• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruler : Master Of The Mask Ep 2 Part 1

Sebelumnya...

  
“Pindahkan bunga ini ke dalam pot.” Suruh Hwa Gun dengan santainya tanpa menyadari sosok di hadapannya adalah Sang Putra Mahkota. Karena Lee Sun diam saja, Hwa Gun memerintahkan Lee Sun sekali lagi. Tiba2, terdengar suara kasimnya yang bernama Chun Soo. Chun Soo hendak masuk. Lee Sun pun langsung menarik Hwa Gun dan mereka bersembunyi di balik tiang.

Lee Sun menutup mulut Hwa Gun. Masih belum menyadari siapa sosok di hadapannya, ia pun mengeluarkan jarumnya dari balik lengannya dan menusuk leher Lee Sun. Lee Sun pun meringis karena sakit. Hwa Gun berupaya melepaskan dirinya, tapi Lee Sun semakin menahannya dan memberi isyarat padanya untuk tidak keluar. Mata keduanya bertemu. Hwa Gun nampak terpesona saat Lee Sun menatapnya. Hwa Sun kemudian buru2 mengalihkan pandangannya.

Chun Soo akhirnya pergi karena mengira tak ada Lee Sun di sana. Lee Sun pun menurunkan tangannya dan menarik napas lega melihat kepergian Chun Soo. Kesempatan itu pun dimanfaatkan Hwa Gun untuk melarikan diri. Ia mendorong Lee Sun dan bergegas keluar dari tempat itu.


Setibanya diluar, ia langsung dihunus para pengawal yang berjaga di depan. Dayang yang tadi menemani Hwa Gun melihat kejadian itu dan buru2 pergi memanggil Ratu. Tak lama kemudian, Lee Sun yang sudah memakai jubah dan topengnya datang. Ia keluar dari pintu belakang dan langsung menghunus pedangnya ke arah Hwa Gun.


Ratu kemudian datang dan meminta Lee Sun datang. Ia bertanya ada apa. Lee Sun pun memberitahu kalau gadis itu telah menyelinap masuk ke ruangannya. Ratu tersenyum dan berkata kalau dialah yang mengundang gadis itu ke istana.

“Dia pasti tersesat kemari karena tidak hafal lingkungan istana. Tolong maafkan saja kesalahannya demi aku.” ucap Ratu.

Lee Sun pun mengabulkannya tapi dengan syarat Hwa Gun tidak boleh mengatakan pada siapapun apa yang Hwa Gun lihat di dalam tadi. Hwa Gun hanya bisa mengangguk dengan wajah tertunduk.


Ratu lantas menyuruh dayang mengawal Hwa Gun. Lee Sun menarik napas lega saat melihat mereka mulai berjalan pergi. Lee Sun pun beranjak, hendak masuk ke ruangannya. Saat itulah, Hwa Gun berbalik menoleh padanya dan melihat luka bekas tusukannya tadi. Ia pun terkejut menyadari pria yang dia tusuk tadi adalah Putra Mahkota.


Hingga malam hari, Hwa Gun masih memikirkan si Putra Mahkota yang berwajah tampan itu sampai membuatnya cengengesan. Ia lalu menatap cermin besarnya dan membuat luka tusuk di lehernya persis seperti luka yang ia buat di leher Putra Mahkota tadi. Tak lama kemudian, seorang pelayan memanggilnya untuk menghadap Dae Mok.

“Apa yang dikatakan Yang Mulia Ratu padamu?” tanya Dae Mok.

“Posisi Putri Mahkota, beliau ingin tahu aku tertarik apa tidak.” Jawab Hwa Gun.

“Aku bisa bayangkan reaksimu. Bukankah kau tidak tertarik menjadi pendamping Putra Mahkota?” ucap Dae Mok.

“Aku ingin menjadi Putri Mahkota.” Jawab Hwa Gun.

Ucapan Hwa Gun membuat Dae Mok tak senang. Sambil meletakkan cangkir berisi air dan daun teh, ia mengingatkan Hwa Gun akan apa yang pernah ia katakan sebelumnya.

