• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Different Dreams Ep 33-34 Part 1

Sebelumnya...


Hiroshi menatap kecewa Young Jin.

Hiroshi : Meski kau mengutukku dan caraku, aku sungguh menyayangimu.

Young Jin menunduk, tangisnya mengalir deras.


Young Jin lantas meraih cangkir yang ada di depannya.

Ia berniat meminum isi cangkir itu.

Dan Hiroshi menghentikannya. Hiroshi mencampakkan cangkir itu.

Young Jin langsung mengeluarkan pistolnya dan menodong Hiroshi.


-Ep 33, Perang Yang Semrawut-


Oda, Fukuda dan Matsuura di ruang interogasi.

Oda berdiri menghadap jendela.

Oda : Mari hentikan saja. Kita harusnya tidak memprovokasi.

Fukuda tak terima : Dokter Ishida setuju memberikan pernyataan. Mengenai mantan direktur diracun hingga mati dan keterkaitan Hiroshi. Dia mau bersaksi keduanya. Kita sudah sejauh ini, dan kau mau menyerah?


Oda berbalik, menatap Fukuda dan meminta Fukuda menuruti perintahnya.

Oda : Meski kau tidak mengakuinya, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan.

Setelah itu, Oda beranjak pergi.

Fukuda kesal terduga pembunuh ayahnya lolos.


Bukan cuma Fukuda, tapi Matsuura. Matsuura bahkan sampai menggebrak meja saking kesalnya.

Matsuura lalu menghadap ke Fukuda yang menatap keluar jendela.

Matsuura : Ini gila. Kita punya bukti dan juga saksi! Apa yang dilakukan Biro Urusan Hukum?


Mereka ternyata sudah berada di ruangan Fukuda.

Daiki, Matsuuda dan Taro juga lemas karena mereka gagal mengadili Hiroshi.

Matsuura : Apa ada kemungkinan Direktur Oda akan berubah pikiran?

Fukuda menggeleng.

Daiki : Apa kita akan baik-baik saja?


Fukuda berbalik, menatap rekan-rekannya.

Fukuda : Sementara ini, jangan pergi ke mana pun sendirian.

Matsuura : Aku tidak akan menyerah.

Matsuura lalu memutuskan kerja samanya dengan Fukuda.


Fukuda mengerti dan meninggalkan mereka tanpa bicara apa2 lagi.

Taro memanggil Fukuda, tapi Fukuda diam saja dan terus melangkah pergi.

Matsuura memerintah anak buahnya agar tetap waspada dan bersenjata lengkap.

Daiki ingin tahu rencana Matsuura.

Matsuura : Ini akan berubah menjadi perang yang semrawut. Jika kita tidak menyerang lebih dahulu, mereka akan menaklukkan kita.


Di kelab, Nyonya Yoo memarahi Miki.

Nyonya Yoo : Apa situasi ini lucu bagimu?

Miki : Apa maksudmu?

Nyonya Yoo : Jika ketahuan membantu mata-mata, mereka tidak hanya akan menutup Kelab Gyeongseong.

Miki : Siapa bilang aku membantu mata-mata? Jangan asal menyimpulkan. Selain itu, jika Young Jin sebenarnya mata-mata, siapa yang akan mendapat masalah paling besar?

Nyonya Yoo : Menurutku, jelas Direktur Hiroshi.

Miki : Jangan tertipu muslihat Matsuura.

Nyonya Yoo : Tidak akan.

Miki : Dan kita tidak akan mengumpulkan atau menjual intel untuk saat ini. Kau membuang semua yang ada di tempat penyimpanan kita, bukan?

Nyoya Yoo : Ya.

Miki : Jika kau mengikuti petunjukku, kau dan Kelab Gyeongseong akan aman.


Miki beranjak pergi. Nyonya Yoo tanya, Miki mau kemana. Miki hanya berkata, mau menemui temannya.

Nyonya Yoo penasaran apa yang direncanakan Miki sebenarnya.


Miki berdoa di kuil.

Pikirannya tertuju pada Fukuda yang memintanya untuk bersiap2. Fukuda bilang, ia yang berikutnya akan diinterogasi.

Won Bong dan Young Jin datang. Mereka melihat Miki berdoa.


