• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Preview Fantastic Ep 13

Joon Gi : Kau mengajakku berkencan?


Joon Gi : Ryoo Hae Sung-ssi, maukah kau menyiapkan pemakamanku?

Fantastic Ep 12 Part 3

Sebelumnya...


Di hotel, Seol yang sedang berbicara dengan So Hye via telepon bertemu dengan Sang Wook tanpa disengaja. Keduanya lantas duduk di Coffee Shop. Awalnya, mereka terlihat gugup. Beberapa saat kemudian, Sang Wook membuka pembicaraan. Ia ingin tahu apa yang membuat Seol datang hotel itu. Seol berkata, kalau ia sedang mengunjungi temannya. Sang Wook pun mengaku bahwa ia juga sedang mengunjungi temannya. Seol lantas menanyakan kabar Sang Wook.


“Aku sudah tidak bekerja di biro hukum lagi.” Jawab Sang Wook.

“Kenapa? Apa karena aku?” tanya Seol.

“Bukan. Aku merasa itu bukanlah tempatku. Aku akan mencari pekerjaan lain.” Jawab Sang Wook.


“Kau akan menjadi pengacara yang hebat. Terima kasih untuk semuanya. Kau tidak tahu kan betapa terhiburnya aku? Aku benar2 ingin menceritakannya padamu. Aku lega karena diberi kesempatan bertemu denganmu.” Ucap Seol.

“Noona-ssi.” Jawab Sang Wook sembari tersenyum.

“Apa?” tanya Seol bingung.

“Ah, tidak ada.” Jawab Sang Wook.


Sang Wook lantas melihat sesuatu di bawah meja. Seol juga melihatnya. Sebuah pulpen yang jatuh di lantai. Seol hendak mengambil pulpen itu. Sang Wook ikut membungkuk. Keduanya terdiam saat wajah mereka saling berdekat. Sang Wook kemudian memegang tangan Seol, dan membelai wajah Seol.  Tak lama kemudian, Sang Wook mencium bibir Seol.

“Aku mencintaimu. Keluarlah dari rumah itu. Aku akan membantumu.” Ucap Sang Wook.

Ternyata oh ternyata, itu semua cuma khayalan Seol saja. Ya elah, kirain beneran….. Udah senang akunya karena Sang Wook abis ngekiss, nembak Seol… tapi ternyata hanya khayalan Seol…


“Noona-ssi.” Panggil Sang Wook, menyadarkan Seol dari lamunannya.

“Apa? Kau bilang apa?” tanya Seol.

“Aku bilang aku juga lega karena diberi kesempatan bertemu denganmu lagi. Kau terlihat lebih baik dari sebelumnya.” Jawab Sang Wook.

“Benarkah?” tanya Seol.

Seol lantas tersenyum….

“Dongsaeng-ssi…” panggil Seol.



Seol lantas menengadahkan tangannya. Sang Wook mengerti dan langsung meletakkan ponselnya di tangan Seol. Tapi ternyata maksud Seol bukan itu. Seol meminta tangan Sang Wook. Seol mengaku ingin membaca garis tangan Sang Wook. Dengan gugup, Sang Wook pun memberikan tangannya. Seol memegang tangan Sang Wook dan mulai melihat garis tangan Sang Wook.


Tepat saat itu, So Hye lewat di depan jendela dan tersenyum melihat mereka.


“Garis cintamu sangat bagus. Kau akan bertemu gadis yang baik.” Ucap Seol.

Seol lantas melepaskan pegangannya.

“Aku mengharapkan yang terbaik untukmu.” Ucap Seol.

“Aku juga mengharapkan hal yang sama.” Jawab Sang Wook.


Adegan lantas berpindah pada Hae Sung yang sedang membaca surat kontrak yang dibuat Jin Sook. Jin Sook berkata bahwa mereka sekarang adalah rival. Hae Sung mengaku bahwa ia hanya akan memproduksi Hitman, karena ia tidak pintar berbisnis. Jin Sook menyuruh Hae Sung menandatangani kontrak itu. Tapi Hae Sung menolak menandatangani kontrak itu tanpa didampingi pengacaranya.

Jin Sook heran, Pengacara??


Tak lama kemudian, Sang Wook masuk dan mengaku sebagai Pengacara Hye Sung Entertainment. 



Jin Sook terkejut, ia langsung melirik Hae Sung. Tapi Hae Sung malah tertawa dan melambaikan tangnnya pada Jin Sook.


Sang Wook kemudian memeriksa isi kontrak, sementara Hae Sung sibuk mainin kacamatanya.

