• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Unknown Woman Ep 3 Part 1

Sebelumnya...

Lanjut gaes...

Di episode ini, ayahnya Yeo Ri kecelakaan saat berusaha mengejar Ji Won untuk memberitahu Ji Won siapa Yeo Ri sebenarnya.


Mengetahui Yeo Ri sendirian di rumah, Ji Won pun menggunakan kesempatan itu untuk membawa Yeo Ri pergi.

Ji Won mengatakan, bahwa ia disuruh Joo Ho menjemput Yeo Ri.


Yeo Ri yang teringat kata-kata sang ayah yang melarangnya berhubungan dengan anggota keluarga Wid pun memilih menghubungi ayahnya terlebih dahulu sebelum ikut dengan Ji Won. Sialnya, Joo Ho tidak menjawab telepon Yeo Ri.

"Lihat, kan? Ayahmu pasti sudah menelpon jika dia bisa. Ayo pergi." ucap Ji Won lalu menarik Yeo Ri pergi.


Syukurlah, Moo Yeol datang tepat waktu. Yeo Ri pun berkata, dirinya hendak pergi menemui ayahnya.

"Ayahmu? Dimana?" tanya Moo Yeol.

"Bukan urusanmu." jawab Ji Won, lalu memaksa Yeo Ri masuk ke mobilnya.

Tapi tiba-tiba ponsel Ji Won berdering. Satu SMS masuk, dari Joo Ho yang mengajaknya bicara soal Yeo Ri. Joo Ho mengajak Ji Won bertemu di Panti Asuhan Sarang.


Ji Won pun langsung pergi. Dalam perjalanan, Ji Won menarik napas lega karena berpikir bisa menyelamatkan Hae Sung. Ia yakin, Joo Ho mengajaknya membahas Yeo Ri karena setuju Yeo Ri menjadi pendonor Hae Sung.


Do Chi menatap dirinya di cermin. Ia lalu mengucapkan selamat ulang tahun untuk dirinya.

Tak lama kemudian, ia ingat kata-kata Joo Ho yang mengajaknya makan malam bersama untuk merayakan hari ulang tahunnya.

Joo Ho juga mengaku, akan memberikan sesuatu pada Do Chi.

Teringat hal itu, Do Chi langsung keluar dari kamar hotelnya tapi begitu membuka pintu ia langsung dihampiri dua anak buah Do Young yang ditugaskan mengantarnya ke bandara.


Do Chi yang kesal, menerobos masuk ke ruangan kakaknya.

"Haruskah kau melakukan ini? Haruskah kau mengusirku ke AS?" protes Do Chi.

"Mengusirmu? Aku tersinggung. Aku berjanji pada mendiang orang tua kita untuk mengurusmu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah belajar giat dan menjadi orang yang pantas untuk keluarga Grup Wid. Semuanya demi kau."

"Demi aku? Apakah kau bahkan ingat hari ini hari apa? Ini ulang tahunku. Hanya kau keluarga yang kumiliki tapi bukannya mendapatkan ucapan selamat ulang tahun, aku malah diusir."

"Setiap tahun, semua orang merayakan ulang tahun konyol. Bagaimana bisa kepala grup yang mengawasi 50 ribu pegawai mengingat ulang tahun semua anggota keluarga dan mengelola Grup Wid?"

"Ulang tahun mungkin konyol bagi sebagian orang tapi menjadi hari yang berkesan dan berharga bagi yang lain. Aku punya rencana. Akan kujalankan rencana itu sebelum pergi, jadi tolong jangan menghentikanku."

Do Chi lalu beranjak pergi.


Setelah Do Chi pergi, telepon Do Young berbunyi. Telepon dari Ji Won yang memberitahu bahwa Yeo Ri akan menjadi pendonor Hae Sung.

Hujan lebat tiba-tiba turun, mengagetkan Ji Won yang sedang berbicara dengan Do Young.


Yeo Ri sudah selesai memasak makan malam untuk merayakan ulang tahun ayahnya.

Moo Yeol menghubungi Joo Ho, tapi tidak dijawab.

"Aku penasaran apakah ayahmu akan pulang larut atau tidak. Orang yang mau diberi lukisan juga belum datang." ucap Moo Yeol.

Yeo Ri lalu mengajak Moo Yeol dan Yeol Mae berlatih menyanyikan lagu ulang tahun yang akan mereka nyanyikan nanti untuk Joo Ho.


