• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Happiness Ep 6 Part 2

 
All content milik tvN dan TVING
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness bisa klik disini
Sebelumnya : Happiness Episode 6 Part 1
Selanjutnya : Happiness Episode 6 Part 3

Happiness bercerita tentang orang-orang yang berusaha bertahan dari teror wabah penyakit yang tiba-tiba saja menyerang.

-EPISODE 6 PART 2-



Yi Hyun dan Jung Kook memadamkan lampu di pusat kebugaran. Setelah itu, mereka pergi.

Mereka menuju unit mereka melewati pintu darurat. Tapi, Yi Hyun melihat seseorang menggunakan lift menuju lantai 1.

Melihat itu, Yi Hyun menyuruh Jung Kook pulang duluan. Yi Hyun bilang dompetnya tertinggal.

Jung Kook pun heran dan tanya ngapain Yi Hyun bawa2 dompet.

Yi Hyun : Aku akan segera kembali. Tunggulah di rumah.


Seseorang masuk ke pusat kebugaran. Seung Bom yang tangannya kembali diborgol oleh Yi Hyun, terkejut melihat seseorang datang.

Ternyata yang datang Ju Hyung.

Ju Hyung : Ternyata memang ada orang di sini. Apa kau terjebak disini?

Seung Bom : Ya. Kurasa begitu. Petugas polisi di lantai lima mengurungku di sini. Bisakah kau membantuku? Aku sangat sehat. Aku sangat bersih, tapi polisi di lantai atas itu... Polisi itu...

Ju Hyung : Apa kau menjual obat kepada istriku? Dokter di lantai enam, yang meninggal karena penyakit orang gila itu.

Mendengar pertanyaan Ju Hyung, Seung Bom pun kaget dan terdiam.

Ju Hyung bilang dia datang bukan untuk memeras, apalagi balas dendam.

Ju Hyung lantas berterima kasih pada Seung Bom sudah menjual obat itu ke istrinya. Lalu dia bilang, dia mau membeli obat itu.

Seung Bom berkeras tidak tahu apapun. Bahkan saat Ju Hyung melemparinya dengan sampah, dia tetap mengatakan dia tak tahu menahu soal obat itu.


Tanpa Ju Hyung sadari, Yi Hyun melihatnya dari depan pintu.

Yi Hyun kesal setengah mati melihat tingkah Ju Hyung.


Hae Sung dihubungi oleh salah satu pasien penyakit gila lewat intercom. Pasian itu mengaku, tinggal di Gedung 102 dan datang karena melihat iklan Hae Sung di lift.

Hae Sung : Kudengar ada banyak pasien di luar.

Pria itu bilang, itu tidak benar. Ada beberapa, tapi mereka mengurungnya di perpustakaan anak.

"Penghuni Gedung 101 terlalu panik dan membatasi akses ke sana."

"Jadi, maksudmu, situasinya tidak terlalu serius?"

Pria itu lantas mengajak Hae Sung bertemu. Katanya dia mau bicara soal makam kakeknya.

Hae Sung tanya lokasi pria itu.

Pria itu bilang dia di basement lantai satu. Dia juga bilang ada koneksi internet disana dan akan lebih mudah baginya untuk menunjukkan peta.

Hae Sung : Tetap di sana. Aku akan segera turun.


Hae Sung mematikan intercom dan bergegas mengambil ponselnya.

So Yoon pun keluar dari kamar.

So Yoon : Bukankah kau bicara dengan seseorang?

Hae Sung : Entahlah. Sepertinya ada orang di luar. Aku akan keluar sebentar.

So Yoon : Kau mau ke mana?

Hae Sung : Aku merasa sesak di sini. Aku akan menenangkan diri dengan berjalan-jalan.


Hae Sung pergi. So Yoon yang feelingnya gak enak, langsung mencari tahu dengan siapa tadi Hae Sung berbicara. Dia menyalakan intercomnya dan melihat panggilan terakhir.