Selesai berdoa, Miki pun menemui Young Jin dan Won Bong.

Young Jin : Apa yang kau doakan?

Miki : Kebahagianmu.

Young Jin tersenyum mendengarnya.

Won Bong berterima kasih karena Miki sudah mau meluangkan waktu untuk mereka.

Miki : Banyak yang mencarimu di Gyeongseong, jadi, kupilih di sini. Para detektif, yang memburu kalian, berusaha keras melacak kalian.

Young Jin : Tapi semua orang di Kelab Gyeongseong aman, bukan?

Miki : Nyonya Yoo diinterogasi atas apa yang terjadi pada Murai dan Jaksa Fukuda mencurigaiku.


Miki lantas teringat sesuatu tentang Fukuda.

Miki : Kalian mungkin belum mendengar beritanya. Ayah Jaksa Fukuda dibunuh.

Young Jin terkejut mendengarnya.

Miki : Pembunuhnya kapten tentara yang aktif bertugas. Menurut kabar, dia satu faksi dengan Hiroshi.

Won Bong : Apa itu berarti Hiroshi kemungkinan terkait dengan pembunuhan itu?

Miki : Aku belum sepenuhnya yakin, tapi dia salah satu anggota inti Faksi Imperial Way. Bahkan jika bukan dia yang memerintahkan langsung, dia setidaknya tahu tentang itu.

Young Jin : Bagaimana dengan Jaksa Fukuda? Apa dia baik-baik saja?

Miki : Dia sedikit berubah. Aku bingung mengatakannya. Dia seperti pisau tajam yang dicelupkan ke dalam es untuk waktu yang lama. Eonni, kau harus berhati-hati.


Miki kemudian menatap Won Bong.

Miki : Omong-omong, kau bilang ingin meminta bantuan. Apa itu?

Won Bong pun mengeluarkan amplop dari balik mantelnya dan memberikannya ke Miki.

Won Bong : Ini daftarnya. Kami perlu mencari cara mengumpulkan orang-orang ini di satu tempat.

Young Jin : Jika terlalu berbahaya, kami bisa mencari solusi lain.

Miki : Tidak apa-apa. Akan kuusahakan. Mungkin butuh sedikit waktu.

*Kalo sampe Fukuda kenapa2, sy yakin Young Jin bakalan terguncang. Pas denger Jung Im nembak Fukuda aja, dia langsung kepikiran Fukuda, kan? Dan sekarang dia tahu soal ayah Fukuda, dia kembali mencemaskan Fukuda.  Akhirnya sy memutuskan masuk tim FuJin (Fukuda-Young Jin). Lebih baperan FuJin sih menurut sy. Fukuda jatuh cinta pada Young Jin, pada pandangan pertama. Lalu perasaannya makin lama makin dalam. Sampe akhirnya dia tahu, Young Jin adalah mata2 yang dikirim KPG. Kebayang kan patah hatinya Fukuda kayak apa. Udah cintanya bertepuk sebelah tangan, eeeh si Fukuda harus nerima kenyataan pahit kalau Young Jin si Bluebird yang dia cari2. Abis itu, bapaknya yang berusaha menghentikan perang antar Jepang-Joseon, dibunuh. Dan pembunuhnya kemungkinan Hiroshi, ayah angkat Young Jin. Gk heran laah Fukuda bisa berubah sedrastis itu. Sy jd inget drakor The Princess Man. Buat yg pernah nonton, pasti tahu kan sekecewa apa Kim Seung Yoo saat tahu siapa Se Ryung, gadis yg dicintainya.  Seung Yoo pun memusuhi Se Ryung untuk beberapa saat. Semoga Fukuda-Young Jin endingnya gk bermusuhan. Meski mereka gk bersama, tapi sy harap mereka bisa sedekat dulu. Seandainya Ju Hwan yg jadi lead male di drama barunya Mbak Yo Won...

Oke lanjut...


Miki sudah pergi. Won Bong berjalan bersama Young Jin.

Young Jin : Apa menurutmu Direktur Hiroshi benar-benar tahu? Tentang pembunuhan ayah Jaksa Fukuda.

Won Bong : Hal itu tidak bisa dilakukan tanpa perintah atau persetujuan.

Fukuda : Aku tidak pernah menyangka akan bermusuhan dengan Fukuda.


