• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

My Happy Ending Episode 5 Part 1

 All Content From : TV Chosun
Sinopsis Lengkap : My Happy Ending
Sebelumnya : My Happy Ending Episode 4 Part 2
Selanjutnya : My Happy Ending Episode 5 Part 2


Seseorang menghubungi Soon Young begitu dia dan Jae Won tiba di rumah sehabis makan malam bersama keluarga Yoon Jin. Jae Won pun melirik ke arah ponsel Soon Young. Setelah itu, dia menatap Soon Young dan tanya siapa yang nelpon. Soon Young bilang seorang teman, Sang Won.Soon Young : Dia terus menelepon untuk mengajakku minum. Aku harus keluar sebentar.

Jae Won : Selarut ini?

Soon Young : Ya. Kurasa dia sangat mabuk. Aku tidak akan lama. Dia terus menelepon.


Soon Young berdiri. Dia mau pergi.

Jae Won ikut berdiri sambil bertanya siapa yang ditelpon Sang Won.

Soon Young pun menatap heran Jae Won, apa?

Jae Won : Heo Soon Young? Heo Chi Young? Atau keduanya?

Lalu Jae Won bilang ini saatnya mengakhiri hubungan dengan Yoon Jin.

Soon Young pun frontal. Dia tanya kenapa dia harus melakukan itu.

Jae Won : "Kenapa?" Kau baru saja bertanya "kenapa"? "Kenapa?"

Jae Won pun emosi, apa yang kau banggakan? Bukankah seharusnya kau minta maaf kepadaku dahulu?


Soon Young kembali duduk. Dia menaruh ponselnya di sofa dan mengaku kalau dia dan Yoon Jin sudah cukup lama berkencan. Menyewa tempat atas nama Pak Seo,untuk menghabiskan waktu dengan Yoon Jin sebagai keluarga.

Jae Won pun duduk di ujung sofa dan terdiam menahan amarah.

Soon Young terus bicara.

Soon Young : Apa itu tiga bulan lalu? Karena istriku yang terkenal, aku juga menjadi tokoh masyarakat, jadi, kami tidak bisa bertemu di depan umum. Jadi, aku meminjam nama Heo Chi Young.

Jae Won tak sanggup lagi mendengarnya. Dia meminta Soon Young berhenti.

Jae Won : Apa kau selalu sekejam ini? Kenapa kau melakukan ini kepadaku?

Soon Young : Mari kita bercerai.

Jae Won : Kau sudah gila.

Soon Young : Tidak.

Jae Won : Aku tidak akan bercerai.

Soon Young : Aku akan menyiapkan berkasnya secepat mungkin.


Jae Won : Apa salahku? Aku hanya bekerja keras demi keluarga. Kenapa kau melakukan ini kepadaku?

Soon Young tertawa sinis, "Demi keluarga?" Astaga.

Soon Young lalu bilang kalau Jae Won bekerja bukan demi keluarga tapi demi diri Jae Won sendiri.

Soon Young : Kau mengabaikan orang tuamu dan putrimu sendiri. Kau mendaki ke posisimu sekarang dengan pengorbanan keluargamu untukmu. Demi dirimu sendiri.

Jae Won : Maksudmu ini salahku?

Soon Young : Tidak. Aku mengakui kesalahanku. Itu sebabnya aku ingin bercerai. Aku tidak menginginkan apa pun darimu.


Jae Won : Bagaimana dengan A Rin?

Soon Young : Apa kau bisa membesarkannya?

Jae Won : Kau tidak akan pernah bisa membawanya.

Soon Young : Setidaknya demi dia, mari jangan berakhir di pengadilan.


Soon Young beranjak ke dapur. Dia mengambil gelas, mau minum. Tapi Jae Won menyusulnya. Jae Won memintanya mengatakan alasan yang sebenarnya kenapa dia bersikap seperti itu.

Jae Won : Semua yang kau sembunyikan dariku.

