• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 1 Part 1


Drama ini dibuka oleh Roo Na, yang berbicara dengan seseorang di sebuah ruangan yang gelap.

“Aku Jung Roo Na. Mereka bilang, aku wanita yang kejam. Tapi aku tidak peduli omongan mereka, karena omongan mereka tidak berpengaruh apapun padaku.” Ucap Roo Na.

Roo Na lalu mencodongkan badannya, dan bertanya pada orang di depannya.

“Kau punya keinginan? Apakah keinginan itu lantas membuat diriku menjadi jahat? Apakah keinginan dan ambisi itu berbeda? Berkacalah pada dirimu. Kau tidak akan pernah memiliki kesempatan.” Ucap Roo Na.


Adegan pun beralih pada Roo Bi dan Roo na yang berdebat di dalam mobil. Roo Na yang mengenakan gaun berwarna pink, menyetir dengan kecepatan penuh. Roo Bi yang mulai cemas, menyuruh Roo Na menyetir dengan pelan. Tapi Roo Na malah menambah laju mobil. Kecelakaan pun tak terelakkan. Mobil mereka menabrak sebuah truk.


Tangan Roo Na yang mengenakan cincin Roo Bi terkulai ke bawah. Darah segar terus mengucur, menodai cincin itu.

Beberapa bulan sebelum kecelakaan itu……


Roo Na yang baru saja tiba di Kota Chuncheon, turun dari taksinya dengan wajah marah dan buru2 masuk ke gedung penyiaran. Di dalam, Roo Na melabrak wanita bermarga Park yang saat itu tengah mengawasi jalannya shooting sebuah acara. Roo Na marah karena Nona Park berusaha menjatuhkannya. Kesal, Na In Soo langsung menarik Roo Na ke belakang.


“Kenapa kau kemari? Ada apa denganmu? Apa kau tidak punya pikiran? Kita bisa membicarakannya nanti, kan?” ucap In Soo.
“Itu membuatku kesal. Aku sudah siap menjadi pembawa acara utama untuk acara yang akan datang, tapi penulis itu mengatakan tidak.” Jawab Roo Na.

“Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya begini. Kau harus mengendalikan amarahmu.” Ucap In Soo.

“Kau sudah tahu temperamenku buruk!” jawab Roo Na.

In Soo menghela nafasnya sejenak, lalu menjelaskan kalau keputusan itu bukan keputusan Nona Park sendiri, tapi keputusan itu diambil pada saat meeting.

“Apa yang salah denganku? Kau harusnya mengganti penulisnya! Kau produsernya!” jawab Roo Na.


Roo Na pun menangis. In Soo pun mendekap Roo Na dan berjanji kalau Roo Na akan menjadi pembawa acara di musim kedua. Mendengar itu, tangis Roo Na seketika berhenti. Ia langsung mengecup bibir In Soo sebagai hadiah karena In Soo akan membuatnya menjadi pembawa acara di musim kedua.


Beralih ke restoran, dimana Gil Ja dan Chorim sibuk membersihkan ayam, sementara So Young membersihkan meja sambil menyanyi keras2. Kesal mendengar suara So Young, Chorim pun memarahi So Young. Tapi So Young terus saja bernyanyi, membuat Chorim tambah kesal dan nyaris melemparnya dengan ayam.


Tiba2, pemilik laundry datang mengantarkan baju2 Roo Na. Gil Ja kesal Roo Na menghabiskan uang hanya untuk mencuci baju di laundry. Chorim membela Roo Na. Ia berkata, Roo Na akan muncul di TV sebentar lagi. Tapi Gi Ja tetap saja kesal.


Roo Na yang lagi dibicarain, malah bikin masalah di butik. Ia tidak sengaja merusak  dress yang awalnya hendak ia beli, tapi gak jadi gara2 kartu kreditnya diblokir. Dia juga tidak memegang uang cash. Pegawai butik pun langsung menyuruh Roo Na melepaskan dress itu. Roo Na marah. Ia melepaskan dress itu dan menyuruh pegawai butik membungkus dress itu. Tapi si pegawai menolak. Roo Na tambah kesal dan tidak sengaja merobek dress itu.


