-baru ini Ibu bermimpi.Mimpi yang sangat buruk.Ibu bermimpi Min Ho, yang sedang pergi, sebenarnya dia ada di pemakaman…”

Min Ho terdiam mendengarnya.

“… aku ingin bicara dengan Min Ho, untuk memastikan kalau dia baik-baik saja. Bisa kau telpon dia?” pinta sang ibu.

“Tidak peduli berapa kalipun aku menelponnya,dia tidak menjawab. Aku baru-baru ini dapat telpon darinya.” Jawab Min Ho.

“Telpon saja dia.” suruh sang ibu.

Min Ho pun pura2 menelpon, kemudian mencari alasan kalau Min Ho sedang tidur jadi menjawab telepon darinya. Nyonya Myung pun menatap Min Ho dengan tajam dan menanyakan dimana Seon Ho. Min Ho terdiam. Nyonya Myung lantas melihat cara berpakaian Min Ho dan minta penjelasan kenapa Min Ho berpakaian seperti Seon Ho. Tapi Min Ho diam saja. Nyonya Myung semakin marah.

“Di mana kakakmu? Di mana Seon Ho?” teriaknya.

Dan tekanan darah Nyonya Myung pun langsung naik hingga membuatnya merasa pusing. Min Ho pun cemas dan langsung memegangi sang ibu. Tepat saat itu, perawat datang dan langsung membawa Nyonya Myung pergi. Namun sebelum pergi, Nyonya Myung menatap Min Ho dan melarang Min Ho melakukan hal buruk.

Joon Hyuk menghadap Deputi Jaksa. Deputi Jaksa meminta Joon Hyuk mempelajari semua yang ingin Joon Hyuk pelajari selagi Joon Hyuk di Amerika. Joon Hyuk mengerti. Deputi Jaksa lalu menanyakan tentang kasus Jung Woo yang sudah ditutup. Joon Hyuk terdiam karena Deputi Jaksa tiba2 membahas soal Jung Woo.

“Dia sudah menyerah naik banding. Meskipun prosedur hukumnya sudah selesai, kau pasti tetap merasa cemas karena dia adalah temanmu.” Ucap Deputi Jaksa.

“Kasusnya sudah tuntas.” Jawab Joon Hyuk, berusaha menahan diri.

“Jaksa Kang.Tidak ada hal yang jauh lebih memalukan daripada kesalahan dari sebuah investigasi.” Ucap Deputi Jaksa.

“Kenapa kau mengatakan itu?” tanya Joon Hyuk curiga.

Deputi Jaksa pun tertawa dan mengaku kalau ia hanya teringat masa lalu karena dulu ia melakukan kesalahan saat menginvestigasi. Ia menutupi sebuah kebenaran. Dan ada jaksa yang mengakui kesalahan itu sebagai kesalahannya. Dan karir sang jaksa pun berakhir karena itu. Hmm… sepertinya Deputi Jaksa berusaha mengingatkan Joon Hyuk kalau karir Joon Hyuk akan tamat jika Joon Hyuk membuka mulut.

Joon Hyuk mengambil boneka nemo yang ia simpan di lacinya. Ia memutar rekamannya tapi tidak sampai habis. Ia pun memasukkan kembali boneka itu ke laci.Ia tak habis pikir kenapa ‘Seon Ho’ melakukan itu pada Jung Woo.

Di sel, Jung Woo cs kembali membahas soal rencana mereka. Bangjang bertanya, apa Jung Woo sudah memutuskan jalan mana yang akan Jung Woo gunakan untuk kabur. Jung Woo berkata, ia akan melewati menara pengawas. Moongchi tidak setuju, karena mereka bisa langsung tertangkap.

“Gerbang depan terlalu riskan. Untuk menembus pagar aku harus melintasi menara pengawas.” Jawab Jung Woo.

“Kau kira petugas hanya akan diam di sana? Mereka akan menembakmu. Mereka akan meledakkan kepalamu.” Ucap Wooruk, membuat Cheol Sik ketakutan.