“Jika gelas ini perumpamaan Joseon, maka airnya adalah rakyat, dan daun teh yang mengambang tak lain adalah Raja.  Kita yang harus menjadi pemilik gelas. Bukan daun teh di dalamnya.” Ucap Dae Mok.
“Aku mengingatnya. Itu karena daun teh mudah diganti. Tapi, kakek... apakah menjadi Putri  Mahkota itu terlarang untukku?” tanya Hwa Gun.

“Aku penasaran apa alasanmu tertarik pada Putra Mahkota yang selalu memakai topeng itu.” jawab Dae Mok.

“Mungkin saja rumor ia buruk rupa itu tidak benar. Mungkin dia sebenarnya tampan? Kakek pernah melihat wajahnya?” ungkapnya.

Dae Mok pun langsung curiga dan bertanya apa Hwa Gun sudah melihat wajah Sang Putra Mahkota. Hwa Gun tertegun dan teringat ancaman Lee Sun kalau ia tak boleh mengatakan apa yang ia lihat tadi. Hwa Gun pun berkata tidak dan mengaku kalau ia hanya penasaran saja, namun ia mengatakannya sambil senyum2. Jelas itu membuat Dae Mok makin curiga, tapi Dae Mok menerima jawaban Hwa Gun dan menyuruh Hwa Gun istirahat. Setelah Hwa Gun pergi, ia langsung memanggil seseorang dan bertanya dimana Gon.

Kepala Lee mendatangi suatu tempat di luar istana. Gon tampak mengawasinya dari atap rumah terdekat. Di tempat itu, ada pemuda seumuran Lee Sun. Saat Kepala Lee menanyakan nama pria itu, pria itu dengan kepala tegak dan penuh percaya diri mengaku bahwa namanya adalah Lee Sun dan dia seorang Putra Mahkota.

Gon langsung menghadap Dae Mok. Pada saat yang bersamaan, Kepala Lee menghadap Raja. Kepala Lee melapor bahwa ia sudah menyiapkan seseorang untuk berpura2 menjadi Putra Mahkota. Raja pun memuji kerja Kepala Lee dan berkata kalau mereka tidak pernah tahu kapan Kelompok Pyunsoo akan bergerak jadi mereka harus bersiap2.

Sementara itu Gon melapor tentang Kepala Lee yang menyembunyikan seorang anak laki2 di suatu tempat. Dae Mok pun menyuruh Gon menyelidiki anak itu.

Lee Sun menyelinap masuk ke ruang perpustakaan dan menemukan buku yang dicari2nya. Lee Sun lalu teringat perkataan gurunya tentang Woo Bo yang tergila2 pada dunia medis dan akan langsung menjawab semua pertanyaan apabila diberi hadiah buku langka.

“Buku ini pasti hanya ada satu di Joseon.” Ucapnya, lalu pergi. Namun saat hendak pergi, ia tertarik pada sebatang bambu yang dilihatnya terselip di dalam pot bunga. Saat ia hendak membuka bambu itu, tiba2 ayahnya datang dan langsung marah2 dan merebut bambu itu dari tangannya.

“Ma...maafkan saya.” ucap Lee Sun dengan terbata2.

“Pergi dan bersiaplah untuk ritual hujan besok!” suruh sang ayah.

Lee Sun pun tak bisa apa2 selain mematuhi perintah ayahnya itu.

Keesokan harinya, rakyat bersujud di pinggir jalan saat rombongan Raja dan Putra Mahkota lewat. Sepanjang jalan, mereka mendengar kasak kusuk rakyat yang mengatakan bahwa wajah Putra Mahkota sangat jelek sehingga harus ditutupi dengan topeng. Mereka juga menuduh Putra Mahkota sebagai penyebab musim kemarau yang berkepanjangan karena sejak Sang Putra Mahkota lahir, musim kemarau berlangsung lebih panjang.

Seorang anak kecil bahkan menangis ketakutan melihat topeng Putra Mahkota. Tak tahan lagi dengan hinaan rakyatnya, Lee Sun pun mempercepat laju kudanya.