Di kantornya, Roo Bi lagi stress karena ada klien yang tidak mau menandatangani kontrak, padahal kantornya sudah menolak kerjasama dengan perusahaan lain demi kontrak itu. Roo Bi yakin, kliennya memang sengaja mengulur2 waktu untuk menandatangani kontrak.

Rekan Roo Bi yang bernama Seo Jin Hee pun ikut kesal. Roo Bi lantas menyuruh Jin Hee menemui klien mereka itu. Roo Bi bilang, mereka sudah harus mendapatkan tanda tangan minggu ini.


Stress, Jin Hee pun memaksa Roo Bi pergi makan dengannya.

Tepat begitu Roo Bi pergi, ponsel Roo Bi yang ketinggalan di atas meja, berdering.


Roo Na yang masih dibutik, kesal karena Roo Bi tidak kunjung menjawab panggilannya. Akhirnya, Roo Na menelpon ke restoran ibunya.


Kebetulan, sang ibu yang menjawab. Roo Na protes karena sang ibu memblokir kartu kreditnya, tapi dia malah balik dimarahi sang ibu. Roo Na lantas meminta sang ibu mengaktifkan kembali kartu kreditnya atau mengirimkan 1000 dollar ke rekeningnya. Gil Ja yang tahu Roo Na mau belanja baju lagi, jelas menolak dan menyuruh Roo Na cepat pulang.


Roo Na pun kebingungan, ia mencoba menelpon ke ponsel sang ibu tapi malah kena reject. Bingung mikirin gimana caranya membayar baju yang ia rusakkan, tiba2 saja seorang pria datang dan Roo Na langsung memanggil pria itu ‘Oppa’. Si Oppa yang merasa gak kenal Roo Na jelas bingung, tapi Roo Na terus nyerocos seolah2 dia mengenal pria itu. Setelah lama berpikir,  pria itu entah kenapa memanggil Roo Na dengan nama Oh Hyeyeong.


Roo Bi yang baru balik ke ruangannya, langsung diajak ikut rapat bersama para eksekutif oleh manajernya. Roo Bi terkejut karena biasanya Jin Hee yang melakukannya. Tapi karena Jin Hee sedang keluar, mau gak mau Roo Bi harus menggantikan tugas Jin Hee.


Tapi sesampainya di ruang rapat, ia terkejut melihat sosok direktur barunya. Sang direktur, Bae Gyeong Min, juga terkejut melihat Roo Bi. Ketika Gyeong Min memperkenalkan diri di hadapan anak buahnya, Roo Bi terus menatap Gyeong Min dengan mata berkaca-kaca.


Roo Bi yang larut dalam pikirannya soal Gyeong Min, tidak sadar kalau para eksekutif sudah menunggu laporannya. Roo Bi yang diam saja, ditegur oleh manajernya. Roo Bi tersadar, ia pun buru2 memulai presentasinya tapi tidak sengaja menumpahkan air ke rok manajernya. Roo Bi panic dan langsung minta maaf. Habis numpahin air, ia tidak sengaja menjatuhkan dokumen2nya. Saat hendak memungut dokumennya, kepala Roo Bi malah terbentur meja.  Gyeong Min pun menahan tawanya melihat Roo Bi yang salah tingkah.

Ruby Ring


Sebenarnya udah lama sy pengen nulis drama ini.. dan sy berencana nulis ni drama bulan depan aja tapi berhubung tangan sy udah gatel pengen nulis drama ini jadi sy memutuskan menulisnya skrng...

Drama ini bercerita tentang sosok Roo Bi yang dipaksa menjalani kehidupan sebagai Roo Na setelah ia dan Roo Na mengalami kecelakaan. Sementara Roo Na sangat bahagia menjalani hidupnya sebagai Roo Bi.

Cast :

Lee So Yeon - Jung Roo Bi
Lim Jung Eun - Jung Roo Na
Kim Seok Hoon - Bae Kyung Min
Park Kwang Hyun - Na In Soo
Jung Ae Ri - Yoo Gi Ja
Pyeon Jung Soo - Jung Cho Rim
Jeong Deong Hwan - Bae Chang Geun
Kim Seo Ra - Park Kyung Sook
Kim Ka Yeon - Bae Se Ra
Kim Young Ok - Jo Il Soon
Ha Ju He - Seo Jin Hee
Lee Hyo Young - Hwang Suk Ho
Kim Gyeo Wool - Song Hye Ryeon
Lee Hyun Woo - No Dong Pal
Lee Hae Woo - No Ji Hyeok
Park Jin Joo - Ko So Young
Han Kyung Sun - Jang Geum Hee
Kim Ri Won - Lee Eun Ji
Hwang Chan Woo - Koo Yeon Ho

Oya, buat temen2 yg mau request sinopsis drama, boleh kok.... drama apa aja...
 