Soon Young : Mari kita hentikan.

Jae Won : Hentikan apa? Apa yang ingin kau hentikan?

Soon Young : Kau sungguh tidak mengerti?

Jae Won : Mengerti apa?

Emosi Soon Young pecah, AKU...! Aku...!

Jae Won terdiam heran menatap Soon Young.

Soon Young : Bahwa aku...

Soon Young seperti tak tega mengatakannya. Tapi kemudian dia bilang bahwa dia mencintai orang lain selain Jae Won.

Soon Young : Aku tidak ingin berada di dekatmu lagi. Itulah alasannya. Apa itu cukup?


Soon Young pun mulai beranjak dari dapur. Jae Won yang emosi, melemparkan gelas ke arah rak yang memajang foto keluarganya. Soon Young pun menghentikan langkahnya.

Jae Won : Bagaimana... Teganya kau melakukan ini kepadaku? Bagaimana... Teganya kau....

Soon Young menoleh, menatap Jae Won. Pipinya sedikit terluka karena terkena serpihan kaca dari gelas yang dilempar Jae Won tadi. Jae Won berteriak marah dan melempar gelas serta vas yang ada di meja ke lantai. Soon Young lantas beranjak meninggalkan Jae Won.

Jae Won jatuh terduduk. Dia terluka...

*Sebelum lanjut, aku mau tanya ni sama kalian. Menurut kalian beneran gak sih itu alasannya? Kalau Soon Young mencintai wanita lain selain Jae Won? Kalau menurut aku sih enggak. Ada alasan lain, yang masih belum terungkap.


Jae Won yang sudah memakai gaun tidurnya, terdiam menatap botol pestisida di rak lemari bagian bawah. Tatapannya kosong. Jae Won lantas teringat masa lalunya dimana dia melihat ibunya putus asa dan berulang kali mengatakan ingin mati. Jae Won menangis saat itu.

Flashback end...


Jae Won mengalihkan pandangannya.

Tapi tak lama, dia kembali menatap botol pestisida itu.


Hari sudah pagi. Jae Won keluar dari kamar dan duduk di sebelah Dokter Jo. Itu apartemen Dokter Jo. Jae Won berada di apartemen Dokter Jo. Dokter Jo tanya, Jae Won sakit kepala atau sakit perut? Dokter Jo bilang, itu bisa terjadi jika Jae Won terlalu stres.

Dokter Jo : Tapi untuk berjaga-jaga, bagaimana jika kau datang untuk dites? Kenapa ragu padahal kebenarannya sudah terungkap? Kau ingin percaya itu hanya khayalan? Seolah-olah menipumu dan mempermainkanmu belum cukup, dia bahkan bilang mencintai orang lain. Kau masih bisa memahami dan memaafkannya? Ini saatnya mengakuinya. Hubunganmu dengan Soon Young. Itu sudah berakhir.

Jae Won : Memahami? Memaafkan? Itu bukan pilihan.

Dokter Jo : Lalu kenapa kau ragu?

Jae Won : Karena dia ayah A Rin.


Jae Won teringat saat A Rin baru lahir. Soon Young menggendong A Rin. Dia terlihat bahagia dengan hadirnya A Rin di tengah mereka. Namun Jae Won bilang dia takut, sambil menatap A Rin.

Soon Young menenangkan Jae Won.

Soon Young : Jangan khawatir. Kau punya aku. Mari besarkan A Rin dengan baik.

Soon Young dan Jae Won sama2 menatap A Rin.

Soon Young : A Rin, ini ayahmu.

Jae Won : Lihat. Ibu juga di sini.

Soon Young : Dia tersenyum. Kau melihatnya? Senyumannya?


Jae Won juga ingat kebersamaan Soon Young yang lain dengan A Rin.

Karena itulah Jae Won tak bisa cerai dengan Soon Young.

Jae Won : Bagi A Rin, dia ayah yang tidak tergantikan. Itu sebabnya aku ingin menjaganya. Kukira aku bisa, sampai akhir.


