• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Great Show Ep 15 Part 2

Sebelumnya....


Soo Hyun dan Dae Han mulai berjalan meninggalkan rumah. Dae Han sudah kembali memakai jaket kampanye nya.

Soo Hyun : Aku tahu kau kesal tapi kita bisa apa lagi? Debat hari ini penting bagimu dan aku.

Dae Han : Kau benar, ini akan menjadi medan perang terbesar pemilu ini.

Soo Hyun : Sunbae, Jung Woo akan membantu pindahan. Kau harus fokus menyiapkan debat. Aku yakin mereka sangat bertekad.

Dae Han : Kau benar. Kau mengenalku. Aku salah satu pendebat terbaik di negeri ini.


Sekarang,, Dae Han sudah berada di lokasi kampanye nya bersama para pendukungnya.

Dae Han : Ayah Nasional. Kandidat Nomor 4! Siapa nama kandidatnya?

"Wi Dae Han! Wi Dae Han!"

Dae Han : Aku tidak bisa mendengar kalian.

"Wi Dae Han! Wi Dae Han!"

Dae Han : Benar. Namaku Wi Dae Han. Setelah menjadi ayah empat anak, aku menyadari bahwa aku bukan satu-satunya orang hebat. Kalian, yang berkeringat darah dan meneteskan air mata untuk melindungi keluarga kalian benar-benar mulia dan berharga, pahlawan masa kita!

"Pahlawan Nasional, Wi Dae Han! Pahlawan Nasional, Wi Dae Han!"


Bong Joo lalu berbisik, bahwa mereka harus mengakhiri kampanye mereka sekarang dan mempersiapkan debat.


Sambil menyantap makan siangnya, Joon Ho mendengarkan strategi Reporter Nam.

Reporter Nam : Kuncinya adalah debat satu lawan satu. Kau tidak perlu terlalu memedulikan Ha Beom Soo.

Joon Ho : Kenapa?

Reporter Nam : Wi Dae Han akan mengurusnya. Jika melampaui Ha Beom Soo, dia akan berada di posisi pertama.

Joon Ho : Benar.


Reporter Nam : Di sisi lain, kita harus mengincar Wi Dae Han. Ingat pria di samping anak-anak kemarin? Aku ingat siapa dia.

Joon Ho : Siapa?

Reporter Nam : Ayah kandung anak-anak.

Joon Ho : Kukira ayah mereka menghilang.

Reporter Nam : Ya, dan dulu dia detektif kekerasan. Aku melihat fotonya saat menyelidiki Wi Dae Han.

Joon Ho : Ini waktu yang aneh untuk kembali demi anak-anaknya.

Reporter Nam : Aneh, bukan? Bagus bagi kita. Ini akan menjadi titik serangan yang bagus untuk Wi Dae Han.


Dae Han juga fokus mendengarkan arahan Bong Joo.

Bong Joo : Lihat. Siapa yang harus kau incar?

Dae Han : Kenapa kau bertanya? Sudah jelas Ha Beom Soo.

Bong Joo : Kau benar. Kalian berdua saat ini seri di peringkat pertama survei. Lalu bagaimana dengan Ha Beom Soo?

Dae Han : Tentu saja dia akan mengincarku.

Bong Joo : Kalau begitu, siapa yang menjadi target Kang Joon Ho?

Dae Han : Ha Beom Soo. Joon Ho dan aku sama-sama independen. Dia tidak akan mengincarku.

Bong Joo : Salah! Karena kau  akan menyerang Ha Beom Soo, Kang Joon Ho kemungkinan akan mengincarmu.

Dae Han : Posisiku dua lawan satu?

Bong Joo : Salah.


Dae Han : Kenapa aku salah lagi?

Bong Joo : Posisimu tiga lawan satu. Kau juga target Kim Hye Jin.

Dae Han : Kenapa dia mengincarku?