Ep 1 Part 1 Part 2
Ep 2 Part 1 Part 2
Ep 3 Part 1 Part 2
Episode 4
Ep 5 Part 1 Part 2
Ep 6 Part 1 Part 2
Ep 7 Part 1 Part 2
Ep 8 Part 1 Part 2
Ep 9 Part 1 Part 2
Ep 10 Part 1 Part 2
Ep 11 Part 1 Part 2
Ep 12 Part 1 Part 2
Ep 13 Part 1 Part 2
Ep 14 Part 1 Part 2
Ep 15 Part 1 Part 2
Ep 16 Part 1 Part 2
Ep 17 Part 1 Part 2
Ep 18 Part 1 Part 2
Ep 19 Part 1 Part 2
Ep 20 Part 1 Part 2
Ep 21 Part 1 Part 2
Epi 22
Epi 23
Epi 24
Epi 25
Epi 26
Epi 27 Part 1 Part 2
Epi 28
Epi 29
Epi 30 Part 1 Part 2
Epi 31 Part 1 Part 2
Epi 32
Epi 33
Epi 34 Part 1 Part 2
Epi 35 Part 1 Part 2
Epi 36
Epi 37 Part 1 Part 2
Epi 38 Part 1 Part 2
Epi 39
Epi 40 Part 1 Part 2
Epi 41 Part 1 Part 2
Epi 42
Epi 43 Part 1 Part 2
Epi 44
Epi 45 Part 1 Part 2
Epi 46 Part 1 Part 2
Epi 47 Part 1 Part 2
Epi 48 Part 1 Part 2
Epi 49 Part 1 Part 2
Epi 50 Part 1 Part 2
Epi 51 Part 1 Part 2
Epi 52 Part 1 Part 2
Epi 53 Part 1 Part 2
Epi 54 Part 1 Part 2
Epi 55 Part 1 Part 2
Epi 56 Part 1 Part 2
Epi 57 Part 1 Part 2
Epi 58 Part 1 Part 2
Epi 59 Part 1 Part 2
Epi 60 Part 1 Part 2 Part 3
Ep 61 Part 1 Part 2
Ep 62 Part 1 Part 2
Ep 63 Part 1 Part 2
Ep 64 Part 1 Part 2
Ep 65 Part1 Part 2
Ep 66 Part 1 Part 2
Ep 67 Part 1 Part 2
Ep 68 Part 1 Part 2 Part 3
Ep 69 Part 1 Part 2
Ep 70 Part 1 Part 2 Part 3
Ep 71 Part 1 Part 2
Ep 72 Part 1 Part 2 Part 3
Ep 73 Part 1 Part 2
Ep 74 Part 1 Part 2
Ep 75 Part 1 Part 2 Part 3
Ep 76 Part 1 Part 2 Part 3
Ep 77 Part 1 Part 2
Ep 78 Part 1 Part 2
Ep 79 Part 1 Part 2 Part 3
Ep 80 Part 1 Part 2
Ep 81 Part 1 Part 2
Ep 82 Part 1 Part 2
Ep 83 Part 1 Part 2
Ep 84 Part 1 Part 2
Ep 85 Part 1 Part 2
Ep 86 Part 1 Part 2
Ep 87 Part 1 Part 2
Ep 88 Part 1 Part 2
Ep 89 Part 1 Part 2
Ep 90 Part 1 Part 2
Ep 91 Part 1 Part 2 Part 3
 Ep 92 Part 1 Part 2 Part 3
Ep 93 Part 1 Part 2 (END)
 

My Golden Life Ep 14 Part 1

Sebelumnya...


