• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Sinopsis Lengkap Drama Korea 'Again My Life' Episode 1-16

 
 
 
All Content From SBS, Asianwiki


 

 
 
Details Drama
 
 Drama : Again My Life
Revised Romanization : Again My Life
Hangul : 어게인 마이 라이프
Director : Han Chul Soo
Writer : Lee Hae Nal (web novel)
Network : SBS
Episodes :
Release Date : Aprip 8, 2022 --
Runtime :  Friday & Saturday 22 : 00-23 : 10
Language : Korean
Country : South Korea

 
Sinopsis Drama :


Kim Hee Woo seorang jaksa yang jujur. Saat dia menyelidiki politisi korup bernama Jo Tae Seob, dia terbunuh oleh pria misterius. Tapi Hee Woo kemudian menemukan dirinya hidup kembali. Dia kembali menjadi dirinya yang dulu, saat dia baru lulus sekolah.


Cast :

 

Lee Joon Gi -- Kim Hee Woo
Lee Kyoung Young -- Jo Tae Sub
Kim Ji Eun -- Kim Hee A
Jung Sang Hoon -- Lee Min Soo

Prosecutor's Office :

Choi Kwang Il -- Kim Seok Hoon
Hong Bi Ra -- Kim Gyu Ri
Kim Hyung Mook -- Jang Il Hyun
Kim Jin Woo -- Choi Kang Jin

Kim Hee Woo's Group

Kim Jae Kyung -- Kim Han Mi
Park Chul Min -- Kim Chan Young
Kim Hee Jung -- Lee Mi Ok
Ji Chan -- Park Sang Man
Lee Soon Jae - Woo Yong Soo

Jo Tae Seob's Group

Hyun Woo Sung -- Dr. K
Hyun Bong Sik -- Park Dae Ho

Eps 1 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4
Eps 2 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4
Eps 3 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4
Eps 4 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4
Eps 5 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4
Eps 6 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4

Again My Life Eps 1 Part 3

 All Content From SBS, Viu dan nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 1 Part 2
Selanjutnya : Again My Life Eps 1 Part 4

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo langsung ke atap, tempat Direktur Cheonha disandera. Tapi Direktur Cheonha sudah tak ada di sana.

Hee Woo celingukan, mencarinya. Lalu terdengar suara pria dari atap.

"Orang yang kau cari ada di tempat yang aman."

Hee Woo mendongak dan melihat seorang pria di lantai atas.

Foto SBS

Hee Woo ingin ke sana.

Tapi dia dihalangi dua wanita berbadan tegap.

Tae Seob keluar dari kejaksaan. Para reporter langsung mewawancarainya.

Tae Seob : Saya bekerja sama dan menjawab setiap pertanyaan dengan jujur. Saya percaya pengadilan akan membuat keputusan yang adil.

Foto SBS

Hari sudah malam.

Hee Woo bertarung melawan dua wanita itu.

Foto SBS

Tae Seob makan malam dengan seketarisnya.

"Begini, gurita kuning tumis di sini sangat enak. Ini sangat berbeda dari yang bisa dibeli di Yeouido. Ini sangat pedas."

Mereka mulai makan. Tapi ponsel si seketaris berbunyi.

Si seketaris memberitahu keberadaan Hee Woo sekarang pada Tae Seob.

"Haruskah kita menghajar mereka berdua?" tanyanya.

"Tidak. Tidak perlu memukul anjing yang telah menyerah." jawab Tae Seob.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo naik ke atap dan bertemu pria itu.

"Kau pasti terkejut." ucap Hee Woo.

"Sedikit." jawab pria itu.

"Tidak seperti kebanyakan jaksa, aku tidak lemah."

"Serta aku bukan preman amatir."

"Baiklah. Mari langsung ke intinya."

Foto SBS
Foto SBS

Mereka bertarung.

Tapi Hee Woo kalah.

Pria itu mencekik Hee Woo.

"Aku akan mengampunimu jika kau berjanji akan berhenti." ucap pria itu.

"Bagaimana kau bisa memercayaiku?" tanya Hee Woo.

"Itu tidak penting. Aku tidak takut pada anjing yang telah menyerah."

"Maaf mengecewakanmu, tapi aku tidak mau menjadi anjing yang menyerah."

"Ini kesempatan terakhirmu. Memohonlah untuk nyawamu."