Saat hendak ganti baju sebelum ritual dimulai, Lee Sun memojokkan Chun Soo dan menyuruh Chun Soo mengenakan jubahnya. Chun Soo langsung berlutut ketakutan. Tapi Lee Sun tidak perduli dan malah melepaskan topengnya, membuat Chun Soo langsung merem dan mengaku tidak melihat apa2.

“Benar. Tutup saja matamu seperti biasanya. Jika sampai kau buka, kau akan melihat wajahku. Kemudian, kau pasti dibunuh.” Jawab Lee Sun sambil memakaikan topengnya ke wajah Chun Soo.

Dae Mok sendiri lagi rapat bersama para pengikutnya dan memberitahu kalau Raja menyembunyikan anak yang bernama Lee Sun. Para pengikutnya langsung heboh. Dae Mok berkata, wajah dan nama yang dibutuhkan untuk masuk ke kelompok mereka.

“Diantara kita, adakah yang melihat wajah Putra Mahkota?” tanya Dae Mok.

“Jangan-jangan... Raja sengaja membuat Pangeran memakai topeng untuk menipu kita?” ucap salah satu pejabat.

“Bukankah itu artinya Raja belum menyerah melawan kita?” timpal Wakil Perdana Menteri.

“Tuan Dae Mok, sebelum mereka merencanakan sesuatu lebih jauh, mari kita buat Putra Mahkota bergabung.” Usul yang lain.

“Kepung Balai Ritual Kerajaan, jadi Putra Mahkota tidak bisa kabur dari sana. Sekalipun dia coba kabur, tetap bawa dia kemari hidup-hidup.” suruh Dae Mok.

Ruler : Master Of The Mask Ep 1 Part 2

Sebelumnya...

Dae Mok dengan senang hati menyampaikan pada kelompoknya, bahwa kelompok mereka akan bertanggung atas Biro Penyediaan Air. Biro Penyediaan Air akan dibangun di seluruh Joseon dan anak buahnya akan menjadi Kepala dari masing2 biro. Anak buah Dae Mok pun langsung bersorak gembira.


Sementara di istana, Raja menyuruh Kepala Prajurit Lee untuk menutup istana Pangeran dan tidak ada yang boleh masuk ke sana tanpa seizinnya. Youngbin Lee pun bingung dan bertanya kenapa Raja melakukan itu. Raja berkata, ia melakukannya demi keselamatan Pangeran sendiri.

“Kelompok Pyunsoo akan mencoba membuatnya bergabung dengan mereka. Mereka akan membunuhnya jika saya menolak.Bahkan jika dia ingin menjadi raja yang hebat, jika dia bergabung dengan kelompok tersebut, dia hanya akan berubah menjadi boneka seperti saya. Dia tidak boleh seperti saya. Anak ini... harus menjadi raja sejati. Untuk mencegahnya bergabung, kita harus menyembunyikan wajahnya. Namun, ada mata-mata di mana-mana dari Kelompok Pyunsoo. Saya membuat keputusan ini untuk menyelamatkan hidupnya. Mohon menerimanya.” Ucap Raja.


Youngbin Lee tampak terpukul dengan kenyataan itu. Raja lalu kembali menatap wajah anaknya dan berkata bahwa ia akan menemukan cara untuk melindungi anaknya apapun yang terjadi.

“Kepala Lee, mulai sekarang, satu-satunya orang yang tahu wajah Pangeran... hanya aku, Nyonya Yi dan kau. Jika ada orang lain yang melihat wajahnya, bunuh mereka.” Perintah Raja.


Kelompok Pyunsoo mulai mengawasi orang2 yang mereka pekerjakan. Sekarang, rakyat harus membayar untuk air. Air itu dihargai murah dan diantarkan dari rumah ke rumah sehingga rakyat merasa sangat terbantu. Namun yang jadi masalah, mereka juga mengambil pasokan air dari sumur yang tak pernah kering.