Ji An syok ketika Do Kyung memanggilnya dengan nama Seo Ji An, tapi tak lama Do Kyung pun kembali memanggil Ji An dengan nama Eun Seok dan menyuruh Ji An keluar negeri. Melihat ekspresi Ji An, Nyonya No pun heran. Ia lalu bertanya pada Do Kyung, apa Do Kyung yakin Ji An mau pergi keluar negeri. Tuan Choi lantas menyuruh Do Kyung memberitahu Ji An apa yang terjadi.

“Ini hadiah kejutan kakak untukmu. Kakak tidak menduga kau akan terkejut.” Ucap Do Kyung.


Ternyata itu semua ide Do Kyung. Do Kyung yang meminta ayah dan ibunya mengirim Ji An keluar negeri untuk belajar seni. Do Kyung juga menginginkan sang ibu membukakan galeri untuk Ji An setelah Ji An selesai kuliah seni nantinya. Do Kyung bilang impian sang ibu juga bisa terwujud karena sang ibu selama ini sangat ingin membuka galeri.

“Apakah dia bilang mau belajar ke luar negeri?” tanya Tuan Choi.

“Tidak. Aku hanya merasa dia terlalu terobsesi dengan acara hari jadi perusahaan yang ke-40. Aku tahu ayah mau dia mencapai ekspektasi kita, tapi dia mau belajar seni. Aku tidak merasa dia bekerja untuk bersenang-senang. Kita harus membantu dia mewujudkan impiannya agar dia bisa puas sudah bergabung dengan keluarga. Itu juga akan membantunya menemukan tunangan.” Jawab Do Kyung.

“Ibu khawatir tidak akan mudah menemukan seseorang untuknya karena usianya.” Ucap Nyonya No.


Nyonya No lalu menanyakan pendapat Tuan Choi. Tuan Choi berkata, jika Ji An mau keluar negeri, artinya mereka akan berpisah lagi dari Eun Seok. Nyonya No mengatakan, kalau mereka harus menahan perasaan mereka untuk mendapatkan hasil yang baik. Tuan Choi setuju dan langsung ingin memberitahu Ji An. Tapi Do Kyung melarang. Do Kyung ingin hal itu menjadi kejutan untuk Ji An.


Do Kyung tersenyum, ia merasa aktingnya tadi sangat bagus sampai membuat Ji An ketakutan seperti itu. Tuan Choi pun meminta maaf sudah membuat takut Ji An. Tapi Ji An malah menangis. Nyonya No mengira Ji An menangis karena gembira. Makin tertekan, Ji An pun akhirnya lari ke kamarnya.


Sampai di kamar, Ji An mengunci pintu kamarnya dan bersembunyi di bawah selimut. Do Kyung menyusul Ji An. Tapi Ji An tidak mau membukakan pintu dengan alasan sedang berganti pakaian. Do Kyung pun bingung dengan sikap Ji An.


Ji An gemetaran di bawah selimutnya.


Di bawah, Tuan Choi dan Nyonya No membahas sikap Ji An itu. Tuan Choi bingung dengan sikap Ji An yang tiba-tiba saja dingin. Nyonya No merasa Ji An hanya sedang tertekan saja karena mengurus hari besar Haesung.

“Apakah hal ini terlalu berlebihan baginya? Dia tidak punya cukup waktu untuk menyesuaikan diri.” Ucap Tuan Choi.

“Dia cemas karena berusaha. Dia ingin pelaksanaan acara hari jadi itu sukses. Aku yakin dia akan baik-baik saja.” Jawab Nyonya No.

“Benar. Aku bisa melihat bahwa dia putrimu.” Ucap Tuan Choi.


Beralih ke Ji Tae yang lagi deg-degan nunggu Soo A di depan pintu masuk bioskop. Ia takut kalau Soo A tidak datang.

Flashback….


Saat Soo A masih belum sadarkan diri di ranjang rumah sakit, Ji Tae menyelipkan tiket nonton Casablanca di mantel Soo A.

Flashback end…


Karena Soo A tak kunjung datang, Ji Tae pun memutuskan masuk. Tapi sampai di dalam, ia menemukan Soo A sudah duduk di bangku penonton. Ji Tae pun bergegas mendekati Soo A. Kedua pasangan ini nampak kikuk. Ji Tae membuka pembicaraan dengan menanyakan kondisi Soo A.

“Kenapa kau mengajakku keluar jika amat khawatir?” jawab Soo A.

