• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Promise Ep 40 Part 1

Sebelumnya...


Yoo Kyung mengatakan, ibu Na Yeon meninggal tak lama setelah Na Yeon dilahirkan. Yoo Kyung : Itu sangat mengejutkan. Bahkan hingga sekarang, terlalu menyakitkan untukku menerimanya. Aku iri padamu. Kau tidak tahu apapun karena kau masih bayi.

Na Yeon : Jadi ibuku meninggal saat aku masih bayi?

Yoo Kyung : Benar, itulah kenapa, meski ingatanmu pulih, kau tidak akan mengingat ibumu. Aku tidak tahu, jika aku harus menceritakan ini saat kau sedang sakit.

Na Yeon : Terima kasih sudah menceritakannya. Tidak ada rahasia, aku akan mencari tahu sendiri.

Wajah Yoo Kyung langsung berubah tegang.

Na Yeon : Aku yakin kau merindukan ibuku juga.

Yoo Kyung : Aku tidak pernah melupakannya.


Na Yeon : Tolong ceritakan tentang ibuku.

Yoo Kyung : Baiklah. Dia sangat cantik dan pintar. Sama sepertimu, dia cantik dan baik pada semua orang di sekitarnya. Jadi dia selalu populer.

Na Yeon : Sepertimu?

Yoo Kyung : Na? Aku sebaliknya.

Na Yeon : Kata suster, kau sangat baik padaku, seperti malaikat pelindungku.


Yoo Kyung : Sejujurnya, aku berhutang budi pada ibumu. Ada sesuatu yang dimiliki ibumu, yang sangat aku inginkan. Jadi aku mencurinya.

Na Yeon : Jeongmalyo? Lalu?

Yoo Kyung : Dia memaafkanku setelah dia mengetahuinya. Dia bilang padaku, aku boleh memilikinya dan membiarkanku. Aku sangat bersyukur sekaligus menyesal.

Na Yeon : Mungkin itu karena kalian berteman. Tapi apa yang kau curi?

Yoo Kyung : Itu rahasia. Aku yakin ibumu tidak ingin kau tahu rahasia itu. Itu rahasa antara kami berdua.

Na Yeon : Kalian pasti sangat dekat. Semakin dekat, kau cenderung memiliki rahasia yang seperti harta karun.

Yoo Kyung : Tentu saja, tidak ada hubungan seperti itu di dunia ini.


Yoo Kyung menemui dokter yang menangani Na Yeon. Dokter berkata, semua masih terasa asing bagi Na Yeon.

Yoo Kyung lantas menanyakan kondisi Na Yeon.

Dokter berkata, itu tergantung keinginan Na Yeon. Dokter : Tidak jelas. Bisa sebulan, atau sepuluh tahun.

"Aku siap. Tolong urus Lee Na Yeon sampai ingatannya pulih." pinta Yoo Kyung.

"Kau bilang Lee Na Yeon adalah teman putrimu?" tanya dokter.

"Benar."

"Lalu apa dia punya keluarga lain."

"Tidak punya. Seperti yang kukatakan padamu sebelumnya, Na Yeon memiliki seorang anak tapi anaknya meninggal dalam kecelakaan mobil dan Na Yeon menjadi aneh sejak itu. Aku pikir dia akan membaik tapi dia lari ke tengah jalan hari itu."


"Apa kau bisa membawa foto anak itu?"

"Untuk apa?"

"Itu bisa membantu memulihkan ingatannya. Jika kita memicu ingatan yang paling menyakitkan, itu bisa membantu memulihkan ingatannya."

Yoo Kyung yang tak mau ingatan Na Yeon pulih, jelas menolaknya dengan alasan tidak mau menyakiti Na Yeon. Ia lalu meminta dokter merahasiakan anak Na Yeon dari Na Yeon. Dokter tampak keberatan.

Yoo Kyung : Rumah sakit ini sangat bagus. Kau juga sangat baik tapi lokasinya sangat jauh. Pasti sulit menjalankannya. Mungkin aku bisa membantu. Bisakah aku bertemu direkturmu?


Do Hee pulang ke rumah dan terkejut melihat Hwi Kyung sedang duduk bersama orang tuanya.

Sung Joo : Kenapa sangat lama? Kau tidak tahu ada tamu di rumah kita?