Setelah itu, So Yoon pergi melapor ke Sae Bom. Dia bilang, Hae Sung pergi menemui seseorang dari gedung lain.

So Yoon : Aku ingat mendengar ada banyak pasien yang terinfeksi penyakit orang gila di luar.

Karena ada Seo Yoon, maka Sae Bom pun langsung menutup pintunya.


So Yoon kaget. Dia pikir Sae Bom tak mau membantunya, tapi Sae Bom membuka pintunya lagi sambi membawa tongkat bisbol.

Sae Bom : Dimana dia?

Sae Bom pun jalan duluan. So Yoon kaget, lalu dia berjalan mengikuti Sae Bom.


Ju Hyung diserang Seung Bom! Kakinya ditarik oleh Seung Bom. Untunglah Yi Hyun sudah memborgol Seung Bom.

Yi Hyun pun masuk sambil menatap kesal Ju Hyung.

Yi Hyun : Aku berharap dia tidak terinfeksi.

Ju Hyung teriak2 minta tolong. Yi Hyun pun jongkok di depan Ju Hyung yang ditarik-tarik Seung Bom.

Ju Hyung minta Yi Hyun melakukan sesuatu terhadap Seung Bom.

Yi Hyun : Untuk apa?

Ju Hyung lantas berusaha meraih tangan Yi Hyun, tapi Yi Hyun langsung menghempaskannya.

Yi Hyun lantas melihat jam di ponselnya.


Hae Sung akhirnya ke basement lantai satu, menemui pasien pria yang sudah terinfeksi penyakit gila.

Hae Sung menyibak kain yang menutupi pintu kaca dan melihat pria itu sudah berdiri diluar di depan pintu.

Hae Sung mengetuk pintu. Pria itu berbalik. Dia bilang, semua orang terjebak di dalam dan dia tak bisa keluar untuk konsultasi.

Hae Sung lantas memeriksa koneksi internet di ponselnya. Tidak ada koneksi. Pria itu bilang, Hae Sung harus keluar.

Hae Sung lantas mencari-cari cara untuk membuka pintu basement.


Yi Hyun akhirnya menarik Ju Hyung menjauhi Seung Bom.

Yi Hyun lalu bilang Ju Hyung beruntung. Katanya, kalau bukan karena Sae Bom, dia udah membunuh Ju Hyung.

Yi Hyun kemudian menunjuk ke arah kamera pengawas. Dia bilang, jika Ju Hyung memberitahu semua orang tentang Seung Bom, maka dia akan mengirimkan video saat Seung Bom mencengkram Ju Hyung ke semua orang.

Yi Hyun : Semua akan mengira kau terinfeksi. Kau mengerti? Jadi tetaplah di apartemenmu.


Ju Hyung pun tanya kenapa Yi Hyung menyembunyikan fakta soal Seung Bom yang sudah terinfeksi.

Yi Hyun bilang karena Seung Bom manusia.

Yi Hyun lantas mengambil selimut dan mendekati Seung Bom.

Yi Hyun : Kim Seung Bom-ssi, tenanglah. Kau bisa menjadi normal lagi.

Tiba-tiba, Ju Hyung mengambil barbel kecil dan berjalan mendekati Yi Hyun. *Omo, dia mau ngapain?

Bersambung ke part 3....

Happiness Ep 6 Part 1

All content milik tvN dan TVING
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness bisa klik disini
Sebelumnya : Happiness Epi 5 Part 2
Selanjutnya : Happiness Epi 6 Part 2


Happiness bercerita tentang orang-orang yang berjuang untuk tetap hidup di tengah wabah penyakit berbahaya yang tiba-tiba datang menyerang.

- EPISODE 6 PART 1-



Episode ini diawali dengan masa lalu Tae Seok dan istrinya.

