• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 63 Part 2

Sebelumnya...


Soyoung terkejut saat Gilja berkata, akan mencari koki baru.

"Pilihan apa yang kita punya, dia tidak masuk kerja. Aku masih tidak percaya dia mengatakan anaknya sebagai keponakannya." jawab Gilja.

"Sonsaengnim, tidakkah kau mengerti? Anak itu bukan anaknya Dongpal. Wanita yang dicintai Dongpal pergi meninggalkannya dan Dongpal membesarkan anak itu seperti anaknya sendiri. Bukankah dia sangat keren dan setia?" ucap Soyoung.

"Itu karena dia jatuh cinta dengan wanita itu!" jawab Chorim.

"Tapi wanita itu sudah pergi meninggalkannya beberapa tahun lalu." ucap Soyoung.

"Mereka bilang, kau tidak akan pernah bisa melupakan cinta pertamamu." jawab Chorim.

"Jadi kau ingin menikah dengan pria yang tidak pernah jatuh cinta pada siapapun?" tanya Soyoung.

"Tidak masalah, Komo. Kau bersikeras menikah dengan bujangan, meskipun itu bukan anaknya, Chef No tetaplah bukan bujangan sejati. Hubunganmu dengannya penuh liku-liku dan mungkin itu pertanda kau tidak ditakdirkan dengannya. Jadi akhiri saja hubunganmu dengannya dan dia tidak akan pernah bekerja lagi disini." jawab Gilja.

"Aku akan melakukannya." ucap Chorim.

"Eonni!" protes Soyoung.

"Kau diamlah! Jangan buat dia bingung!" Gilja menyentak Soyoung.

*Poor Dongpal. Sy bukannya gak ngerti sih perasaan Chorim. Sy paham, tapi masa sih mereka gk bisa ngeliat ketulusan Dongpal. Dongpal bahkan rela bersusah payah membesarkan Jihyeok yang jelas2 bukan anaknya. Padahal mah kalau Dongpal mau, bisa aja dia membuang Jihyeok kan setelah ibu kandung Jihyeok pergi.


Se Ra berjalan terburu-buru di lorong. Saat melihat In Soo yang berjalan ke arahnya, dia pun langsung menutupi wajahnya dengan dompetnya dan buru-buru masuk ke ruangan lain.


Se Ra masuk ke ruangan meeting. Tuan Bae langsung memberikan tatapan tajamnya. Se Ra hanya nyengir dan buru-buru ke kursinya.


Roo Bi sedang menjelaskan konsep produk barunya.

"Konsep produk baru kami adalah kesejahteraan. Kekuatan dan kelemahan produk, serta peluang dan resiko, departemen pemasaran telah memutuskan bahwa kesejahteraan adalah yang terpenting untuk menarik minat konsumen." ucap Roo Na.

Tuan Bae langsung setuju meminta produksinya segera dimulai.


Tuan Bae lalu memuji Roo Bi. Roo Bi pun berkata, bahwa itu bukan idenya sendiri tapi ide dari rekan-rekannya di tim pemasaran juga.

"Ditambah, masih terlalu dini untuk merayakannya." ucap Roo Bi.


Tuan Bae kemudian beranjak pergi. Setelah Tuan Bae pergi, Jin Hee memberikan ucapan selamat pada Roo Bi.

"Jangan membuatku malu." jawab Roo Bi.

"Kau hebat, aku bangga padamu." ucap Roo Na.


"Selamat, Cheo-je." ucap Gyeong Min.

"Aku akan mentraktir seluruh departemen makan malam sebagai hadiah atas kerja keras kalian." jawab Roo Na.


"Maaf, tapi aku sudah ada janji." ucap Roo Bi.

"Aku juga harus melakukan sesuatu." jawab Gyeong Min.

Mendengar itu, Roo Na pun langsung curiga. Ia curiga, Gyeong Min akan pergi dengan Roo Bi.


Roo Na menghampiri Roo Bi di kamar mandi. Ia bertanya, Roo Bi punya janji dengan siapa.

"Jangan khawatir. Aku tidak akan menemui Gyeong Min di belakangmu." jawab Roo Bi.

"Jaga kata-katamu, kita di kantor." ucap Roo Na.