Sementara Soon Young pergi menemui rekannya, seorang profesor hukum bernama Lee Nam Cheol. Profesor Lee tengah membaca dokumen perceraian serta pengajuan hak asuh anak yang dibawa Soon Young.

Profesor Lee heran, lalu dia tanya kapan Soon Young menyiapkan semua itu.

Profesor Lee : Ini tidak bisa disiapkan hanya dalam beberapa hari.

Soon Young : Sudah cukup lama.


Profesor Lee : Kau sungguh akan bercerai? Bolehkah aku sangat jujur? Entah bagaimana menurutmu, tapi kau tanpa sadar banyak diuntungkan dari istrimu.

Soon Young : Aku tahu itu.

Profesor Lee : Lalu kenapa melakukan ini? Kau tidak akan pernah menemukan angsa lain yang bertelur emas.

Soon Young : Selama 20 tahun, aku pacar Jae Won, lalu suami. Pacar Seo Jae Won, suami Seo Jae Won. Itu labelku selama 20 tahun. Sudah cukup. Aku sudah selesai.

Profesor Lee : Jadi, kau butuh bantuanku untuk apa? Tunjangan? Pembagian aset?

Soon Young : Satu hal saja. Aku hanya ingin satu hal.


Adegan beralih ke Soon Young yang membelai, serta mencium A Rin yang masih terlelap di kamar di rumah Pak Seo.


Setelah melihat A Rin, Soon Young pun menemui Pak Seo. Dia memberikan hadiah kepada Pak Seo.

Soon Young : Ayah masih berolahraga di lapangan. Aku membelikan ayah suplemen kesehatan.

Pak Seo : Kau tidak perlu melakukannya.

Soon Young : Minumlah.

Soon Young memberikan tablet pada Pak Seo. Saat Pak Seo mau meminumnya, Soon Young menyuruh Pak Seo minum tablet dengan ginseng. Soon Young merobek kemasan ginseng dan memberikannya ke Pak Seo. Pak Seo langsung minum.

Pak Seo : Kau senang sekarang?

Pak Seo lantas berterima kasih dan berjanji akan meminum suplemennya.

Soon Young : Baiklah.

Pak Seo : Kau punya waktu untuk berada di sini? Kau pasti sibuk menyiapkan kuliahmu.


Soon Young : Aku datang untuk menemui Ayah. Lagi pula, aku sangat merindukan A Rin.

Pak Seo : Dasar bodoh. Ayah akan segera membawanya kepadamu.

Soon Young : Aku bersumpah sudah membelikan Ayah banyak pakaian. Mari buang beberapa pakaian lama.

Pak Seo memegangi baju di badannya dan menunjukkannya ke Soon Young. Pak Seo bilang, pakaiannya masih bagus dan keren.

Soon Young : Ayah sudah memakainya cukup lama jika sudah 20 tahun. Ayah memakainya saat kali pertama kita bertemu.

Pak Seo : Kau ingat itu?

Soon Young : Ya. Bagaimana aku bisa lupa? Aku sangat gugup hari itu.


Pak Seo : Ayah sangat senang. Karena Jae Won memilihmu.

Mendengar itu, Soon Young agak terdiam.

Soon Young lalu bilang bahwa dia selalu bersyukur,

Lalu dia minta maaf pada Pak Seo.

Pak Seo heran, ada apa denganmu hari ini? Apa ada masalah?

Soon Young : Aku harus pergi. Ayah, aku harus pergi. Jae Won sibuk, jadi, jangan beri tahu dia aku datang.

Pak Seo : Baiklah.

Soon Young : Kalau begitu, sampai jumpa.


Jae Won berjalan menuju ruangannya dengan wajah murung.

Te O yang tengah membaca berkas, melihat Jae Won.

Jae Won menghentikan langkah di depan ruangan Te O. Dia terdiam menatap Te O.