Hee Woo akhirnya memohon, tolong selamatkan aku.

Tapi kemudian dia bilang dia akan memastikan membunuh pria itu.

Pria itu semakin mencekik Hee Woo.

Hee Woo : Aku memikirkan sesuatu yang berbeda.

Foto SBS

Tak lama kemudian, Hee Woo berhasil membalikkan keadaan.

Hee Woo : Konspirasi pembunuhan dan percobaan tambahan. Kau berhak mendapatkan pengacara. Kau berhak untuk tetap diam. Apa pun yang kau katakan bisa dan akan digunakan untuk melawanmu di pengadilan.

Tapi pria itu melawan.

Hee Woo : Tanganmu bisa patah jika terus begini.

Pria itu kemudian berhasil mengalahkan Hee Woo. Tak hanya mengalahkan Hee Woo, dia membuat Hee Woo tak berdaya.

Foto SBS
Foto SBS

Pria itu lalu menghubungi seketaris Tae Seob.

Dia bilang dia sudah menyelesaikan pekerjaan dan akan menangani Hee Woo sesuai instruksi.

Seketaris Tae Seob langsung memberitahu Tae Seob yang lagi minum teh.

Tae Seob senang, kau menyeduh tehnya dengan sangat baik. Aku yakin akan tidur nyenyak malam ini berkat minum teh yang enak.

Foto SBS

Pria itu mendekati Hee Woo.

"Ini campuran sempurna alkohol dan metamfetamina. Besok pagi, dunia akan mengingatmu sebagai jaksa korup dan pecandu narkoba yang bunuh diri."

Pria itu menyuntikkan itu ke leher Hee Woo. Hee Woo langsung kejang dan setengah sadar.

Pria itu kemudian melemparkan Hee Woo ke bawah.

Foto SBS

Tapi tiba-tiba saja, Hee Woo kembali berada di atas gedung. Dia melihat pria itu tengah menyalakan rokoknya.

Seorang wanita berbaju merah mendadak muncul disampingnya.

Hee Woo : Aku sudah mati, bukan?

Wanita itu bilang iya.

Hee Woo heran dia sudah mati tapi tubuhnya masih terasa sakit.

Singkat cerita, wanita itu menunjukkan kilas balik perjalanan Hee Woo.

Hee Woo dibully saat SMA.

"Kim Hee Woo, sepertinya kau selama ini dipukuli cukup parah."

"Anak-anak yang punya rasa keadilan, tapi tidak punya kekuatan selalu dipukuli."

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo menangisi kepergian orang tuanya.

"Orang tuamu meninggal karena tabrak lari."

"Lalu? Apa aku bisa bertemu dengan orang tuaku sekarang?"

Foto SBS

Hee Woo juga terlihat berlatih seni bela diri.

"Astaga. Kau juga berlatih seni bela diri."

Hee Woo bilang dia melakukan itu untuk bertahan hidup dan melindungi diri.

"Kau masuk ke Fakultas Hukum Universitas Hankuk setelah mengikuti ujian masuk tiga kali. Kau lulus ujian advokat, menjadi jaksa, lalu..."

Foto SBS

Wanita itu juga menunjukkan saat Hee Woo menginterogasi Tae Seob.

Tae Seob : Begini, keadilan itu... Seperti yang kau lihat di film yang terlihat keren. Itu bukan sesuatu yang bisa kau miliki hanya karena kau mau."

Wanita itu bertanya, apa Hee Woo macam-macam sama Tae Seob.

"Apa maksudmu "macam-macam"? Aku seorang jaksa. Cho Tae Sub hanyalah penjahat kotor. Tugasku bukan hanya macam-macam dengannya, tapi memenjarakannya."

"Kau gagal dan dibunuh. Apa itu karena kau punya keadilan, tapi tidak punya kekuatan? Dia membunuhmu sebelum kau sempat mencoba. Aku tidak punya pilihan selain setuju denganmu karena inilah hasilnya. Apa kau bisa memenjarakan Cho Tae Sub jika selamat dari pertarungan ini? Apa dia akan menghadapi penghakiman hukum?"

"Entahlah."

"Jika punya satu nyawa lagi, apa kau akan menggunakannya untuk menangkap Cho Tae Sub lagi?"