Won Bong pun memegang lengan Young Jin dan berhenti berjalan.

Won Bong menatap Young Jin.

Won Bong : Kau tidak punya alasan untuk merasa bersalah.

Young Jin : Aku baru sekali memanggil Direktur Hiroshi "Ayah". Itu hari saat dia menerima medali. Aku berusia tujuh tahun. Pagi-pagi sekali hari itu, dia memintaku berjanji akan memanggilnya "Ayah" dalam bahasa Korea sekali saja saat diperkenalkan olehnya. Aku menggelengkan kepalaku. Lalu dia dengan kuat mencengkeram pundakku dan mengatakan ini. "Sekali saja sudah cukup." "Lakukan sekali ini saja, dan kau tidak perlu memanggilku 'Ayah' lagi."

Won Bong : Aku sungguh berpendapat terlalu berbahaya bagimu untuk bertemu Direktur Hiroshi empat mata. Dia mungkin menunggumu dengan para detektif siap menyergap.

Young Jin : Untuk menangkapku dan membawaku ke pengadilan? Dia takut orang lain tahu tentang aku. Dia merahasiakannya bahkan dari bawahannya, kecuali ajudan dekatnya. Maksudku, lihat apa yang terjadi pada Murai.

Won Bong : Jika kau harus pergi, pastikan kau membawa pistolmu. Aku akan membereskan sisanya.

Young Jin : Tapi akankah aku sanggup menembaknya?


Di ruangannya, Hiroshi minum teh sambil mengingat kata2 Maru soal Young Jin.

Maru : Aku bertemu Nona Lee. Dia bilang akan datang kemari untuk bertemu dengan Anda, Pak. Dia mungkin akan datang malam ini.


Hiroshi lalu membuka tutup teko tehnya.

Di tutup tekonya, terselip bungkusan kecil yang berisi obat.

Hiroshi lantas menuangkan serbuk obat itu ke dalam teko.

*Omo, dia mau ngeracunin Young Jin!


Young Jin akhirnya tiba di kediamannya. Namun ia tak langsung masuk ke dalam.


Ia teringat momennya bersama Hiroshi.


Hiroshi juga mengingat kenangan itu, serta saat ia tahu Young Jin lah yang menembak Murai dan Young Jin adalah Bluebird.


Tak lama kemudian, Young Jin datang. Hiroshi langsung menyuruh Young Jin duduk.

Bersambung ke part 2....

Dan, Only Love Ep 4 Part 4

Sebelumnya...


Dan mengajak Yeon Seo ke Kuil Dopyeong, dimana sedang ada festival lentera mengapung disana.

Yeon Seo : Kupikir kau percaya pada dewa lain. Kau bilang soal dewa di langit dan kita tampak bodoh di matanya.

Dan : Kita adalah dunia. Dewa menyayangi semua orang.

Yeon Seo : Membuat permohonan sungguh tidak berguna.

Dan : Hidupmu adalah lambang tidak adanya kebajikan. Kau harus memohon berkat.

Yeon Seo : Kenapa aku menjadi buta jika cara itu berhasil?

Dan : Kau tidak punya iman.

Dan mengajak Yeon Seo masuk.


Sampai di dalam, mereka ketemu Kang Woo.

Tidak seperti biasanya, Kang Woo bersikap ramah ke Dan.

Sikap Dan juga sedikit aneh. Seperti pertemuan mereka sudah direncanakan.

Kang Woo tanya, alasan Dan dan Yeon Seo datang ke kuil.

Dan bilang mereka akan membuat permohonan di lentera mengapung.

Dan menanyakan hal yang sama

Kang Woo : Aku kemari untuk menyapa temanku. Abu temanku disimpan di sini 15 tahun silam. Ini hari peringatan kematian temanku.

Penjaga kuil teriak,

"Pangggilan terakhir untuk lentera mengapung. Masih tersisa dua lentera."

Yeon Seo : Sampai jumpa.

Dan : Mau bergabung bersama kami?

Dan memesan dua kertas.

Yeon Seo protes, kau bahkan tidak menanyai Pak Ji.

Kang Woo : Aku mau.


Yeon Seo duduk di kuil.

Sementara Kang Woo sedang menulis permohonannya di kertas.

