• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 47 Part 2

Sebelumnya...


Gilja melamun, memikirkan pertengkaran Roo Bi dan Roo Na tadi.

Di depannya, Soyoung terus mengelap meja sambil beberapa kali melirik Gilja.

Tapi di dapur, Dongpal dan Chorim malah bercanda. Gilja yang merasa terganggu pun, masuk ke kamarnya.


Dongpal dan Chorim merasa mereka pernah hidup bersama di kehidupan masa lalu. Chorim berkata, di kehidupan masa lalu, dirinya adalah seorang putri sementara Dongpal pangeran kodok. Dongpal pun kesal, ia tidak mau jadi pangeran kodok.

"Bagaimana kalau Raja Euija dari Baekjae?" tanya Chorim.

"Yang memiliki 3000 wanita? Aku suka itu. Itu masuk akal."  jawab Dongpal.

Chorim pun kesal dan langsung menjejalkan handuk ke wajah Dongpal.

"Semua laki-laki sama saja. Darimana kau mendapatkan kepercayaan dirimu itu?" sewot Chorim.

"Kau pikir darimana? Tentu saja dari wajahku yang sempurna ini." ucap Dongpal.


Chorim pun kembali memukuli Dongpal dengan handuk. Mereka lalu tertawa. Tapi begitu Soyoung datang, mereka langsung diam. Soyoung memarahi mereka yang tidak tahu situasi dan kondisi. Chorim balik memarahi Soyoung. Ia tidak terima dimarahi Soyoung tapi Dongpal membela Soyoung. Ia merasa, kata-kata Soyoung ada benarnya.


Dongpal lantas beranjak keluar dari dapur dan pergi ke kamar Gilja. Ia berdiri di depan kamar Gilja dan minta diri. Tapi Gilja tidak menyahut. Dongpal pun mengira Gilja sudah tidur. Dongpal pamit pada Chorim dan Soyoung. Setelah itu, ia beranjak pergi.


Chorim pun menggerutu karena Gilja hanya mengantarkan Gyeong Min dan In Soo keluar, tapi tidak dengan Dongpal. Ia merasa, Chorim tidak menganggap Dongpal sebagai bagian dari keluarganya. Soyoung membela Gilja. Ia berkata, Gilja mungkin sedang tidur. Tapi Chorim balik memarahi Soyoung.


Gyeong Min kumpul2 dengan keluarganya. Nenek bertanya, apa Roo Na sakit?

"Aku pikir dia hanya lelah. Dia merasa pusing." jawab Gyeong Min.

"Pusing? Apa lagi?" tanya nenek.

"Dia merasa mual, seperti mabuk." jawab Gyeong Min.

"Mungkin kah dia...?" tanya nenek.

"Aniyo, halmeoni. " jawab Gyeong Min.

"Bagaimana kau tahu? Bisa saja dia memang hamil." ucap Nyonya Park.

"Aniyo, dia tidak hamil. Jika dia hamil, kami akan tahu duluan. " jawab Gyeong Min.

"Aku hanya khawatir. Aku mungkin membuatmu stress, jadi aku tidak mengatakan apa-apa. Tapi aku benar-benar mengandalkanmu." ucap nenek.

"Halmeoni, kau mengaku tidak mengatakan apa-apa tapi bukan itulah yang kami rasakan.

Sepanjang hari, kau mengatakan, 'cucu, cucu' setiap ada kesempatan." jawab Se Ra.


"Dalam kasus ini, suara tangis bayi akan membuat keluarga ini semakin dekat." ucap nenek.

"Ibu mertuamu baik-baik saja, kan? Dia mengatakan sesuatu tentang pernikahan Roo Na?" tanya Nyonya Park.

"Tidak." jawab Gyeong Min.

"Dia pasti merasa kesepian setelah Roo Na menikah." ucap Tuan Bae.

"Adik Roo Bi akan segera menikah tapi lihatlah Se Ra, tidak ada yang melamarnya." jawab nenek.


Di kamarnya, Roo Na stress memikirkan kata-kata Roo Bi tadi.


In Soo pun juga memikirkan kata-kata Roo Bi, bahwa Roo Na sudah menghancurkan hidupnya. Bahwa dirinya tidak bisa memaafkan Roo Na. In Soo curiga, ingatan Roo Bi sudah kembali.


