Ji An kaget saat Tuan Choi mengatakan dirinya bukan Eun Seok. Nyonya No pun heran dengan sikap suaminya. Tuan Choi lantas menunjukkan hasil tes DNA dirinya dan Ji An. Ji An pun gemetaran. Sementara Nyonya No syok membaca hasil tes DNA suaminya dan Ji An.
“Yang ingin kupastikan denganmu, apa kau
mengetahuinya?” tanya Tuan Choi.
Melihat ekspresi Ji An, Tuan Choi pun mengambil kesimpulan kalau Ji An tahu dia bukan Eun Seok. Ji An pun meminta maaf. Nyonya No yang masih syok pun marah karena Ji An meminta maaf.
“Maafkan aku. Aku seharusnya bilang lebih awal. Aku
hendak memberi tahu tentang semuanya hari ini.” ucap Ji An.
Tuan Choi pun salah paham. Ia pikir Ji An sengaja
menipunya. Ji An pun langsung berlutut. Dengan suara gemetar, Ji An berusaha
menjelaskan kalau ia tak bermaksud menipu mereka terus-terusan. Ia juga
berjanji, akan membuat orang tuanya menyerahkan diri ke polisi besok.
“Aku tidak sudi mendengar alasanmu! Aku ingin
memastikan sendiri. Kini setelah kuperiksa, kita sudah selesai. Membiarkanmu keluar
sendiri adalah hal terbaik yang bisa kulakukan. Keluar dari rumah ini sekarang.”
suruh Tuan Choi.
“Eun Seok-ah…” panggil Nyonya No.
“Jangan panggil dia begitu!” bentak Tuan Choi.
Ji An pun menangis dan menatap ke arah tangga. Ia
berharap Do Kyung muncul dan membantunya.
Tuan Choi bangkit dari duduknya dan menyuruh Ji
An berdiri. Nyonya No yang masih tidak percaya, mendekati Ji An dan berharap Ji
An menyangkal semua itu. Ji An pun meminta maaf. Nyonya No syok dan terduduk
lemas di sofa.
Tuan Choi menyuruh Seketaris Min menyeret Ji An keluar.
Seketaris Min langsung keluar dari arah dapur dengan wajah dingin. Ji An yang
ketakutan, langsung keluar sendiri.
Ji An terseok-seok meninggalkan kediaman Haesung.
Ia bahkan sempat terjatuh di depan pagar.
Di dalam, Tuan Choi dan Nyonya No bertengkar. Nyonya No marah karena Tuan Choi tidak memberitahunya sejak awal. Tuan Choi balik menyalahkan Nyonya No. Ia menyebut No sebagai penyebab kekacauan ini. Tuan Choi lantas beranjak pergi. Nyonya No ingin tahu Tuan Choi mau kemana. Tuan Choi berkata, dirinya mau menemui Tuan Seo.
Di restoran, Nyonya Yang senang sekaligus heran
karena pelanggan banyak yang datang. Namun kesenangannya itu langsung sirna
saat ia membaca SMS dari Ji An. Dalam SMSnya, Ji An mengaku, bahwa dia sudah
memberitahu keluarga Haesung Ji Soo lah putri kandung mereka. Ji An juga
meminta orang tuanya bersiap-siap untuk menyerahkan diri ke kantor polisi
besok.
Nyonya Yang panic dan langsung menghubungi Ji An,
namun sayangnya ponsel Ji An sudah mati.
Nyonya Yang pun bingung harus bagaimana. Nyonya Yang lantas menghubungi
suaminya.
Tuan Seo keluar dari kamar mandi dengan
terburu-buru dan langsung menjawab teleponnya, tapi bukan dari Nyonya Yang.
Dari Tuan Jang.
Do Kyung sendiri lagi di bar bersama
teman-temannya, tapi ia duduk terpisah dari teman-temannya. Tak lama kemudian,
Gi Jae menghampiri Do Kyung untuk memberikan ponsel Do Kyung yang terus saja
berbunyi. Do Kyung pun bergegas menjawab panggilan dari sang ibu.