Dan menunggu mereka diluar.

Selesai menulis permohonannya, Kang Woo pun duduk di sebelah Yeon Seo dan memasukkan permohonannya ke dalam lampion.

Kang Woo : Kau tidak akan menulis permohonan?

Yeon Seo : Aku tidak tahu harus menulis apa. Aku tidak punya permintaan.

Kang Woo : Kalau begitu, tulis permintaan yang paling umum. Buatlah permohonan agar bahagia.

Yeon Seo : Kau menulis permohonan yang sama?

Kang Woo tidak menjawab dan hanya tersenyum.


Kang Woo lalu menoleh ke Dan. Dan Dan pun menatap Kang Woo.

Mereka lantas teringat rencana mereka sebelumnya.

Flashback...


Rupanya Dan sempat bicara dengan Kang Woo kemarin di Fantasia setelah ia melihat Yeon Seo dan Kang Woo debat di jalanan.

Kang Woo terkejut Dan mau membantunya.

Dan : Ya. Jika kau butuh bantuan, katakan saja kepadaku. Aku akan berusaha keras.

Kang Woo : Kalau begitu, terima kasih. Aku berjanji untuk membalas kebaikanmu.

Dan : Kau tidak perlu membalas bantuanku. Pastikan saja Yeon Seo mendapatkan posisinya kembali.

Dan lalu bicara dalam hatinya.

Dan : Saat itu terjadi, wajar jika kalian menghabiskan waktu bersama.


Lalu malamnya, Kang Woo ke rumah Yeon Seo hanya untuk menemui Dan. Mereka bicara di mobil Kang Woo tanpa sepengetahuan Yeon Seo.

Dan : Kuil? Aku lebih memilih tidak ke sana.

Kang Woo : Ada festival lentera mengapung pada hari itu. Buatlah permohonan sebelum hari penting.

Dan mendengus, astaga.

Kang Woo : Kau bilang akan membantuku. Yeon Seo tidak menjawab teleponku dan mengabaikan pesanku. Kita harus merekayasa suatu kebetulan.

Flashback end...


Proses mengapungkan lentera akan segera dimulai. Semua orang langsung keluar dari kuil dan menuju ke lokasi pengapungan.

Namun Yeon Seo kehilangan sepatunya.

Dan dan Kang Woo sibuk mencarikan sepatu Yeon Seo tapi tidak ketemu.

Dan : Sepatumu dicuri atau tidak, orang itu pasti belum jauh. Aku akan menangkap mereka. Tunggu di sini.

Dan bergegas pergi.


Terdengar pengumuman kalau proses mengapungkan lentera akan dimulai 10 menit lagi.

Kang Woo pun menyuruh Yeon Seo naik ke punggungnya tapi Yeon Seo memilih menunggu Dan.

Kang Woo : Jika kita melewatkan waktu, ini akan sia-sia. Bagaimanapun, kau harus melakukannya di waktu yang tepat.

Yeon Seo pun tak punya pilihan lain selain menurut.


Sementara Dan, dia memang sengaja meninggalkan Yeon Seo bersama Kang Woo.

Sudah bisa ditebak, sepatu Yeon Seo disembunyikan oleh Dan agar Yeon Seo bisa bersama Kang Woo.


Kang Woo menggendong Yeon Seo ke lokasi pengapungan.

Kang Woo : Jangan tegang. Aku lebih kesulitan jika tubuhmu sangat tegang.

Yeon Seo : Aku ingin turun. Turunkan aku.

Kang Woo : Bertahanlah. Kita hampir tiba.

Lalu tiba2 lampion yang digantung di sekitar mereka menyala.

Kang Woo dan Yeon Seo terpana melihatnya.


Dan kemudian datang membawa sepatu Yeon Seo. Ia terdiam saat melihat Yeon Seo dan Kang Woo.

Kang Woo menurunkan Yeon Seo.

Lalu ia menggelar saputangannya di atas pasir, agar diinjak Yeon Seo supaya kaki Yeon Seo tidak kotor.

Kang Woo : Konferensi pers itu. Katakan jika kau belum siap melakukannya. Kau tidak perlu melakukannya. Serta soal pertunjukan itu, aku akan menundanya hingga kau siap. Maaf soal tempo hari. Tapi aku ingin kau memahami ini. Hidup yang kau sia-siakan bisa saja adalah hal yang sangat diinginkan oleh seseorang.

