• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Game : Towards Zero Ep 18 Part 2

Sebelumnya...


Tae Pyeong dibantu Nona Lee sedang membereskan barang-barang Teacher Baek.

Nona Lee, bagaimana dengan lukisan Pak Baek?

Tae Pyeong : Aku akan meninggalkannya disini. Rumah ini tidak akan terasa seperti miliknya tanpa itu.

Nona Lee : Secara hukum ini adalah rumahmu sekarang.

Tae Pyeong : Bagiku, ini rumah Pak Baek.

Nona Lee : Bagaimana dengan kursi rodanya?

Tae Pyeong : Nanti saja. Aku akan mengurusnya.


Tae Pyeong membawa kursi roda Teacher Baek ke ruangan Teacher Baek. Nona Lee menemani Teacher Baek di belakang.

Saat mau pergi setelah meninggalkan kursi rodanya disana, Tae Pyeong melihat foto wanita yang dicintai Teacher Baek di atas meja.

Tae Pyeong mengambil foto itu dan melihatnya.

Tae Pyeong : Nona Lee, bisakah aku mencari keluarganya?

Nona Lee : Keluarganya?

Tae Pyeong : Sama seperti Pak Baek yang menyimpan fotonya, keluarganya mungkin menyimpan fotonya. Dan Pak Baek mungkin ada disalah satu foto itu.


Tae Pyeong pun mendatangi sebuah kedai. Terdengar narasi Nona Lee.

Nona Lee : Nama wanita di dalam foto itu adalah Park Hye Jung. Diantara kenalan Pak Baek, aku menemukan surat yang dia kirimkan untuknya, jadi menemukannya lebih mudah dari perkiraanku.

Seorang wanita muncul.

"Maafkan aku. Aku sedang memberi makan kucingku."

Tae Pyeong menatap wanita itu.

"Apa yang kau inginkan?" tanya wanita itu.


Tae Pyeong dan wanita itu lalu bicara. Tae Pyeong menunjukkan foto Park Hye Jung pada wanita itu.

"Aku tidak tahu jika dia masih menyimpan foto ini. Mereka saling jatuh cinta. Bagaimanapun, kakakku mati karena dia. Apa gunanya menghasilkan uang dengan memberitahu orang lain tentang bagaimana cara mereka mati? Orang yang seharusnya dia lindungi mati."

"Dia ingin menghentikannya. Itulah sebabnya dia merasa bersalah seumur hidupnya. Tolong cari fotonya untuk berjaga-jaga. Untuk memberikan keadilan pada kematian Pak Baek, aku sangat membutuhkan fotonya."

"Apakah kau juga bisa melihat kematian seseorang?"

"Iya."

"Silahkan pergi."


Tae Pyeong pun tak bisa apa-apa karena wanita itu mengusirnya. Namun saat hendak pergi, dia melihat tulisan di papan di dekat pintu masuk.

Di papan itu tertulis, "Daya Tarik Kafe: Tanaman Evening Primrose, Kerinduan".


Tae Pyeong lantas menatap wanita itu..

Tae Pyeong : Kau pasti sangat menyukai bunga. Saat kau menyeberang jalan, harap berhati-hati.

Wanita itu terdiam.


Wanita itu baru saja membeli sebuket bunga. Di depan penyeberangan, dia bertemu seorang ibu dan bayinya.

"Manisnya." puji wanita itu.

Wanita itu lalu teringat kata-kata Tae Pyeong tadi saat menyuruhnya berhati-hati.

Tae Pyeong : Kau pasti sangat menyukai bunga. Saat kau menyeberang jalan, harap berhati-hati. Tidak perduli seberapa manis bayi itu, saat kau menyeberang jalan, selalu waspada pada mobil.


Ibu dan bayinya menyebrang jalan. Wanita itu terkejut dan langsung menghentikan ibu yang hendak menyebrang bersama bayinya. Ibu dan bayinya selamat dari kecelakaan.