Ji Tae pun membalas jawaban Soo A dengan menggenggam tangan Soo A erat2. Soo A terkejut, tapi ia tidak protes tangannya digenggam Ji Tae. Keduanya lalu menikmati pertunjukan.


Habis nonton, mereka pergi makan, Sembari menunggu pesanan datang, mereka membahas hubungan mereka. Ji Tae terkejut ketika Soo A menyodorkan cincin pernikahan. Ji Tae bilang, seharusnya dia yang membelinya.

“Karena aku yang putus asa.” Jawab Soo A.

“Situasiku belum berubah. Saat aku mendapatkan pekerjaan, nenekku meninggal karena kanker perut. Aku menggunakan deposit sewaku untuk membayar operasi nenek. Saat aku mendapatkan sewa,  kubilang kepada diriku sendiri bahwa aku tidak boleh menikah. Ayahku mengalami kegagalan setelah dia tua. Tapi aku harus memulai dengan utang yang besar saat aku bahkan belum berusia 30 tahun. Aku tidak punya pilihan lain. Aku lahir sebagai anak sulung keluarga ini. Maaf. Pria sepertiku menghalangi kepergianmu.” Ucap Ji Tae.

“Kita bisa menyewa tempat dengan uang yang kita habiskan di toko komik. Selama tidak punya anak, kita bisa hidup dengan gaji kita berdua.” Jawab Soo A.

“Bagaimana menurutmu jika kita tinggal di rumahku?” tawar Ji Tae.

“Bagaimana? Apakah ada kamar sisa?” tanya Soo A.


Do Kyung memanggil Ji An. Ia mengetuk pintu kamar Ji An berkali2, tapi tak ada jawaban. Seohyun yang baru selesai mandi, memberitahu Do Kyung kalau Ji An sudah pergi setengah jam yang lalu.


Ji An termenung di haltenya. Ia tidak beranjak dari duduknya, padahal bis sudah berkali2 datang. Ji An kemudian mengambil ponselnya dan mengedit nama kontak ayah dan ibunya, juga kontak Tuan Choi, Nyonya No dan Do Kyung. Kontak ayah dan ibu yang sebelumnya bernama ayah dan dari Daebang-dong ia edit menjadi ayah dan ibu. Sementara Tuan Choi ia edit menjadi wakil pimpinan dan Nyonya No menjadi CEO. Saat mau mengedit kontak Do Kyung, Do Kyung tiba2 menelponnya. Tapi Ji An tidak menjawab telepon Do Kyung dan bergegas pergi.

Ji An pergi ke kafe Woo Hee tapi karena kafenya baru buka jam sebelas, akhirnya Ji An pun pergi ke kantornya Hyuk.


Hampir sampai di ruangan Hyuk, tiba2 saja ia berbalik arah. Namun begitu membalikkan badannya, Hyuk sudah nongol di depannya dan menatapnya dengan dingin. Hyuk yang masih kesal karena Ji An sempat ngilang dari hidupnya, mengusir Ji An. Tapi Ji An malah meminta Hyuk menemaninya sarapan.


Melihat Ji An yang makan seperti orang kelaparan, Hyuk heran sendiri padahal dandanan Ji An sudah seperti orang kaya. Ji An pun berkata, kalau ia tidak bisa makan dengan baik beberapa hari ini. Ji An juga meminta Hyuk tidak menanyakan apapun padanya. Hyuk pun makin kesal.


Habis makan, Ji An dan Hyuk jalan2 di taman.

“Aku tidak tahu kau di mana atau sedang apa. Tapi untuk apa kau seperti ini? Kini kau memakai pakaian mewah, tapi kau tampak sengsara.” Ucap Hyuk.

"Kenapa dan bagaimana aku bisa berakhir seperti ini?" Itu yang sedang kupikirkan.” Jawab Ji An.

“Kau menyukaiku?” tanya Hyuk, membuat Ji An terkejut.

“Jangan pura-pura kaget. Itu menghina. Aku tahu kau tidak menyukaiku, tapi aku tidak bisa menemukan alasan kau berkeliaran di tempat kerja pria yang tidak kau sukai.” Ucap Hyuk.