Yoon Jin hampir selesai dengan lukisannya. Tak lama, Te O datang. Yoon Jin melihat Te O. Lalu sambil melukis, dia bilang dia mengerjakan lukisan itu selama setahun dan akhirnya dia melihat akhirnya.

Yoon Jin : Kuharap aku bisa menyelesaikannya tanpa penyesalan.


Te O menatap seorang gadis dalam lukisan Yoon Jin.

Yoon Jin pun mendekati Te O dan menatap lukisannya.

Te O : Itu terlihat sedih dan kosong.

Yoon Jin : Kau mendapatkannya setelah kehilangan sesuatu yang berharga. Betapa kosong dan sia-sianya hidup.


Mereka lalu pindah ke taman. Te O diam saja sambil menatap Yoon Jin. Yoon Jin tanya ada apa. Dia lalu meminta Te O bicara dan tanya lagi apa yang tidak bisa Te O katakan. Te O pun menanyakan alasan Yoon Jin.

Te O : Kenapa kau memanfaatkan orang mati untuk menipu semua orang?

Yoon Jin : Apa Jae Won juga tahu?

Te O : Kau ingin dia tidak tahu?

Yoon Jin : Tidak. Lupakan saja. Kurasa ini yang terbaik. Aku ingin mengatakan yang sebenarnya sejak awal. Tapi Soon Young bilang dia punya alasan, jadi, aku mengikuti tipuan bahwa dia Heo Chi Young. Mereka akan segera bercerai. Dia bilang akan meninggalkannya untukku. Itu pernikahan yang hampa. Dia ingin mengakhirinya sebelum makin menyedihkan.

Te O : Sunbae, apa kau selalu seperti ini?

Yoon Jin : Kenapa? Bukankah ini juga lebih baik untukmu? Kau dan Jae Won.

Yoon Jin lalu menatap Te O dari dekat.

Yoon Jin : Alasanmu bergabung dengan Dereve. Apa Jae Won tahu apa itu?

Te O terdiam mendengarnya.


Reporter Choi datang ke kafe yang disinggahi Jae Won malam-malam. Dia menemui pekerja kafe dan menunjukkan sebuah unggahan di ponselnya. Dia bilang, dia mencari orang yang mengunggah postingan itu.

Pekerja yang bicara dengan Reporter Choi, adalah pekerja yang mengambilkan kotak P3K untuk tangan Jae Won yang terluka. Dia tak percaya Reporter Choi adalah reporter sungguhan. Reporter Choi tanya, benarkah itu Jae Won.

Pekerja : Ya. Sungguh. Wajahnya di kehidupan nyata...


Reporter Choi menatap kamera CCTV kafe. Lalu dia minta pekerja kafe menceritakan lebih detail soal tangan Jae Won.

Pekerja bilang itu sangat aneh.


Jae Won ke Firma Hukum Sungron. Dia berkonsultasi dengan pengacara di sana. Pengacara bilang, jika yang Jae Won katakan benar, tidak akan sulit bagi mereka untuk menuntut di pengadilan.

Pengacara : Suamimu memberikan alasan perceraian. Dan kau melakukan sebagian besar pekerjaan untuk meningkatkan aset kalian. Mari kita buktikan
sebaik mungkin.

Jae Won : Bagaimana dengan hak asuh?

Pengacara : Apa tidak ada kemungkinan kesepakatan? Dari yang kulihat di TV, suamimu lebih sering bersama anakmu.

Jae Won : Dia mengencani orang lain.

Pengacara : Masalah hak asuh agak berbeda. Jika tampaknya mereka berusaha lebih keras dengan anak itu, dan anak itu lebih dekat dengan orang tua itu, jika hakim memutuskan mereka bisa memberikan lingkungan yang lebih baik untuk anak itu, pasangan yang bersalah bisa memenangi hak asuh.