Tae Pyeong ada di gereja. Tak lama kemudian, ponselnya berbunyi dan dia langsung menatapnya.


Di kantor, Kang Jae, Bong Soo dan Joon Young membahas kematian Teacher Baek.

Kang Jae tak yakin itu bunuh diri.

Bong Soo : Aku mengerti dia buta tapi jika dia mengangkat kelopak matanya seperti ini, dia mungkin bisa melihat sesuatu.

Kang Jae : Kita jujur saja. Ini karena kita tidak punya bukti apapun. Jadi banyak hal mengenai kasus ini sangat mencurigakan. Sama seperti listrik yang padam pada saat itu.


Joon Young : Tapi kenapa dia kesana? Jika kita menganggapnya pembunuhan, bukannya bunuh diri, Jo Hyun Woo mungkin pergi kerumah Pak Baek. Jika begitu anggapan kita, dia pasti kesana dan sekitar waktu itu dia pergi ke rumah Pak Baek, Jo Hyun Woo menemukan kamera tersembunyi dirumahnya.


Joon Young, Kang Jae dan Bong Soo kembali ke rumah Teacher Baek.

Nona Lee : Tae Pyeong baru saja pergi. Kau pasti merindukannya.

Joon Young : Aku kesini untuk memeriksa sesuatu jadi aku tidak menelponnya. Apakah kami bisa berkeliling disekitar sini?

Kang Jae ingin memeriksa kamar Tae Pyeong lebih dulu.

Nona Lee langsung mengantarkan Kang Jae ke kamar Tae Pyeong.


Sementara Bong Soo dan Joon Young memeriksa ruangan lain.

Kang Jae : Kupikir dia tidak masuk kedalam kamarnya. Rumah ini sangat besar. Pinggangku sakit.

Joon Young : Aku akan pergi ke kamar mandi.

Kang Jae mengajak Bong Soo pergi.


Joon Young menatap sekeliling rumah Teacher Baek dan bertanya-tanya.

Joon Young : Aku tidak bisa mengubah dasar pemikiran itu hanya karena tidak ada kamera CCTV. Jika Jo Hyun Woo masuk kerumah, bagaimana bisa dia masuk kerumah tanpa meninggalkan tanda masuk paksa? Apakah dia berpura-pura menjadi teknisi yang datang untuk melakukan inspeksi?


Lalu Joon Young membayangkan seolah-olah ia melihat apa yang dilakukan Do Kyung hari itu.

Ia melihat Do Kyung masuk ke kamar Tae Pyeong. Seolah2, Joon Young tengah melihatnya, Do Kyung berbalik dan menatap ke arah Joon Young.


Joon Young kemudian membayangkan saat Do Kyung dan Teacher Baek bergelut di kamar Tae Pyeong.

Lalu Joon Young melihat Do Kyung membawa Teacher Baek keluar dari kamar Tae Pyeong.


Joon Young mengikuti Do Kyung ke kamar mandi dan melihat Do Kyung membersihkan darah di wastafel.

Joon Young : Pak Baek tidak bisa melihat maupun berjalan, jadi aku yakin dia sangat mudah untuk dilumpuhkan. dan tempat dimana dia bisa menutupi pembunuhannya sebagai bunuh diri. Ini adalah lokasi kejahatannya. Aku yakin dia dibunuh disini tapi bagaimana bisa dia membunuhnya saat masih sadar? Aku yakin dia merusak lokasi kejadiannya tapi seberapa keras dia mencoba untuk menghapus semuanya, aku yakin pasti ada sedikit darah yang tertinggal disuatu tempat dimana dia tidak bisa melihatnya.


Joon Young kemudian memeriksa pipa saluran air.

Joon Young : Jika ada darah didalam pipa ini, dia pasti pembunuhnya.

Tapi tidak ada apapun disana. Joon Young bingung sendiri.