Ji Won akhirnya tiba di Panti Asuhan Sarang. Sebelum turun, ia melihat surat persetujuan transplantasi sumsum tulang serta beberapa dokumen kepemilikan bangunannya.

Wait, jd kalo Yeo Ri mau jadi pendonor, terus terjadi apa-apa sama Yeo Ri selama operasi, Ji Won gak mau tanggung jawab gitu? Kurasa itulah isi surat perjanjiannya.


Ji Won pun langsung menemui Joo Ho dan menyerahkan semua surat-surat itu.

Joo Ho ingin mengungkap siapa Yeo Ri, tapi Ji Won yang hanya memikirkan Hae Sung dan Hae Sung tidak mau mendengar

Joo Ho dan memaksa Joo Ho menandatangani surat itu.

"Ji Won-ah, dengarkan aku!"

"Kau ingin membuat kesepakatan dengan nyawa Hae Sung?" tuding Ji Won.

"Bukan begitu!"

"Lantas apa? Apa uang dan gedungnya tidak cukup? Katakan, berapa yang kau mau?"

"Ji Won-ah, jadi Yeo Ri adalah..."

"Aku tidak mau dengar! Kau menyuruhku kesini karena ingin bilang kau menolak Yeo Ri menjadi pendonor kan? Kau mau main-main denganku? Kau mau main-main dengan nyawa anakku!"


Ji Won lantas melemparkan dokumen-dokumen itu.

"Lakukan sesukamu! Aku menunggu selama yang kubisa. Kini akan kutempuh dengan caraku!" teriak Ji Won.

Ji Won lalu beranjak pergi. Menyadari apa yang mau dilakukan Ji Won, Joo Ho pun bergegas menyusul Ji Won.


Joo Ho berusaha mengejar mobil Ji Won. Sambil menyetir, ia berusaha menghubungi Ji Won tapi Ji Won tidak mau menjawabnya.

"Ji Won-ah, Yeo Ri itu putrimu! Putri yang kau buang di panti asuhan! Putri yang kau kira sudah mati!"

Ji Won akhirnya sadar kalau operasi tidak bisa dilakukan tanpa persetujuan wali Yeo Ri.

Ia pun berencana meyakinkan Joo Ho. Ia lalu memutar balik mobilnya.


Seekor rusa tiba-tiba nongol di tengah jalan.

Joo Ho pun berusaha menghindari rusa itu.

Sementara itu, dari arah berlawanan, Ji Won juga mencoba menghindari rusa itu.


Naas, mobil yang dikendarai Joo Ho terbalik.

Dan Ji Won berhasil memberhentikan mobilnya.


Di rumah, Yeo Ri, Moo Yeol dan Yeol Mae masih menunggu Joo Ho. Mereka heran, karena Joo Ho masih belum pulang.

Yeo Ri pun memutuskan mencari ayahnya. Moo Yeol ingin menemani Yeo Ri tapi Yeo Ri menyuruh Moo Yeol menemani Yeol Mae di rumah.


Ji Won berusaha mengeluarkan Joo Ho dari dalam mobil.


Seorang wanita kemudian datang dan Ji Won langsung menyuruh wanita itu memanggil ambulance.

Joo Ho yang berlumur darah pun berusaha mengatakan soal Yeo Ri.


Ji Won tiba-tiba melihat surat persetujuan transplantasi sumsum itu.

"Jika dia mati disini, jika Yeo Ri menjadi yatim piatu... Uri Hae Sung..."

Ji Won pun melepaskan tangannya dan pergi menjauhi mobil Joo Ho.

Ya, Ji Won berpikir jika Joo Ho meninggal, maka Yeo Ri tidak akan memiliki wali dan dia bisa memaksa Yeo Ri menjadi pendonor.


Tapi Ji Won kemudian membuka bagasi mobilnya. Ia mengambil sesuatu dan berniat menolong Joo Ho.

Tapi saat hendak kembali ke mobil Joo Ho, mobil Joo Ho meledak.


Sekarang, Ji Won sudah kembali menjalankan mobilnya.

"Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Itu bukan salahku." ucapnya berkali-kali pada dirinya.


Seorang wanita paru baya berdiri di depan rumah Yeo Ri. Ia mau masuk tapi tidak berani.

Wanita itu adalah ibunya Moo Yeol dan Yeol Mae. Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia memutuskan masuk. Tapi saat mendengar suara Moo Yeol, ia langsung kabur.