“Do Kyung-ah, ternyata dia bukan Eun Seok. Ayahmu
melakukan tes DNA lagi. Hasilnya mengatakan dia bukan Eun Seok. Eun Seok... Tidak,
Seo Ji An, bukan? Dia juga sudah mengetahuinya.” Ucap Nyonya No.
Do Kyung pun langsung pulang. Dalam perjalanan
pulang, ia teringat lagi kata-kata ibunya tadi.
“Eun Seok bilang, dia mau bicara dengan kami. Ayahmu
sangat marah. Dia bergegas keluar untuk menemui Seo Tae Soo.”
Do Kyung pun cemas. Ia juga penasaran bagaimana
ayahnya bisa mengetahui semua ini.
Tuan Seo yang baru selesai bicara dengan Tuan
Jang, tanpa sengaja melihat SMS dari Ji An di ponselnya. Ia pun terkejut
membaca SMS Ji An. Tak lama setelah itu, bel rumahnya berbunyi. Dan Tuan Choi langsung menerobos masuk begitu ia
membukakan pintu.
“Aku Choi Jae Sung, Wakil Presdir Haesung. Apa kau
Seo Tae Soo yang menjual putrimu demi mendapat kekayaan? Kau yang menculik
putriku dua kali?” tuduh Tuan Choi.
“Jangan berani-berani berlutut! Menyatakan penyesalan setelah ketahuan itu
tidak tulus.” Ucap Tuan Choi lalu mendorong Tuan Seo.
“Aku menganggap putriku sudah tewas. Aku
melakukan itu sepanjang hidupku. Putri yang kukira sudah tewas datang kembali. Tapi
dia juga bukan putriku!” ucap Tuan Choi.
“Teganya kau menukar putrimu dengan putri orang
lain! Apa kau manusia!” ucap Tuan Choi lagi.
“Tidak ada yang bisa kukatakan. Aku terlalu malu
untuk meminta maaf.” Jawab Tuan Seo.
“Sebesar itulah rasa penyesalanku. Aku tidak
menginginkan permintaan maaf kosongmu. Pikirmu kau bisa merahasiakan itu
selamanya? Itu alasanmu menerima restorannya?” ucap Tuan Choi.
Ji Tae, Soo A dan Ji Soo makin terkejut mendengar
orang tua mereka menerima restoran Haesung. Tak lama kemudian, Nyonya Yang
pulang dan menjelaskan kalau dirinya lah yang punya ide menukar Ji An dan Ji
Soo.
“Entah kenapa aku bilang bahwa dia putrimu, tapi
aku yang bertanggung jawab. Dia baru mengetahui beberapa saat kemudian. Aku
akan membayar dosa-dosaku.” Ucap Nyonya Yang.
“Tentu saja. Kalian berdua akan membayar
kejahatan kalian, jadi, jangan berani mengucapkan satu kata pun.” Jawab Tuan
Choi.
Tuan Choi lantas berkata, datang untuk menjemput putrinya. Pandangan Tuan Seo langsung mengarah ke Ji Soo. Melihat itu, Tuan Choi pun juga melihat ke arah Ji Soo. Ji Soo yang syok, melarikan diri dari rumah. Tuan Choi dan Tuan Seo bergegas mengejarnya. Tuan Seo bahkan mengejar Ji Soo tanpa mengenakan alas kaki.
Sementara itu, Ji An berjalan dengan gontai. Ia hampir sampai di rumahnya. Tak lama kemudian, mobil Do Kyung lewat. Do Kyung semula ingin berhenti, tapi tak jadi lantaran teringat kata-kata ibunya kalau ayahnya pergi melabrak Tuan Seo.
Tuan Choi dan Tuan Seo kehilangan jejak Ji Soo. Mendengar Tuan Seo memanggil putrinya dengan nama Ji Soo, ia pun marah dan langsung memukul Tuan Seo. Tuan Seo terjatuh. Tuan Seo tak langsung berdiri, tapi berlutut pada Tuan Choi.
“Kau bukan ayahnya!” teriak Tuan Choi.