Moongchi lalu menyentuh perutnya dan berkata akan melakukan apapun untuk dua juta dollarnya. Cheol Sik dan Jung Woo pun langsung memberi kode kalau Moongchi udah keceplosan. Moongchi terkejut dan menoleh pada Bangjang, Wooruk dan Milyang yang minta penjelasan. Wooruk pun menerjang Moongchi untuk mengambil sesuatu di perut Moongchi.Moongchi berontak. Jung Woo pun langsung membekap mulut Moongchi agar tidak ketahuan petugas. Wooruk berhasil mengambil kupon lotre itu dan ia gemetaran melihatnya.

Bangjang dan Milyang juga terkejut melihat lotre itu. Wooruk pun berkata, kalau ia harus masuk penjara sebanyak 100 kali supaya bisa dapat 2 juta dollar. Jung Woo dan Cheol Sik tersenyum geli melihat reaksi Wooruk. Moongchi pun berjanji akan memberi Wooruk 5 dollar, tapi Wooruk minta 10 Dollar, membuat Moongchi sebal.


“Jadi, menara pengawas yang mana yang akan kau lewati?” tanya Moongchi, mengalihkan perhatian Wooruk.

“Yang ada di lapangan.” Jawab Jung Woo.

“Kenapa yang itu? Kau akan langsung tertangkap.” Ucap Moongchi.

“Hanya itu yang punya tangga susur.” Jawab Jung Woo.

“Kenapa yang itu?” pikir Wooruk.

“Mereka sudah memperbaiki tangga susurnya waktu ada badai tempo hari.” Jawab Milyang.

“Untuk memanjat towernya, aku butuh sesuatu.” Ucap Jung Woo.

“Untuk menahan talinya?” tanya Bangjang. Jung Woo mengiyakan.

“Apa kau sudah merencanakan rutenya?” tanya Bangjang lagi. Jung Woo pun lagi2 mengiyakan.


Esoknya, di lapangan, Cheol Sik, Jung Woo dan Moongchi kembali membahas rencana mereka. Jung Woo berkata, ia akan melewati jendela di ruang Kepala Sipir, lalu melewati atap dan memanjat pipa air. Cheol Sik menyahut, kalau mereka akan sampai di lapangan setelah melintasi dua gerbang.

“Kuharap ada kunci yang pas. Akan kuperiksa.” Jawab Jung Woo.


Moongchi dan Cheol Sik lalu berdiri dan pura2 menyemangati tahanan lain yang lagi berolahraga agar tidak membuat siapapun mencurigai meereka.

Malam harinya, Jung Woo pun mencocokan kunci untuk gerbang kedua di dekat lapangan, namun sialnya tak ada kunci yang pas.

Esoknya, Jung Woo memberitahu Moongchi dan Cheol Sik kalau satu pintu yang dekat dengan air mancur bisa dibuka, tapi untuk gerbang kedua tidak ada kuncinya. Moongchi pun merasa kalau mereka sudah kehilangan kunci yang paling penting. Wooruk langsung mengatai Moongchi bodoh, tapi teringat 5 juta dollarnya ia langsung menasehati Moongchi dengan lembut kalau seharusnya Moongchi mengambil kunci yang benar.

“Apa ada cara?” tanya Milyang.

“Untuk masuk ke lapangan, aku harus memotong jerujinya.” Jawab Jung Woo.

Lalu tiba2 saja, pintu sel mereka dibuka oleh petugas. Bangjang menyahut, kalau yang adalah adalah Tae Soo. Jung Woo pun menoleh ke belakang dan terkejut melihat Tae Soo.