Ya, Moo Yeol memutuskan menyusul Yeo Ri.


Di depan pintu gerbang, ibu Moo Yeol tabrakan dengan Do Chi. Setelah sedikit mengomeli Do Chi, ibunya Moo Yeol langsung kabur.


Do Chi masuk ke halaman rumah Yeo Ri.

Bersamaan dengan itu, Moo Yeol membuka pintu dan keluar dari dalam.

Moo Yeol lantas mengajak Do Chi masuk.


Yeol Mae senyum-senyum sendiri menatap Do Chi. Ia juga memuji ketampanan Do Chi dan meragukan kakaknya sekelas saat

SMP dengan laki-laki setampan Do Chi.

Moo Yeol pun menjitak kepala adiknya.

Sang adik kesal dan mengatai Moo Yeol cumi-cumi sedangkan Do Chi dia panggil ikan mas.

"Kurasa aku sedikit lebih baik saat sekolah dahulu, bukan?" ucap Moo Yeol sambil melirik Do Chi.

Do Chi hanya nyengir dan mengomentari Joo Ho yang belum pulang juga.

Do Chi lantas ingin melihat-lihat rumah Yeo Ri tapi dilarang Moo Yeol. Moo Yeol menyuruh Do Chi pergi dan berkata, tidak sopan lihat-lihat rumah orang tanpa seizin yang punya.


Moo Yeol lalu memberikan lukisan itu pada Do Chi.


Moo Yeol lalu menyusul Yeo Ri keluar. Ia memakaikan jaket ke tubuh Yeo Ri dan mengajak Yeo Ri masuk. Tapi Yeo Ri tidak mau.

Yeo Ri berkata perasaannya tidak enak dan ia takut.

Bersambung ke part 2.....

Unknown Woman Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Yeo Ri dan Moo Yeol lagi melihat-lihat sepatu. Mereka pun bingung harus memilih yang mana. Tak lama kemudian pilihan mereka pun jatuh pada sepatu berwarna putih.

Sontak, keduanya sama-sama tersenyum geli karena memiliki selera yang sama. Moo Yeol lalu meminta si pemilik toko membungkus sepatunya dengan cantik dan berkata, calon ayah mertuanya yang akan mengenakan sepatu itu.


Yeo Ri dan Moo Yeol keluar dari toko sepatu bersama-sama.

"Kau mau ke studio?" tanya Moo Yeol.

Yeo Ri mengangguk dan berkata, harus menyelesaikan sebuah lukisan.

"Kau mau menemui murid les barumu?" tanya Yeo Ri.

"Profesor amat merekomendasikanku. Mereka membayar upahku dua kali lipat. Ditambah lagi mereka langsung menyebut namaku. Kau tahu aku amat luar biasa." jawab Moo Yeol.


Hae Joo tiba-tiba muncul dan mengakui Moo Yeol sebagai pacarnya.

Yeo Ri pun sewot dan menuding Hae Joo membuntuti mereka.

"Lalu bagaimana denganmu? Apa kau anak anjing? Kau menggoyangkan ekormu di depan pacarku. Pergilah sebelum kugunting ekormu." jawab Hae Joo.

"Anjing? Pacar? Hei, Goo Hae Joo. Jika kau ingin menggila, setidaknya pertahankan harga dirimu. Atau kenakan tanda bertuliskan 'aku gila' agar aku bisa menghindarimu." balas Yeo Ri.

Yeo Ri lalu mengajak pacarnya pergi.

Hae Joo yang kesal lantas memberitahu Yeo Ri kalau ia dan Moo Yeol sudah berciuman.

Yeo Ri pun kesal.

"Itu benar?" tanyanya pada Moo Yeol.

"Aku tidak mau. Dia tiba-tiba saja..."


Yeo Ri lalu berbalik dan menyuruh Hae Joo memperhatikan mereka.

Tak lama kemudian, Yeo Ri menyuruh Moo Yeol menciumnya.

Moo Yeol sedikit kaget.

"Moo Yeol Oppa." panggil Yeo Ri.

Moo Yeol pun mencium Yeo Ri.

Hae Joo langsung sewot dan menyuruh mereka berhenti ciuman.


Sekarang, Yeo Ri sedang menyelesaikan lukisannya sambil senyum-senyum sendiri mengingat ciumannya tadi dengan Moo Yeol.