Bong Joo : Kim Hye Jin di peringkat keempat dalam peringkat penerimaan, yang berarti dia tidak punya kesempatan memenangi pemilihan. Bukankah Kang Kyung Hoon akan menyatukannya dengan putranya? Kang Joon Ho dan Kim Hye Jin akan bersatu dan menyerangmu sampai kau jatuh ke tanah. Untuk menciptakan dua kandidat kuat, Ha Beom Soo dan Kang Joon Ho.

Dae Han : Ko Bong Joo! Terkadang kau memiliki wawasan yang tajam.

Bong Joo : Aku selalu bijaksana. Kau tidak pernah mendengarkan.


Dae Han lalu berdiri dan menatap skema strategi yg dibuat Bong Joo di papan.

Dae Han : Maksudnya, posisiku satu melawan tiga.

Bong Joo : Satu lawan tiga? Tidak masalah.


Dae Han : Hei, Ko Bong Joo. Aku belum mengatakan ini, tapi aku baik-baik saja setelah melawan 1 melawan 17.

Bong Joo : Aku yakin kau salah satu dari 17.

Dae Han : Lihat? kau sangat bijaksana.


Kyung Hoon memberikan berkas2 pada Hye Jin.

Kyung Hoon : Bicara soal kebijakan di debat tidak akan berdampak pada tren pemilihan suara. Kau butuh ini untuk mengalahkannya.

Hye Jin : Dengan ini, kita bisa menyingkirkannya dari pemilu.


Jung Woo membantu adik2 Da Jung pindahan. Tak mengepel lantai, sementara si kembar menyusun mainan mereka di rak. Jung Woo memasukkan barang2 ke dalam.


Selesai beres2, Tak video call-an dgn Da Jung yg sendirian di rumah. Da Jung tersenyum melihat si kembar dan Jung Woo asyik bernyanyi.

Tak  : Kami sudah selesai pindah. Jaga saja Dreamy.

Da Jung : Kakak tidak tahu punya adik pria akan membuat kakak lega.

Tak : Terserah. Aku kehabisan data. Aku akan tutup teleponnya.


Begitu Tak memutus video call-an mereka, Da Jung langsung merasa kesepian.

Diluar, Dong Nam bicara dgn seseorang di telepon.

Dong Nam : Aku datang ke Chuncheon bersama anak-anak. Da Jung berada di tempat Wi Dae Han. Ya. Aku akan menunggu teleponmu.


Malamnya, acara Debate dimulai dgn bintang tamu Ha Beom So, Hye Jin, Joon Ho dan Dae Han.

Seorang pria yg menjadi pemandu acara, membuka acara.

"Selamat datang, hadirin sekalian. Tepat 13 hari lagi, kita akan mengadakan pemilu ke-21. Hari ini, kami telah menyiapkan episode khusus pemilu dengan kandidat dari Jungang-gu di Kota Inju, untuk mengadakan debat panas. Karena kesuksesan besar dari dua kandidat independen, yang dijuluki sebagai Putra Nasional dan Ayah Nasional, Jungang-gu, Kota Inju kini disebut sebagai Distrik Nasional di antara pengguna daring. Ini memang distrik paling diincar untuk pemilu ini. Distrik ini juga memiliki hubungan yang khusus dengan program kami. Kebetulan, tiga dari empat kandidat berasal dari program kami."


Mendengar itu, Ha Beom Soo protes.

"Pak Pemandu Acara, apa anda berusaha mengucilkanku karena aku bukan dari program ini?"


Da Jung dan ortu Soo Hyun yg menonton di restoran langsung tertawa.

Pak Jung : Jika kesal karena hal-hal kecil, dia tidak akan jadi tokoh hebat.

Da Jung : Tepat sekali. Sepertinya tidak ada yang punya potensi sebesar ayahku.

Ortu Soo Hyun langsung menggoda Da Jung.

Bu Yang : Sekarang kau memanggilnya ayah alih-alih Paman Wi?