Tae Seok yang duduk di ruangan VIP sebuah restoran, tengah berbicara di telepon dengan istrinya. Istrinya bilang lagi melihat peralatan bayi yang sedang diskon setengah harga.

"Aku membeli apa yang menurutku cocok untuk anak kita nanti." ucap istrinya.

Tae Seok bilang, mereka belum tahu bayi mereka perempuan atau laki-laki.

Istrinya bilang, dia yakin anak mereka perempuan dan akan mirip Tae Seok.

Tae Seok : Tidak seharusnya ada perempuan yang mirip aku.

Tae Seok lalu berkata, pimpinan datang. Istrinya bilang dia hampir sampai.


Seok Ju masuk. Begitu duduk, dia langsung meminum air yang ada di atas meja.

Tae Seok melihat itu.

Setelah itu, Seok Ju tanya, apa kementerian obat-obatan dan makanan sudah memutuskan.

Tae Seok : Ya. Akan diumumkan sebelum tengah hari besok. Dengan syarat, hanya diresepkan untuk pasien ADHD dewasa. Begitu terbukti efektif, mereka akan memperluas kelompok usia.

Seok Ju senang mendengarnya, bagus.

Seok Ju lantas membahas pil Next yang ada di gudang.

Seok Ju : Semua pil Next yang ada di gudang itu, aku berpikir apakah harus mengonsumsi semuanya. Berkat kau, aku akan menjadi makin kaya.

Tae Seok : Itu obat pneumonia yang gagal, tapi aku yakin itu akan membantu mengobati ADHD dewasa.

Seok Ju : Ya. Kabar sudah tersebar bahwa obat itu membantumu fokus. Banyak orang yang kukenal mengonsumsi obat itu.


Seok Ju lalu mengambil pilnya. Tae Seok tanya, apa itu pil Next.

Seok Ju : Ya, kau pernah mengonsumsi Next?

Tae Seok : Belum.

Seok Ju : Kau harus mengonsumsinya saat tidak enak badan. Itu membuatmu merasa segar. Efeknya bagus.

Seok Ju kemudian meminum Next.


Tak lama, istri Tae Seok datang dan menyapa pimpinan.

"Halo. Aku Park Young In."




Seok Ju tanya jenis kelamin anak mereka. Young In bilang, dia dan Tae Seok akan punya anak perempuan.

Seok Ju : Syukurlah. Banyak yang bilang seorang putri setara dengan sepuluh putra.

Young In : Benar.


Tae Seok lantas keluar lantaran ponselnya berbunyi.

Tinggallah Young In dan Seok Ju di dalam.

Seok Ju : Kapan kami bisa bertemu putri kalian?

Young In : Aku hamil 12 pekan, jadi, kurasa sekitar enam bulan lagi?


Diluar, Tae Seok bicara dengan seseorang tentang efek obat Next.

Tae Seok : Dia menggigit? Dia meminum hal lain? Mereka akan mengumumkan persetujuannya besok. Bawa dia ke rumah sakit dan bungkam para staf. Kabar tidak boleh tersebar. Dia tidak mati, jadi, siapa peduli? Tawarkan kompensasi dan pengobatan penuh.


Tiba-tiba, Tae Seok mendengar suara berisik dari dalam ruangannya tadi.

Tae Seok pun menyudahi teleponnya dan bergegas kembali ke dalam.

Tapi pas membuka pintu, dia kaget melihat apa yang Seok Ju lakukan pada Young In.

Seok Ju terinfeksi dan menggigit Young In.

Begitulah ceritanya guys kenapa Young In bisa terinfeksi.

Tae Seok memejamkan matanya, memikirkan bagaimana Young In bisa terinfeksi penyakit gila.

Dia ada di ruang rawat Young In. Young In tidak sadar. Tiba-tiba, seseorang memegang bahunya. Tae Seok reflek mencengkram leher orang itu. Tapi ternyata dia Ji Soo.

Ji Soo memberitahu bahwa perdana menteri menelpon.