"Aku telah mempertaruhkan hidupku untuk itu. Itu sudah diputuskan, dan sudah tugasku untuk melakukannya."

"Kalau begitu, lakukanlah. Santai saja menyiapkannya. Jebak dia dengan sempurna. Karena jika bertindak gegabah, kau bisa mati sia-sia lagi. Maksudku, aku akan menyelamatkan nyawamu. Pastikan kau menangkapnya. Jika menunggu dihukum di akhirat, itu akan terlalu lama. Tunjukkan kepadanya di dunia ini juga ada penderitaan. Berjanjilah kepadaku. Bisakah kau membuatnya menderita?"

"Pasti."

"Jika dekat dengan Cho Tae Sub, kau mungkin bertemu denganku. Camkan kata-kataku. Kau tidak bisa menangkap iblis itu kecuali kau menjadi monster yang lebih buruk. Aku meminta ini sebagai bantuan. Pastikan kau berhasil."

Foto SBS

Hee Woo terkejut menemukan dirinya menjadi kasir di toserba.

Seorang pelanggan marah karena Hee Woo tak menghitung barang belanjaannya.

Hee Woo menatap si pelanggan, Kim Han Mi?

Han Mi : Ya, itu namaku.

Hee Woo ingat itu toserba tempat dia dulu bekerja setelah lulus SMA.

Hee Woo yang masih kaget, lantas menatap kedua tangannya.

Lalu Hee Woo ingat kata-kata si wanita berbaju merah tadi.

"Tunjukkan kepadanya di dunia ini juga ada penderitaan."

Foto SBS

Hee Woo lantas lari ke toilet.

Dan dia menatap wajahnya di cermin.

Hee Woo : Sulit kupercaya. Apa aku sungguh hidup kembali?

Hee Woo kembali teringat kata-kata si wanita berbaju merah.

"Santai saja menyiapkannya. Jebak dia dengan sempurna. Karena jika bertindak gegabah, kau bisa mati sia-sia lagi."

Hee Woo bertanya-tanya, apa wanita itu benar-benar mengirimnya ke masa lalu?

Hee Woo : Jika ini nyata... Aku harus pulang.

Foto SBS

Hee Woo berlari keluar. Dia nyaris tertabrak mobil saat menyebrang jalan.

Hee Woo tiba di rumahnya. Dia terkejut.

Hee Woo : Rumahku masih ada di sini.

Hee Woo memberanikan diri untuk masuk ke rumahnya.

Bersambung ke part 4...

Again My Life Eps 1 Part 2

All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 1 Part 1
Selanjutnya : Again My Life Eps 1 Part 3


Foto SBS
Foto SBS

Seketaris Tae Seob terkejut saat menerima pesan teks dari Seok Hoon.

Bersamaan dengan itu, Tae Seob datang dan melihat keterkejutan seketarisnya.

Tae Seob : Ada apa?

Seketarisnya memberitahu bahwa ia dipanggil kejaksaan.

Tae Seob terlihat tenang, benarkah? Kurasa akhirnya aku akan bertemu dengannya.

Tae Seob mengajak seketarisnya makan.

Tae Seob : Aku tahu restoran enak di Seocho-dong. Kau suka makanan pedas, kan?

Foto SBS

Tae Seob memenuhi panggilan kejaksaan.

Para reporter langsung mengerubunginya begitu ia datang.

"Jaksa menyatakan bahwa anda melanggar UU Hukuman Berat untuk Kejahatan Khusus. Anda mengakui tuduhan itu?"

"Saya tidak bisa mengakui apa yang tidak benar. Saya tidak ada hubungannya dengan pelanggaran ini, yang diklaim jaksa sebagai tanggung jawab saya. Saya sangat sedih karena telah menyebabkan kekhawatiran kepada orang-orang yang memercayai dan mendukung saya bertahun-tahun."

"Ada yang bilang kejaksaan mengincar kandidat presiden."

"Saya rasa hasilnya akan berbicara dengan sendirinya."

Foto SBS
Foto SBS

Tae Seob menemui Seok Hoon. Seok Hoon menjamunya dengan secangkir kopi.

Tae Seob : Rasanya aneh kembali ke Kantor Kejaksaan setelah sekian lama. Mungkin karena aku di sini sebagai terdakwa kali ini.

Seok Hoon : Maaf, Pak.