Pak Jung juga ikut tertawa.


Keempat kandidat mulai menyampaikan janji2 mereka jika terpilih sbg anggota dewan.

Ha Beom Soo : Seperti yang kalian tahu, aku bertugas sebagai Menteri Lahan, Infrastruktur, dan Transportasi. Jika kalian memilihku, Ha Beom Soo, selama masa jabatanku, akan kupastikan Kota Inju adalah kota pertama yang menikmati Kereta Ekspres yang menghubungkan pinggiran kota ke ibu kota melalui Kota Inju.

Di ruangannya, Pak Baek tanya ke asistennya hasil suara sementara. Ia pun kesal saat tahu suara Ha Beom Soo dan Dae Han sama.


Hye Jin : Aku akan mencoba mengundang sekolah bagus, seperti sekolah kebutuhan khusus dan sekolah internasional, dan mengembangkan perpustakaan kota kita untuk memastikan Kota Inju dan Jungang-gu menjadi kota pendidikan bergengsi.

Joon Ho : Aku akan membangun lokasi syuting film dan drama dan menggabungkan semua infrastruktur di wilayah kita. Aku akan mengubah Kota Inju dan Jungang-gu menjadi lembah media untuk menciptakan peluang bagus yang diinginkan anak muda.


Kyung Hoon yg menonton di ruangannya, tanya ke asistennya soal anak2.

"Mereka pindah ke Chuncheon hari ini."

"Kita harus membuat masalah agar dia tidak kesepian." jawab Kyung Hoon.


Dae Han : Masalah transportasi, pendidikan, dan pekerjaan yang kandidat lain sebutkan sangat penting. Namun, saat tinggal bersama empat anak, aku menyadari bahwa tidak ada yang lebih penting dari tempat kalian makan, mengobrol, belajar, dan tidur.

Pak Jung : Itu dia. Bagus.

Dae Han : Karena itulah aku hanya menyiapkan satu janji, alih-alih hal mewah. Rumah yang lebih baik, dengan harga yang lebih murah.  Aku akan menganggap tujuan ini sebagai prioritas pertamaku dan berusaha maksimal untuk mewujudkannya.

Pak Jung : Sudah kuduga. Wi Dae Han, pria itu...


Pak Jung melirik Da Jung.

Pak Jung : Ayahmu pandai berkata-kata.

Jung Woo datang. Da Jung menyuruh Jung Woo bergegas karena acara debat sudah dimulai.

Jung Woo : Aku menontonnya di perjalanan. Ini saatnya untuk Debat Pribadi. Ayah mertuaku punya penampilan dan keahlian berbicara.

Da Jung : Dia buat yang lain tampak buruk.

Kembali ke acara debat, dimana host mempersilahkan kandidat untuk saling bertanya satu sama lain.

"Mari mulai dengan Kandidat Ha Beom Soo."


"Ya. Aku ingin bertanya kepada Kandidat Wi Dae Han. Rumah yang lebih baik dengan harga yang lebih murah, apa ini mungkin?"

Dae Han : Aku tidak tahu apa gunanya pertanyaan anda, Pak.

Pak Ha : Negara kita bukan negara komunis. Aku bertanya, bagaimana anda bisa menyediakan rumah yang lebih baik dengan harga yang lebih murah?

Dae Han : Setahuku, memperbanyak keberadaan apartemen upah rendah itu salah satu kebijakan utama partai anda. Apa itu menjadikan Partai Progresif sebagai partai komunis? Bagaimana itu sama dengan janji anda?

Pak Ha : Anda bilang anda ingin menyediakan rumah lebih baik dengan harga lebih murah!

Dae Han : Apa maksud anda apartemen upah rendah bukan rumah bagus?

Pak Ha : Tidak, bukan itu maksudku...


Dae Han : Tentu saja, tidak bisa kusediakan apartemen 231 meter persegi anda dengan harga murah. Aku bukan Superman!