Tae Seok dan Ji Soo keluar dari ruang rawat In Young.


Mereka melihat satu mobil kontainer berwarna putih pergi.

Ji Soo : Mereka mau ke mana?

Tae Seok : Tempat pembuangan akhir. Tidak ada cukup ruang untuk menampung kasus ringan.

Tae Seok menghela nafas.

Tae Seok : Kau masih belum mengerti apa yang kulakukan?

Ji Soo : Sudah, Pak.

Tae Seok : Aku membuat pilihan. Sampai sejauh mana konsekuensi yang bisa kita terima. Waktunya akan tiba saat kau harus memutuskan berapa banyak nyawa yang harus dikorbankan. Bagaimana dengan obatnya?

Ji Soo : Kami memilih beberapa opsi dan memberikannya kepada yang terinfeksi. Mereka semua tewas.

Tae Seok : Coba lagi. Lakukan sampai berhasil. Aku akan mengulur waktu.



Sae Bom, Yi Hyun, Jung Kook kembali rapat bersama beberapa penghuni.

Hyun Kyung tanya mereka harus gimana. Ada orang terinfeksi di luar. Tapi mereka tidak akan dapat bantuan dari pihak berwenang. Hak Je bilang, mereka harus memaksa keluar dari kompleks apartemen.

Yi Hyun : Mereka bahkan memasang barikade di setiap dinding. Meski kita memaksa keluar dari sini, kita akan pergi ke mana?

Hak Je berkeras, dia bilang yang penting pergi dulu dan masuk ke kompleks apartemen termahal.

Hak Je : Apa yang akan mereka lakukan? Menutup apartemen itu juga? Semua orang kaya mungkin tinggal di sana. Mereka bisa melakukan apa pun karena apartemen kita tidak semahal itu.

Lah Hae Sung malah nanya apa Yi Hyun yakin ada yang terinfeksi diluar.

Yi Hyun mulai kesal, apa maksudmu?

Hae Sung : Perwakilan penghuni dan Pak Oh tidak ada di sini.

Hyun Kyung : Ini tentang unit sewa umum lagi?

Hae Sung : Maksudku adalah orang-orang yang pergi ke luar tidak menghadiri rapat ini. Itu saja.

Sae Bom yang udah capek menghadapi penghuni bandel seperti Hae Sung, menyuruh Hae Sung pergi jika memang mau pergi.


Sae Bom : Aku tidak yakin kau bisa kembali.

Hae Sung langsung diam.

Yi Hyun : Maka aku akan menganggap kita semua sepemikiran. Kami membawa beberapa barang dan makanan dari toserba. Kami tinggalkan di Unit 201. Jadi, jika butuh sesuatu pergilah ke sana. Tapi mereka mungkin akan butuh lebih banyak barang. Maka kau bisa menukar milikmu dengan yang mereka punya.

Seung Bom menatap mereka dengan tatapan kesal.


Sae Bom dan Yi Hyun beranjak keluar meninggalkan pusat kebugaran. Sae Bom tanya, bagaimana ciri-ciri jika orang terinfeksi masuk ke gedung mereka saat gejalanya memburuk.

Yi Hyun : Jika mereka menabrak pintu dengan mobil, pintunya akan rusak. Mereka mungkin akan mencari cara lebih mudah untuk masuk. Begitulah semua kejahatan dimulai. "Aku masuk karena pintunya terbuka." "Tidak ada kunci di sepedanya. Jadi, aku ambil saja." Mendobrak pintu karena mereka haus darah... Itu tidak umum sebagai motif tindak kriminal.

Sae Bom : Jadi, kita tidak perlu memberi mereka alasan untuk masuk. Kita sudah mengunci semua pintu.

Sae Bom mulai berpikir, tak lama kemudian, dia menyadari sesuatu.

Sae Bom : Atap.

Mereka ke atap. Eeh ada Andrew.

Andrew bilang, cuma ada dia disana.