“Kontrak ini menempatkan Ryu Hae Sung-ssi pada sebuah kerugian. Anda harus merevisi beberapa bagiannya.” Ucap Sang Wook.

“Yang mana?” tanya Jin Sook kesal.


“Tentang rahasia Ryoo Hae Sung. Apapun alasannya, jika itu sampai tersebar ke media, maka anda harus bertanggungjawab. Anda harus membayar tiga kali biaya kontrak jika anda melanggarnya. Aku ingin itu ditambahkan ke dalam kontrak ini.” jawab Sang Wook.

“Kenapa aku harus membayar? Bukan hanya aku satu2nya yang tahu tentang itu.” ucap Jin Sook.

“Jika bukan hanya kau satu2nya orang yang tahu hal itu, maka tidak ada alasan bagi kami untuk menandatangani kontrak itu. Dan juga ada sedikit informasi tentang biaya yang dihabiskan untuk memproduksi Hitman. Anda harus menyertakan informasi tambahan dalam anggaran anda.” Jawab Sang Wook.


Sang Wook lantas menunjukkan kontrak yang dibuatnya. Jin Sook menolak menandatanganinya. Sang Wook pun berkata kalau mereka akan menuntut Jin Sook karena penyebaran informasi pribadi kliennya untuk memeras kliennya. Jin Sook mati kutu. Hahhahah…


So Hye sedang mencoba gaun pengantin ditemani Seol dan Mi Sun. Seol memuji kecantikan So Hye. Mi Sun berencana memotret So Hye dan mengirimkan foto So Hye ke Hae Sung. Tapi So Hye melarang. So Hye beralasan tidak akan menyenangkan jika Hae Sung melihat gaun pengantinnya duluan.


Malam harinya…. So Hye masuk ke kamar Seol. Seol bertanya kenapa So Hye belum tidur. Tapi So Hye bukannya menjawab, malah berkata kalau ia melihat Seol di kafe. So Hye ingin tahu siapa pria tampan yang bersama Seol di kafe.

“Aku baru saja mengenalnya. Aku memberikannya tumpangan di motorku. Kami sudah seperti noona dan dongsaeng.” Jawab Seol.

“Apa dia menyukaimu?” tanya So Hye.

“Aku berutang sangat banyak padanya.” Jawab Seol.


“Matanya penuh cinta.” Ucap So Hye.

“Kau pikir itu masuk akal? Aku masih menikah. Lagipula, aku lebih tua darinya.” Jawab Seol.

“Kau harus menyelesaikan masalahmu terlebih dahulu. Tapi tidak ada yang bisa menghentikanmu. Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.” Ucap So Hye.

“Aku tidak tahu malu. Aku akan bercerai. Bagaimana bisa aku memulai hubungan dengan seseorang? Dia pribadi yang sempurna. Jika kau mengenal seseorang, perkenalkan dia padanya.” Jawab Seol.

“Benarkah?” tanya So Hye.

“Jangan lakukan itu.” jawab Seol.


Keduanya lalu tertawa… So Hye lantas berkata akan terasa menyenangkan jika mereka bisa tinggal serumah selamnya. Seol berjanji, setelah ibunya sembuh ia akan berada di sisi So Hye sepanjang waktu. So Hye mengajak Seol hidup bersama sampai mereka tua. Keduanya lalu kembali tertawa.


Hae Sung keluar dari kantornya yang dulu adalah studio So Hye. Joon Gi menghubungi Hae Sung. Hae Sung menyuruh Joon Gi masuk, tapi Joon Gi menolak dan meminta Hae Sung keluar.


Tak lama kemudian, Hae Sung keluar dan melambaikan tangannya ke arah Joon Gi. Joon Gi yang menunggu di mobil tampak pucat. Hae Sung masuk ke mobil Joon Gi dan mendapati Joon Gi menggigil kedinginan. Hae Sung cemas.

“Tubuhku tidak mau mendengarkanku dengan baik.” Ucap Joon Gi.


Joon Gi lantas menyuruh Hae Sung mengambil tasnya di kursi belakang.  Hae Sung ingin menghubungi rumah sakit, tapi Joon Gi melarang. Joon Gi meminta Hae Sung mengambilkannya botol obat berwarna oranye di tasnya. Hae Sung pun buru2 membuka botol obat itu dan memasukkan pil obat ke dalam mulut Joon Gi.


Joon Gi yang sudah menelan obatnya, berjuang melawan penyakitnya.  Tak lama kemudian, Joon Gi tak sadarkan diri. Hae Sung panic.


“Hyung? Hong Joon Ki! Hong Joon Ki!” teriak Hae Sung sambil mengguncang2kan tubuh Joon Gi.