Do Hee : Ada apa ini?

Hwi Kyung : Kenapa terburu-buru? Santai saja.

Sung Joo : Hwi Kyung membawakan ini (kue). Duduklah. Aku akan mengambilkan tehmu.

Dong Jin : Aku baru mau memintanya datang tapi dia datang sendiri.

Hwi Kyung : Aku minta maaf karena mampir tanpa pemberitahuan. Aku ingin bertemu denganmu secepatnya.

Dong Jin : Aku bersyukur. Kau  harus bergerak selagi api menyala. Aku juga terburu-buru.


Dong Jin lalu menatap Do Hee yang diam saja. Ia pun menyuruh Do Hee duduk. Do Hee langsung duduk disamping Hwi Kyung.

Dong Jin : Tetapkan tanggal pernikahan saat keluarga kita bertemu akhir pekan ini.

Hwi Kyung : Kedengarannya bagus.

Dong Jin : Bagaimana menurutmu? Ayahnya menunggu.

Do Hee : Aku tidak tahu. Kenapa terburu-buru? Pernikahan bukan mainan. Ini tidak benar.

Hwi Kyung kecewa mendengarnya. Sementara Dong Jin dan Sung Joo kaget mendengarnya.


Do Hee mengantarkan Hwi Kyung keluar. Ia lalu protes karena Hwi Kyung tidak menghubunginya lebih dulu.

Hwi Kyung : Do Hee-ya, bukankah kau pernah memintaku datang ke rumahmu sebelumnya? Kenapa kau sangat sensitif?

Do Hee : Pikirkan itu. Ini rumah seorang wanita.

Hwi Kyung : Tidak membedakan pria dan wanita, apa yang paling kau benci? Bagaimana pun aku minta maaf. Tapi apa kau habis dari suatu tempat?

Do Hee : Apa maksudmu?

Hwi Kyung : Aku merasa kau seperti habis dari bulan dan menatapku seperti orang asing.

Do Hee : Apa kau berpikir aku selalu bahagia?

Hwi Kyung : Kau mungkin benar-benar sedang kesal. Aku sungguh2 minta maaf soal malam ini.

Do Hee menyuruh Hwi Kyung pergi. Ia beralasan, sedang dikejar deadline.


Hwi Kyung : Do Hee-ssi, apa aku melakukan kesalahan.

Do Hee : Tidak.

Do Hee lalu masuk begitu saja. Hwi Kyung pun heran dengan sikap Do Hee.


Do Hee masuk ke kamarnya. Begitu masuk kamar, ponselnya langsung berdering. Telepon dari pimpinannya yang mengaku diancam Kyung Wan.

Do Hee kesal.

"Jadi kita tidak bisa menyentuh Kang Tae Joon dan Jang Se Jin begitu? Orang-orang itu sudah salah menilaiku. Aku mengerti."


Usai bicara dengan pimpinannya, Do Hee langsung menghubungi Eun Bong. Ia mengaku penasaran apa yang terjadi pada Na Yeon.

Eun Bong : Bukankah kau bilang kau mau berhenti? Terima kasih atas perhatianmu tapi aku tidak mau jadi pengganggu.

Do Hee : Siapa yang bilang begitu?

Eun Bong : Ibumu datang menemuiku dan memintaku berhenti meminta bantuanmu tentang adikku.

Do Hee kaget, ibuku?


Do Hee pun langsung keluar dan meminta penjelasan ibunya yang sedang merangkai ibunya. Sang ibu mengaku ia melakukannya karena tak mau

Do Hee terlibat masalah orang lain.

Do Hee : Aku bilang aku mau menolong mereka! Aku ingin menolong si tukang masak!

Sung Joo : Aku bilang aku tidak suka! Aku tidak mau kau berurusan dengan mereka!

Sung Joo masuk ke kamarnya.


Dong Jin datang dan menyuruh Do Hee duduk. Dong Jin menyuruh Do Hee berhenti sekarang juga menjadi reporter. Do Hee pun mengalah. Ia bilang akan berhenti tapi setelah menyelesaikan pekerjaannya. Dong Jin setuju.


Di kamarnya, Sung Joo langsung cemas. Ia takut rahasia kalau Do Hee bukan putri kandungnya terbongkar dan membuat Dong Jin meninggalkannya.