Tae Pyeong sedang menatap foto Teacher Baek yang dikirimkan oleh adik Hye Jung.

Ia menangis melihat bagaimana Do Kyung menghabisi Teacher Baek.


Di ruang bawah tanahnya, Do Kyung sedang mengawasi Tae Pyeong lewat kamera CCTV yang ia pasang di kediaman Teacher Baek.


 Tapi Tae Pyeong berhasil menemukan satu per satu kamera yang dipasang Do Kyung dimana2.

Tae Pyeong juga melihat kamera itu ada di langit2 kamar mandi tempat Teacher Baek ditemukan.


Tae Pyeong membuka pipa saluran air dan menunjukkannya ke Do Kyung. Ada sisa darah di dalam pipa itu.


Do Kyung yang melihat itu marah. Ia berdiri dan melempar piring berisi makanan untuk Joon Hee dan Hyung Soo.


Tae Pyeong menatap marah ke arah kamera.

Bersambung...

Jadi karena itu guys si Joon Young gak bisa nemuin tu sisa darah di pipa saluran air karena udah dibuang Tae Pyeong duluan.

The Game : Towards Zero Ep 18 Part 1

Sebelumnya...


Di kamarnya, Tae Pyeong terdiam menatap surat dari Teacher Baek.


Sementara Do Kyung, memikirkan kata-kata Tae Pyeong sembari menatap sebuah kotak yang dipegangnya.

Tae Pyeong : Semua orang didunia ini menertawaimu dan memanggilmu anak pembunuh. Tapi dia adalah orang... yang perduli dan khawatir padamu. Sponsormu, di Panti Asuhan Harapan adalah Pak Baek.


Do Kyung lalu membuka kotak itu, isinya surat-surat. Do Kyung membaca salah satunya.

Teacher Baek : Hyun Woo-ya, kudengar kau sakit selama beberapa hari dan juga tidak makan. Apakah temanmu menindasmu lagi? Kau pasti semakin membenci ayahmu karena perkataan temanmu. Tapi Hyun Woo, bahkan orang baik bisa membuat keputusan yang bodoh saat mereka berada dalam situasi yang buruk, seperti halnya orang bijak yang bisa hancur saat dia dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Semua orang membuat kesalahan. Kuharap kau tidak terlalu membenci ayahmu, yang sekarang hidup dalam pertobatan. Ingatlah. Apa yang dilakukan seseorang setelah membuat kesalahan artinya mengeluarkan sifat sejati dari orang tersebut. Ingatlah bahwa ada orang yang selalu perduli dan khawatir padamu.


Tangis Do Kyung pecah membacanya.


Do Kyung lalu ingat saat dia membersihkan lantai yang berceceran darah.


Teringat itu, tangis Do Kyung kian menjadi.


Tae Pyeong pulang dan melihat Joon Young sedang bicara dengan Nona Lee.

Joon Young dan Tae Pyeong bicara.

Joon Young : Kudengar bahwa kau tidak bisa menemukan foto apapun.

Tae Pyeong : Aku harusnya menyadarinya saat dia menolak menunjukkannya kepadaku walaupun aku memohon padanya.


Joon Young : Maafkan aku. Jika kau bersamanya saat itu, hal ini tidak akan terjadi.

Tae Pyeong : Ini bukan salahmu. Dia sudah tahu bahwa dia akan mati. Aku yakin dia melihat dicermin sebelum dia kehilangan penglihatannya. Aku yakin dia sudah tahu tapi kenapa dia tidak memberitahuku? Jika dia memberitahuku, aku bisa menghentikannya. Kenapa dia tidak memberitahuku?


Besoknya, Joon Young, Tae Pyeong dan Dong Woo menunggu di depan ruang autopsi.

Tak lama, Do Kyung dan timnya datang.

Tae Pyeong meminta senior Do Kyung agar mengurus Teacher Baek dengan baik.

Senior Do Kyung mengerti. Mereka lalu masuk ke dalam.