Gilja menghela nafas. Ia masih sedih mengingat pertengkaran Roo Bi dan Roo Na tadi.

Lalu, Gilja teringat saat Gyeong Min memakan olahan kepitingnya dengan lahap.

"Haruskah aku mengirimkan itu untuknya?" tanyanya.


Di dapur, Chorim sedang menyiapkan olahan kepiting untuk Dongpal. Tapi tiba-tiba saja, Gilja datang dan sewot karena Chorim mau memberikan kepiting itu untuk Dongpal. Chorim berkata, itu karena Dongpal sangat menyukai kepiting.

"Aku yang memasak ini jadi akulah yang berhak memutuskan mau kuberikan pada siapa. Lagipula,

Dongpal menghabiskan semua kepiting. In Soo tidak sempat mencicipinya karena harus mengejar Roo Na." jawab Gilja.

Gilja lalu menyuruh Chorim memberikan mie nya saja pada Dongpal

"Kau tidak adil! Kami mungkin belum menikah tapi Dongpal tetaplah yang paling tua. Kenapa kau mendiskriminasikannya? Apa karena dia tidak punya yang dan hanya tukang cuci piring di restoran kita jadi kau memandang rendah dia?" sewot Chorim.

"Aku tidak pernah merendahkannya." ucap Gilja membela dirinya.

"Kau merendahkannya. Dongpal akan segera menjadi paman Roo Bi dan Roo Na tapi kau meremehkannya di depan kedua menantumu dan kau bahkan tidak mengatakan apapun saat dia pergi! Aku pikir kau akan sangat baik tapi kau picik dan dangkal!" jawab Chorim.

"Komo!"

"Kita semua bilang, Roo Bi berubah tapi bukan cuma dia yang berubah. Kau lah yang berubah, bahkan lebih parah!"

Setelah mengatakan itu, Chorim pun mengambil kotak makanan berisi mie dan beranjak pergi.

Gilja pun kesal. Ia bilang, Chorim lah yang berubah karena dibutakan oleh cinta.


Di kamarnya, Roo Na masih gelisah memikirkan Roo Bi. Ia yakin, Roo Bi menyembunyikan sesuatu. Tak lama kemudian, ia cemas. Ia takut jika ingatan Roo Bi benar-benar pulih. Untuk memastikannya, Roo Na menghubungi Roo Bi. Roo Bi pun meminta Roo Na mendoakannya, agar ingatannya cepat pulih. Setelah itu, ia memutuskan panggilan begitu saja dengan alasan mengantuk.


Roo Na pun tambah stress.


Dongpal menatap Jihyeok yang hanya menyantap ramen sebagai makan malam dengan perasaan bersalah. Ia ingat makanan yang disantapnya di rumah Chorim tadi. Lagi asyik2 makan, Chorim tiba2 datang. Jihyeok pun mengerti. Ia langsung berhenti makan dan bersembunyi di dalam lemari.


Dongpal membukakan pintu. Ia senang saat tahu Chorim membawakannya mie. Tapi Dongpal hampir saja keceplosan, mengatakan kalau Jihyeok sangat menyukai mie. Tapi untung dia buru-buru sadar. Setelah mengambil apa yang dibawa Chorim, Dongpal langsung menyuruh Chorim pulang tapi Chorim tidak mau dan mengajak Dongpal minum teh dulu.


Di dalam, Chorim mengaku ingin minum teh hijau sambil memajukan bibirnya. Chorim lalu mendekati Dongpal dan berulang kali mengatakan ingin teh hijau. Mengerti apa yang ada di pikiran Dongpal, Dongpal pun mendorong Chorim dan langsung ke dapur membuatkan Chorim teh.


Sambil minum teh, Chorim bertanya kapan mereka akan melakukannya. Dongpal pun berkata, mereka harus menikah terlebih dahulu baru bisa melakukan itu. Chorim tertawa, lalu menjelaskan kalau maksudnya pernikahan mereka. Kapan mereka akan menikah. Chorim takut Dongpal berubah pikiran.

"Kau anggap aku ini apa?" tanya Dongpal.


Ponsel Chorim tiba-tiba berdering. Pesan dari Gilja yang menyuruhnya pulang jika tak ingin gosip aneh beredar di lingkungan mereka.

Chorim pun kesal Gilja memperlakukannya seperti itu. Mengetahui itu pesan dari Gilja, Dongpal menyuruh Chorim pulang. Tapi Chorim minta diantar. Dongpal pun menolak dengan alasan sakit perut dan harus ke kamar mandi.