Tae Soo mengajak Jung Woo ke ruangannya. Ia menunjukkan kamera CCTV yang merekam Jung Woo. Tae Soo yakin, kalau Jung Woo berusaha kabur untuk bertemu dengan Ha Yeon. Tae Soo pun mengaku kalau ia sudah melihat foto Ha Yeon. Jung Woo pun mengiyakan ketika ditanya, apa ia bertemu Ha Yeon di rumah sakit. Tae Soo lalu meminta penjelasan kenapa Jung Woo tidak memberitahunya padahal Jung Woo tahu ia hampir gila mencari Ha Yeon. Tae Soo ingin tahu apa yang terjadi. Jung Woo pun akhirnya bercerita kalau ada yang datang ke rumahnya malam itu.


Adegan lalu berpindah pada Min Ho yang tersenyum membaca undangan yang dikirim Eun Soo agar ia menghadiri pertunjukan Eun Soo di sekolah.

Tae Soo tidak bisa menahan emosinya setelah tahu Min Ho lah pembunuh Ji Soo. Ia melampiaskan emosinya dengan memukul tiang di halaman belakang. Jung Woo menasehati Tae Soo, kalau mereka tidak boleh gegabah demi keamanan Ha Yeon. Tae Soo pun berusaha menenangkan dirinya. Jung Woo meminta maaf karena tidak bisa melindungi Ji Soo. Tae Soo lantas menatap Jung Woo dan bertanya apa yang harus ia lakukan.

Ha Yeon sudah mulai sembuh. Perawat pun mengantarkan Ha Yeon dan Sung Gyu ke sebuah motel. Setelah perawat pergi, Sung Gyu pun memberitahu Ha Yeon kalau Jung Woo akan datang jika mereka menunggu di sana, jadi Ha Yeon harus bisa menunggu sebentar lagi. Sung Gyu pun bertanya, apa Ha Yeon merasa sakit selama ini

“Aku tidak sakit lagi, kok. Ayah bilang aku tidak boleh sakit.” Jawab Ha Yeon.

Sung Gyu tersenyum dan memuji Ha Yeon sebagai anak yang baik. Ha Yeon balas tersenyum.


Eun Hye pulang dengan membawa banyak belanjaan. Bibi mengira kalau Eun Hye sudah punya pacar, karena Eun Hye membeli perlengkapan untuk pria. Bibi lalu protes karena Eun Hye tidak pernah membelikannya baju dan ingin tahu siapa pacarnya Eun Hye. Eun Hye berkata, kalau barang2 itu untuk kliennya dan mendorong bibinya keluar. Eun Hye lalu melihat baju2 pria yang dibelinya dan teringat saat ia mengunjungi Jung Woo di penjara.

Flashback!

“Bagaimana dengan luka tikammu? Nyaris saja. Kau memang ceroboh sekali.” Ucap Eun Hye cemas.

Eun Hye lalu menanyakan soal Ha Yeon. Jung Woo mengiyakan kalau ia sudah bertemu Ha Yeon. Eun Hye ingin tahu dimana Ha Yeon. Tapi Jung Woo menolak memberitahu karena tidak mau Eun Hye berada dalam bahaya.Jung Woo lalu berkata, kalau ia harus pergi.

“Bagaimana kalau kau tidak bisa melarikan diri?” tanya Eun Hye cemas.

Jung Woo pun meyakinkan Eun Hye kalau ia akan menemukan jalan keluar. Jung Woo lalu memberikan catatan kecil dan meminta Eun Hye melakukan itu untuknya. Jung Woo memberitahu ada stasiun Woljeong di dekat penjara, dan di jalan akan ada sebuah sekolah yang sudah tidak dipakai dan Eun Hye bisa meletakkan barang yang dimintanya di pos satpam sekolah.

Flashback end!

Eun Hye lalu menyalakan laptopnya dan melihat peta Woljeong untuk menemukan sekolah yang dibilang Jung Woo.

Kepala Sipir kembali memanggil Jung Woo ke ruangannya. Ia meminta bukti kalau Presdir Cha memang membunuh Min Ho. Jung Woo pun mengaku kalau ingatannya masih belum kembali. Kepala Sipir lalu memberitahu Jung Woo kalau surat perintah pemindahan Jung Woo ke Rutan Jinpoong sudah keluar. Jung Woo pun langsung menatap Kepala Sipir dengan tajam.