Ji An yang melihat ayahnya dipukul, langsung
menangis. Tapi ia tak berani mendekat dan memilih pergi. Bersamaan dengan Ji An
yang memilih pergi, Do Kyung pun datang dan menghentikan ayahnya.
Ji Tae dan Soo A yang juga baru tiba, terkejut melihat Tuan Seo berlutut. Begitu keduanya datang, Do Kyung langsung mengajak ayahnya pulang. Tuan Choi menurut dan berjalan duluan ke mobil.
Ji Tae dan Soo A pun memapah ayah mereka pulang.
Ji An masih berlari tak tentu arah.
Sementara Do Kyung berusaha menghubungi Ji An. Ia
pun cemas karena ponsel Ji An tak aktif. Seketika, ia ingat saat Ji An
mengajaknya bertemu. Barulah ia sadar,
kenapa Ji An mengajaknya bertemu.
Ji Soo akhirnya berhenti berlari. Ia merogoh
sakunya, mau mengambil ponselnya tapi akhirnya sadar ponselnya tertinggal
rumah. Ji Soo lantas kembali berjalan. Ia sangat terpukul mengingat kejadian
barusan di rumahnya juga kejadian-kejadian sebelumnya saat Nyonya Yang
menyuruhnya sekolah di luar negeri, saat ia meminta penjelasan kenapa Nyonya
Yang mengatakan foto masa kecilnya adalah foto Ji An, dan saat tahu Nyonya Yang
menjalankan Restoran Haesung.
Di rumah, Ji Tae sangat marah. Ia tidak menyangka, orang tuanya bisa melakukan hal gila seperti itu. Nyonya Yang ingin menjelaskan, tapi Ji Tae tidak mau mendengarnya.
“Kalian mengacaukan hidup Ji An dan Ji Soo. Apa
alasan yang bisa ibu berikan? Ibu bahkan menerima restoran itu dari mereka. Apa
kalian orang tua yang kukenal?” ucap Ji Tae.
“Maafkan ayah, Ji Tae-ya.” jawab Tuan Seo.
“Soal apa? Kenapa ayah minta maaf? Bisa-bisanya
ayah menyuruhku menikah setelah melakukan hal itu? Haruskah kami menyaksikan
ini begitu kembali dari bulan madu kami?” marah Ji Tae.
“Jangan lakukan ini. Ayahmu tidak bersalah, Ji
Tae-ya.” isak Nyonya Yang.
“Bagus sekali. Hebat. Ibu memaksa ayah, lalu
membohongi Ji An. Ibu juga menipu Ji Soo dan orang tuanya. Seakan-akan itu
belum cukup, Ibu menerima restorannya.” Protes Ji Tae.
Soo A pun menenangkan Ji Tae. Ji Tae yang merasa
malu, langsung masuk ke kamarnya.
Di kamar, Ji Tae mengaku sangat malu pada Soo A.
Saking malunya, ia bahkan sampai tak berani menatap Soo A. Soo A pun
mengingatkan Ji Tae akan janji mereka.
“Bukankah kita sudah berjanji untuk saling
mengandalkan? Kita berjanji hubungan kita tidak akan terpengaruh oleh orang
lain.” Ucap Soo A.
“Tapi aku tidak pernah membayangkan hal sekonyol
ini akan terjadi.” Jawab Ji Tae.
“Kau pasti sangat terkejut, tapi lupakan saja
untuk hari ini.” ucap Soo A, lalu memeluk erat Ji Tae.
Tuan Seo cemas karena Ji Soo tidak bisa dihubungi. Ya iyalah, kan Ji Soo gak bawa ponsel. Tapi Nyonya Yang malah mempertanyakan bagaimana Ji An bisa mengetahui semuanya. Sontak, hal itu mengundang kemarahan Tuan Seo. Tuan Seo berkata, menemukan Ji An dan Ji Soo adalah hal yang terpenting.
“Kenapa harus mencari Ji An? Ji An akan pulang,
bukan?” tanya Nyonya Yang.
“Tentu saja! Meski orang tuanya bermasalah, hanya
ini tempat yang bisa dia datangi. Dia tetap akan datang meski hatinya berat.