Yi Hyun dan Sae Bom lantas menuju ke pintu gedung lain.

Tapi mereka tidak turun.

Sae Bom : Menurutmu mereka mendengar kita?

Yi Hyun : Semoga saja tidak.


Sae Bom menutup kembali pintu itu.

Tak lupa dia menguncinya.


Mereka lalu mendekati Andrew.  Yi Hyun sedikit takjub karena Andrew gak pernah takut.

Yi Hyun : Kau juga cukup tenang berada diluar sini.

Andrew : Aku senang orang-orang tidak memperlakukanku seperti orang aneh. Kalian berdua harus berhati-hati.

Sae Bom : Kau juga, Andrew.

Andrew pergi.


Sae Bom pun mengajak Yi Hyun nyari udara segar dulu sebelum turun.

Sae Bom : Astaga. Aku lelah.

Lalu Sae Bom bilang, berdiri disana membuatnya teringat pada hari itu, saat mereka dia atap sekolah.

Yi Hyun : Astaga. Aku sempat bertanya-tanya apa aku bisa terbang.

Sae Bom : Kau memang terbang.

Yi Hyun : Benar.

Sae Bom : Jika bisa terbang, aku akan mengunjungi ibuku di panti jompo. Aku merasa tidak nyaman bertemu dia, jadi, aku terus menundanya. Lihat apa yang terjadi sekarang. Menurutmu apa yang terjadi kepada mereka yang terinfeksi? Apa mereka bersembunyi dan menahan rasa haus?

Yi Hyun : Mereka pasti takut akan menggigit orang yang paling mereka sayangi dan menjadi monster. Tapi mereka akan terus berjuang hingga takluk pada dahaga mereka.

Sae Bom : Semua baik-baik saja, bukan?

Yi Hyun : Tentu saja. Kita harus memastikan kita tidak terluka. Dengan begitu, kita bisa bertemu mereka lagi.

Sae Bom : Benar. Jangan pernah melakukan hal seperti itu lagi. Kenapa kau menyentuh darah itu? Setahuku, itu bisa saja berbahaya.

Yi Hyun : Jadi, kau tidak keberatan aku menggosoknya di wajah Oh Ju Hyung?

Sae Bom : Kau tidak membuatnya menjilatnya. Aku ragu dia menjilat darah itu.

Yi Hyun : Tidak akan pernah.

Sae Bom : Astaga. Sepertinya dia sangat peduli dengan kesehatannya. Melihat dia tidak datang ke rapat penghuni, dia pasti terintimidasi.

Yi Hyun : Perwakilan penghuni juga tidak turun.


Woo Chang sedang merawat istrinya.

Dia meletakkan handuk basah ke wajah istrinya.


Tapi tak lama, Yeon Ok pun duduk. Wajahnya pucat. Dan dia tampak kesal.

Woo Chang : Kau baik-baik saja?

Yeon Ok : Tentu saja tidak. Lihat ini. Aku pasti sangat stres.

Yeon Ok menarik rambutnya yang rontok.

Woo Chang : Mengingat apa yang terjadi, mungkin lebih baik menyerah saja. Melihat situasi saat ini, akan sulit mendapatkan uang, sekalipun kau menjadi perwakilan penghuni apartemen ini.

Yeon Ok sewot, ika pergi, kita tidak akan dapat sepeser pun untuk apartemen ini. Kau mau meninggalkan apartemen ini setelah kehilangan uang dan memulai kembali di apartemen lain?

Woo Chang : Kita tidak punya banyak pilihan. Kau bilang Seung Bom mungkin juga terinfeksi. Kau pergi ke pusat kebugaran setiap hari. Apa yang kau lakukan di sana?

Yeon Ok : Kau seharusnya mengawasi Seung Bom.

Woo Chang : Siapa sangka dia memakai narkoba?