Tae Seob : Tidak apa-apa. Kau melakukan persis seperti yang kukatakan.

Seok Hoon : Ini bukan keputusan mudah bagi kami, Pak.

Tae Seob : Pada akhirnya, ini sesuatu yang harus kuhadapi. Aku akan menganggap ini sebagai vaksin. Aku jadi tidak perlu mengusik orangku untuk menyelesaikan masalah. Ini membantuku.

Seok Hoon : Masalahnya, Jaksa Kim Hee Woo... Dia tidak akan segan-segan, Pak.

Tae Seob : Tentu saja tidak boleh. Aku tidak datang jauh-jauh kemari untuk menemui pengecut.

Tae Seob melirik jamnya.

Tae Seob : Aku harus pergi. Terima kasih kopinya.

Foto SBS
Foto SBS

Seok Hoon mengantarkan Tae Seob keluar.

Tapi setelah Tae Seob pergi, dia terdiam melihat Hee Woo memandanginya.

Foto SBS

Hee Woo masuk ke ruang interogasi. Tae Seob sudah duduk di sana.

Hee Woo datang membawa beberapa berkas dan laptopnya.

Tae Seob : Akhirnya, kita bertemu, Jaksa Kim Hee Woo. Senang bertemu denganmu.

Hee Woo : Itu sambutan yang tidak biasa dari terdakwa.

Tae Seob : Aku yakin kau juga ingin bertemu denganku.

Hee Woo : Ya, tapi aku tidak senang bertemu dengan anda.

Tae Seob : Kau penuh dengan kelancangan.

Hee Woo : Serta anda penuh dengan ambisi. Selain itu, selera humormu bagus. Hei, ajussi.

Tae Seob : Ajussi?

Hee Woo : Anda ada di ruang wawancara di Kantor Kejaksaan sebagai terdakwa kasus ini. Anda mungkin Cho Tae Sub yang berkuasa di dunia luar, tapi tidak di sini. Aku memanggil Cho Tae Sub yang perkasa untuk membuktikan bahwa dia hanya bedebah hina. Kenapa? Karena anda benar-benar bedebah. Itulah alasannya. Ini yang lebih penting. Jika aku tipe orang yang menyerah pada ancaman dan bujukan anda,  anda tidak akan berada di sini sekarang. Maksudku, aku tidak akan bisa memanggil anda. Aku tidak akan bisa menyebut anda bedebah, dan itu benar. Sebagai gantinya, aku akan duduk di sini mencatat pesanan kopi anda. "Anda mau sirop di Americano anda, Pak?" Aku hanya akan mengajukan pertanyaan itu dan berbasa-basi. Namun, apa aku bertanya anda ingin kopi apa? Anda tidak bisa memahami situasinya?

Tae Seob : Kurasa aku mengerti apa yang terjadi.

Hee Woo : Bagus. Lantas, duduk dan tundukkan kepala anda.

Foto SBS

Tae Seob : Aku tidak yakin kesalahpahaman apa yang menyebabkan semua ini, tapi aku tidak melakukan apa pun demi kepentinganku sendiri. Aku melakukan segalanya untuk rakyat...

Hee Woo : Mari kita mulai. Sepertinya banyak yang ingin anda katakan.

Tae Seob : Aku tidak sabar melihat kartu yang kau pegang. Konon katanya makin tinggi harapan, makin besar kekecewaannya. Tolong berikan yang terbaik, Pak Jaksa.

Hee Woo : Jelas, anda belum memahami situasinya.

Tae Seob : Hee Woo-ssi?

Hee Woo : Anda baru saja memanggilku "Hee Woo-ssi"?

Tae Seob : Pernahkah anda memikirkan ketidakberdayaan keadilan tanpa kekuatan? Kalian bukan bodoh karena kalian rakyat jelata. Kalian rakyat jelata karena bodoh. Kalian rakyat jelata bodoh yang masih tidak menyadari itu. Dungu. Begini, keadilan itu... seperti yang kau lihat di film yang terlihat keren. Itu bukan sesuatu yang bisa kau miliki hanya karena kau mau.

Hee Woo : Itu bukan keputusanmu. Keadilan memilih siapa yang bisa memilikinya.