Do Hee masuk ke kamarnya dan kembali menghubungi Eun Bong. Ia minta maaf dan ingin bertemu dengan Na Yeon.

Eun Bong : Sebenarnya, sejak dia pergi untuk menemuimu, dia tidak pernah pulang ke rumah.

Do Hee kaget, dia tidak pulang?

Eun Bong : Dia pergi berdoa tapi aku tidak mengerti. Dia tidak pernah seperti ini. Kami tidak bisa menghubunginya. Dia hanya mengirimkan pesan.

Do Hee pun curiga. Ia bertanya, siapa yang tau kalau ia dan Na Yeon akan bertemu hari itu.

Eun Bong : Kang Tae Joon dan Jang Se Jin sepertinya tahu. Kang Tae Joon datang hari itu.

Do Hee : Aku akan mencoba mencari tahu. Bisakah kah kau kirimkan informasi adikmu padaku. Seperti tanggal lahir, alamat atau seperti itu. Kirimkan juga fotonya.

Eun Bong : Baek Gija-nim. Terima kasih. Aku akan berterima kasih setelah kita bertemu.


Usai bicara dengan Eun Bong, Do Hee pun menghubungi Detektif kenalannya yang bernama Choi. Ia minta Detektif Choi mencari seseorang.

Di rumah sakit, Eun Bong mengirimkan foto dan informasi Na Yeon pada Do Hee.


Usai bicara dengan Detektif Choi, Do Hee menerima pesan dari Eun Bong soal data2 Na Yeon.

Do Hee terkejut membaca tanggal lahir Na Yeon yang sama dengannya.


Do Hee lalu menerima foto Na Yeon. Sontak ia terkejut melihatnya.


Sekarang, Do Hee duduk di sebuah kafe, menunggu seseorang. Tak lama orang yang ditunggunya, Eun Bong, datang. Eun Bong kaget melihat sosok

Do Hee yang mirip Na Yeon.

Do Hee : Bukankah kita harus berbicara banyak?

Bersambung ke part 2...............

The Promise Ep 39 Part 2

Sebelumnya...


Do Hee dan Hwi Kyung pergi ke bar. Do Hee : Ini yang ketiga kalinya. Setelah dua kali aku gagal menjalin hubungan, kau yang ketiga bagiku.

Hwi Kyung : Aku bersyukur aku yang terakhir.

Do Hee : Tunangan pertamaku adalah anak kedua dari pemilik perusahaan besar. Aku menulis artikel tentang artis bersponsor. Itu sangat besar karena dia aktris terkenal. Tapi aku menemukan dia tidur dengan tunanganku. Aku lalu meninju tunanganku benar-benar di tempat yang bagus. Tunanganku yang kedua, seorang dokter. Dia membatalkan pernikahan dua minggu sebelumnya. Kau tidak ingin tahu alasannya?

Hwi Kyung : Haruskah aku mendengarnya.

Do Hee : Kau harus mendengarnya meski tidak mau karena aku mau mengatakannya. Itu karena dia tidak tahu kapan aku akan meninggal. Dia mengatakan, dia tidak mau menikai seseorang yang bisa meninggal kapan saja.


Hwi Kyung terkejut mendengarnya.

Do Hee lalu tersenyum dan bertanya, kau tertarik kan?

Do Hee : Dia mengetahui penyakitku. Aku lahir dengan penyakit jantung. Ibuku mengatakan, itu operasi besar. Syukurlah, operasinya sukses. Aku merawatnya dengan baik dan melakukannya dengan baik. Bagaimana menurutmu? Apa aku akan baik-baik saja?


Hwi Kyung : Aku bukan artis bersponsor dan bukan dokter, jadi tidak banyak yang kupikirkan. Aku hanya memikirkan tentang wanita bernama

Baek Do Hee. Aku menunggunya meskipin dia tidak datang, merindukannya saat tidak melihatnya dan tersenyum saat aku melihatnya. Semua itulah yang kutahu tentangmu.

Do Hee : Aku berterima kasih... pada mantan istrimu, karena sudah meninggalkan pria yang sempurna.

Hwi Kyung : Aku juga, berterima kasih pada dua pria yang meninggalkanmu karena meninggalkan wanita yang cantik.

Do Hee terharu mendengarnya.