Bersambung…………

Me to the wek alias mewek liat ending episode kali ini….. Kondisi Joon Gi semakin buruk… Aku merasa Joon Gi akan meninggal di episode terakhir….

Awal2 episode, penyakit So Hye yang sering kambuh… Mendekati ending malah penyakit Joon Gi yang sering kambuh….

Fantastic Ep 12 Part 2

Sebelumnya...


Hae Sung yang baru pulang diminta tidak berisik oleh Mi Sun. Mi Sun berkata kalau So Hye baru saja tidur setelah bekerja sepanjang hari. Mi Sun kemudian memberitahu Hae Sung bahwa Seol sedang berada di luar untuk mengurus beberapa hal sekalian mengejuk sang ibu dan akan kembali besok. Setelah itu, Mi Sun pamit pergi. Hae Sung berterima kasih atas bantuan Mi Sun dan meminta Mi Sun menyampaikan salamnya pada Pil Ho.


Hae Sung menatap So Hye yang tertidur pulas di sofa. Tak lama kemudian, Hae Sung beranjak ke kamarnya. Namun baru sebentar berada di kamar, Hae Sung bergegas keluar karena mendengar suara.


So Hye tampak membereskan berkasnya yang berserak di lantai. Hae Sung mendekati So Hye, tapi So Hye cuek dan bergegas pergi. Hae Sung menahan So Hye, tapi So Hye malah marah dan berkata kalau ia tidak punya perasaan apapun pada Hae Sung. So Hye juga menegaskan bahwa dirinya sudah memiliki seorang kekasih. So Hye beranjak pergi. Hae Sung mengikuti So Hye.


Di tepi jalan, So Hye terkejut melihat poster Hae Sung yang lagi memegang botol parfum yang dipajang di depan sebuah toko. So Hye kesal. Dia mengumpat kasar, mengatakan Hae Sung si bodoh. Hae Sung yang sejak tadi berdiri di belakang So Hye pun langsung mendekati So Hye.

“Penulis Lee, apa yang kau katakan!” protes Hae Sung.

“Aku bilang ‘Si Bodoh’! jawab So Hye.

“Kenapa kau memanggilku begitu?” tanya Hae Sung.

“Kau tahu lebih baik daripada orang lain.” Jawab So Hye.


So Hye lalu ingin tahu kenapa Hae Sung mengikutinya. Hae Sung pun berkata kalau ia akan selalu berada di dekat So Hye. So Hye menyuruh Hae Sung pergi, tapi Hae Sung ingin mengantar So Hye. Hae Sung mengaku kalau mereka memiliki tujuan yang sama. So Hye ingin tahu kemana Hae Sung mau pergi. Hae Sung bilang ia mau pergi ke tempat yang dituju So Hye. So Hye langsung menatapnya galak, kemudian beranjak pergi.




So Hye kembali ke studionya. Tapi ia heran karena tidak bisa membuka kunci pintunya. Ia yakin dirinya tidak salah memasukkan password. So Hye memeriksa tasnya, tapi ia tidak bisa menemukan key card nya di sana. Hae Sung yang menatap So Hye dari kejauhan tak bisa membendung kesedihannya.


So Hye menatap Hae Sung. Hae Sung tersenyum. So Hye kesal. Tak lama kemudian, ingatan So Hye kembali. So Hye syok mendapati dirinya berada di depan studionya. Hae Sung tersenyum, ia lantas mendekati So Hye.

“Apa aku melakukannya lagi? Apa aku kehilangan pikiranku lagi?” tanya So Hye sedih.

“Ingatanmu kembali lebih cepat dari sebelumnya.”  Jawab Hae Sung.

So Hye menangis dan beranjak pergi…


Hae Sung menyusul So Hye. So Hye semakin mempercepat langkahnya. Hae Sung berhasil mengejar So Hye. Hae Sung mengajak So Hye berkencan. Tapi So Hye ingin kembali ke rumah. So Hye cemas, ia takut kalau dirinya melakukan hal yang aneh lagi. Hae Sung berkata, kalau So Hye tidak perlu cemas karena berada disampingnya.

“Kau tidak tahu perasaanku. Itu sangat menakutkan dan mengerikan.” Ucap So Hye.

“Aku tahu seperti apa rasanya. Aku mencoba untuk berani mengatakan ini kepadamu. Seharusnya aku mengatakannya lebih awal. Aku tidak bisa menundanya lebih lama lagi.” Jawab Hae Sung.