Yeon Seo : Apa orang itu adalah teman yang kau kunjungi?

Kang Woo diam saja.

Kang Woo lalu mengambil lampion di tangan Yeon Seo.


Yeon Seo meraih ponselnya dan menghubungi Dan.

Yeon Seo : Kau dimana? Kenapa tidak datang? Aku ada di dekat sungai.

Dan : Aku menemukan sepatumu. Aku akan menuju ke sana.

Kang Woo pun menyuruh Yeon Seo mengapungkan lenteranya.


Dan pun teringat permintaannya pada Kang Woo untuk membuat Yeon Seo bahagia.

Dan : Bantulah dia menemukan cinta sejatinya. Aku memohon agar cinta sejatinya adalah orang yang lebih mulia daripada malaikat sesungguhnya.

Dan tersenyum.


Paginya, Fantasia menggelar konferensi pers Yeon Seo.

Roo Na sibuk menyiapkannya.

Kang Woo datang dan memarahi Roo Na.

Roo Na : Aku diberi tahu bahwa dia berjanji akan hadir. Dewan direksi juga diberi tahu soal itu. Aku diminta melanjutkan rencana.

Kang Woo : Tidak, aku yakin hanya Pimpinan. Atau Direktur Umum.

Bu Choi datang.

Bu Choi : Benar. Aku melarang dia membatalkannya. Seingatku, kau sangat ingin bekerja bersama Yeon Seo. Sepertinya tidak ada masalah.

Kang Woo kesal dan langsung meninggalkan mereka.


Kang Woo menghubungi Yeon Seo.


Konferensi pers dimulai. Bu Choi senang karena Yeon Seo tidak datang.

Bu Choi : Maaf, sayangnya Nona Lee Yeon Seo mengalami kondisi mental yang sangat parah.

Tapi Yeon Seo tiba2 datang.

Ia berjalan sendiri, menuju meja konferensi pers dengan anggunnya.

Bu Choi dan Pak Geum ternganga.

Kang Woo tersenyum menang. Bu Choi menatap kesal Kang Woo.


Yeon Seo lalu duduk di mejanya.

Yeon Seo : Annyeong haseyo, Balerina Lee Yeon Seo imnida.  Penari adalah orang yang bicara melalui tubuhnya. Sepertinya aku tidak perlu bicara banyak. Penglihatanku telah kembali dan tidak

ada masalah dengan tubuh dan pikiranku. Aku akan membahas lebih detail dengan tarianku dalam penampilan kembaliku.

Ni Na menatap ibunya dengan wajah tegang.


Usai konferensi pers, Yeon Seo langsung meninggalkan ruangan. Bu Choi mengejar Yeon Seo. Pak Geum dan Roo Na mengejar Bu Choi.

Bu Choi marah.

Bu Choi : Selama ini kau baik-baik saja, bukan? Kau melakukan ini untuk membodohiku, bukan?

Yeon Seo : Sekarang kau perwakilan hukumku, bukan?

Bu Choi : Kenapa kau bertanya?

Yeon Seo menatap Roo Na.

Yeon Seo : Aku akan membatalkan itu dahulu. Batalkan posisi itu. Bisakah kau menyiapkan susunan manajemen yayasan, lalu memberikannya kepadaku, Roo Na?

Bu Choi : Sekalipun melihatnya, kau tidak akan paham.

Yeon Seo : Kalau begitu, buatlah tampak mudah dan akurat.

Bu Choi : Maksudmu, kau ingin mengeklaim kembali Fantasia?

Yeon Seo : Bukan "kembali". Kembalikan kepadaku. Fantasia memang milikku. Segeralah mengurusnya.


Yeon Seo beranjak pergi.

Dia ingat kata2 Dan padanya sebelum datang ke konferensi pers itu.

Flashback...


Dan : Aku menerima telepon dari Pak Ji Kang Woo. Mereka akan melaksanakan konferensi pers itu. Haruskah aku memasang stiker jejak kaki di sana? Atau kita bisa datang bersama...

Yeon Seo : Aku harus datang sendirian. Jika tidak, mereka akan melakukan apa pun untuk mengecamku.