Pembantu menelpon Jae Won. Dia bilang, Soon Young pergi kantor. Tiba2, Jae Won pulang dan dia terus ke ruang kerja. Dia mencari bukti, sesuai arahan pengacara yang menyuruhnya mengumpulkan bukti kalau Soon Young berusaha menghancurkan keluarga.

Pengacara : Periksa keuangannya. Cari apa pun yang akan memberatkannya membesarkan anak.

Tapi Jae Won tak menemukan apapun.

Jae Won lalu memeriksa laptop Soon Young.

Saat tengah memeriksa file, laptop Soon Young menerima email baru. Jae Won membukanya. Email itu tanpa judul dan berisi sebuah video. Jae Won mengunduh video. Lalu dia terkejut melihat video itu. Video itu adalah video Yoon Jin yang berhubungan badan dengan Soon Young.


Soon Young ke rumah Yoon Jin saat Yoon Jin tengah memasak.

Yoon Jin senang Soon Young datang.

Yoon Jin : Makan malam hampir siap. Aku bekerja keras, jadi, nantikanlah.

Soon Young lalu terdiam menatap kursi anak kecil di ruang tengah.

Yoon Jin yang tahu itu, bergegas mendekati Soon Young.

Yoon Jin : Itu tampak agak membosankan, jadi, aku mengubahnya sedikit. Apa itu aneh?

Soon Young : Tidak, tapi...


Yoon Jin lantas terkejut melihat pipi Soon Young yang kegores.

Yoon Jin : Ada apa dengan wajahmu?

Soon Young : Bukan apa-apa.

Yoon Jin : Apanya yang bukan apa-apa? Bagaimana kejadiannya? Jae Won yang melakukannya?


Soon Young lantas memeluk Yoon Jin, sambil bilang kalau hubungan dia dan Jae Won sudah berakhir sekarang.

Soon Young : Jangan khawatir.

Yoon Jin : Hanya masalah waktu sebelum kita bertiga bersama.


Te O masih memeriksa catatan panggilan ponsel Kyung Tae.

Lalu dia ingat kata2 Seketaris Kim saat dia tanya pukul berapa dan kapan Kyung Tae menerima telepon. Seketaris Kim bilang, pukul sepuluh malam lewat pada malam tanggal 22.


Te O lantas melihat catatan panggilan Kyung Tae pada malam tanggal 22 pukul sepuluh malam.

Di sana tertulis nama Chi Young.


Lalu Pak Yoo datang dan berkata, seseorang mengambil semua kue kacang merah.

Te O bilang itu dia.

Pak Yoo : Tidak apa-apa.


Pak Yoo lalu duduk disamping Te O.

Pak Yoo : Astaga. Detektif Yoon. Kau sudah tahu orang yang dia hubungi saat itu?

Te O : Ya.

Pak Yoo : Ada apa? Kenapa? Kau tidak tahu siapa dia?

Te O : Tidak. Itu Heo Chi Young.

Pak Yoo : Benar, bukan? Sudah kuduga.

Te O : Tapi begitu panggilan telepon berakhir, dia menelepon seseorang.

Pak Yoo : Siapa?

Te O : Heo Soon Young.

Pak Yoo : Apa?

Te O : Lalu siapa Heo Chi Young? Jadi, Heo Soon Young tidak berpura-pura menjadi Heo Chi Young?


Jae Won lagi minum di dapurnya. Tak lama, Soon Young datang. Soon Young melihat Jae Won sebentar, lalu dia mengambil gelas, mau minum. Jae Won pun menatap Soon Young.

Jae Won : Mari kita bercerai.

Soon Young terkejut Jae Won setuju pisah.

Jae Won : Aku akan menuruti keinginanmu.

Soon Young : Kau serius?

Jae Won : Ya. Kau tidak mau melakukannya?

Soon Young : Maksudku... Bukannya aku tidak mau.

Jae Won : Hubungan kita sudah berakhir. Aku merasa hanya aku yang mempertahankannya. Mari kita akhiri sebelum makin saling menyakiti.