Kau pernah bilang sebelumnya. Katamu Ji An akan terlalu malu untuk melanjutkan
hidup.” jawab Tuan Seo.
Nyonya Yang pun mulai menyesal.
Sementara itu, Ji An duduk di pinggir jalan dekat
rumahnya dengan wajah terpukul.
Setelah tiba di rumah, Tuan Choi dan Nyonya No ribut lagi. Tuan Choi marah karena Nyonya No tidak melakukan tes DNA dulu sebelum membawa Ji An masuk ke rumah mereka. Nyonya No pun beralasan, kalau dia tidak pernah berpikir Nyonya Yang berani membohonginya.
“Aku sangat tidak sabar dan harus mengetahui
siapa putriku. Aku bahkan tidak memberinya semenit, tidak sedetik pun untuk
berpikir. Tidak pernah kusangka orang seperti dia akan berpikir untuk menipuku
dalam waktu sesingkat itu.” ucap Nyonya No.
“Kau masuk ke perangkap sendiri. Kau tidak pernah
memercayai siapa pun. Tapi kau mengabaikan fakta bahwa seorang ibu rumah tangga
bisa seambisius dirimu.” Jawab Tuan Choi.
“Bagaimana kau tahu bahwa Ji An bukan Eun Seok?”
tanya Nyonya No.
“Pentingkah itu? Kau bisa melakukan segalanya
sesukamu. Tapi aku harus melaporkan segalanya kepadamu? Jika kau bilang sejak
awal, hal ini tidak akan terjadi.” Jawab Tuan Choi.
“Itukah alasan dirimu membuatku tampak bodoh di hadapan Ji An? Choi
Jae Sung-ssi, kau membuatku tampak bodoh
seperti yang dilakukan Ji An.” Protes Nyonya No.
“Aku menerima orang asing sebagai putriku! Siapa
yang lebih bodoh? Lalu, siapa yang menjadikanku seperti ini? Meski kau
dibodohi, kau akan mengabaikan perasaanku karena kau kecewa telah dibodohi. Itu
sebabnya aku tidak bilang. Egomu? Itu tidak penting bagiku. Gadis itu bahkan
membodohi kita. Memastikannya adalah prioritasku. Aku perlu melakukannya tanpa
campur tanganmu.” balas Tuan Choi.
Do Kyung tiba di rumah dan langsung menjelaskan semuanya. Ia membela Ji An. Nyonya No pun langsung menampar Do Kyung. Tuan Choi terkejut melihat Nyonya No menampar Do Kyung. Nyonya No kecewa karena Do Kyung membohonginya. Nyonya No kemudian terduduk lemas. Do Kyung menatap cemas ibunya, sementara sang ayah menatapnya dengan tatapan kecewa.
Ji Soo yang mulai merasa kedinginan, pergi ke
toko Boss Kang. Namun sayang, Boss Kang tidak ada di toko. Ji Soo yang tak mau
pulang, akhirnya terduduk di depan toko.
Beralih ke Seohyun yang pergi menemui istri Supir Ryu. Ia mengenakan kacamata hitam dan masker karena takut ada yang mengenali. Istri Supir Ryu datang membawa anaknya dan menyuruh Seohyun membuka kacamata dan masker karena itu tidak sopan. Seohyun pun menurutinya, ia langsung membuka kacamata dan maskernya.
“Aku tidak tahu dia sudah menikah. Dia tidak
pernah bilang dia sudah menikah. Kami bahkan tidak berciuman.” Ucap Seohyun.
“Aku tidak butuh alasan. Kau menyebabkan
kerusakan, jadi, harus mengganti rugi. 100.000 dolar.” Jawab istri Supir Ryu.
Seohyun pun setuju.
Nyonya No jatuh sakit setelah mengetahui Ji An
bukanlah putrinya. Do Kyung pun menatap cemas sang ibu yang kini sedang
diperiksa dokter.
Hyuk melintas di depan toko roti Boss Kang dan melihat seorang wanita yang pingsan di sana. Ia pun terkejut mengetahui wanita itu Ji Soo. Tak lama, Boss Kang datang dan mengira Hyuk lah yang membuat Ji Soo pingsan.