Tae Seob : Kau tahu arti "membabi-buta"? Yang kau lakukan di sini tidak berkaitan dengan keadilan. Ini tindakan membabi-buta yang didasarkan pada kebodohanmu. Jika ingin menjatuhkanku, kau seharusnya menghancurkan sistem yang dibangun untuk melindungiku.

Hee Woo : Anda datang untuk menceramahiku? Anda masih berpikir anda diundang sebagai tamu? Baiklah. Aku akan menghancurkan sistem itu dan semua yang menyokongnya satu per satu.

Tae Seob : Jaksa Kim. Kau punya saksi yang akan melawanku, bukan? Peran saksi dilakukan di ruang sidang. Namun, bagaimana jika dia tidak bisa menjalankan perannya?

Hee Woo pun terkejut mendengarnya.

Foto SBS

Seseorang membunyikan bel kamar 1102. Pria yang didatangi Hee Woo dan memberikan bukti pada Hee Woo, serta berjanji akan menjadi saksi, bergegas ke pintu. Sadar nyawanya terancam, dia tak langsung membuka pintu. Dia mengintip lebih dulu. Ternyata layanan kamar. Pria itu membuka pintu. Tapi wajah si housekeeping pucat pasi menatap ke arahnya.

Tiba-tiba, seorang pria mencekiknya dan mendesaknya ke dinding. Pria itu lantas menyuntikkan sesuatu ke leher saksi.

Foto SBS

Kembali ke ruang interogasi.

Tae Seob : Meskipun begitu, bukankah ini terlalu mudah? Menemuiku langsung. Aku ingin bertemu denganmu. Jaksa yang berani memanggilku. Kenapa kau tidak berhenti menyia-nyiakan keberanianmu dan mengejar hal yang lebih berharga?


Rekan Hee Woo masuk,

"Geomsanim."

Sontak Hee Woo kaget.

Foto SBS

Hee Woo memacu mobilnya menuju hotel tempat si saksi berada.

Rekan Hee Woo tadi bilang bahwa Direktur Strategi Bisnis Cheonha tidak bisa dihubungi di hotel.

Tak lama, ponsel Hee Woo berbunyi. Sebuah pesan dan rekaman video. Pesan dari Direktur Bisnis Cheonha yang meminta pertolongan.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo menepikan mobilnya dan melihat video apa itu.

Ternyata itu video Direktur Bisnis Cheonha yang digantung di tiang di tepi sebuah gedung.

Hee Woo marah.

Terdengar narasi Hee Woo.

Hee Woo : Seseorang membocorkan informasi. Cho Tae Sub sudah tahu kartu yang kupegang.

Bersambung ke part 3...

Again My Life Eps 1 Part 1

All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Selanjutnya : Again My Life Eps 1 Part 2


Foto SBS

Ada sebuah kutipan. Dari Pablo Victoria. Bahwa  negara bisa bertahan dari perang, penyakit, dan kemiskinan.  Namun, seseorang tidak bisa bertahan di sebuah negara.

Kim Hee Woo tengah diambil sumpahnya sebagai seorang jaksa.

Hee Woo : Saya merasa terhormat untuk dipanggil melayani negara dan rakyat sebagai jaksa. Saya paham betapa pentingnya tugas saya untuk membela keadilan dan hak asasi manusia serta melindungi warga dan masyarakat dari kejahatan.

Foto SBS

Adegan berpindah pada sebuah mobil hitam yang baru tiba di dermaga.

Si pengendara turun. Ternyata Hee Woo.

Hee Woo berjalan menuju rekan-rekan dari kepolisian yang sudah menunggu di sana.

Hee Woo : Apa yang kau lakukan? Astaga!

Kepala Tim terkejut melihat Hee Woo datang, halo jaksa.

Hee Woo : Kau di sini untuk menegakkan hukum. Kenapa kau hanya melihat mereka? Apa kita di Area Keamanan Gabungan? Apa ini Garis Demarkasi Militer di DMZ? Kulihat kau datang membawa senjata. Tunggu apa lagi, Kapten?

Kepala Tim bilang mereka lagi menunggu surat perintah penangkapan.

Hee Woo : Sudah kubilang bos mereka akan menyelundup dan ini mendesak. Aku bilang tangkap saja mereka, bukan?

Kepala Tim : Ini abad ke-21. Ayolah. Kau tahu bagaimana keadaannya.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo pun merangsek maju. Dia gemes sendiri.