Pak Ha : Tidak, bukan itu maksudku...

Dae Han : Sebentar. Anda terus berkata, "Bukan itu maksudku." Tapi entah pengertianku atau logika anda yang menjadi masalah, aku yakin pemirsa bisa menilainya.


Pak Baek yg melihat itu kesal luar biasa pada Pak Ha.


Kali ini giliran Joon Ho. Joon Ho ingin bertanya pada Dae Han.

Joon Ho :  Pertanyaanku adalah...

Joon Ho teringat percakapannya dgn Reporter Nam sebelumnya.

Flashback...


Joon Ho : Apakah akan membantu menyebutkan bahwa ayah anak-anak membawanya ke Chuncheon?

Reporter Nam : Kenapa tidak? Dia memanfaatkan anak-anak untuk membentuk citra Ayah Nasional, dan kini dia mencampakkan mereka, setelah ayah kandung mereka muncul. Kecuali putri kandungnya.

Reporter Nam yakin Joon Ho akan menyerang Dae Han dgn itu.

Joon Ho : Tentang janji rumah anda. Semungkin apa itu? Aku ingin bertanya tentang metodologi realistis.


Sontak Reporter Nam kesal Joon Ho tidak menyerang Dae Han.

Dae Han : Masalah ini juga sesuatu yang kita bahas saat kita menjadi panelis di acara ini.

Joon Ho : Ya, aku ingat.

Dae Han : Anda bilang program kupon perumahan akan menjadi metodologi yang lebih baik, alih-alih menyediakan apartemen upah rendah.

Joon Ho : Ya. Aku bilang begitu. Aku masih yakin itu.

Dae Han : Ya. Dan aku bisa melihat lebih luas masalah penyediaan rumah melalui diskusi itu dengan anda. Dan kurasa aku bisa menepati janjiku jika kita memakai program kupon perumahan untuk mengatasi masalah apartemen upah rendah.


Terakhir giliran Hye Jin. Namun ternyata target Hye Jin bukan Dae Han tapi Pak Ha.

Ternyata berkas yg diberikan Kyung Hoon adalah untuk menjatuhkan Pak Ha.

Hye Jin : Anda melakukan perjalanan dinas ke Singapura bulan Oktober tahun lalu, bukan?

Pak Ha : Ya, Singapura terkenal dengan perencanaan kota. Aku datang untuk mengamati itu.

Hye Jin : Kudengar anda  juga mengamati kasino mereka.

Pak Ha : Kasino? Entah apa maksud anda.

Hye Jin : Kami dapat laporan bahwa anda berjudi di kasino hotel.

Pak Ha sewot, Kandidat Kim! Bagaimana bisa anda menyerangku seperti itu tanpa bukti?

Hye Jin : Sebenarnya aku punya bukti. Anda masih akan menyangkalnya saat aku sudah mengamankan bukti kedatangan anda ke kasino di Hotel Marine selama perjalanan bisnis anda?


Hye Jin menunjukkan buktinya.

Pak Ha panic, itu setahun lalu, jadi, kurasa ingatanku tidak jelas. Bisnis kasino bagus untuk menarik turis internasional. Itu sebabnya aku datang sebentar saat perjalanan dinasku.

Hye Jin : Jadi, maksud anda, anda datang sebentar dan berjudi jutaan dolar? Dengan pertukaran mata uang ilegal?


Melihat itu, Pak Baek langsung mematikan TV dan marah2.

Pak Baek : Apa yang Kang Kyung Hoon coba lakukan? Kenapa dia membiarkan Wi Dae Han dan menyerang kandidat kita?


Di ruangannya Kyung Hoon bertanya, kapan mereka harus mengakhiri Dae Han setelah mengakhiri Pak Ha.

Asisten Kyung Hoon :  Tidak perlu terburu-buru, bukan? Kita butuh Wi Dae Han untuk terus melaju agar Pak Kang bergabung dengan kita.