“Bukan aku. Aku dalam perjalanan pulang dan dia
terduduk di sini. Aku memanggilnya, tapi dia tidak menjawab. Kupikir dia mabuk,
jadi, aku menggoncangkan tubuhnya, lalu dia malah pingsan.” Jawab Hyuk.
Hyuk tiba-tiba saja berpikir, kalau terjadi
sesuatu antara Ji Soo dan Boss Kang. Boss Kang pun berkata, kalau Ji Soo
baik-baik saja saat pulang tadi. Boss Kang lantas meletakkan Ji Soo ke punggung
Hyuk. Mereka kemudian membawa Ji Soo ke rumah Boss Kang.
Boss Kang menyuruh Hyuk mengambil ponsel Ji Soo.
Namun sayang, Ji Soo tak bawa ponsel. Boss Kang pun menyelimuti Ji Soo. Ia juga
meletakkan tangannya di kening Ji Soo dan terkejut karena Ji Soo demam.
Hyuk pun berniat menghubungi noona nya tapi Boss Kang melarangnya. Boss Kang melarangnya
dengan alasan yang dibuat2 kalau wanita tidak boleh masuk ke rumahnya, tapi Ji
Soo boleh karena Ji Soo bukan wanita, tapi seekor tupai.
Boss Kang kemudian menyuruh Hyuk pulang. Hyuk
yang takut Boss Kang ngapa-ngapain Ji Soo, menolak pergi dan memilih stay di
rumah Boss Kang untuk menjaga Ji Soo.
Ji An berhenti di depan kafe Hee. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Hyuk, tapi sayang Hyuk tidak menjawab panggilannya.
Hyuk sendiri ketiduran sama Boss Kang. Ia dan
Boss Kang tidur dengan posisi saling menyenderkan kepala.
Ji An pergi ke sauna. Ia langsung merebahkan
tubuhnya di lantai tanpa mengganti baju. Bibi penjaga sauna pun langsung
menegur Ji An dan menyuruh Ji An mengganti baju.
Tuan Seo dan Nyonya Yang berpencar mencari kedua putri mereka. Nyonya Yang menghubungi Bibi Hae Ja karena berpikir Ji Soo pergi ke sana, namun sayangnya Ji Soo tak ada di sana.
Bibi penjaga sauna memutuskan memeriksa kondisi Ji An karena curiga ada yang tidak beres dengan Ji An. Ia terkejut menyadari Ji An demam. Namun, Ji An menolak dibawa ke rumah sakit. Ia juga tak mau diantar pulang.
Hyuk akhirnya membuka mata dan langsung teriak
saat melihat Boss Kang tidur sambil memeluknya. Mereka lalu menyadari Ji Soo
sudah pergi. Ji Soo meninggalkan sebuah pesan, ia mengaku mengambil uang Boss
Kang untuk ongkos taksi.
Sampai di rumah, Ji Soo melihat ibunya duduk di luar rumah. Melihat Ji Soo sudah pulang, Nyonya Yang langsung bangkit dan mau memakaikan Ji Soo kaget, namun Ji Soo langsung menghindar. Ji Soo yang terlalu kecewa tidak mau mendengar penjelasan Nyonya Yang dan langsung masuk ke rumah.
Setibanya di dalam, ia tambah kecewa saat mendapati Tuan Seo menghubungi seluruh teman-teman Ji An untuk menanyakan Ji An. Menyadari Ji Soo sudah pulang, Tuan Seo pun langsung mendekati Ji Soo.
“Ji An putri kandung kalian, bukan? Kalian hanya
mencemaskan Ji An. Bahkan sebelum aku kembali... Bahkan sebelum kalian meminta
maaf kepadaku, kalian hanya mencemaskan Ji An. Kalian takut dia akan mati atau
sebagainya? Kalian khawatir dia diusir dari rumah itu? Karena dia putri kandung
kalian? Teganya kalian melakukan ini. Karena , aku bukan putri kalian?” ucap Ji
Soo.
“Ji Soo-ya, bukan begitu. Tidak seperti itu.”
jawab Nyonya Yang.