“Pertama. Hanya kau yang bisa kutemui. Kedua. Aku butuh seseorang yang bisa kuajak bicara sebagai Seo Ji An. Ketiga. Aku butuh seseorang yang bisa makan bersamaku dengan santai dan hanya kau yang bisa melakukan itu. Keempat. Kau akan marah sesaat, tapi akhirnya kau akan memaafkanku.” Jawab Ji An.
“Aku memilih semuanya.” ucap Hyuk.


Hyuk lalu menyimpan nomornya di ponsel Ji An. Ia menyuruh Ji An menghubunginya jika Ji An membutuhkan teman bicara. Ia berjanji akan mendengarkan curhatan Ji An tanpa bertanya apapun. Ji An pun akhirnya tersenyum. Ia meninju pelan dada Hyuk dan berterima kasih pada Hyuk.

“Sekarang aku tampak seperti Ji An yang kau kenal, bukan?” ucapnya sembari tertawa. Hyuk ikut tertawa.


Akhirnya nyampe juga di scene Ji Soo…. Ji Soo lagi nyalin resep di toko rotinya Boss Kang. Tiba2, Woo Hee menghubunginya untuk memesan roti. Boss Kang pun langsung bergegas menyiapkan pesanan Woo Hee. Tanpa keduanya sadari, buku resep Ji Soo ikut kebawa masuk ke dalam kantong plastic saat Boss Kang membungkus roti2 itu.


Tak hanya mengantar pesanan, Ji Soo juga membantu Woo Hee yang kewalahan melayani pelanggan. Woo Hee takjub melihat Ji Soo mampu mengingat semua pesanan pelanggan. Ji Soo pun berkata, kalau dulu ia pernah bekerja di kafe dan memuji dirinya sebagai ahli dalam pekerjaan paruh waktu.


Tak lama, Hyuk datang dan tertegun melihat Ji Soo bantuin kakaknya  melayani pelanggan. Ji Soo langsung ingin pergi begitu selesai membantu Woo Hee, tapi ia terkejut melihat Hyuk berdiri menatapnya di depan pintu. Namun Ji Soo sudah tak segugup dulu lagi saat berhadapan dengan Hyuk. Meski masih sedikit gugup, tapi kini ia tampak luwes menyapa Hyuk.


Setelah Ji Soo pergi, barulah Woo Hee menemukan buku resep Ji Soo. Woo Hee pun menyuruh Hyuk mengembalikan buku itu ke Ji Soo. Hyuk bergegas menyusul Ji Soo, namun sayangnya Ji Soo udah keburu pergi.

Hyuk membuka buku Ji Soo. Ia kembali tertegun melihat sekumpulan resep dalam buku Ji Soo.


Balik ke toko, Ji Soo langsung bersorak girang karena berhasil menyapa Hyuk dengan luwes. Boss Kang lantas bertanya, kenapa Ji Soo lama sekali. Ji Soo mengaku kalau dia lama karena harus bantuin Woo Hee dulu di kafe. Tadinya Ji Soo pikir Boss Kang akan marah. Ji Soo heran sendiri melihat Boss Kang yang biasa aja padahal dia tidak minta izin dulu mau membantu Woo Hee.


Di kantor, Ji An minta izin Manajer Lee untuk menambahkan pegawai yang akan bekerja sama dengannya mengurus event perusahaan. Manajer Lee setuju dan menyuruh Ji An memilih sendiri mau bekerja sama dengan siapa. Ji An memilih Ha Jung. Sontak, semua rekannya terkejut. Ha Jung yang lagi merapikan kukunya reflek menyahut ketika namanya disebut2 Manajer Lee.

“Saat aku tidak berada di sini, dia bertanggung jawab atas proposalnya. Jadi, dia pasti lebih mengetahuinya daripada siapa pun.” Jawab Ji An.


Ha Jung sendiri curiga karena Ji An tiba2 mengajaknya bekerja sama. Ji An beralasan, dirinya hanya mau mempersiapkan semuanya karena itu acara penting untuk perusahaan. Ha Jung makin bingung.

“Bagaimana jika aku tiba2 tewas dalam sebuah kecelakaan, jika aku tiba2 sakit, terluka atau menghilang. Itu akan menjadi masalah besar. Jadi kurasa orang lain harus tahu apa yang terjadi.” Jawab Ji An.

Ha Jung setuju tapi dengan syarat namanya harus disertakan dalam video ulang tahun perusahaan. Ia juga minta Ji An bilang ke semua orang kalau mereka yang mempersiapkan acara itu. Ji An setuju.