Do Hee lalu memberikan sesuatu pada Hwi Kyung. Ia bilang, itu lebih berharga dari wine mahal yang sedang mereka minum.

Hwi Kyung membukanya. Ia tersenyum melihat hadiahnya.

"Kau menyukainya?"

"Tetaplah bersikap baik padaku seperti ini."

Do Hee tersenyum, baik. Kau priaku yang terakhir.

Hwi Kyung tersenyum mendengarnya.


Sekarang, Hwi Kyung sedang mendengarkan kotak musik, hadiah dari Do Hee, sambil senyum-senyum.

Kata2 Do Hee terngiang di telinganya.

"Lagu ini membuatku tenang."


Di kamarnya, Do Hee sedang menulis di agendanya, tentang lagu itu dan dirinya.

"Rasanya seperti saat aku masih berada di kandungan ibuku. Ibuku mungkin mendengarkan lagu ini saat masih mengandungku. Aku senang aku bisa bertahan selama 32 tahun dan bertahan disana. Aku bangga pada diriku. Aku lega, itu belum terlambat."


Sekarang kita melihat flashback saat Do Hee menemui dokter tadi. Dokter bilang, ada tumor di jantung Do Hee. Tumor ganas. Do Hee syok.


Do Hee lalu menyimpan buku hariannya di laci.


Sung Joo sedang melihat selimut Do Hee bayi. Ia lantas terkejut melihat ada dua nama disana. Sung Joo yang ketakutan, langsung menyimpan kembali selimut itu di dalam laci.


Do Hee melihat foto2 Hwi Kyung di ponselnya dengan sorot mata sedih.

Do Hee kemudian menghapus foto itu satu per satu. Tangisnya kemudian mengalir.

Dan Hwi Kyung sedang menatap foto2 Do Hee sambil tersenyum.


Paginya, Yoo Kyung ke rumah sakit, namun ia terkejut dan panic saat melihat Na Yeon tidak ada di kamarnya. Suster mengatakan, Na Yeon sedang jalan-jalan di taman.


Yoo Kyung langsung mencari Na Yeon keluar. Ia lega melihat Na Yeon duduk di halaman rumah sakit.

Yoo Kyung mendekati Na Yeon. Na Yeon berkata, ia masih belum bisa mengingat apapun.

"Jangan paksa dirimu. Itu tidak akan lama."

Na Yeon lalu menanyakan ibunya.

"Kau bilang kau teman ibuku. Seperti apa dia? Siapa tahu aku bisa mengingatnya sedikit." ucap Na Yeon.

Wajah Yoo Kyung langsung berubah tegang.


Bersambung.........

Next episode....

Tae Joon curiga ibunya yang menyembunyikan Na Yeon. Ia langsung menemui ibunya dan menanyakan dimana Na Yeon.

Sementara Eun Bong akhirnya bertemu dengan Do Hee.

The Promise Ep 39 Part 1

Sebelumnya...


Na Yeon akhirnya siuman. Melihat itu, perawat yang baru masuk, langsung keluar lagi sambil berteriak memanggil dokter.


Hwi Kyung dan Do Hee sedang diramal. Si peramal berkata, ia melihat kegelapan dan kartu kematian terus saja muncul.

Do Hee penasaran, kematian? Siapa.

Peramal : Bayang-bayang kematian lebih kuat untuk pria.  Jika kalian menikah, salah satu dari kalian mati. Salah satu dari kalian akan menyeberangi sungai hitam. Dan itu adalah pria yang memiliki satu kaki di dalam air.

Hwi Kyung sewot, tapi aku perenang yang menakjubkan.

Do Hee pun menyuruh Hwi Kyung diam.

Do Hee lalu bertanya pada si peramal, apa ramalannya tidak salah.

"Itulah apa yang dikatakan oleh kartu." jawab peramal.

"Aku tidak tahu kenapa kita melakukan omong kosong ini. Ayo pergi!" sewot Hwi Kyung.


Tapi Do Hee tidak mau pergi. Ia berkata, melakukan itu hanya untuk bersenang-senang.

Si peramal kemudian berkata lagi, kalau ada satu cara. Do Hee memasang wajah serius.

Peramal : Anda bisa membunuh nama anda.

Do Hee : Membunuh namaku?

Peramal : Anda harus membunuh nama anda untuk menyelamatkan hidupnya.