“Lantas, kenapa mengirim Ji An ke keluarga itu? Kalian
mengirimnya karena dia putri kandung kalian. Dia putri kandung kalian. Itu
sebabnya kalian mengirimnya.” Ucap Ji Soo.
“Ji Soo-ya, tolong dengarkan ayah.” pinta Tuan
Seo.
“Kalian merasa bersalah kepadaku, jadi,
membelikanku oven. Kalian juga menyuruhku kuliah di luar negeri. Hanya untuk
menjauhkanku dari Ji An.” Ucap Ji Soo.
T”idak seperti itu. Ibu tidak bermaksud begitu. Ji
Soo-ya, itu tidak benar. Ibu sungguh
minta maaf, Ji Soo-ya. Semuanya salah ibu. Ibu sungguh minta maaf.” Jawab
Nyonya Yang.
“Aku bukan putri kandung kalian. Kalian hanya membesarkanku
sebagai pengganti mendiang putri kalian.” Ucap Ji Soo, lalu lari ke kamarnya.
Keesokan harinya, Do Kyung mulai menjelaskan pada
orang tuanya soal Ji An. Ia mengatakan, saat pertama kali menginjakkan kaki di
rumah mereka, Ji An tidak tahu apa-apa. Ji An baru mengetahui kebenarannya
setelah itu dan langsung memberitahunya, tapi ia menyuruh Ji An menunggu sampai
acara ulang tahun Haesung selesai.
“Dia ingin memohon ampun kepada kalian setelah
menyelesaikan acara dengan sukses.” Ucap Do Kyung.
“Pikirmu itu bisa menjadi alasan? Ibu sudah
memperkenalkannya kepada kenalan-kenalan ibu. Apa bagusnya menyelesaikan acara?”
jawab Nyonya No.
“Jadi, kau mengasihani Ji An?” tanya Tuan Choi.
“Dia tidak melakukan kesalahan.” Jawab Do Kyung.
“Kesalahannya adalah dia putri mereka. Kau tidak
bisa bilang dia tidak bersalah.” Ucap Nyonya No.
“Kalian melihat keseluruhan proses acaranya. Kalian
tahu betapa keras usahanya.” Bela Do Kyung.
“Jadi kau ingin kami memaafkan orang tuanya
karena usahanya itu? Tidak akan. Ayah
tidak akan tinggal diam. Itu hanya alasan. Ayah tidak akan memaafkan dia. Kau
juga.” ucap Tuan Choi.
“Kau seharusnya memberi tahu kami begitu
mengetahuinya. Kau seharusnya membiarkan kami segera membereskannya. Ibunya So
Ra menelepon ibu dan menanyainya kemarin. Jika ada yang tidak beres,
pertunanganmu bisa batal. Tapi kau mengulur waktu. Bagaimana kau mengelola
perusahaan dengan penilaian sepayah itu?”
ucap Nyonya No.
“Apa rencana kalian selanjutnya?” tanya Do Kyung.
“Ayah enggan membahasnya denganmu. Ayah akan
mengurus semuanya agar kembali seperti semula.” Jawab Tuan Choi.
Seohyun memutuskan menjual sahamnya untuk
membayar ganti rugi ke istri Supir Ryu. Tak lama kemudian, istri Supir Ryu
mengiriminya SMS dan meminta 500 ribu dollar. Seohyun pun pusing.
Manajer Lee menyerahkan surat pengunduran diri Ji
An ke Do Kyung. Manajer Lee bilang, Ji An meletakkan surat itu di mejanya.
“Dia bahkan meninggalkan catatan tentang
pekerjaannya mengenai acara. Aku tidak mengerti alasannya melakukan ini.” ucap
Manajer Lee.
“Dia pasti memiliki alasan. Aku akan menerima
pengunduran dirinya.” Jawab Do Kyung.
Setelah Manajer Lee meninggalkan ruangannya, Do
Kyung pun membaca surat pengunduran diri Ji An. Do Kyung kemudian menghela
napasnya dan mencoba menghubungi Ji An tapi ponsel Ji An masih mati dan itu
membuatnya sangat cemas. Do Kyung pun akhirnya meninggalkan pesan suara.