Di kamarnya, Hae Joo berkata kalau Moo Yeol akan tetap menjadi miliknya meskipun ia ditolak.

Hae Joo lantas menghitung satu sampai tiga. Di hitungan ketiga, bel rumahnya berbunyi membuat ia tersenyum senang.


Moo Yeol masuk ke rumah Hae Joo dan langsung memperkenalkan dirinya sebagai guru les yang direkomendasikan Profesor Jang pada Ji Won. Saat melihat sosok Ji Won, Moo Yeol sontak kaget. Ji Won pun berkata, ia langsung menghubungi Profesor Jang karena putrinya yang terus memaksanya.



Tak lama kemudian, Hae Joo turun dan memanggil Moo Yeol dengan panggilan 'cinta pertama'.

Moo Yeol pun terkejut melihat Hae Joo.


Moo Yeol langsung pergi tapi Hae Joo berusaha menahannya.

"Jangan bermain seperti ini lagi. Ini menyinggungku." ucap Moo Yeol.

"Kata siapa aku bermain? Aku tertarik denganmu. Jadi bagaimana bisa ini disebut permainan?" jawab Hae Joo.

"Na, Yeo Ri johahae." ucap Moo Yeol.

"Geureondae?" tanya Hae Joo.


"Kau meremehkan kami? Pikirmu kau bisa menginjak-nginjak, meremehkan dan menghina kami?" jawab Moo Yeol.

"Ani, aku tidak tahu soal Son Yeo Ri tapi aku tidak meremehkanmu. Geuronikka, lihat aku baik-baik, Kim Moo Yeol. Lihat siapa yang berdiri di hadapanmu dan yang kumiliki di belakangku. Para murid di kampus mu yang termasuk 0,1 teratas berusaha mendapat pekerjaan di Wid. Perusahaan konstruksi Wid, perdagangan Wid, bahkan pangan Wid. Aku putri tunggal pemilik Wid. Jadi ambil kesempatan ini selagi bisa. Hidupmu akan berubah dalam sekejap." ucap Hae Joo.

Moo Yeol mulai kesal, tapi Hae Joo mengira Moo Yeol mulai tertarik padanya.

Moo Yeol pun berkata, Hae Joo adalah manusia terburuk.

Moo Yeol lalu beranjak pergi membuat Hae Joo kesal setengah mati.


Do Young sedang menemani Hae Sung di rumah sakit.

Tak lama kemudian, dokter datang dan memberitahu hasil tes sudah keluar.

"Hasil tes siapa?" tanya Do Young bingung.


Do Chi yang masih tertidur pulas dibangunkan oleh sang kakak. Sang kakak menyuruhnya kembali ke Amerika dan berkata, sumsum Do Chi dan Hae Sung tidak cocok.

Do Chi lantas berlutut agar diizinkan tinggal di Korea tapi Do Young menyuruhnya pergi ke Amerika.

"Pergilah diam-diam dan jangan melakukan tes lagi! Pergi!"


Paginya, Yeo Ri memberikan sepatu itu sebagai hadiah ulang tahun untuk sang ayah.

Yeo Ri berkata, itu sepatu satu-satunya di dunia dengan lukisan yang ia buat.

"Gomapta uri ttal." jawab Joo Ho senang.

"Kenakanlah. Ukuran sepatu ayah dan Moo Yeol Oppa sama jadi dia membantuku." ucap Yeo Ri.

Joo Ho pun langsung memakainya dan ia berkata sepatunya sangat nyaman dikenakan.


Tak lama, Moo Yeol dan Yeol Mae juga datang membawakan hadiah.

Yeo Ri lantas mengingatkan sang ayah kalau nanti malam ada pesta ulang tahun di rumah mereka.

"Ayah akan mengundang satu orang lagi."

"Orang yang mau menerima lukisan itu?" tanya Yeo Ri.

Sang ayah mengangguk.


Joo Ho menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Do Young. Ia mengaku, akan menjual rumahnya dan pindah ke tempat yang jauh bersama Yeo Ri.

Sontak, Do Young marah mendengarnya. Ia lalu membujuk Joo Ho dengan uangnya agar Yeo Ri bisa menjadi pendonor Hae Sung.