Hee Woo : Jika dua pria atau lebih menghadapi pegawai negeri sipil dengan alat yang bisa digunakan sebagai senjata selama lebih dari tiga menit, itu harus dianggap pembentukan dan partisipasi dalam grup kriminal. Partisipasi saja bisa menyebabkan penjara selama dua tahun atau lebih atau denda setidaknya 50.000 dolar.

Si boss gangster bingung dengan perkataan Hee Woo.

Hee Woo meminta kayu yang dipegang salah satu anak buah si gangster.

Hee Woo : Kubilang, denda setidaknya 50.000 dolar.

Anak buah si gangster menyerahkan kayunya.

Hee Woo : Hei. Saat membicarakan denda, mereka biasanya bilang "sampai". Jarang bilang "setidaknya". Aku mengarangnya.

Hee Woo menggertak, mau memukul mereka. Sontak mereka kaget.

Tapi endingnya, Hee Woo memukul kepalanya sendiri sampai berdarah.

Hee Woo lalu memanggil si Kepala Tim.

Hee Woo : Tunggu apa lagi? Kepala seorang jaksa pecah!

Foto SBS

Hee Woo lalu menyuruh mereka semua menjatuhkan senjata mereka. Dia bilang dia akan menghitung sampai 3. Tapi di hitungan kedua, para gangster tak menjatuhkan kayu mereka. Hee Woo paham dan mengeluarkan tongkatnya. Perkelahian tak terelak. Hee Woo dan rekan-rekan dari kepolisan bertarung melawan mereka.

Hee Woo pun berhasil menjatuhkan mereka.

Terdengar narasi Hee Woo.

Hee Woo : Aku jaksa pemberani yang berjuang untuk menghapus ketidakadilan.

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo baru saja turun dari kereta. Dia bertemu seorang wanita tua yang menjajakan gimbap di depan stasiun.

Hee Woo : Bu, stasiun ini tepat di depan Kantor Kejaksaan. Polisi akan datang dan meminta anda pergi.

Wanita itu memohon karena gimbapnya belum laku terjual satu pun.

Hee Woo menghubungi rekannya.

Hee Woo : Halo, ini aku. Kita makan gimbap untuk makan siang hari ini.

Setelah itu, Hee Woo memborong semua gimbap milik wanita itu.

Wanita itu kaget, semua?

Hee Woo : Jadi, kau bisa pulang.

Foto SBS

Hee Woo tersenyum.

Narasi Hee Woo terdengar lagi.

Hee Woo : Jaksa baik hati yang peduli ke orang lemah dan terpinggirkan.


Hee Woo yang baru tiba di kantornya, langsung dikerubungi para wartawan.

Hee Woo berjalan masuk ke gedung kejaksaan, diikuti wartawan.

"Jaksa Kim, penyelidikan sebesar itu menargetkan perusahaan besar di tengah resesi bisa menyebabkan efek buruk. Apa pendapat anda?"

"Pertumbuhan ekonomi bisa menyatukan negara, tapi hanya ada satu hal yang bisa menyebabkan kehancurannya. Korupsi. Layanan Kejaksaan bertugas memberantas korupsi. Sebagai jaksa, aku bertindak atas keyakinanku hukum harus ditaati, tidak ada yang lain." jawab Hee Woo.

Narasi Hee Woo terdengar lagi.

"Jaksa adil yang hanya mengikuti kebenaran."

Foto SBS
Foto SBS

Hee Woo tengah menginterogasi seorang pria terduga saksi dari tindak pidana korup.

"Kami punya alasan untuk percaya dana taktis itu di tangan politikus. Jika aku memintamu menyebutkan nama mereka, kau akan bilang tidak tahu. Cho Tae Sub, bukan?" ucap Hee Woo.

Pria itu memelototi Hee Woo.

Hee Woo : Sudah kuduga. Sudah kuduga ekspresimu akan seperti itu. Lihat dirimu. Kau takut?

Pria itu tanya, apa Hee Woo gak takut sama apapun. Hee Woo bilang dia cuma takut bekerja di Hari Senin. Itu saja.

Hee Woo : Dengar, Cho Tae Sub itu kriminal. Kau tidak perlu takut kepadanya. Kau hanya perlu melaporkannya. Agar aku bisa menangkapnya. Kau mengerti? Bicara! Kau akan terus menolak menjawab!