Jae Won lalu menuangkan wine untuk Soon Young.

Jae Won : Ini kali terakhir kita.


Tapi habis minum wine yang dituangkan Jae Won, Soon Young keracunan.

Dengan napas tercekik, Soon Young minta tolong Jae Won.

Namun Jae Won diam saja. Mulut Soon Young mengeluarkan busa.


Tapi ternyata itu hanya mimpi Jae Won. Jae Won terbangun dan melihat pil insomnia nya. Dia tertidur di ruang tengah. Jae Won lalu buru2 lari ke dapur dan membuang pestisidanya.


Tae Joo menemui Reporter Choi di kafe.

Reporter Choi : Detektif Nam.

Tae Joo : Lama tidak bertemu, Pak Choi.

Reporter Choi : Kudengar kau bekerja di perusahaan asuransi setelah berhenti menjadi polisi. Aku tidak mengenalimu.

Tae Joo : Hentikan omong kosong itu. Jadi, ada apa?

Reporter Choi : Tampaknya, kau membantu Bu Seo Jae Won belakangan ini. Aku bertemu Kapten Oh, dan dia memberitahuku.

Tae Joo kesal, pria itu sangat...

Reporter Choi : Astaga, aku ragu, tapi... Apa itu sungguhan? Kau pasti tahu bagaimana keadaannya belakangan ini.

Tae Joo : Apa yang ingin kau ketahui?

Reporter Choi : Masalahnya...

Reporter Choi menunjukkan video Jae Won menggenggam pecahan kaca di kafe.

Tae Joo : Kau yakin itu Seo Jae Won?

Reporter Choi : Ya, itu dia. Agak aneh, bukan? Sepertinya dia juga sudah gila.
Tae Joo : Kau tahu sesuatu?

Reporter Choi : Entahlah. Jika aku tahu alasannya, itu akan menjadi berita besar.

Tae Joo : Kau yakin itu berita besar?

Reporter Choi : Tentu saja. Ini rekaman aslinya. Aku dapat rekaman ini usai periksa semua rekaman kamera pengawas dihapus seandainya mereka memberikannya kepada orang lain. Bisakah kau menyelidikinya? Aku akan membalas kebaikanmu.

Tae Joo : Mari kita lakukan.


Reporter Choi lantas menuju mobilnya sambil bicara dengan seseorang.

Reporter Choi : Tidak. Aku menemui mantan detektif yang kukenal. Ada sampah yang dipecat setelah menerima suap dari pelaku. Aku hanya ingin mengawasinya. Dia tidak menolak saat bisa menghasilkan uang.


Reporter Choi selesai menelpon. Tapi saat melihat spionnya, dia melihat Tae Joo mendekatinya dari belakang membawa kayu. Reporter Choi kaget dan menoleh ke belakang. Tae Joo pun memukul Reporter Choi, hingga Reporter Choi pingsan.

Tae Joo menatap Reporter Choi.

Tae Joo : Kau benar. Aku tidak menolak saat bisa menghasilkan uang dari itu. Tapi... Aku tidak tertarik dengan uang receh karena aku bergaul dengan nama besar belakangan ini.

Tae Joo mengambil laptop Reporter Choi dan pergi.


Jae Won mendesain dengan emosi di kamarnya.

Tapi habis itu, dia merobek dan merobek kertas hasil desainnya dan membuangnya ke lantai, lalu mendesain lagi dan merobek lagi.


Tiba2, dia mendengar suara A Rin.

A Rin ada di dapur bersama Pak Seo. Dia baru pulang.

A Rin : Kakek, aku mau air.

Pak Seo mengambilkan A Rin air.


Jae Won turun dan langsung memeluk A Rin.

Jae Won : Kau bersenang-senang?

A Rin : Ya.

Jae Won : Berapa ikan yang kau tangkap?

A Rin : Rahasia.

Jae Won : Rahasia?