Bersambung ke part 3.....

The Great Show Ep 15 Part 1

Sebelumnya...


Dong Nam memberitahu Dae Han bahwa ia mengetahui ayah kandung Da Jung.

Dae Han : Siapa ayah kandungnya?

Dong Nam bilang,, ayah Da Jung meninggal sebelum Da Jung lahir. Ayah Da Jung jatuh dan kemudian tewas.

Dae Han bingung, jatuh dan tewas?

Dong Nam pun menceritakan kejadian yg terjadi 18 tahun lalu, sebelum Da Jung lahir.

Dong Nam : Kau tahu dulu aku detektif kekerasan. Aku mencari kemana-mana untuk menangkap pria ini....

Flashback....


Dong Nam dan tim nya mendatanginya rusun tempat ayah Da Jung tinggal.

Dong Nam : Oh Jin Taek! Buka pintunya!

Di dalam, pria bernama Jin Tae itu berusaha menahan pintu.

Tapi kemudian, Jin Taek dgn cepat berlari ke jendela.


Tepat saat itu, Dong Nam masuk dan melihat Jin Tae melompat ke bawah.

Dong Nam kaget dan melihat ke bawah. Jin Taek tewas!

Flashback end...


Dong Nam : Tepat sebelum aku menangkapnya, dia melompat ke jendela saat melarikan diri.

Dae Han : Kejahatan apa yang dia lakukan?

Dong Nam : Pemerkosaan. Sun Mi hamil Da Jung setelah diperkosa.

Dae Han syok bukan main. Setelah berhasil menguasai dirinya dari rasa syok,, Dae Han pun tanya kenapa Dong Nam membohonginya. Dong Nam bilang, Dae Han lah yg berbohong, bukan dirinya, kepada seluruh negeri.

Dong Nam : Siapa pun ayah kandung Da Jung, itu tidak penting lagi. Kau bilang dia putrimu, jadi, kau harus bertanggung jawab.


Dae Han yg marah,, menuangkan minum ke gelasnya, lalu meminum minumannya sampai habis dan membanting gelasnya ke meja sampai pecah dan tangannya terluka.

Dae Han : Terima kasih atas ceritanya. Itu tidak menyenangkan.


Dae Han berdiri dan beranjak ke pintu.

Dong Nam : Kudengar paman Da Jung berada di Incheon. Jika kau tidak memercayaiku, tanyakan kepadanya.


Dae Han lantas beranjak pergi.

Sementara tangannya terus mengucurkan darah.

-Episode 15, Kejujuran dan Kebohongan-


Da Jung menginap di rumah Soo Hyun. Mereka sudah bersiap untuk tidur. Soo Hyun memegang tangan Da Jung.

Soo Hyun : Jangan terlalu mengkhawatirkan adik-adikmu. Aku akan sering mengunjungi mereka.

Da Jung : Aku tahu tidak ada yang bisa kulakukan, tapi aku tetap tidak menyukainya.

Soo Hyun : Sudah sewajarnya tidak. Kau akan hidup terpisah dari adik-adikmu.

Da Jung : Tepat sekali.

Soo Hyun : Tapi Da Jung, Tak, Tae Poong, Song Yi, semuanya tangguh. Kau tahu itu. Mereka adikmu. Jadi, berhentilah mengkhawatirkan mereka. Dreamy akan cemburu kau terlalu memikirkan mereka.

Da Jung senyum mendengarnya.


Da Jung : Eonni, aku harus sukses sebagai seniman webtoon.

Soo Hyun : Tiba-tiba sekali. Kenapa?

Da Jung : Aku ingin memastikan aku berhasil dan membalas kebaikanmu dan Paman Wi.

Soo Hyun : Baik. Pastikan kau sukses dan membalas kami.


Tangan seorang pria tampak membanting sendok ke samping mangkuk sup.

Pria itu kemudian berkata, bahwa Dong Nam adalah sampah.