Yeon Ok : Begitu karantina selesai, kita harus memperbaiki seluruh kompleks apartemen ini. Kita harus mengganti interior lift dan membersihkan dinding luar juga. Karantina ini menjadi lebih mudah karena dinding itu. Mari sarankan menanam pohon di sekitar apartemen. Kau kenal penata taman, bukan?

Woo Chang : Seluruh kompleks apartemen ini bahkan bisa dibersihkan karena ada yang terinfeksi.

Yeon Ok : Ya. Benar sekali. Jika mengubah pola pikir, kita punya banyak cara menghasilkan uang.

Woo Chang : Omong-omong, apa menurutmu kau bisa menjadi perwakilan penghuni?

Yeon Ok : Aku harus membujuk penghuni yang tampak mudah terpengaruh.


Sekarang, si ibu ngeyel aka Yeon Ok ada di depan apartemennya Sae Bom dan Yi Hyun.

Dia lagi bicara sama Seo Yoon lewat layar intercom.

Yeon Ok : Ayahku mengidap skizofrenia. Dia meninggal dua tahun lalu. Aku mudah terkejut saat melihat orang dengan penyakit yang sama.

Seo Yoon : Kak Sae Bom tidak ada di rumah.

Yeon Ok : Baiklah, kau gadis dari Unit 502. Kalau begitu, kau sendirian di dalam? Di mana para orang dewasa yang mendampingimu? Bisa buka pintunya?




Tiba-tiba, Sae Bom dan Yi Hyun datang.

Sae Bom : Ada orang dewasa di sini.

Yeon Ok kaget, kalian mengejutkanku. Aku minta maaf atas tindakanku tadi. Omong-omong, seharusnya kau memberitahuku bahwa kau tidak terinfeksi. Siapa pun akan salah paham saat melihat darah. Kau setuju, bukan?

Yi Hyun menghela nafas, sambil garuk-garukin lehernya yang tidak gatal. Dia heran sama ibu satu ini.


Sae Bom mengizinkan Yeon Ok masuk. Tapi Yi Hyun nya pergi.

Yeon Ok lagi bicara sama Seo Yoon. Sae Bom bikin teh di dapur.

Yeon Ok : Pasti rasanya berat juga bagimu. Tapi kau beruntung ada orang yang menjagamu. Benar, bukan?

Seo Yoon : Aku sangat beruntung. Aku senang kami tinggal di lantai bawah.

Yeon Ok lalu menatap Sae Bom dan bersikap ramah. Dia bilang, Sae Bom dan Yi Hyun pasti kecewa karena tidak bisa menikmati bulan madu karena penyakit gila.

Yeon Ok : Aku dan suamiku memulainya dari lantai satu apartemen kecil. Ada banjir saat kami tinggal di lantai satu itu. Astaga. Itu masa-masa yang sulit. Bagaimana kalian bertemu?


Yeon Ok melihat foto Sae Bom dan Yi Hyun, tapi perhatiannya tertuju pada tangan Sae Bom yang diborgol.

Yeon Ok : Astaga, kalian punya sejarah panjang.

Sae Bom menyuruh Yeon Ok duduk.


Seo Yoon lari ke Sae Bom. Dia bilang dia curiga sama Yeon Ok.

Sae Bom : Aku juga.

Seo Yoon : Lalu kenapa kau mengizinkan dia masuk?

Sae Bom : Jaga teman-temanmu tetap dekat. Tapi jaga musuhmu lebih dekat.


Yi Hyun ke pusat kebugaran.

Jung Kook lagi olahraga. Jung Kook tanya, gimana Sae Bom.

Yi Hyun : Dia sedang bicara dengan Bu Oh. Katanya dia datang untuk meminta maaf.

Jung Kook : Meminta maaf? Aku yakin permintaan maafnya pun menyebalkan.

Yi Hyun : Ya. Itu karena dia tidak menyesal. Omong-omong, dia bertanya apa aku ingin menjadi perwakilan penghuni.