"Berapa lama kau akan menipunya. Kapan kau akan mengatakan kebenarannya? Jika kau sulit untuk mengatakannya, biar aku saja yang mengatakannya. Gyeong Min dan aku sangat dekat. Dia mungkin marah tapi dia pasti akan mengerti." jawab Roo Bi.

Mendengar itu, Roo Na marah dan langsung mencengkram tangan Roo Bi.

"Jika kau mengatakan satu kata saja soal keguguranku, ibu dan bibi akan kecewa." ucap Roo Na.

"Baiklah, aku akan menutup mulutku. Tapi aku penasaran mana yang lebih kejam. Mematahkan hati Gyeong Min dengan memberitahu keguguranmu atau menipunya dan membuatnya berpikir kalau bayi itu masih hidup." jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi. Setelah Roo Bi pergi, Roo Na tambah curiga kalau Gyeong Min akan pergi bersama Roo Bi.

Curiga, Roo Na pun memutuskan mengikuti Gyeong Min. Ia mendapati Gyeong Min masuk sebuah gedung.


Roo Na terus mengikuti Gyeong Min. Ia melihat Gyeong Min masuk ke lift, menuju ke sebuah lantai.

Roo Na mengikuti Gyeong Min. Saat keluar dari lift, ia terkejut melihat kantor hukum di depannya.

"Kantor hukum. Jangan-jangan..." Roo  Na curiga Gyeong Min mau menceraikannya.

Tepat saat itu, Gyeong Min datang.

"Aku ketahuan. Tadinya aku ingin mengejutkanmu." ucap Gyeong Min.


Gyeong Min pun mengajak Roo Na ke workshop kayu. Ternyata, yang selama ini dilakukan Gyeong Min adalah membuat ranjang untuk bayinya. Roo Na terkejut. Ia langsung memeluk Gyeong Min.


Setibanya di rumah, Gyeong Min membacakan cerita untuk calon bayinya. Melihat perlakuan manis Gyeong Min, Roo Na pun tambah enggan memberitahu Gyeong Min soal kegugurannya. Ia memutuskan, mengatakan kebenarannya pada Gyeong Min setelah yakin kalau Gyeong Min benar-benar sudah memaafkannya.


Keesokan harinya, di kamar mandi, ia berusaha memasang bantalan perut tapi ia lelah sendiri dengan kebohongan yang diciptakannya itu. Ia merasa, hal yang dilakukannya itu salah. Ia berkata, kalau Jeong Roo Bi tidak pernah melakukan hal seperti itu.

"Baiklah, aku akan mengatakan yang sebenarnya." ucap Roo Na.


Tapi saat akan mengatakan yang sebenarnya pada Gyeong Min, Gyeong Min malah mengajaknya ke bawah karena ada rapat keluarga.

Roo Na pun terkejut, ia bertanya-tanya apa dirinya sudah ketahuan pura-pura hamil.


Ternyata nenek mengadakan rapat keluarga untuk memberikan nama bagi janin di kandungan Roo Na. Nenek memberikan nama Geumdong.

Mendengar itu, Roo Na pun memutuskan untuk tetap berpura-pura hamil.


Semua orang setuju dengan usulan nenek. Lalu, nenek mengajak Roo Na ke kamarnya. Nenek bilang, temannya memberikan dia sebuah cream yang bagus untuk ibu hamil jadi ia mau memijat Roo Na dengan cream itu.

Tak mau kebohongannya terbongkar, Roo Na pun mengaku kalau ia malu ada orang lain yang menyentuh tubuhnya.

"Tapi aku nenekmu." ucap nenek.


"Tapi tetap saja, kau nenek mertuanya. Berikan saja pada Gyeong Min. Biar Gyeong Min yang melakukannya." jawab Se Ra.

"Benar, berikan saja padaku. Aku akan memijatnya setiap malam." ucap Gyeong Min.

Roo Na makin merasa terpojok.


Bersambung..............

Ruby Ring Ep 63 Part 1

Sebelumnya...


Disaat Roo Na terduduk lemas di kamar mandi, Gyeong Min membaca buku tentang kehamilan.

"Selamat tinggal, anakku. Ini bukan salahku. Ini kesalahan pria itu. Aku tidak melakukan salah apapun." ucap Roo Na lirih.

Roo Na lalu teringat kata-kata Roo Bi.

"Kau akan menceritakannya pada Gyeong Min, kan? Kau tidak berencana berbohong, kan?" tanya Roo Bi.