Tae Pyeong, Joon Young dan Dong Woo mengawasi jalannya autopsi dari atas.

Autopsi dimulai setelah mereka berdoa sejenak.

Tae Pyeong menatap tajam Do Kyung.


Di ruangannya, Woo Hyun juga gelisah.


Panjang luka Teacher Baek mulai diukur. Do Kyung tampak gugup. Senior Do Kyung memeriksa mulut Teacher Baek, setelah itu, ia mulai melakukan pembedahan pada badan Teacher Baek.

Autopsi selesai.


Tae Pyeong tanya hasilnya.

"Apapun hasilnya nanti, aku yakin ini akan sulit bagimu. Menurutku, sulit mengatakan dia dibunuh." ucap senior Do Kyung.

"Apa maksudmu?" tanya Tae Pyeong.

"Aku melihat memar kecil didada dan tangannya. Tapi untuk orang buta, masuk kedalam bak mandi, luka itu sepertinya masuk akal. Ada tanda jika dia mati tenggelam tapi aku tidak yakin jika itu penyebab kematiannya. Aku yakin kerusakan pada arterinya adalah penyebab kematiannya." jawab senior Do Kyung, membuat Tae Pyeong cs ternganga tidak percaya.


"Hasil pengujian obat dan pemeriksaan medis butuh waktu beberapa hari. Aku akan menelponmu saat itu sudah selesai." ucap Do Kyung, lalu mengajak seniornya pergi.

Tae Pyeong cs hanya bisa terdiam menatap kepergian mereka.


Tae Pyeong cs berdiri di atap. Dong Woo dan Joon Young menatap Tae Pyeong yang berdiri agak jauh dari mereka. Mereka tahu

Tae Pyeong kecewa.

Kemudian, Nona Lee datang. Mereka mencemaskan Tae Pyeong.


Sekarang, Tae Pyeong yang sudah berada di kamarnya lagi, duduk di lantai dan membaca surat Teacher Baek.

Teacher Baek : Ini adalah pilihanku, jadi jangan menyalahkan dirimu. Ini bukan salahmu. Kau tidak melakukan kesalahan apapun. Kuharap kau bisa melindungi orang yang kau cintai.

Tangis Tae Pyeong mulai berjatuhan.

Tae Pyeong : Tapi kenapa? Kenapa kau melakukannya?


Tae Pyeong lantas mendekap surat itu dan menangis sejadi-jadinya.

Diluar, Joon Young hanya bisa terdiam mendengar tangis Tae Pyeong.


Pemakaman Teacher Baek digelar. Sesuai permintaan Teacher Baek, pemakaman dilakukan di rumah.

Tae Pyeong ingat permintaan Teacher Baek.


Teacher Baek : Tae Pyeong-ah, saat aku mati, adakan pemakamanku dirumah, jangan dirumah sakit seperti cara Amerika.

Tae Pyeong : Kau mengatakannya seolah-olah kau  menderita penyakit mematikan.

Teacher Baek : Jangan memberiku pakaian yang terasa gatal. Aku ingin memakai setelan mewah dengan warna favoritku, merah anggur. Pasangkan juga dasi yang rapi. Jangan menaruh beras didalam mulutku. Aku bisa merasa tercekik. Aku tidak menyukainya.

Tae Pyeong : Ada alasan untuk itu, bukan? Supaya kau tidak kelaparan selama perjalananmu ke surga.

Teacher Baek : Berikan aku dompet mewah dan isi dengan uang yang banyak. Aku bisa membeli sesuatu saat pergi kesana.

Tae Pyeong : Baiklah.

Teacher Baek : Buat aku terlihat mewah dan elegan.

Tae Pyeong : Jika kau bilang bagaimana caramu mati, aku akan mengabulkan permintaanmu.

Teacher Baek : Jangan khawatir. Itu bukan kematian yang hebat.

Flashback end...