Balik ke ruangan mereka, rekan2 mereka langsung syok dengan keputusan Ji An yang mengajak Ha Jung bekerja sama. Senior Jo lalu memuji Ji An yang masih bersikap baik pada Ha Jung.


Ji An lalu menyuruh Ha Jung mempelajari data2 risetnya. Setelah itu, Ji An menyuruh Ha Jung ikut dengannya untuk membahas jadwal acara ulang tahun Haesung.

“Kita akan menyelesaikan promosi acara tanggal 16. Tanggal 19, kita akan menyewa orang untuk acaranya melalui agensi dan meneken kontrak. Kita akan terus memeriksa perkembangan dan menyelesaikan semuanya pada tanggal 23.” Ucap Ji An.

“Tanggal 23? Kenapa kau terburu-buru sekali?” tanya Ha Jun heran.

“Bukankah lebih baik menyelesaikannya sebelumnya?” jawab Ji An.


Ji An lalu menugasi Ha Jung mengurus model pelanggan, acara peragaan mode dan konser C'est Si Bon sementara ia akan  akan mengurus kontes cetak tangan, lokakarya cat alami, dan sisanya. Ji An bilang mereka harus menyelesaikannya sebelum tanggal 23.

“Ji An, kau akan mati tanggal 23? Kita masih punya sepekan penuh.” Jawab Ha Jung.

Tapi Ji An tak peduli dan menandai di agenda Ha Jung kalau mereka harus sudah selesai sebelum tanggal 23.

“Karena kini kau pegawai tetap dan Wakil Presdir menyukaimu, kau berusaha keras?” tanya Ha Jung.

“Aku akan mempromosikannya melalui koran dan majalah. Kau membuat poster dan katalog. Pastikan kau sudah mengirim pesan kepada semua pelanggan mengenai acaranya.” Ucap Ji An.

“Baiklah.” Jawab Ha Jung.

“Aku mau keluar sebentar. Hubungi aku jika butuh. Acara ini akan dimasukkan ke video promosi kita. Salah satu acara kita soal kenangan kekurangan materi, jadi, aku akan melakukan riset.” Ucap Ji An.


Tuan Seo senang karena akhirnya memiliki kartu nama lagi. Pas lagi motret kartu namanya, Ji Tae tiba2 nelpon, menyuruh Tuan Seo pulang lebih awal.

Nyonya Yang yang baru aja pulang belanja sama Hae Ja, dihubungi Tae Soo yang ngasih tahu soal Ji Tae.

Sy nebak, Ji Tae mau ngenalin Soo A ke keluarganya…


Ji An yang lagi menyusuri jalanan, dihubungi Do Kyung. Ji An mengaku mau ke Paju. Do Kyung memarahi Ji An yang pergi sendirian. Do Kyung mengingatkan Ji An, kalau Ji An bukan hanya sekedar staff di perusahaan. Ji An mengerti dan berkata, kalau ia harus pergi sekarang.
Tapi kemudian Ji An terkejut melihat Do Kyung yang berdiri menatapnya di seberang jalan. Ji An pun bergegas menghampiri Do Kyung. Do Kyung bilang, Ji An lah yang menyuruhnya datang.

“Kapan aku bilang begitu?” tanya Ji An.

“Kau menangis saat kakak menyuruhmu belajar ke luar negeri, menghilang pagi-pagi buta, dan mengabaikan telepon kakak.  Bukankah kau membutuhkan bantuan kakak, meski kau tidak mengatakannya secara langsung.” jawab Do Kyung.

“Kakak memang punya alasan untuk berpikir seperti itu. Omong-omong, bagaimana bisa Kakak kemari?”

“Kakak bosmu. Kakak wakil presdir.” Jawab Do Kyung, lalu mengajak Ji An pergi.


Ji An mengajak Do Kyung ke toko yang menjual barang2 klasik. Ji An beralasan, itu karena acaranya akan dimasukkan ke dalam video promosi, tapi karena mereka kekurangan bahan, jadi ia mengajak Do Kyung kesana. Do Kyung lantas masuk ke toko elektronik.