Sekarang, Hwi Kyung dan Do Hee sedang makan siang. Do Hee tertawa keras.

"Kau pikir itu lucu? Aku akan mati." protes Hwi Kyung.

"Ini adalah komedi seperti itu. " jawab Do Hee.

"Aku tidak mengerti mengapa orang-orang mau mengeluarkan uang untuk mendengar berita buruk tersebut." ucap Hwi Kyung.

"Mereka tidak selalu mengatakan hal buruk. Dia memberiku solusi. Dia bilang aku harus membunuh namaku." jawab Do Hee.

"Kau percaya? Kau mau membunuh namamu?" tanya Hwi Kyung.

"Kau gila? Orang tuaku memberikan nama yang berharga untukku." jawab Do Hee.

Hwi Kyung sewot lagi.


"Dia bilang aku akan mati! Bukan kau, tapi aku!"

"Kau bilang kau tidak percaya."

"Mengapa kita harus pergi ke tempat itu jahat dan membuang energi kita?"

"Kau pasti ingin menikahiku." balas Do Hee.

"Makan saja." suruh Hwi Kyung.

Do Hee menggoda Hwi Kyung. Dia menunjuk2 Hwi Kyung dengan sendoknya. Hwi Kyung membalas, dengan mengetuk2 sendok Do Hee dengan sumpitnya.


Tim dokter sedang memeriksa Na Yeon. Dokter menghela nafas dan berkata, tekanan darah Na Yeon sudah kembali normal dan denyut nadi Na Yeon sudah stabil. Namun sayangnya, Na Yeon tidak ingat siapa dirinya. Ia bahkan bertanya siapa Lee Na Yeon. Sontak tim dokter terkejut.


Yoo Kyung langsung ke rumah sakit. Dokter lah yang memintanya datang. Dokter mengatakan, Na Yeon sudah sadar tapi mereka punya masalah lain.

Yoo Kyung menemui Na Yeon. Na Yeon pun mengaku sudah menunggu kedatangan Yoo Kyung. Yoo Kyung : Menungguku?

Na Yeon : Dokter bilang kau mungkin mengenalku, jadi aku menunggumu.

Yoo Kyung : Kau ingat aku?

Na Yeon : Aku minta maaf. Aku tidak ingat apapun. Aku tidak yakin siapa diriku atau apa yang harus kulakukan seorang.


Yoo Kyung : Jangan terburu-buru. Jangan paksa dirimu.

Na Yeon : Tapi kau siapa? Mereka bilang aku tidak punya keluarga. Seperti apa hubungan kita?

Yoo Kyung : Aku teman ibumu. Berterima kasihlah pada Tuhan. Aku bersamamu. Jika tidak, kita mungkin berada disini seperti ini sekarang.

Na Yeon : Terima kasih. Aku sangat berterima kasih.

Yoo Kyung : Tetaplah disini dan dapatkan perawatan sampai kau pulih. Jangan cemaskan hal lain. Tetaplah tenang. Itulah yang harus kau lakukan.


Yoo Kyung kembali ke mobilnya. Ia senang Na Yeon lupa ingatan.

Yoo Kyung : Takdir berpihak padaku, Na Yeon-ah. Lupakan semua hal buruk dan mulai lah hidup yang baru.


Sekarang, Se Jin dan Yoo Kyung sibuk di dapur. Saat mendengar bunyi bel, Se Jin langsung lari ke depan. Tae Joon pun masuk. Tae Joon : Harusnya kau tidak mengundangku, ibumu akan terluka.

Se Jin : Kau tidak terluka? Ini adalah sarapan pagi pertamamu disini.


Kyung Wan datang.

"Tentu saja. Semua yang kita butuhkan adalah menambahkan satu sendok lagi. Kau harus sering datang ke sini untuk sarapan. Setelah pernikahan, kau akan pindah kesini."

Yoo Kyung datang mengomeli mereka. Ia bilang, makanannya sudah dingin karena mereka terlalu lama.

Tae Joon berterima kasih Yoo Kyung sudah mengundangnya.


Se Jin hendak menyuap sarapannya, tapi kemudian ia meletakkan kembali sendoknya dan berkata kalau ia tidak bisa sarapan hari ini.

Yoo Kyung : Kenapa?

Se Jin : Aku ingin mengambil foto pernikahan hari ini. Aku harus menggunakan gaun. Aku tidak mau kelihatan gemuk.