Tae Pyeong lantas memasukkan lembaran uang ke dalam dompet, setelah itu ia memasukkan dompet itu ke balik saku jas Teacher Baek.

Pemakaman Teacher Baek hanya dihadiri Tae Pyeong, Nona Lee dan Joon Young.


Joon Young lalu berdiri diluar. Nona Lee mendekati Joon Young.

Nona Lee : Apakah hasil autopsinya sudah keluar?

Joon Young : Iya.

Nona Lee : Kupikir pembunuhan tidak ada.

Joon Young : Kau benar.

Nona Lee : Apakah kau juga berpikir jika dia bunuh diri?

Joon Young : Aku tidak tahu tapi jika Pak Baek menyingkirkan semua fotonya agar Tae Pyeong tidak bisa melihat mereka, aku yakin ada alasan dibalik semua itu.


Teacher Baek mulai dikuburkan.


Dari kejauhan, Do Kyung duduk menyaksikan pemakaman itu.

Joon Hee juga ada disana, mengawasi Do Kyung.


Lalu kemudian, ponsel Joon Hee berdering. Telepon dari Han Kyu.

Han Kyu : Pak, saat ini aku berada di kantor polisi yang bertanggung jawab atas kasus bunuh diri Jo Hyun Woo. Kuatkan dirimu. Goo Do Kyung adalah Jo Hyun Woo.

Joon Hee kaget, apa?

Han Kyu : Aku menunjukkan mereka foto Hyun Woo yang kau ambil 20 tahun yang lalu. Mereka bilang dia adalah Goo Do Kyung, teman Jo Hyun Woo. Orang-orang di Kantor Kepolisian Joongang Seoul sudah tahu tapi melihat mereka merahasiakannya. Pasti ada sesuatu yang terjadi. Aku akan memberitahumu lagi saat kita bertemu.


Joon Hee menoleh ke belakang dan kaget melihat Do Kyung.

Do Kyung : Kau tidak berubah. Kau masih suka mengikuti orang lain.


Sekarang, Do Kyung membawa Joon Hee pergi. Joon Hee nampak khawatir, menatap Do Kyung.

Do Kyung : Jangan khawatir, aku tidak akan menggigitmu.


Joon Hee lalu minta berhenti di pom bensin. Dia bilang, mau ke toilet.

Setelah mobil Do Kyung berhenti, dia buru-buru turun. Joon Hee lalu mencari ponsenya dan terkejut menyadari ponselnya tidak ada.

Joon Hee menoleh ke mobil Do Kyung dan kaget melihat ponsenya ada di Do Kyung.


Joon Hee lalu ke toilet. Sampai di toilet, dia terdiam sejenak memikirkan sesuatu. Lalu dia membuka pintu toilet dan mencari sesuatu dan menemukan obeng kecil di pintu.


Joon Hee lantas kembali ke mobil. Do Kyung bilang, telepon Joon Hee berbunyi tadi. Joon Hee memeriksa ponselnya. Saat itulah Do Kyung menusuk leher Joon Hee dengan suntikan.


Joon Hee tersadar dan dia dikurung bersama Hyung Soo.

Do Kyung duduk dan melihat obeng Joon Hee.

Do Kyung : Apakah kau mencoba membunuhku dengan ini?

Joon Hee marah.

Joon Hee : Kau orang, kan! Kau yang membunuh putriku!


Do Kyung lalu mengambil gelas minumnya dan mendekati Joon Hee.

Dia menyalakan lampu dan berkata, istri Joon Hee sudah membunuh ayahnya.

Joon Hee : Dasar pembunuh.


Do Kyung tertawa.

Do Kyung : Sayang sekali. Pembunuh yang membunuh 7 gadis bukanlah Ayahku. Dia ada dibelakangmu. jadi berhati-hatilah. Jika dia lepas, kau akan mati.

Joon Hee terkejut.

Bersambung ke part 2...