So Hye dan Hae Sung kini duduk di taman. So Hye ingin tahu apa yang mau Hae Sung katakan. Hae Sung berkata, ini seperti sebuah pengakuan. Alasan kenapa ia meninggalkan So Hye. Alasan kenapa ia memilih CEO Choi. So Hye terdiam.

“Kau tahu kan aku datang dari Amerika?” tanya Hae Sung. So Hye mengangguk.

“Saat aku masih kecil, aku diadopsi orang Amerika. Ibuku orang Korea. Meskipun ayahku sangat keras, mereka adalah orang2 baik. Tapi dalam waktu kurang dari dua tahun, mereka memiliki bayi. Sudah jelas apa yang akan terjadi setelahnya. Aku kehilangan perhatian mereka. Jadi aku membuat beberapa masalah ketika aku remaja. Anak2 yang lebih tua di lingkungan kami, mereka bilang aku bisa mendapatkan uang dari mereka, jadi aku duduk di kursi pengemudi. Ada obat2an terlarang di mobil itu.” ucap Hae Sung.

So Hye terkejut.


“Karena itu, aku dicampakkan dan dikirim kembali ke Korea. Aku berterima kasih pada mereka, karena mereka membuat diriku bertemu lagi denganmu.” Ucap Hae Sung.

“Dan CEO Choi mengetahui hal ini? Dia menggunakan kesempatan ini untuk membuatmu berada di dekatnya.” Jawab So Hye.

“CEO Choi menemukan nenekku. Dia menolongku. Itulah kenapa aku tidak muncul di dramamu. Aku tidak punya pilihan. Dia masih mengancam akan membeberkan semua ini kalau aku tidak memperpanjang kontrak dengannya.” Ucap Hae Sung.

“Maafkan aku. Kau sudah berusaha menjelaskannya padaku, tapi aku tidak mau mendengarmu.” Sesal So Hye.

“Kalau aku jadi kau, aku juga akan melakukan hal yang sama.” Ucap Hae Sung.


Hae Sung lalu memberitahu So Hye kalau kontraknya dengan Jin Sook berakhir hari ini. So Hye senang mendengarnya. Hae Sung berkata bahwa setelah itu ia akan bekerja sendirian. Ia berjanji akan memberitahu So Hye rencananya nanti setelah rencananya matang. So Hye tersenyum senang.




So Hye mengajak Hae Sung makan daging panggang. So Hye berkata, kalau ia akan makan dengan baik supaya bisa menjadi lebih baik. So Hye juga berkata, ia harus sehat supaya bisa menjadi wali sah Hae Sung. Hae Sung terkejut.

“Apa aku salah?” tanya So Hye enteng.
 
So Hye lantas menyuapi Hae Sung sepotong daging dan mengajak Hae Sung menikah. Hae Sung terkejut.

“Kita daftarkan pernikahan nanti saja. Bikin pesta yang sederhana untuk teman2.” Ucap So Hye lagi.




Hae Sung tersipu malu awalnya, tapi kemudian ia sok jual mahal.

“Kau mencoba melamarkanku lewat daging?” tanya Hae Sung.

So Hye mengangguk dan kembali menyuapi Hae Sung sepotong daging. Tapi Hae Sung menolaknya. Hae Sung berkata, lamarannya tidak memuaskan. So Hye pun mengambil selada, lalu menaruh daging bermacam sayuran di atas seleda dan menyuapi Hae Sung serta mengajak Hae Sung menikah. Hae Sung tetap menolak. Ia mengaku tidak mau menikah. Wajah So Hye langsung berubah sedih. Melihat wajah sedih So Hye, Hae Sung pun setuju menikah dengan So Hye. So Hye pun tersenyum senang.




So Hye menemui Joon Gi di rumah kaca. So Hye berkata, saat Hae Sung berkata ingin menjadi walinya, ia berpikir bahwa ia hanya akan menjadi beban untuk Hae Sung, tapi ia mencoba memikirkan hal yang sama dengan yang dipikirkan Hae Sung. So Hye mengaku ingin membuat Hae Sung merasa nyaman meskipun ia berada dalam kondisi yang sakit dan buruk, tapi kemudian ia menyadari apa yang membuat Hae Sung mengatakan hal itu.

Joon Gi tersenyum dan mengaku bahwa ia iri pada So Hye dan Hae Sung.

“Aku menjadi berani setelah aku mengalami delirium. Aku merasa tenang setelah membiarkan seseorang melihat sisi burukku.” Ucap So Hye lagi.


“Ini rahasia. Aku juga mengalami delirium setelah operasi.” Jawab Joon Gi.

“Kau juga?” tanya So Hye terkejut.