Begitu Chorim pergi, Dongpal pun bergegas mengeluarkan Jihyeok dari lemari.

Dongpal menyuruh Jihyeok makan mie yang dibawa Chorim karena mie instant yang tadi dimakan Jihyeok sudah dingin. Tapi Jihyeok mengaku sudah tidak lapar.

"Apa kau akan menikah dengan wanita itu?"

"Aku akan meminta persetujuanmu dulu."

"Aku baik-baik saja. Kau harus bahagia. Aku baik-baik saja, jadi jangan cemas." jawab Jihyeok, membuat Dongpal terdiam.


Roo Na sudah mulai kembali ke kantor. Di lift, para karyawan sibuk bergosip soal dirinya. Begitu pintu lift terbuka, Roo Na buru-buru keluar dari lift. Ia tak tahan dengan omongan seisi kantor.

Bersambung...

Ruby Ring Ep 47 Part 1

Sebelumnya...


Episode ini diawali dengan Roo Na yang stress memikirkan ancaman Yeonho serta Roo Bi yang sudah mulai bekerja di JM.


Tak lama kemudian, Gyeong Min keluar dari kamar mandi dan langsung naik ke tempat tidur. Ia mengaku lelah dan ingin tidur.

Roo Na membuka laci dan menemukan syal Roo Bi disana. Ia langsung bertanya pada Gyeong Min, kenapa syal itu belum dikembalikan tapi Gyeong Min sudah keburu tidur.


Setelah itu, Roo Na terkejut menemukan laptop Roo Bi sudah kembali berada di atas meja.


Jihyeok menghela nafasnya berulang kali saat memikirkan hubungan ayahnya dan Chorim.


Tak lama kemudian, Dongpal pulang, membawakan Jihyeok makanan. Tapi Jihyeok langsung pura2 tidur. Dongpal pun merasa bersalah karena tak bisa jujur soal Chorim.

Daepung pulang. Dongpal langsung memberi Daepung isyarat agar tidak berisik. Daepung melepas kaus kakinya. Dongpal pun reflek menutup hidungnya.

"Kau pasti habis berpesta kan sehingga kakimu bau?" tuduh Dongpal.

"Aku tidak berpesta. Aku dibanjiri pekerjaan. Aku ini pengusaha yang sibuk. Tapi fakta bahwa kakiku bau, berarti Wang Daepung masih hidup." jawab Daepung.

"Aku lapar." ucap Daepung lagi, lalu melirik makanan yang dibawa Dongpal. Dongpal pun melarang

Daepung menyentuhnya karena itu makanan untuk Jihyeok.

"Jika kau sangat peduli padanya, kenapa kau tidak memberitahunya soal si Tiang Kacang? Kapan kau akan memberitahu si Tiang Kacang soal dia?" tanya Daepung.

"Segera." jawab Daepung.


Beralih ke Roo Bi yang sedang menggoreng sesuatu. Sementara Gilja tampak mengaduk-ngaduk sesuatu di dalam panci dengan tangannya. Gilja lalu berteriak memanggil Chorim. Ia menyuruh Chorim mencoba sesuatu yang dibuatnya karena Roo Bi bilang rasanya asin.

"Yummy, ini enak. Aku menyukainya." jawab Chorim.

Chorim lalu bertanya, bisakah mereka benar2 menutup restoran di akhir pekan.

"Kita akan menutupnya dan menikmati waktu kita." jawab Gilja.

"Kau benar. Kita belum pernah menutup restoran di akhir pekan sejak kita memulai restoran." ucap Chorim.

"Komo, kau bisa pergi dan bersantai. Biar aku yang mengatur meja." jawab Roo Bi.

"Roo Na-ya, aku belum pernah melihatmu di dapur, memasak dengan celemek seperti itu." ucap Chorim.

Roo Bi pun tersenyum. Chorim lalu beranjak pergi.


"Kapan kedua menantuku akan datang?" tanya Gilja.

"Eomma, aku dan In Soo belum menikah." jawab Roo Bi.

"Aku sudah menanggap dia sebagai menantuku." ucap Gilja.

Gilja lantas mengajak Roo Bi membicarakan soal pernikahan. Roo Bi langsung berkata, mereka akan membicaraknnya nanti, bukan sekarang.