Roo Na pun akhirnya memutuskan merahasiakan kegugurannya dari Gyeong Min. Lalu, ia kembali menangis. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang.


Jihyeok mencemaskan ayahnya yang pergi tidak tahu kemana. Ia menyesal karena melarang ayahnya memberitahu Chorim siapa dia.

"Kalau dia mengatakan yang sebenarnya, apa wanita itu masih mau tetap bertunangan dengannya?" tanya Daepung.

"Tapi sekarang, dia mengira ayahku pengecut dan pembohong." jawab Jihyeok.


Jihyeok lalu kembali menelpon nomor ayahnya tapi tak dijawab.

"Aku tidak bisa diam saja disini. Aku harus pergi mencarinya." ucap Jihyeok.


Jihyeok akhirnya menemukan ayahnya. Ia mendatangi tempat ayahnya biasa minum dan menemukan ayahnya sedang minum-minum disana.

Ia pun sedih melihat ayahnya, apalagi setelah mendengar teriakan sang ayah.

"Aku bajingan! Aku penipu berhati dingin!" teriak Dongpal.


Chorim sendiri tengah memikirkan penjelasan Daepung soal Dongpal. Ia menangis dan bingung harus bagaimana.


Keesokan harinya, Gyeong Min memapah Roo Na ke ruang makan. Nenek pun langsung memanggil Geum Hee.


Tak lama kemudian, Geum Hee datang membawakan Roo Na air kaldu ikan mas.

"Halmeoni, aku tidak membutuhkan ini." ucap Roo Na.

"Roo Bi muntah-muntah semalam. Sepertinya tubuhnya tidak bisa menerima air kaldu ini dengan baik." jawab Gyeong Min.

"Ibu, biarkan saja dia. Aku tahu, air itu baik untuk ibu hamil tapi zaman sekarang sudah berbeda. Lagian banyak makanan bergizi diluar sana." ucap Tuan Bae.

Nenek pun menurut dan langsung menyuruh Geum Hee membuang air kaldu itu tapi Geum Hee malah meminumnya.


"Kau sangat beruntung, kakak ipar. Temanku yang hamil perutnya sudah membesar memasuki bulan keempat. Tapi berat badanmu tidak bertambah." ucap Se Ra.

"Oh, benar. Kau membutuhkan baju hamil. Kau mau pergi belanja denganku?"  tanya Nyonya Park.

"Tidak perlu, ibu. Aku bisa mengurus diriku sendiri." jawab Roo Na.

"Ibu, biarkan saja. Dia punya selera tinggi tentang pakaian." ucap Se Ra.

Roo Na pun tambah terpojok.


Sekarang, Gyeong Min sudah berada di kamar dan sedang bicara di telepon dengan seseorang. Ia mengaku, sudah tidak sabar dan ingin segera memulainya.


Seokho bertanya-tanya, kapan Roo Na akan kembali bekerja. Jin Hee pun berkata, kalau ia yakin keluarga Gyeong Min tidak akan membiarkannya kembali bekerja karena Roo Na tengah hamil.

"Dia pasti merasa bosan tinggal di rumah. Biasanya dia sibuk di kantor." ucap Hyeryeon.

"Kalau bayinya perempuan, pasti cantik seperti ibunya." jawab Seokho.

"Kalau laki2, akan seperti ayahnya." tambah Hyeryeon.

"Berhentilah membicarakan bayi orang lain dan mulailah berpikir tentang diri kalian." ucap Jin Hee.

Roo Bi pun merasa kasihan pada Roo Na. Ia juga penasaran, apakah Gyeong Min sudah tahu Roo Na keguguran.


Roo Bi dan Gyeong Min tidak sengaja bertemu di lorong. Roo Bi pun langsung menanyakan kondisi Roo Na. Dari ucapan Gyeong Min, sadar lah Roo Bi kalau Gyeong Min belum tahu apa-apa soal keguguran Roo Na.  Gyeong Min lalu membahas soal hadiah-hadiah yang kata Roo Na dari In Soo dan Roo Bi. Gyeong Min mengucapkan terima kasih dan meminta Roo Bi menyampaikan ucapan terima kasihnya pada In Soo. Gyeong Min lalu beranjak pergi.

"Jeong Roo Na, kenapa kau tidak memberitahunya? Apa yang kau rencanakan?" tanya Roo Bi dalam hati.