“Maafkan aku soal kemarin. Kau seharusnya bilang
lebih awal. Jika begitu, aku akan pulang denganmu. Seo Ji An, tidak akan kubiarkan semua kecemasanmu
menjadi nyata. Jadi, jangan mencemaskan orang tuamu. Beristirahatlah di rumah dan
hubungi aku begitu perasaanmu membaik. Pekerjaan yang kucarikan untukmu. Mereka
tidak mempekerjakanmu karena aku. Jika semua ini tidak terjadi, kami ingin kau
tetap bekerja di perusahaan ini.” ucap Do Kyung.
Nyonya Yang mengajak Tuan Seo ke kantor polisi, tapi Tuan Seo ingin menemukan Ji An terlebih dahulu. Nyonya Yang pun bingung kemana lagi harus mencari Ji An. Tuan Seo pun menyuruh Nyonya Yang tetap di rumah dan menjaga Ji Soo.
Sepeninggalan Tuan Seo, Nyonya Yang dapat telpon
dari Nyonya No.
Ji Tae & Soo A bertemu dengan Ji Soo di depan pintu kamar mereka masing-masing. Ji Tae mnghela nafas dan bingung harus mengatakan apa pada Ji Soo. Ji Soo mengira Ji Tae sudah tahu kalau Ji An bukan Eon Seok. Tapi melihat ekspresi Ji Tae, Ji Soo pun sadar Ji Tae tidak tahu apa-apa.
Ji Soo seperti biasa, kembali masuk kerja di toko roti. Boss Kang yang mengkhawatirkan Ji Soo, menyuruh Ji Soo mengambil cuti tapi Ji Soo ingin bekerja. Bukan hanya Boss Kang yang mengkhawatirkan Ji Soo, Hyuk dan Hee juga ikut khawatir. Hyuk yang melintas di depan toko roti karena mau ke kafe noona nya, tersenyum lega menatap Ji Soo.
Sampai di kafe, Hyuk menceritakan keadaan Ji Soo ke noona nya. Hee pun khawatir
karena Ji Soo sudah tidak seceria dulu lagi. Hyuk yakin Ji Soo punya alasan
pergi ke toko roti hanya dengan memakai hoodie.
Boss Kang yang baru keluar dari dapur sambil
mendorong rak rotinya, langsung ngumpetin kepalanya dibalik pintu lemari saat
melihat Hee masuk ke tokonya.
“Bosku tidak bisa minum kopi.” Ucap Ji Soo.
Mendengar itu, Boss Kang pun langsung menggerutu
dibalik pintu lemari.
Saat Ji Soo lagi mengambilkan pesenannya, Hee
melihat sekelilingnya dan tanpa sengaja menginjak topi Boss Kang yang jatuh.
Saat hendak mengambil topi itu, Hee melihat sosok yang menyembunyikan kepala di
balik pintu lemari dan langsung terkejut.
Ji Soo pun bergegas memaksa Boss Kang keluar dari sana. Tanpa sengaja, Ji Soo mendorong Boss Kang keluar. Hee pun terkejut melihat sosok Boss Kang di depannya. Sementara Boss Kang panik, tapi gak bisa berbuat apa-apa.
Demi mendapat 500 ribu dollar, Seohyun terpaksa
menjual cello pemberian kakeknya juga tas serta perhiasannya. Tapi istri Supir
Ryu malah meminta 700 ribu dollar dan mengancam akan menyebarkan foto itu jika
Seohyun tak memenuhi permintaannya. Seohyun langsung mengadu pada Supir Ryu.
Supir Ryu pun berkata, kalau dia bercerai maka dia bisa menjaga Seohyun. Seohyun menyuruh supirnya itu berhenti. Supir Ryu pun cerita, kalau dia menikahi istrinya karena istrinya hamil duluan, bukan menikah karena cinta. Saat Seohyun lengah, Supir Ryu tersenyum menyeringai. Namun ia tak sadar, Seohyun melihat senyumnya dari kaca spion. Seohyun pun jadi ketakutan.