Pak Seo ke kamar Jae Won. Dia terhenyak melihat lantai kamar penuh dengan gumpalan kertas.

Jae Won sendiri lagi membuatkan teh untuk ayahnya.


Pak Seo turun dan menghampiri Jae Won.

Jae Won : Apa yang dilakukan A Rin tadi?

Pak Seo : Dia tertidur. Dia lelah. Kau sudah tidur?

Jae Won : Tentu saja. Aku membuat sketsa saat mendapat ide kemarin. Aku baik-baik saja.

Pak Seo lalu melihat tangan Jae Won yang diplester.

Pak Seo : Apa yang terjadi?

Jae Won : Ini? Bukan apa-apa. Aku membuat kesalahan saat bekerja dengan kayu.


Jae Won lalu mengganti topic pembicaraan.

Jae Won : Bagaimana lalu lintas dalam perjalanan ke sini? Soon Young...

Pak Seo : Kami berbicara di telepon dalam perjalanan ke sini. Dia bilang dia di luar Seoul karena ayah temannya meninggal.

Jae Won : Itukah yang dia katakan?

Pak Seo : Apa semuanya baik-baik saja dengan suamimu belakangan ini?

Jae Won : Apa dia mengatakan sesuatu?

Pak Seo : Tidak. Ayah hanya bertanya. Jae Won-ah, apa kau...

Jae Won : Tidak. Ini sungguh tidak seperti yang Ayah pikirkan. Ayah tidak lapar? Atau mau makan camilan ringan sebelum makan sesuatu?

Pak Seo : Benar juga. Ayah lupa. Ayah lupa membeli rokok. Tidak akan lama.


Pak Seo beranjak keluar.

Diluar, dia menangis. Lalu dia bilang itu kesalahannya.


Ada flashback, saat Pak Seo menemui wali kelas Jae Won. Wali kelas bilang, semua orang di sekolah sudah tahu soal Jae Won yang datang ke psikiater. Dan keluhan berdatangan dari para orang tua

Pak Seo marah dan membela Jae Won.

Pak Seo : Anakku tidak melakukan kesalahan. Tidak ada salahnya pergi ke rumah sakit saat kau sakit.

Wali kelas : Aku mengerti perasaanmu. Tapi kenapa tidak mempertimbangkan memindahkannya ke sekolah lain?

Pak Seo : Kau sungguh berpikir anak kami masalahnya? Putriku tidak melakukan kesalahan. Mereka yang memperlakukan anakku yang sakit seperti penjahat adalah masalah sebenarnya.


Di gudang, beberapa teman Jae Won berusaha menyayat pergelengan tangan Jae Won. Mereka ingin tahu Jae Won sakit apa gak. Jae Won ketakutan. Tepat saat itu, Pak Seo datang dan mengusir mereka semua.

Jae Won pun jatuh terduduk dan tangisnya pecah.


Setelah itu, Pak Seo membawa Jae Won pulang.

Jae Won lantas bilang pada Pak Seo dia tak mau ke RS. Tapi, dia memanggil Pak Seo 'ahjussi', bukan 'appa'.

Pak Seo : Kau tidak perlu.

Jae Won : Sungguh?


Pak Seo : Lalu kau akan pindah. Kau juga akan mengubah namamu. Mari tinggal di tempat yang tidak diketahui siapa pun. Tidak akan ada yang tahu jika kau minum obat. Mulai sekarang, penyakitmu akan menjadi rahasia di antara kita. Jangan beri tahu siapa pun mulai sekarang. Bisakah kau melakukan itu? Dan Yoon Jin-ah, jangan khawatir. Ayah akan menghasilkan uang untuk menghilangkan bekas luka di lenganmu.

Jae Won tersenyum mendengarnya.

Flashback end...


Pak Seo masih menangis. Lalu dia bertanya2, apa yang harus dia lakukan dengan Jae Won.

Pak Seo : Ini salahku, Jae Won-ah.

Bersambung ke part 2...