Tae Joon : Haruskah kita melakukannya?

Se Jin : Wae? Kau tidak mau?

Yoo Kyung : Tentu saja kau harus melakukannya! Kau tidak bisa menghentikan ini dan itu. Lalu, lupakan upacara pernikahan dan hanya daftarkan pernikahanmu!

Se Jin kesal, eomma! Bagaimana bisa kau mengatakan seperti itu!


Kyung Wan angkat bicara. Ia berkata, Tae Joon harus melakukan hal-hal seperti yang orang lain lakukan saat menikah.


Se Jin lantas mengajak Tae Joon menjenguk Sae Byeol setelah makan siang. Ia juga mencibir Na Yeon yang pergi begitu saja meninggalkan Sae Byeol. Tae Joon yang tak nyaman Se Jin membahas Na Yeon di depan Yoo Kyung, langsung menyuruh Se Jin berhenti bicara. Tapi Se Jin terus saja mencibir Na Yeon.

Se Jin : Berdoa itu bagus tapi bagaimana bisa dia meninggalkan anaknya beberapa hari? Apakah itu yang disebut seorang ibu? Dia sendiri yang bilang akan membunuh dirinya jika Sae Byeol diambil darinya.

Kyung Wan setuju dan menyuruh mereka menjenguk Sae Byeol.

Yoo Kyung pun marah Se Jin membahas Na Yeon saat mereka tengah sarapan. Yoo Kyung yang kesal, langsung pergi.


Eun Bong berencana menggantikan Geum Bong menjaga Sae Byeol setelah sarapan. Mal Sook pun berkata, dia yang akan pergi.

Mal Sook lalu menanyakan Na Yeon. Eun Bong bilang, Na Yeon masih tidak bisa dihubungi dan hanya mengirim satu pesan teks, menanyakan kondisi Sae Byeol.

Mal Sook pun heran. Ia bertanya-tanya, kenapa Na Yeon pergi begitu lama.


Joong Dae lalu keluar dari dapur, membawa sup ikan pollack.

Mal Sook pun merasa tidak enak.

Eun Bong : Dia hanya meminta sarapan alih-alih dibayar karena bekerja di restoran. Kenapa kau merasa tidak enak?

Mal Sook : Dia bekerja sepanjan hari dan semua yang kulakukan hanya memberi dia makan satu kali sehari. Bagaimana aku tidak enak?

Joong Dae : Aku benar-benar tertarik dalam memasak. Aku melihatmu memasak dan mempelajarinya. Tolong ajari aku!

Mal Sook : Aku bukan juru masak yang cukup baik untuk mengajar siapapun.

Eun Bong : Tolong lakukan untuknya. Dia dipecat dari majalah karena aku.


Mal Sook : Bagaimana ceritanya?

Eun Bong : Dia membelaku saat aku dimarahi bos kami.

Mal Sook : Hya! Kenapa kau membuat orang lain kehilangan pekerjaannya?

Joong Dae : Tidak masalah. Aku baik-baik saja. Aku harus bertemu anda dan....

Joong Dae melirik Eun Bong.

"Pokoknya aku sangat senang!" ucap Joong Dae lagi lalu tertawa.


Se Gwang mengunjungi Man Jung di toko baru Man Jung. Dia memberikan Man Jung sebuket bunga.

Man Jung senang dan berkata, tidak pernah diberikan bunga oleh pria sebelumnya.

Se Gwang : Kau memberikan banyak uang pada seorang pria tapi tidak bisakah aku memberikanmu bunga?

Man Jung : Bagaimana kau tahu aku memberikan uang pada banyak pria?

Se Gwang berdalih kalau ia bisa membaca karakter seseorang. Ia berkata, Man Jung adalah tipe wanita yang gampang ditipu.

Man Jung : Apa kau seorang peramal?


Na Yeon menatap wajahnya di cermin. Ia bertanya-tanya, siapa dirinya.

Tak lama kemudian, seorang perawat datang mengantarkan makanan untuk Na Yeon.

Perawat : Lee Na Yeon-ssi, kau harusnya senang. Kau berada di ruangan VIP dan mendapatkan makanan khusus. Wanita itu yang menyuruhnya.

Na Yeon : Oh, kamsahamnida.