Beberapa wanita tampak menimba air dari sumur tapi sumur itu sudah kering dan mereka hanya bisa mengelus dada melihat anak buah Dae Mok menguasai sumur sebelah dan memberikannya pada orang2 yang mampu membeli air.

Raja sangat marah saat mendapat laporan tentang apa yang dilakukan Dae Mok itu, namun ia tak bisa berbuat apapun pada akhirnya. Kepala Lee lantas melaporkan bahwa ia sudah menyebar rumor kalau wajah Pangeran harus disembunyikan karena penyakit. Rakyat mempercayai hal itu. Kelompok Pyunsoo menganggap penyakit itu lantaran racun yang mereka berikan.

Namun saat Pangeran yang masih balita itu dimandikan, seseorang melubangi sekat pintu dan mencoba mengintipnya. Pangeran pun dengan polosnya menunjuk ke arah si pengintip. Si pengintip terkejut dan bergegas lari. Sementara Youngbin Lee langsung menutupi wajah putranya dengan badannya dan Raja langsung menyuruh Kepala Lee mengejar si pengintip.

Si pengintip ternyata seorang kasim. Dia berusaha meyakinkan kalau dia tidak melihat wajah Pangeran tapi Kepala Lee tidak peduli dan langsung menebasnya tanpa ampun.


Saat Pangeran tidur, Raja pun memakaikan sebuah topeng ke wajah Pangeran dan berharap Pangeran akan bertahan dari serangan Kelompok Pyunsoo.

“Kembangkan kekuatanmu untuk melawan mereka, lepaskan topeng ini suatu hari nanti, dan jadilah kaisar sejati.” Ucap Raja.

14 tahun berlalu…


Para pemain sandiwara sedang menampilkan pertunjukan dengan menggunakan topeng dan wajah Pangeran Lee Sun sebagai candaan.


Sementara di istana, beberapa dayang istana berkumpul di pojokan dan menggosipkan Dongungjeon, sebuah ruang rahasia yang hanya boleh dimasuki Pangeran. Jika sampai ada orang lain yang memasuki ruangan itu, maka harus dibunuh. Lagi asyik menggosip, kasim Pangeran pun datang dan langsung menghardik mereka. Sontak, ketiga dayang itu langsung kabur.


Kasim mau mengejarnya tapi Pangeran datang dan menegurnya karena ia sudah memberikan tugas yang lebih penting ketimbang menghardik dayang2 itu. Kasim pun langsung menunjukkan buku2 dibalik lengannya. Pangeran tersenyum melihat itu.


Di ruangannya, Pangeran membaca buku2 itu. Ternyata Lee Sun sedang mencari tahu alasan kenapa ia harus memakai topeng lewat buku2 itu dan ia pun bingung sendiri karena tidak ada catatan yang menunjukkan dirinya sakit. Namun ada catatan yang mengatakan kalau Tabib Park dan Woo Shim berusaha memeriksanya tapi kemudian ia diperiksa oleh seseorang yang bukan tabib dan orang itu diangkat menjadi tabib kerajaan.

Saat jalan2 mengelilingi istana, Raja memberitahu Pangeran tentang rencananya memilih Putri Mahkota dan menanyakan pendapat Pangeran. Pangeran pun tersenyum sinis dan bertanya bolehkah Putri Mahkota melihat wajahnya atau Putri Mahkota harus mengabdi padanya tanpa pernah melihat wajahnya.

“Putra Mahkota!” sentak Raja.


“Katakan sekarang, Ayah! Apa alasan sebenarnya saya harus memakai topeng ini? Jangan bilang itu karena penyakit saya. Aku tidak ingin mendengar kebohonganmu lagi.” Ucap Pangeran.

Pangeran lalu berusaha melepas topengnya. Sontak, Kepala Lee langsung mencabut pedangnya dan menghunus pedang ke arah kasim dan para dayang. Kasim dan para dayang pun langsung bersujud ke lantai. Pangeran terpukul dengan kenyataan itu.

“Jika saya melepas topeng ini, seseorang akan ada yang mati, kan?” ucapnya sedih.