Bel berbunyi. Dongpal lah yang pertama kali datang. Roo Bi menyapa Dongpal. Ia memanggil Dongpal 'Ahjussi'. Chorim pun memarahi Roo Bi dan menyuruh Roo Bi memanggil Dongpal dengan panggilan Komo-bu.

Gilja pun terus menatap ke arah pintu. Sesekali ia melirik Dongpal dengan tatapan kesal, seolah tidak mengharapkan kehadiran Dongpal.


Tak lama kemudian, yang ditunggu-tunggu Gilja pun datang.

Gyeong Min mengaku, sengaja mengosongkan perutnya demi masakan Gilja. Gilja pun senang dan menyuruh mereka semua duduk. Roo Na diam saja, ia seperti terpaksa datang ke rumah ibunya.


Setelah semua berkumpul, Roo Bi langsung ke dapur membantu sang ibu. In Soo menyusul Roo Bi dan membantu Roo Bi memindahkan makanan dari dapur ke atas meja.


Saat makan siang, Chorim mengambilkan lauk untuk Dongpal. Gilja lagi-lagi menatap Dongpal dengan kesal.


Tapi ia kembali tersenyum ketika In Soo memuji masakannya. Soyoung memberitahu In Soo, kalau Roo Bi lah yang memasak makanan itu. In Soo pun memuji Roo Bi. Mereka semua tertawa.

Gilja yang merasa makanannya kurang banyak, meminta maaf pada Gyeong Min. Gyeong Min pun berkata, bahwa makanannya sudah lebih dari cukup.


In Soo menatap Roo Bi. Ia memuji masakan Roo Bi, bahkan menyuapi Roo Bi juga. Roo Na yang melihat itu pun kesal.


Gyeong Min menatap Roo Na.

"Kau tidak berselera?" tanya Gyeong Min.

"Aku hanya merasa butuh sedikit istirahat." jawab Roo Na, lalu masuk ke kamar.


"Ada apa dengannya? Dia nyaris tidak menyentuh makanannya." ucap Gilja.

"Dia sedikit mabuk saat perjalanan menuju kemari." jawab Gyeong Min.

"Mabuk? Apa mungkin dia hamil?" tanya Chorim.

Mendengar itu, Roo Bi terkejut.

"Aniya, Komo. Aniya." jawab Gyeong Min.


Roo Na mulai berbaring. Roo Bi menyusul Roo Na ke kamar dan mengunci pintu kamar.

"Kau tidak makan?" tanya Roo Bi.

"Aku tidak ingin melihatmu, jadi keluarlah." jawab Roo Na.

"Ini tidak seperti dirimu." ucap Roo Bi.

Roo Na pun bangun dan menatap kesal Roo Bi.

"Jadi menurutmu, aku harus seperti apa? Katakan." pinta Roo Na.

"Kau melunasi hutang adikmu, melunasi tagihan kartu kreditnya, dan membebaskannya dari penjara saat dia mabuk. Kau bekerja dan mendapat beasiswa untuk membayar kuliahku. Saat adikmu dihukum, kau memohon pada ibu agar berhenti menghukum adikmu. Seperti itulah dirimu." jawab Roo Bi.


"No... Roo Na no hugsi/Roo Na, apa mungkin...?" tanya Roo Na. Dia curiga, ingatan Roo Bi sudah kembali.

"Apa ini karena aku tidak meminta maaf? Kau tahu sendiri kan, aku tidak tahu caranya meminta maaf. Aku menyukai barang bermerek, suka menggoda para pria dan selalu membuat masalah. Dan kau masih mengharapkan permintaan maaf? Tidakkah kau pikir, itu terlalu berlebihan?" jawab Roo Bi.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau terus menghalangi jalanku?" tanya Roo Na.

"Apa aku butuh alasan? Seperti inilah Jeong Roo Na." jawab Roo Bi.

"Apa ingatanmu sudah kembali?" tanya Roo Na.

"Bahkan meskipun ingatanku kembali, apakah hidupku akan berubah? Aku pikir, akan lebih baik jika ingatanku tidak kembali. " jawab Roo Bi.

Roo Na tambah curiga.


"No... no..." Roo Na lalu memegang tangan Roo Bi, "Marebwa, apa ingatanmu sudah kembali?" tanyanya.

Roo Bi pun menepis tangan Roo Na.