Foto SBS
Foto SBS

Sekarang Hee Woo menginterogasi saksi lainnya.

Hee Woo : Jika tuduhan itu ternyata salah, kau akan dihukum menurut Pasal 156 KUHP. Apa kau akan mengakuinya?

Wanita muda itu terdiam.

Foto SBS
Foto SBS

Rekan Hee Woo masuk.

"Jaksa Kim, kami baru dengar dari Direktur Strategi Bisnis."

Hee Woo terkejut.

Narasi Hee Woo terdengar lagi.

"Jaksa jujur yang lebih keras kepada dirinya sendiri."

Foto SBS

Hee Woo mendatangi kamar 1102 sebuah hotel.

Seorang pria yang menginap di kamar itu, memberinya bukti dan berjanji dia akan bersaksi.

Foto SBS

Hee Woo pun mencetak surat perintah penangkapan Tae Sub.

Hee Woo lalu teringat sumpahnya.

Hee Woo : Saya bersumpah atas kehormatan saya bahwa saya akan melayani rakyat dan negara saya dengan segenap kemampuan saya.

Foto SBS
Foto SBS

Tapi atasan Hee Woo melarang. Hee Woo tanya alasannya.

Seok Hoon : Tidak seorang pun di negara ini berpikir bahwa Cho Tae Sub adalah penjahat.

Hee Woo : Semua orang tertipu. Aku akan membuatnya membayar perbuatannya karena menipu rakyat dengan bersikap seperti malaikat.

Seok Hoon : Seorang jaksa mengincar orang berkuasa. Menurutmu ini pertarungan yang bisa dimenangi?

Hee Woo : Itu tidak mustahil.

Seok Hoon menunjukkan catatan teleponnya.

Seok Hoon : Karena kau,  aku dihujani telepon.

Hee Woo : Bagus. Beri daftar orang yang menelepon. Aku akan menangkap mereka semua.

Seok Hoon : Kini aku mengerti alasan semua orang menyebutmu gila.

Hee Woo : Siapa yang peduli jika aku gila selama aku menangkap semua penjahat? Aku seorang jaksa dan pekerjaanku adalah menangkap penjahat.

Seok Hoon : Kau pikir hanya kau jaksa penuntut dengan keyakinan dan kepercayaan diri seperti itu? Menurutmu mereka akan membiarkannya tetap terkubur karena mereka tidak bernyali dan tidak bisa berpikir? Begini, keyakinan tidak berguna kecuali seseorang yakin bisa menang. Persiapkan dengan baik sebelum kamu menyerang agar kau bisa menang.

Hee Woo : Anda pikir aku tidak siap?

Seok Hoon : Jika kau pikir sudah siap, kau salah. Desa yang akan kau serbu memiliki aturannya sendiri. Apa yang harus kau lakukan untuk mendapatkan sesuatu di pusat desa? Biasanya, kau harus menginjak tanah mereka. Itu akan mengacaukan keteraturan di desa. Lalu warga desa akan bersatu saat merasakan bahaya dan mengembangkan kekuatan mereka. Artinya, itu bukan lagi pertarungan satu lawan satu.

Hee Woo : Siapa bilang penduduk desa bisa hidup tanpa hukum? Omong-omong, apa anda juga tinggal di desa itu, Pak? Kenapa anda menemui Cho kemarin?

Seok Hoon : Kau membuntutiku?

Hee Woo : Aku membuntuti penjahat, tapi rute kami kebetulan sama.

Seok Hoon : Berkat bawahanku yang keras kepala dan butuh disadarkan, aku terpaksa makan malam dengannya. Sudah jelas?

Hee Woo : Aku ingin memercayai anda, Pak.

Seok Hoon : Kau tidak mau mendengarkan, apa pun yang kukatakan.

Hee Woo : Seseorang harus selalu menyaring nasihat buruk.

Seok Hoon menyuruh Hee Woo keluar.

Foto SBS

Begitu Hee Woo keluar, Seok Hoon menghubungi Tae Sub.

Seok Hoon : Anda harus menyiapkan diri untuk apa yang akan terjadi.

Foto SBS
Foto SBS

Seok Hoon lalu membaca artikel Tae Sub di Harian Daesin.