“Sudah kukatakan bahwa kau menderita penyakit. Bila kau benar-benar pulih dari itu, aku akan membiarkanmu melepas topeng.” Jawab Raja yang membuat Pangeran semakin terluka.


Lee Sun bersedih di ruangannya. Tak lama kemudian, kasimnya datang menyerahkan buku lain tanpa berani melihat wajahnya. Lee Sun memukul pelan kepala kasimnya karena kecewa dan mengambil  buku itu. Lee Sun membaca buku itu. Dalam buku itu disebutkan, saat ia kritis, tabib istana bernama Woo Shim dan seorang pengajar Sungkyunkwan bernama Woo Bo datang.

Lee Sun pun langsung memanggil salah satu gurunya untuk menanyakan soal Woo Boo.

“Dia berpengalaman dalam setiap bidang studi termasuk pembelajaran Barat, Karakter Cina, sejarah, dan bahkan geografi.” Ucap gurunya.

“Apakah dia...seorang ahli kedokteran juga?” tanya Lee Sun.

“Tentu saja.Keterampilannya sama bagusnya dengan seorang tabib di Balai Pengobatan.” Jawab sang guru.


Di depan istana, Kim Hwa Gun keluar dari tandunya dan masuk ke istana bersama ayahnya. Ratu dan sang ayah kemudian membicarakan soal Hwa Gun yang menjadi salah satu kandidat Putri Mahkota. Disaat ayahnya dan Ratu sibuk membahas itu, Hwa Gun yang duduk di belakang sibuk memainkan jarumnya dengan wajah bosan. Pembicaraan ayahnya dan Ratu sempat terganggu karena Hwa Gun tanpa sengaja menjatuhkan jarumnya dan menimbulkan suara berisik.

“Saya minta maaf, Yang Mulia.” Ucap sang ayah.

“Tidak masalah. Dia pasti sudah bosan dengan percakapan orang dewasa.” Jawab Ratu.

Ratu lalu bertanya pendapat Hwa Gun yang menjadi salah satu kandidat Putri Mahkota.

“Saya tidak tertarik untuk menjadi Putri Mahkota.” Jawab Hwa Gun yang langsung kena semprot ayahnya. Namun Ratu malah menyukai kejujuran dan keberanian Hwa Gun itu.

Ratu lalu menyuruh Dayang Han membawa Hwa Gun berkeliling istana. Sang ayah komat kamit menasehati Hwa Gun agar Hwa Gun tak membuat masalah.

Saat berkeliling istana, mereka melewati ruang rahasia. Hwa Gun pun menanyakan soal kabar tentang banyaknya bunga langka di ruang rahasia itu. Dayang Han membenarkan dan berkata kalau hanya Putra Mahkota lah yang boleh masuk kesana.

“Bagaimana jika saya ingin masuk?” tanya Hwa Gun.

“Aku meninggalkan kantongku di Jungungjeon. Maukah kau mengambilkannya untukku?” tanya Hwa Gun.

Dayang Han mengangguk dan bergegas pergi. Begitu Dayang Han pergi, Hwa Gun pun langsung menyelinap masuk ke ruang rahasia itu.

Begitu masuk, ia melihat jubah Putra Mahkota. Tapi perhatiannya teralihkan karena banyaknya bungka langka di sana. Saat dirinya sedang terkagum2 melihat bunga langka itu, ia dikejutkan dengan suara pria. Ia menoleh ke belakang dan melihat seorang pria yang duduk membelakanginya sambil bicara sendiri.

“Saya yakin tentang ini. Orang ini bernama Woo Bo. Dia bukan pejabat pemerintahan Joseon, jadi dia mungkin bisa memberitahuku yang sebenarnya.” ucap Lee Sun pada topengnya.

Lee Sun kemudian berdiri dan terkejut melihat sosok Hwa Gun. Hwa Gun yang tak tahu pria di hadapannya adalah Putra Mahkota, malah menyuruh Lee Sun memindahkan bunga2 itu ke dalam pot.