Perawat : Kalian berdua sangat dekat lebih dari keluarga.

Na Yeon : Aku pikir begitu.


Kondisi Sae Byeol memburuk. Tim dokter langsung berkumpul, memeriksa Sae Byeol.

"Siapkan CPR sekarang!" perintah dokter.


Diluar, Mal Sook dan Geum Bong menunggu dengan cemas. Eun Bong kemudian datang, menanyakan kondisi Sae Byeol. Geum Bong berkata, dokter sedang melakukan tindakan CPR.

Eun Bong : Mengapa tiba-tiba! Dia tadi baik-baik saja!

Geum Bong : Bagaimana aku tahu!

Mal Sook : Diam! Telepon Na Yeon sekarang.

Eun Bong : Dia tidak menjawab!

Mal Sook : Kirimkan pesan padanya!

Eun Bong : Sudah kulakukan! Lebih dari seratus kali! Dia tidak menjawab!

Mal Sook : Lakukan lagi sampai dia datang!


Saat Eun Bong hendak menuliskan SMS untuk Na Yeon, dokter keluar. Dokter menjelaskan, tekanan darah Sae Byeol drop karena pneumonia dan itu berbahaya tapi sekarang kondisi Sae Byeol sudah baik-baik saja.

Mal Sook, Geum Bong dan Eun Bong lega. Mal Sook dan Geum Bong lantas masuk ke kamar Sae Byeol.


Dan Eun Bong dapat SMS dari Na Yeon. Na Yeon berkata, akan pulang dalam beberapa hari lagi dan meminta Eun Bong menjaga Sae Byeol.

Eun Bong sontak kesal. Ia heran kenapa Na Yeon bersikap seperti itu.


Tae Joon dan Se Jin datang. Sontak emosi Eun Bong meledak karena Tae Joon datang terlalu lama. Tae Joon berkata, ia baru membaca SMS Eun Bong. Tae Joon lalu menanyakan Sae Byeol. Eun Bong pun bilang Sae Byeol sudah baik-baik saja sekarang. Eun Bong menyuruh Tae Joon masuk.


Se Jin ingin masuk, tapi Eun Bong langsung menutup pintu.

"Aku tidak menyuruhmu masuk. Wae? Kau mau bersikap seperti ibu tirinya? Lalu, setidaknya hapus dulu semua bedak di wajahmu!"

"Kami baru selesai foto pernikahan. Aku langsung kesini tanpa sempat menghapus riasanku."

"Foto pernikahan? Bagaimana bisa kau melakukan itu setelah apa yang kau lakukan pada Sae Byeol!"

"Jaga bicaramu!"

"Waeyo?"

"Tidak seorang pun dari kalian yang berhubungan darah dengan Sae Byeol. Hanya Na Yeon satu2nya yang berhubungan darah dengannya! Aku tidak tahu apa yang Na Yeon lakukan sampai dia meninggalkan anaknya yang sakit disini tapi Tae Joon satu2nya orang yang berhak disini dan aku akan segera menikah dengannya. Itu artinya aku berhak ada disini!"


Se Jin masuk ke dalam. Sampai di dalam, Mal Sook dengan tegas mengusir mereka.

Tae Joon mengalah tapi ia bilang akan datang lagi.

Mal Sook : Coba saja kalau berani. Aku akan kembali menyeretmu keluar. Aku tidak akan membiarkan monster masuk ke ruangan ini.

Tae Joon mengajak Se Jin pergi tapi Se Jin tidak mau.


"Kau gadis yang merebut Tae Joon? Pergilah saat aku masih memintamu dengan baik-baik. Jangan lakukan ini di depan seorang anak yang sedang sakit." ucap Mal Sook.

"Beraninya kau datang kesini. Karena Na Yeon tidak ada, kau pikir kau ibunya Sae Byeol atau sesuatu?"


Tae Joon mengajak Se Jin pergi tapi Se Jin malah duduk disamping Sae Byeol.

Se Jin : Sae Byeol-ah, sudah waktunya untuk bangun. Semua orang mencemaskanmu karena kau tidur terlalu banyak. Cepatlah bangun agar kita bisa pergi ke taman bermain dan makan pizza bersama.


Se Jin lalu menatap Mal Sook dan Geum Bong.