"Tidak ada yang menghentikan melonjaknya peringkat Cho Tae Sub?"
"Diperkirakan Mendapat Lebih dari 68 Persen Suara"

Seok Hoon lalu berkata, bahwa Hee Woo tak tahu kemampuan Tae Sub.

Foto SBS

Tae Sub sedang rapat dengan partainya, Partai Minguk.

Tae Sub : Ini sangat menyebalkan. Apa kita perlu rapat untuk membahas ini?

Rekannya bilang, mereka menghadapi perlawanan dari Anggota Dewan Yoon dan yang lainnya.

"Dia anggota dewan tujuh periode dan ayah mertua Presiden. Kita tidak bisa menyingkirkan..."

Tae Sub marah dan membacakan artikel di koran tentang Anggota Dewan Yoon.

Tae Sub : Dengar, "Ayah mertua Presiden, Anggota Dewan Yoon Young Hoon, Menghadapi Kritik Anggota Partai Petahana." Dia mengkritik korban di kasus pelecehan seksual Anggota Dewan Gu Wook Chung. Wanita makin pintar dari hari ke hari. Siapa yang peduli jika dia menjabat tujuh periode berturut-turut? Apa dia pikir kita masih hidup di era Joseon? Kurasa kau santai usai kita menang pemilu legislatif. Politikus yang tidak sensitif tentang masalah gender tidak akan bertahan! Cobalah membaca pikiran para pemilih muda! Singkirkan dia sekarang juga. Aku akan bertanggung jawab.

Foto SBS

Tae Sub pergi menemui Presiden Heo Jang Geun.

Presiden Heo marah, Anggota Dewan Cho!

Tae Sub lebih marah, "Anggota Dewan Cho"? Karena duduk di kantor ini, kau pikir bisa meremehkan semua orang?

Tae Sub lalu menunjukkan pesan teks yang dikirimkan Presiden Heo kepadanya.

Presdien Heo : "Menyingkirkan Anggota Dewan Yoon terlalu berlebihan." "Datanglah untuk rapat singkat"?

Tae Sub : Aku membuatmu menjadi presiden agar kau bisa melayani negara, tapi kau sibuk mengurus ayah mertuamu. Haruskah kau mengurus mertuamu yang duduk di Kantor Presiden!

Tae Sub menunjukkan video saat dia memberikan uang pada Presiden Heo, agar Presiden Heo bisa memenangi pemilu.

Foto SBS

Tae Sub : Apa 300 juta dolar cukup? Kau tidak bisa memenangi pemilihan dengan 56 juta dolar. Aku akan mengirim 100 juta dolar hari ini dan 200 juta dolar dalam sepekan.

Presiden Heo : Mereka bilang kau bisa melupakan musuhmu, tapi tidak dengan orang yang membantumu. Apa yang bisa kuberikan untuk membalasmu?

Tae Sub : Begini, aku bukan orang yang serakah. Menangi saja pemilunya dan jadilah Presiden Republik Korea. Aku hanya ingin salah satu orangku masuk ke Kantor Kepresidenan.

Tae Sub lalu memberikan amplop kecil ke Presiden Heo.

Tae Sub : Begini, ini tidak cocok dengan citramu. Aku mengirimnya ke Amerika. Dia tidak akan kembali lima tahun lagi.

Presiden Heo membukanya. Isinya foto-foto dirinya bersama selingkuhannya.

Flashback end...

Foto SBS
Foto SBS

Tae Sub : Kau tahu kenapa orang menyebutku pencipta raja dan kenapa calon presiden yang kupilih selalu menang? Itu karena proses pemeriksaanku setidaknya sepuluh kali lebih ketat daripada pemeriksaan suatu partai. Selingkuhanmu di Los Angeles masih marah. Haruskah aku pergi ke Los Angeles dan membuatnya bicara?

Presiden terdiam.

Tae Sub : Baiklah. Habiskan sisa masa jabatanmu dengan berpikir kita menerapkan sistem semipresidensial. Pergilah ke luar negeri dan kunjungi pangkalan militer kita untuk pemotretan. Aku akan mengurus sisanya. Mulai sekarang, kau akan melakukan banyak hal dengan mengingat ini. Di negara ini, Cho Tae Sub berada di atas Presiden. Kau mengerti?

Bersambung ke part 2....