Dae Han : Apa yang dia katakan benar?

Pria itu, kakaknya Sun Mi, paman Da Jung.

"Apakah penting itu benar atau tidak? Meskipun itu terjadi kepada kakakku, kau ayah kandung Da Jung."

"Ya itu benar. Tapi aku merasa harus tahu apa yang terjadi kepada ibunya."


Pak Kim menenggak sojunya, lalu ia membenarkan cerita Dong Nam.

Pak Kim : Kami terlambat mengetahui bahwa dia hamil. Tentu saja, aku menyuruhnya melakukan aborsi. Tapi dia bilang ayahnya orang lain dan menolak. Kau kali pertama bertemu dengannya di pulau, bukan? Di Ong-do.

Dae Han : Ya.

Pak Kim : Itu terjadi kepadanya beberapa hari setelah dia kembali dari sana. Kakakku bilang dia bertemu dengan pria hebat di pulau, dan bayi itu adalah bayi pria itu.

Dae Han : Bagaimana kakakmu bisa begitu yakin?


Pak Kim : Aku yakin itu yang ingin dia percayai. Itu sebabnya dia melahirkan Da Jung.

Dae Han : Lalu kenapa dia tidak mencariku saat itu?

Pak Kim : Dia tidak ingin menjadi beban. Dia ingin tetap menjadi kenangan indah untuk orang baik.

Mata Dae Han pun langsung berkaca-kaca mendengar itu.


Usai bertemu Pak Kim,, Dae Han menyendiri di taman.

Dae Han lalu teringat kebersamaannya dgn Sun Mi di Pulau Ongdo.


Saat itu, mereka sedang makan.

Sun Mi : Ini enak.

Dae Han : Ya.

Sun Mi : Apa impianmu?

Dae Han : Menjadi anggota dewan.

Sun Mi tertawa, aku belum pernah menemui orang yang impiannya jadi anggota dewan.

Dae Han : Tidak butuh uang untuk bermimpi. Kau harus bermimpi besar.

Sun Mi : Kau ingin menjadi anggota dewan seperti apa?


Dae Han berpikir sejenak, lalu ia melihat gelas minumnya bergeser karena air embun.

Dae Han lantas meletakkan tisu dibawah gelasnya.

Dae Han : Kau lihat serbet tipis itu menstabilkan gelas yang bergoyang? Anggota Dewan semacam itu.

Sun Mi : Itu keren.


Dae Han kemudian mengambil tisu dan menuliskan sesuatu. Rupanya dia menuliskan nomornya, lalu memberikannya ke Sun Mi.

Dae Han : Jika kau masih berpikir aku keren beberapa hari kemudian, telepon aku. Kau harus melakukannya.

Flashback end...


Dae Han lalu ingat kata2 Pak Kim tadi.

Pak Kim : Kau bilang tes DNA membuktikan bahwa Da Jung adalah anakmu. Aku senang adikku tidak melakukan aborsi.


Lalu ia ingat kata2 Da Jung.

Da Jung : Ibuku memberitahuku ini sebelum dia meninggal. Kehadiranku adalah keputusan terbaik yang pernah dia buat.


Kemudian ia ingat kata2 Da Jung ke Soo Hyun di depannya.

Da Jung : Aku tahu dia ayah kandungku saat aku kelas delapan. Aku belum pernah bertemu dengannya, tapi aku sangat bangga mengetahui dia ayah kandungku.

Flashback end....


Tangis Dae Han pun seketika pecah.


Besoknya, para kandidat melakukan kampanye lagi.

Sudah hari ke-13 menjelang pemilu.


Bong Joo memberikan kartu nama Dae Han ke seorang pria tua pejalan kaki.

Pria itu membandingkan foto Dae Han di kartu nama dengan wajah Bong Joo.

"Kau tampak sangat lesu setelah membesarkan anak-anak."

"Aku bukan Wi Dae Han. Aku manajer kampanyenya."