"Kenapa kau sangat terobsesi pada ingatanku?" tanya Roo Bi.

"Terobsesi? Aku hanya mengkhawatirkan adikku." jawab Roo Na.

"Ani, ada sesuatu yang lain." ucap Roo Bi, membuat Roo Na tambah cemas.


Di luar, In Soo cemas karena Roo Bi dan Roo Na tak kunjung keluar dari kamar. Chorim pun mengira Roo Bi sedang menghibur Roo Na. Gilja meminta maaf atas insiden yang sudah diperbuat Roo Na. Gyeong Min pun berkata, masalahnya sudah selesai jadi Gilja tidak perlu khawatir. Soyoung lalu menyindir Dongpal. Ia merasa Dong Pal lah yang melewatkan sarapan pagi, bukan Gyeong Min. Chorim kesal dan menyuruh Dongpal makan yang banyak. In Soo tertawa.


Ketegangan antara Roo Bi dan Roo Na masih terus berlanjut. Roo Bi mengaku, bahwa ia merasa Roo Na seperti tidak ingin ingatannya kembali.

"Itu membuatku bertanya-tanya, mungkinkah kau sudah melakukan hal yang buruk padaku?" ucap Roo Bi.

"Naneun eonni-ya. Beraninya kau menuduhku seperti itu!" marah Roo Na.

"Tapi bukankah kau yang mengemudi hari itu? Kau membuat kita mengalami kecelakaan dan mengambil hidupku. Aku kehilangan satu tahun hidupku. Tidakkah kau merasa bersalah padaku?" jawab Roo Bi.

"Jadi begitu? Ini bukan karena ingatannya sudah kembali." batin Roo Na.

"Roo Na-ya." Roo Na ingin mengatakan sesuatu, tapi Roo Bi mencengkram tangannya.

"Aku membencimu! Aku ingin memaafkanmu. Aku berusaha menerima segalanya, tapi aku tidak bisa!" ucap Roo Bi.

Roo Na terkejut dan langsung menghempaskan tangan Roo Bi.


Tak lama kemudian, terdengar suara Gilja yang menyuruh mereka membuka pintu.

Roo Bi pun berjalan ke pintu, tapi sebelum berjalan ke pintu, ia meminta Roo Na berhenti mengatakan bahwa ia sudah menghancurkan karir Roo Na.

Begitu pintu dibuka, Gilja, In Soo dan Gyeong Min langsung masuk ke dalam.

Roo Bi pun pergi. In Soo bergegas menyusul Roo Bi.


"Ada apa, Roo Bi-ya? Apa yang dikatakan Roo Na padamu?" tanya Gilja pada Roo Na.

"Rubah kecil itu..." umpat Roo Na, lalu berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Kudengar kau mabuk saat menuju kemari. Jadi berbaringlah." ucap Gilja.

"Jusungeyo, eommoni." jawab Gyeong Min.

"Akulah yang seharusnya meminta maaf karena mengundangmu untuk melihat kekacauan ini." ucap Gilja.

Gilja lalu beranjak pergi. Setelah Gilja pergi, Gyeong Min menyuruh Roo Na bangun.


"Na eotteokhe? Roo Na bilang, dia membenciku. Dia tidak bisa memaafkanku karena aku sudah menghancurkan hidupnya." ucap Roo Na.

"Kau seharusnya tidak menyalahkannya atas insiden kemarin." jawab Gyeong Min.

"Gyeong Min-ssi, kenapa kau selalu membela dia!"

"Geumanhae. Demi ibumu. Itulah yang terbaik." ucap Gyeong Min.

Roo Na pun kian kesal.


In Soo menyusul Roo Bi ke taman. Tak lupa, ia membawakan Roo Bi kopi dingin.

"Mianhae karena aku sudah menghancurkan pertemuan keluarga." ucap Roo Bi.

"Aku baik-baik saja." jawab In Soo.

"Aku pikir aku baik-baik saja tapi ternyata tidak. Aku tidak berpikir, aku bisa melakukannya. Aku

membenci Roo Bi. Dia menghancurkan hidupku dan hidup bahagia dengan Gyeong Min. Itu

membuatku iri. Aku tidak tahu kenapa aku seperti ini tapi aku tidak bisa menahan diri." ucap Roo Bi.

In Soo pun memeluk Roo Bi.

Bersambung ke part 2.....