“Kau tahu apa yang kulakukan? Aku bertingkah seperti Batman dan berlari di sekitar rumah sakit dengan pakaian dalamku.” Jawab Joon Gi.

Joon Gi lantas membentuk topeng batman dengan tangannya dan berseru, BATMAN!!

“Kau membual?” tanya So Hye.


“Itu benar. Saat pertama kali mengalaminya, aku merasa malu. Tapi apa yang salah dengan itu? Orang2 yang sehat bisa membuat kesalahan. Kau berjuang melawan kankermu. Kau bisa membuat banyak kesalahan. Tapi aku memiliki penyesalan. Aku harus menemukan orang yang tidak kusukai dan meninju wajahnya.” jawab Joon Gi.

“Itu benar. Aku harus melakukan itu juga.” ucap So Hye.

Keduanya lantas tertawa…..

“Itu akan kembali. Tidak peduli delirium atau sesuatu yang buruk, jangan berkecil hati seperti sebelumnya dan hadapi semua itu. Makanlah dengan baik dan bersemangatlah.” Ucap Joon Gi.

Joon Gi kemudian mengangkat cangkirnya tinggi2 dan mengajak So Hye cheers.


Jin Sook ketemuan dengan Mi Do di sebuah kafe. Mi Do penasaran apa yang membuat Jin Sook mengajaknya bertemu. Apa Jin Sook ingin melakukan perjalanan ke Yeouido?? Jin Sook mengaku ada sesuatu yang ingin diketahuinya.

“Ceritamu dengan Pengacara Choi kami, itu tidak benar kan?” tanya Jin Sook.

“Kalau itu benar, apa bedanya? Oh, akan ada perbedaan. Pengacara Choi tidak akan bisa menjalani pemilihan.” Jawab Mi Do.

“Maksudku bukan begitu.” ucap Jin Sook panik.


“Aku sangat terkejut dengan sikapmu dan juga ibumu hari itu. Kau mempercayai kata2 wanita gila itu dan mencampakkanku seperti sampah.” Jawab Mi Do.

“Itu tidak benar. Kami juga terkejut.” Ucap Jin Sook.

“Aku memikirkan hal itu. Kupikir keluargamu pintar, tapi aku salah. Kepercayaan dan loyalitas adalah jalur hidup di bidang politik. Tapi kalian tidak memiliki sifat2 itu. Aku masih belum membuat keputusan. Haruskah aku tetap mendukung Pengacara Choi di jalan ini?” jawab Mi Do.

“Kau pasti merasa sangat kecewa pada kami, kan? Tolong lupakan soal itu. Kami membuat kesalahan besar.” Ucap Jin Sook.


“Haruskah kita minum bersama?” tanya Mi Do.

“Kedengarannya menarik. Aku akan membelikanmu sesuatu yang enak.” Jawab Jin Sook.

“Diamond Wine itu. Aku menyukainya.” Ucap Mi Do.

“Kita akan minum itu lagi.” Jawab Jin Sook terpaksa.


Seketaris Jin Tae memberikan surat titipan Sang Wook pada Jin Tae begitu Jin Tae kembali ke kantor. Jin Tae pun terkejut menyadari itu surat pengunduran diri Sang Wook. Jin Tae bergegas ke ruangannya dan membaca surat itu.

Saya akan akan membiarkan anda tahu kenapa saya mengundurkan diri dari posisi saya. Sebagai seorang pengacara yang berjuang untuk yang lemah, sekarang saya tahu sisi buruk dari Pengacara Choi. Aku membatalkan kontrak yang kubuat dengan kantormu. Tentang biaya penandatanganan kontrak yang kuterima di muka, aku akan mengembalikannya padamu dengan menambahkan bunganya 5 persen.


Jin Tae syok membaca surat Sang Wook. Tak lama kemudian, Jin Sook datang dan langsung memukuli Jin Tae dengan tasnya. Jin Tae protes. Jin Sook melarang Jin Tae meneruskan kerja sama dengan Mi Do.

“Kenapa? Kau bertemu dengannya? Apa yang dia katakan?” tanya Jin Tae.

“Kau tahu wanita macam apa dia? Hentikan itu sebelum ibu mengetahuinya.” Jawab Jin Sook.

“Baiklah.” Ucap Jin Tae.


“Kau sudah bertemu dengan penyihir itu? Apa katanya?” tanya Jin Sook.

“Dia tidak mau mendengarkanku. Kurasa dia memiliki pria lain.” Jawab Jin Tae.

Jin Sook terkejut, Apa??

“Kalau itu benar, aku tidak akan melepaskannya. Akan kubuat dia menderita.” Ucap Jin Tae.

Bersambung ke part 3