"Kau pasti lelah." Pria itu berlalu begitu saja.


Bong Joo pun langsung membandingkan mukanya dgn muka Dae Han.

Bong Joo lantas menghubungi Dae Han.


Dae Han : Apa lagi? Aku sedang sarapan.

Bong Joo : Ini bukan saatnya sarapan. Kau tidak tahu jam sibuk adalah waktu kampanye puncak?

Dae Han : Aku tahu. Tapi anak-anak akan ke Chuncheon. Aku harus makan dengan mereka. Bekerjalah dengan keras. Kita bicara nanti. Baiklah.

Dae Han menyudahi pembicaraannya dgn Bong Joo.


Da Jung melirik tangan Dae Han yg diperban.

Da Jung : Tangan anda terluka?

Dae Han : Hanya sedikit.


Song Yi : Ayah, haruskah kita pergi ke Chuncheon?

Dong Nam : Sudah ayah bilang, bukan? Kalian harus ke Chuncheon.


Tae Poong merengek, aku juga tidak mau pergi. Mari kita semua tinggal di sini. Kumohon.

Dong Nam : Berapa kali harus ayah katakan? Kalian tidak memberi ayah pilihan. Jika terus tinggal di sini, kalian akan melupakan siapa ayah kandung kalian.


Da Jung lalu meletakkan daging ke mangkuk Song Yi.

Dae Han menatap Dong Nam.

Dae Han : Bisakah kita mengobrol setelah sarapan?


Dae Han dan Dong Nam bicara di taman.

Dae Han : Ibu Da Jung percaya aku ayahnya dan melahirkan Da Jung. Bagaimana kau tahu aku bukan ayah kandung Da Jung?

Dong Nam : Setelah menikahi Sun Mi, aku sadar Da Jung mungkin anak Oh Jin Taek. Itu membuatku kehilangan semua kasih sayang kepadanya. Jadi, aku melakukan tes DNA tanpa memberi tahu Sun Mi. Dan dia benar-benar anak Oh Jin Taek. Tapi aku tidak bisa memberi tahu Sun Mi.

Dae Han : Jadi, siapa lagi yang tahu soal ini?

Dong Nam : Ini tidak baik dibicarakan.

Dae Han : Seperti yang Sun Mi percayai, Da Jung adalah anakku. Da Jung mungkin bukan darahmu, tapi dia juga bukan orang asing.


Dong Nam : Apa maksudmu?

Dae Han : Tolong rahasiakan ini sampai mati demi Da Jung. Kumohon kepadamu. Ya? Aku meminta belas kasihanmu. Kumohon.

Dong Nam : Baiklah.

Dae Han : Terima kasih banyak.


Tae Poong, Song Yi dan Tak bersiap pergi.

Jung Woo berkata pada Dae Han kalau mereka akan mengikuti mereka pindah.

Jung Woo : Ayah harus fokus hanya pada kampanye pemilu.


Dae Han lalu menatap Tak.

Dae Han : Tak, kau sudah melewati masa pubertas?

Tak : Itu kisah lama. Jangan cemaskan kami. Menangi saja pemilu. Jika kalah lagi, anda akan mempermalukanku.


Dae Han kemudian beralih pada si kembar.

Dae Han : Maaf aku tidak bisa ikut dengan kalian.

Tae Poong : Tidak apa-apa. Kami 9 tahun.


Song Yi : Aku punya sesuatu untuk anda.

Song Yi memberi saputangan ibunya ke Sun Mi.

Song Yi : Jika anda menyimpannya, seolah-olah aku selalu bersama anda.

Dae Han : Terima kasih. Aku akan menyimpannya.


Song Yi kemudian menatap Soo Hyun.

Song Yi : Jika merindukanku, kalian bisa meminjam saputangan dari Paman Wi.


Da Jung yang tangisnya sudah keluar, lari ke kamar.

Di kamar, Da Jung menangis.

Bersambung ke part 2.....