Jung Kook : Kalau begitu, dia mengincar posisi itu.

Yi Hyun : Merepotkan sekali. Kenapa? Dia membuatnya terdengar seolah itu memberi banyak uang.

Jung Kook : Hei, mereka yang memutuskan tentang mempekerjakan penjaga keamanan dan mengalihdayakan semua layanan selama rapat perwakilan penghuni. Lift, dinding luar, atap, garasi, listrik, dan pertamanan. Semuanya. Itu semua uang.

Yi Hyun : Semuanya?


Seung Bom mengetuk pintu kaca.

Seung Bom : Masih ada lagi? Aku atlet. Bisa beri aku gimbap lagi?

Yi Hyun : Gimbap?


Yi Hyun masuk. Seung Bom nya langsung mundur dan duduk di kursi.

Seung Bom : Kau akan memborgolku lagi? Sirkulasi darah di pergelangan tanganku terganggu.

Yi Hyun : Kim Seung Bom-ssi, penghuni apartemen ini sangat waspada sekarang. Hingga kini, belum ada yang tahu, jadi, mereka diam saja. Tapi tidak lama lagi, mereka akan mencurigaimu. Aku menyuruhmu berhati-hati agar orang-orang tidak takut. Aku tidak bisa melakukan apa pun mengenai borgolmu malam ini. Tapi jika kau bisa bertahan selama beberapa hari ke depan, aku akan membiarkanmu bebas di pusat kebugaran ini.

Seung Bom : Kau tidak mengancamku hari ini.

Yi Hyun : Aku sungguh berharap kau tidak mengidap penyakit ini. Karena bukan hanya kau masalah di kompleks apartemen ini.

Yi Hyun keluar, diikuti oleh Seung Bom.


Ju Hyung lagi mandi, membersihkan tubuhnya dari darah Min Ji yang ditempelkan Yi Hyun padanya.

Dia mencuci muka dan lehernya sambil marah-marah.

Ju Hyung : Astaga! Kurang ajar! Akan kuhabisi mereka. Lihat saja nanti.

Lalu Ju Hyung melihat kedua bola matanya. *Takut juga rupanya.


Selesai mandi, Sang Hee yang duduk di ruang tengah langsung menatap Ju Hyung.

Ju Hyung : Kenapa menatapku seperti itu? Aku baik-baik saja. Lihat? Lihat. Bersih, bukan?

Ju Hyung nunjukin kedua bola matanya.

Sang Hee : Apa benar kau tidak takut? Kau menggosok wajahmu sampai merah.


Sang Hee minum obat.

Sontak lah Ju Hyung langsung mendekati Sang Hee.

Ju Hyung : Kau makan apa?

Ju Hyung melihat apa yang diminum Sang Hee. Ternyata obat pereda pengar.

Sang Hee udah siap-siap dengan stik golf kalau Ju Hyung macam-macam.

Ju Hyung : Kupikir kau makan makanan aneh yang tidak baik untukmu. Tuangkan aku minuman.

Ju Hyung lalu tanya, apa Sang Hee pernah melihat Min Ji minum obat di klinik.

Sang Hee : Dia meminum sesuatu setiap kali merasa lelah.

Ju Hyung : Obat apa?

Sang Hee : Entahlah. Itu sebuah pil. Dia bilang itu suplemen yang dia dapat dari pusat kebugaran.

Ju Hyung : Pusat kebugaran?


Ju Hyung teringat saat Yi Hyun menanyainya apa dia sering datang ke pusat kebugaran.

Dan Ju Hyung pun tanya apa pusat kebugaran awal dari penyakit gila.

Ju Hyung mendadak mau pergi. Sang Hee tanya mau kemana.

Ju Hyung cuma bilang ke suatu tempat.


Setelah Ju Hyung pergi, Sang Hee mulai memeriksa seluruh ruangan.

Entah apa yang dicari Sang Hee.

Bersambung ke part 2...