Merasa yang dilakukan Roo Na salah, Roo Bi pun kembali memanggil Gyeong Min. Ia menghampiri Gyeong Min dan hendak memberitahu perihal Roo Na yang keguguran tapi belum sempat bicara, Se Ra tiba-tiba datang.

Se Ra memberikan hadiah untuk calon ponakannya. Ia mengaku, ingin memberikannya langsung pada Roo Na tapi ia ada janji makan malam.


Setelah Se Ra pergi, mereka kembali bicara. Gyeong Min mengira, Roo Bi dan Roo Na bertengkar lagi.

"Tentu saja tidak." jawab Roo Bi.

"Meskipun Roo Bi marah padamu, tolong mengertilah. Mereka bilang, emosi wanita yang sedang hamil sering tidak stabil." ucap Gyeong Min.

"Kau harus pergi sekarang." jawab Roo Bi. Dan Gyeong Min pun pergi.


Di rumah, nenek cemas karena Roo Na belum juga pulang padahal hari sudah mau gelap. Tapi tak lama kemudian, Roo Na pulang dan langsung menyapa nenek.

"Kau belanja lagi?" tanya nenek melirik bungkusan di tangan Roo Na.

"Ini buku, hadiah dari temanku." jawab Roo Na.

"Tidak ada yang lebih menarik dari membaca buku-buku seputar kehamilan." ucap Tuan Bae.

"Aku akan ganti baju dan kembali turun." jawab Roo Na.

"Jangan Roo Bi. Kami akan memberitahumu jika makan malam sudah siap jadi kau beristirahat saja." ucap nenek.


Di kamarnya, Roo Na melihat hadiah yang dia bilang buku dari temannya. Ternyata, itu bukanlah hadiah dan isinya bukan buku tapi bantalan perut yang sengaja dibelinya.

"Ini gila, aku tidak bisa melakukannya." ucap Roo Na.


Lalu, ponsel Roo Na berdering. Pesan masuk dari Gyeong Min yang mengaku akan pulang terlambat.

Tak lama kemudian, terdengar suara Geum Hee yang menyuruhnya turun untuk makan malam.


Keesokan harinya, Gyeong Min membawakan sarapan untuk Roo Na. Melihat perlakuan manis Gyeong Min padanya, Roo Na pun bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika Gyeong Min tahu ia keguguran. Lalu, ia berkata kalau dirinya tak mau hubungannya dengan Gyeong Min panas lagi.

Roo Na kemudian membujuk Gyeong Min agar mengizinkannya kembali bekerja. Ia berkata, terkurung di rumah membuatnya tertekan. Gyeong Min pun diam.

"Kau takut aku membuat masalah lagi? Kau lupa, aku akan segera menjadi ibu. Aku mengandung bayi kita. Aku tidak sempat memikirkan hal buruk." ucap Roo Na.

"Tapi ayah dan nenek tidak akan mengizinkanmu." jawab Gyeong Min.

"Setelah aku melahirkan, aku tidak akan bisa lagi kembali bekerja. Jadi aku ingin bekerja sampai saat itu tiba." ucap Roo Na.


Seperti yang dibilang Gyeong Min, Tuan Bae dan nenek tidak setuju Roo Na kembali bekerja. Gyeong Min pun ikut membujuk ayah dan neneknya. Ia bilang, tim pemasaran membutuhkan tenaga lebih untuk produk baru mereka yang akan segera dirilis.

"Aku manajer pemasaran. Aku tidak bisa diam saja di rumah saat karyawanku sibuk di kantor. Aku tidak akan membuat masalah lagi, jadi izinkan aku kembali bekerja." ucap Roo Na.

"Kau janji tidak akan membuat masalah lagi?" tanya Tuan Bae.

"Aku akan pergi dari rumah ini jika melakukan kesalahan yang sama dua kali." jawab Roo Na.


Daepung dan Jihyeok menemukan Dongpal yang tidur di bangku taman. Sambil menahan tangis, Jihyeok memberikan vitamin pada ayahnya dan minta maaf pada ayahnya.

Daepung pun menguatkan Jihyeok. Ia yakin, Dongpal akan bisa melalui semua itu.

"Tapi aku tidak pernah melihat ayah seterluka ini." ucap Jihyeok.


Dongpal pun hanya diam menatap Jihyeok.

Bersambung ke part 2..........