Saat Do Kyung asyik main2 di toko elektronik, Ji An sibuk mengambil beberapa foto. Saat kameranya tidak sengaja mengarah ke Do Kyung yang lagi berjoget ria, ia terdiam. Do Kyung menyadari kamera Ji An mengarah padanya, langsung menyuruh Ji An memotretnya. Tapi Ji An hanya memotret ruangan musiknya saja dan bergegas pergi. Melihat Ji An pergi, Do Kyung menyusul Ji An.


“Kenapa kau pergi disaat kakakmu berusaha bersikap manis?” tanya Do Kyung.

“Kakak seharusnya juga memakai rambut palsu.” Jawab Ji An.

“Tapi orang lain sudah memakainya.” Ucap Do Kyung.

“Apakah kakak tidak pernah menggunakan apa pun yang pernah digunakan orang lain?” tanya Ji An.

“Tentu saja tidak.” Jawab Do Kyung.

“Kalau begitu, bagaimana kakak makan di restoran? Piring dan alat makannya sudah pernah digunakan.” Ucap Ji An.

“Itu sudah dicuci. Kau juga harus berhenti memakan makanan dari sembarang tempat.” Jawab Do Kyung.


Ji An lagi2 berusaha menghindari Do Kyung, tapi Do Kyung malah mengajaknya main2. Ji An seketika ingat kata2 Do Kyung saat Do Kyung mengembalikan boneka Ji Soo padanya. Saat itu, Do Kyung menyuruh Ji An memberitahunya jika Ji An merasa sudah tidak tahan.


Lamunan Ji An buyar seketika saat Do Kyung menariknya ke dalam salah satu toko. Ji An pun berkata, akan memotret Do Kyung. Do Kyung langsung senang dan bergegas masuk ke dalam miniature TV. Do Kyung memasang berbagai ekspresi konyol, membuat Ji An tertawa. 




Ji An juga mengambil foto foto Do Kyung dibalik manekin. Tak lama kemudian, Do Kyung mengajak Ji An foto bersama.


“Kakak datang mau membantumu, tapi malah bersenang-senang.” Ucap Do Kyung.

“Aku senang.” Jawab Ji An.

“Kakak cukup tahu soal seni, tapi tidak pernah tertarik dengan seni pahat. Tapi belakangan ini, kakak tertarik dengan hal ini. Jika kau belajar di luar negeri dan menjadi pemahat, mari letakkan karya senimu di depan gedung kita.” ucap Do Kyung.


Ji An yang kembali terbebani dengan kata2 Do Kyung pun berusaha menghindar lagi dengan berkata akan pulang dengan bus.

“Eun Seok-ah, kenapa kau terus pergi amat pagi?kau bahkan tidak menjawab telepon kakak hari ini. Ada yang mengganggu pikiranmu?” tanya Do Kyung.

“Aku hanya terbangun pagi. Saat duduk di taman, aku bisa memikirkan soal pekerjaan lebih jernih, jadi, aku pergi pagi.” Jawab Ji An.

“Kau tidak mau belajar ke luar negeri?” tanya Do Kyung.

“Aku tidak bisa memikirkan hal lain saat fokus pada satu hal. Saat ini, menyiapkan acara hari jadi sudah cukup sulit untukku.” Jawab Ji An.

“Acaranya tidak sepenting itu. Kau tidak perlu melakukannya dengan sempurna.” Ucap Do Kyung.

“Aku hanya mau melakukannya dengan sebaik-baiknya.” Jawab Ji An.
“Kau tidak perlu melakukannya sejauh itu. Performamu tidak memengaruhimu. Kau adik pewaris Grup Haesung. Kenapa kau tidak bisa melepaskan masa lalumu?” ucap Do Kyung.

“Aku punya alasannya. Aku mau menyukseskan proyek ini. Hanya itu yang bisa kupikirkan sekarang.” jawab Ji An.

“Kakak tidak bisa memahamimu.” Ucap Do Kyung.

“Lebih baik kita pulang sendiri-sendiri. Aku akan naik bus.” Jawab Ji An.


Tapi Do Kyung langsung menarik Ji An ke mobil dan mengaku akan menurunkan Ji An di kantor.

Sesuai yang dibilang Do Kyung, Do Kyung menurunkan Ji An tak jauh dari kantor mereka. Tanpa mereka sadari, ada yang diam2 mengambil gambar mereka.