"Sebagai seorang ayah, biar kukatakan satu hal. Sebenarnya, aku dan istriku mengadopsi Yeo Ri. Di hari pertama kami membawanya pulang, tidak pernah sekali pun kuanggap dia bukan anakku. Aku tidak bisa menyuruhnya mendonorkan anggota tubuhnya. Aku tidak bisa menyakiti sehelai pun rambutnya. Fakta bahwa dia amat menderita punya ayah seperti ini sudah cukup buruk. Sebagai gantinya, akan kucari anak Nyonya Hong Ji Won itu."

"Tidak usah. Sudah kupastikan pada Ji Won, anak itu sudah tewas. Jika anak itu masih hidup, aku mau dia menjadi pendonor Hae Sung."

"Jadi anda ingin mencari anak itu karena Hae Sung?" tanya Joo Ho kaget.

Di lobby Wid, Joo Ho mendapat telepon dari seseorang.


Joo Ho lalu menemui orang yang menelponnya di sebuah kafe. Orang itu adalah wanita yang berhubungan dengan masa lalu Ji Won.

"Kudengar bayi itu sudah tewas. Dia tidak hanya memberikan luka bakar pada bayi itu tapi juga meninggalkannya di lantai yang dingin pada musim dingin sampai bayinya tewas jadi dia mengerang dan menyalahkan dirinya sendiri.

"Luka bakar?" tanya Joo Ho.

"Dia mengantuk saat membuat susu dan menumpahkan air panas. Kulit bayi itu amat rapuh sampai lukanya membekas di sepanjang leher atau bahunya."

Sontak Joo Ho kaget dan langsung teringat luka bakar yang dimiliki Yeo Ri.

Joo Ho lantas bertanya, dimana Ji Won membuang bayi itu dan wanita itu berkata di Panti Asuhan Sarang membuat Joo Ho semakin kaget.

Joo Ho pun buru-buru pergi.


Joo Ho pulang ke rumahnya dan memeriksa selimut Yeo Ri bayi.

Ia sontak lemas saat menemukan inisial HJW di sana.


Untuk memastikan semuanya, ia pun menghubungi Panti Asuhan Sarang dan menanyakan Direktur Cho Ki Chul.


Ji Won yang di rumah sakit menemani Hae Sung kaget saat menerima telepon dari suaminya yang mengabarkan tentang kepindahkan Joo Ho.

"Apa yang kau lakukan? Kau seharusnya mematahkan kakinya agar dia tidak bisa pergi!" teriak Ji Won.


Ji Won di mobilnya bicara pada seseorang. Ia mengaku, akan memberikan uang dan gedung yang ia miliki untuk membujuk Joo Ho.

"Jika itu tidak mempan, akan kupatahkan lehernya dan kubawa Yeo Ri pergi." ucapnya.


Joo Ho akhirnya bertemu Direktur Panti Asuhan Sarang. Direktur Cho mengatakan, ada dua bayi yang dibuang pada hari itu.

"Aku mengingatnya dengan jelas karena hari itu hari kemerdekaan yang ke-10 dan aku menjadi direktur Panti Asuhan Sarang. Salah satu bayinya tewas membeku."

"Apakah bayi yang tewas itu memiliki luka bakar?"

"Aku tidak melihat ada luka bakar. Bagaimana pun ibu bayi yang tewas itu datang beberapa hari kemudian dan menangis tersedu-sedu."

"Jadi Ji Won bukan ibu bayi yang tewas itu?"

"Aku juga tidak tahu detailnya tapi kurasa Ji Won salah mengira bayi yang tewas adalah anaknya. Kemudian, saat ibu asli bayi itu datang, aku mau meluruskan semuanya tapi dia tidak bisa dihubungi. Lalu kudengar dia menikahi pria kaya. Dia bahkan tidak tahu itu bayi siapa."

Joo Ho langsung lemas mendengarnya. Ia tidak menyangka kalau Yeo Ri lah anak kandung Ji Won.


Yeo Ri pulang membawakan kue beras kesukaan sang ayah tapi sang ayah masih belum pulang.


Tiba-tiba, dua orang pria datang menghampirinya dan tak lama Ji Won pun datang dan menghampirinya.

"Dimana ayahmu?"

"Ayahku masih belum pulang."

"Kau sendirian di rumah?"

"Apa?" tanya Yeo Ri bingung.

"Kutanya kau sendirian di rumah?" tanya Ji Won.

Yeo Ri pun menatap Ji Won dengan tatapan bingung.


Bersambung..............