“Bagaimana menurutmu? Apakah ini bisa membantumu mengembalikan ingatanmu? Kau akan punya waktu untuk berpikir sampai hari pemindahanmu. Dengan itu aku bisa cari cara untuk membantumu.

Teman2 satu sel Jung Woo terkejut membaca surat perintah pemindahan Jung Woo. Jung Woo akan dipindahkan 4 hari lagi. Cheol Sik pun menyuruh Jung Woo melakukan apapun yang diminta Kepala Sipir. Tapi Jung Woo tidak bisa melakukannya.

“Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Moongchi.

“Ayo kita kabur sebelum harinya tiba.” Jawab Jung Woo.

Mereka terkejut. Cheol Sik berkata, kabur dalam 10 hari saja sudah susah, dan sekarang Jung Woo mau kabur dalam waktu 4 hari.


Seok akhirnya menemukan RS. Maria! Ia menunjukkan foto Sung Gyu pada dokter dan mengakui Sung Gyu adalah teman dekatnya, tapi mereka kehilangan kontak. Dokter pun berbohong, ia mengaku tidak pernah bertemu atau pun melihat Sung Gyu. Seok lantas beranjak pergi.


Saat hendak masuk ke mobilnya, tanpa sengaja Seok melihat mobil Sung Gyu yang terparkir di lapangan kosong. Ia pun mendekati mobil Sung Gyu dan menemukan ada banyak bungkus snack di dalam sana. Seok pun yakin Sung Gyu ada di sekitar rumah sakit itu.

Tae Soo makan sup buatan sang ibu dengan lahap. Melihat wajah renta ibunya, Tae Soo ingat kata2 Jung Woo yang memintanya merahasiakan soal Ha Yeon pada sang ibu. Jung Woo tak mau membuat ibunya terluka.

“Tae Soo-ya…” panggil sang ibu, membuat lamunan Tae Soo buyar.

“Ibu.. punya permintaan padamu. Jung Woo sangat suka ini. Bisa kau bawakan semangkuk saja untuknya?” pinta sang ibu.

Tae Soo terdiam. Diamnya Tae Soo, membuat ibu mengira Tae Soo marah. Senyum ibu pun langsung mengembang saat Tae Soo menyuruhnya membungkuskan makanan itu untuk Jung Woo. Ibu dengan semangat langsung membungkuskan makanan favorit Jung Woo itu. Tae Soo pun berkata dalam hatinya, meminta ibunya menunggu sedikit lagi.


Malamnya, Jung Woo lagi2 menyelinap keluar. Ia pergi ke lapangan dan memotong kawat besi pagar di pinggir lapangan dengan gergaji kecil yang dicurinya tempo hari.


Esoknya, Jung Woo memberitahu Moongchi dan Cheol Sik kawat besi yang di gergajinya. Mereka duduk di dekat sana. Cheol Sik dan Moongchi karena hanya tinggal satu masalah yang harus mereka atasi, yaitu menara pengawas. Moongchi berkata, lapangan adalah area terbuka jadi tidak ada tempat untuk bersembunyi. Tiba2 saja, sebuah bola mengarah ke pagar yang digergaji Jung Woo. Moongchi pun dengan sigap menangkap bola itu agar tidak mengenai pagar yang sudah dibobol Jung Woo.

Petugas kemudian lewat dan menuju ruang menara. Melihat itu, Jung Woo pun langsung meminta Cheol Sik dan Moongchi mengikutinya. Mereka bertiga mengawasi gembok pintu menara yang ternyata sangat besar.

“Kita tidak punya kunci untuk yang itu. Kita tidak akan bisa membukanya. Kita masih punya lampu pengawas yang harus diatasi. Sudah kubilang, kita cari cara lain saja.” Ucap Cheol Sik.

“Tidak. Ini adalah satu-satunya cara untuk keluar.” Jawab Jung Woo.