Dan : Meski begitu, cara berjalanmu belum sempurna.

Yeon Seo : Aku pasti bisa. Tapi berikan itu kepadaku. Saputangan. Saputangan yang kau ikatkan di pergelangan tanganku. Saputangan yang kau beri mantra. Aku akan menganggapnya sebagai dirimu.

Flashback end...


Kamera menyorot saputangan Dan di pergelangan Yeon Seo.


Bu Choi menatap kesal Yeon Seo.


Sekarang Yeon Seo dan Dan duduk di sebuah tangga.

Dan menuangkan wine ke gelasnya dan gelas Yeon Seo dan mengajak Yeon Seo merayakannya.

Yeon Seo mengambil gelasnya, lalu memejamkan matanya.

Melihat itu, Dan cemas. Ia fikir, Yeon Seo merasa sakit lagi.

Yeon Seo : Gomapta, Kim Dan.

Dan terkejut Yeon Seo berterima kasih padanya.

Yeon Seo membuka matanya dan menatap Dan.

Yeon Seo : Semua ini berkatmu.  Terima kasih. Aku serius.

Dan mengelus kepala Yeon Seo.

Dan : Kau yang melakukan ini. Bagus. Kau sangat hebat.

Dan mengajak Yeon Seo bersulang.


Kang Woo keluar dengan terburu2 dari dalam gedung Fantasia.

Kemudian, ia menerima SMS dari Dan.

"Kami ada di panggung terbuka. Cepat kemari."


Yeon Seo latihan jalan lagi.

Ia senang sudah bisa berjalan normal kembali.


Yeon Seo lalu kembali duduk di sebelah Dan. Dan pun tepuk tangan untuk Yeon Seo.

Dan : Kau benar-benar tidak membutuhkanku lagi. Selesai sudah. Tidak ada yang harus kulakukan karena kondisimu membaik dan menjadi lebih bahagia. Dasar Berisik. Sekarang berjalanlah dengan bebas. Menarilah dan luapkan rasa marahmu.

Yeon Seo : Itu permintaanmu?

Dan : Tentu saja bukan. Masih tersisa dua permintaan. Aku harus menyimpannya.

Yeon Seo : Aku tahu permintaanmu.

Dan : Bagaimana kau bisa tahu?

Yeon Seo : Pejamkan matamu.

Dan :  Kenapa?

Yeon Seo : Aku akan mengabulkan permintaanmu. Cepat, sebelum aku berubah pikiran.

Dan : Kurasa kau sangat aneh. Kau tidak mungkin mengetahuinya.

*Gara2 Bu Jung niii... si Yeon Seo jd mikir Dan beneran suka sama dia...


Dan memejamkan matanya.

Lalu Yeon Seo mulai mendekatkan badannya ke Dan.

Yeon Seo mendekatkan wajahnya ke Dan, seperti mau mencium Dan.

Dan yang kelamaan menunggu pun membuka matanya dan menoleh tiba2, hingga tak sengaja mencium Yeon Seo.

Mereka pun sama2 kaget.

Yeon Seo : Aku hendak memberimu hadiah di pipimu. Kenapa kau menoleh?


Tak lama kemudian, Dan mencium Yeon Seo.

Gambar di saputangan Dan pun langsung bersinar saat Dan mencium Yeon Seo.

Dari kejauhan, Kang Woo marah melihatnya.

Lalu ia teringat masa lalunya saat kekasihnya dibunuh di depan matanya.

Flashback...


Kang Woo melihat kekasihnya bergelantungan menahan sakit.

Lalu sang kekasih seketika jatuh ke pelukannya dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

Kamera menyorot wajah kekasih Kang Woo. Kekasih Kang Woo berwajah sama dengan Yeon Seo.

Setelah menyorot wajah kekasih Kang Woo, kamera menyorot gambar di cincin Kang Woo yang sama dengan gambar di saputangan Dan.

Flashback end...


Kamera kembali menyoroti cincin Kang Woo.

Setelah itu, kamera menyoroti bayangan Kang Woo. Kang Woo tiba2 mengeluarkan sayap! *Omo....


Kang Woo menatap tajam ke arah Dan yang masih mencium Yeon Seo.

Bersambung....