Se Jin : Aku tidak tahu bagaimana cara membayarmu. Na Yeon tidak disini tapi kalian menjaga Sae Byeol padahal tidak berhubungan darah dengannya. Aku mengucapkan terima kasih.

Mal Sook mulai emosi.

Tae Joon pun menarik Se Jin keluar.


Man Jung ke rumah Se Jin. Pembantu memberikannya jus kiwi. Man Jung bertanya, apa mereka suka mencampurkan ginseng ke dalam jus.

Pembantu berkata mereka tidak pernah melakukan hal seperti itu.

Man Jung : Lupakan.


Pembantu pun pergi. Tak lama, Yoo Kyung keluar dan menyuruh Man Jung ke kamarnya.

Yoo Kyung : Kau suka toko peralatan medis?

Man Jung : Itu sempurna. Aku bisa mengistirahatkan badanku sepanjang hari dan menghasilkan uang. Aku merasa seperti sedang bermimpi.

Yoo Kyung : Syukurlah kalau begitu tapi apa yang membawamu kemari hari ini?

Man Jung : Apa Na Yeon baik-baik saja? Keluarganya terus menelponku. Aku bisa gila kalau begini.

Yoo Kyung : Ada kecelakaan.

Man Jung : Kecelakaan?

Yoo Kyung : Jangan cemas. Dia dirawat di ruang VIP rumah sakit. Akan kuantarkan dia pulang setelah pernikahan selesai.

Man Jung : Kecelakaan seperti apa?


Se Jin pulang. Ia terkejut melihat tas Man Jung di sofa.

Se Jin : Ini tas ibunya Tae Joon yang aku belikan.

Pembantu menghampiri Se Jin. Se Jin : Kita ada tamu?

"Dia sedang bicara di kamar ibumu." jawab si pembantu.


Se Jin langsung ke kamar ibunya. Tapi saat hendak masuk, ia terkejut mendengar kata-kata Man Jung tentang Na Yeon yang hilang ingatan.


Man Jung : Jadi maksudmu dia mendapatkan perawatan karena dia kehilangan ingatannya?

Yoo Kyung : Pelankan suaramu! Dia sakit jadi dia mendapatkan perawatan.


Se Jin kembali ke kamarnya. Ia bertanya-tanya, bagaimana bisa Na Yeon dirawat dan hilang ingatan.

Tak lama kemudian, ia curiga ibunya melakukan sesuatu pada Na Yeon tapi kemudian ia menyangkalnya dan yakin Na Yeon hilang ingatan bukan karena ibunya.


Do Hee ke rumah sakit.


Sekarang, Do Hee sudah berada di parkiran Baekdo. Ia berkali2 membunyikan klakson mobilnya. Tak lama Hwi Kyung datang.

Hwi Kyung : Kenapa tidak menerobos masuk ke kantorku?

Do Hee : Apa kau kaget Baek Do Hee tidak bersikap seperti Baek Do Hee?

Hwi Kyung : Apa wajahku terlihat kaget?

Do Hee : Aniyo, kau terlihat seperti jantungmu akan meledak karena kau sangat menyukaiku.

Hwi Kyung tertawa mendengarnya. Do Hee lalu bertanya, apa Hwi Kyung sangat menyukainya?

Hwi Kyung, apa?

Do Hee : Aku akan pergi melakukan apapun yang kuinginkan hari ini, jadi ikutlah denganku atau kembalilah.


Hwi Kyung : Aku sedang bekerja.

Do Hee : Ayahmu yang memberimu pekerjaan. Lagipula kau tidak bekerja. Orang-orang yang tidak bekerja selalu mengatakan kalau mereka sedang bekerja.

Hwi Kyung tersenyum dan mengalah. Ia pergi dengan Do Hee.


Di rumah, Young Sook sedang memasak. Selesai memasak, ia membawa masakannya ke atas eja.

Setelah itu, ia memanggil suaminya dan mendapati suaminya lagi tidur. Young Sook pun panic karena suaminya diam saja saat ia membangunkannya. Pimpinan Park pun bangun. Ia berkata, sengaja melakukan itu agar Young Sook bisa bersiap-siap jika suatu saat ia pergi. Sontak Young Sook marah. Pimpinan Park lalu mengatakan kalau ia ingin pergi ke beberapa tempat yang mau ia kunjungi.

Bersambung ke part 2..............