• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Dan, Only Love Ep 6 Part 2

Sebelumnya..


Bu Jung tak setuju Yeon Seo datang ke 'Fantasia Night'.

Bu Jung lantas meraih ponselnya dan membacakan zodiak Yeon Seo.

Bu Jung : Jika kau pergi dari rumah, akan ada masalah. Tetaplah di rumah. Itu ramalan bintang Nona hari ini. Bukankah ini terdengar terlalu menakutkan?

Yeon Seo : Salah satu dari kalian membacakan pepatah kepadaku. Dan kau membacakan ramalan bintangku?

Bu Jung : Karena kami tidak merasa baik. Ramalan bintang adalah data besar yang mengandung prinsip-prinsip alam semesta dan sejarah manusia. Jika Nona mengabaikannya, Nona akan terlibat masalah.

Yeon Seo : Aku akan menghadapinya. Mungkin aku tidak bisa menghindar meski aku menginginkannya.

Bu Jung : Baik, karena Nona akan datang, umumkanlah dengan senyum ceria. Teriakkan, Fantasia milikku! Tugas ini milikku! Katakan secara resmi.

Yeon Seo : Aku akan keluar setelah berganti pakaian.

Bu Jung mengerti dan pergi keluar.


Setelah itu, Yeon Seo teringat saat Dan mengatakan, tidak menyukainya.

Teringat hal itu, Yeon Seo pun membuka lacinya dan mengambil pil.

Yeon Seo teringat saat membeli pil itu di apotik malam-malam, setelah Dan menolak cintanya.


Yeon Seo : Sesuatu untuk membuatku tenang. Pil penenang, obat penawar, atau obat perangsang. Aku tidak peduli apa itu. Aku telah bergantung kepada orang lain terlalu banyak. Aku bergantung pada seorang pria yang bahkan tidak menyukaiku. Aku bukan tipe orang yang mudah terikat. Aku pasti sudah gila. Berikan aku obat yang membuatku baik-baik saja tanpa pria berengsek itu.


Yeon Seo lalu menenggak pilnya.

Setelah itu, ia mendengar suara tabrakan diluar. Yeon Seo pun menoleh ke pintu.


Ternyata suara berisik itu ulahnya si Dan yang tidak hati2 saat memarkirkan mobilnya, sampai menabrak kotak surat.

Kang Woo yang baru datang, terheran-heran melihat cara Dan memarkirkan mobil.

Kang Woo pun turun dari mobilnya dan mendekati Dan.

Kang Woo : Keluar dari mobil. Akan kupindahkan mobilnya untukmu.

Dan : Biarkan aku mencoba.

Kang Woo : Tentu saja. Baik.

Dan pun berusaha memarkirkan mobilnya dengan baik dan benar.

Kang Woo greget melihatnya.

Kang Woo : Di belakangmu. Perhatikan gerbangnya.

Dan : Astaga, kau menghalangiku!


Dan turun dari mobilnya dan menyuruh Kang Woo pergi. Ia bilang, ia mau parkir disana.

Kang Woo kaget, kau benar-benar mau parkir disini?

Dan : Aku menjaga jarak aman, paham?

Kang Woo : Kapan kau dapat SIM-mu?

Dan : Apa maksudmu?

Kang Woo: Astaga, SIM-mu... Kau tidak boleh parkir di sini.

Dan : Ayolah.

Kang Woo : Astaga.


Tak lama, Yeon Seo keluar dan kedua pria ini langsung berhenti adu bacot karena terpana dengan kecantikan Yeon Seo.

Yeon Seo : Ada apa? Kau sudah dapat SIM?

Dan dengan wajah bangga mengiyakan.

Kang Woo : Bagaimana jika kau  naik mobilku hari ini? Demi keamanan.

"Lebih baik begitu." ucap Dan dengan suara lemas.


Yeon Seo, Dan dan Kang Woo tiba di acara Fantasia Night yang diadakan di kapal.

Bu Choi pura2 menyambut kedatangan Yeon Seo dengan ramah.

Direktur lain mengenalkan Tuan Seiji pada Yeon Soo.

"Nona Lee, senang bertemu denganmu." ucap Tuan Seiji sambil mengulurkan tangannya, mengajak Yeon Seo berjabat tangan.

Yeon Seo pun menjabat tangan Tuan Seiji. Tapi Tuan Seiji malah mengelus2 tangannya.

Kang Woo langsung mengambil tindakan. Ia menyudahi jabat tangan Tuan Seiji dan Yeon Seo.


Bu Choi mendekati mereka. Ia berusaha melecehkan Yeon Seo dengan menyuruh Yeon Seo menemani Tuan Seiji.

Bu Choi memegang tangan Yeon Seo dan mau memberikan tangan Yeon Seo ke Tuan Seiji.

Kang Woo mengambil tindakan sekali lagi dengan menyapa Tuan Seiji.

Yeon Seo pun menarik tangannya dari pegangan Bu Choi.


Pak Geum terkejut melihat kelakuan istrinya. Sementara Roo Na menatapnya dengan tatapan puas.

Kang Woo mengajak mereka semua masuk ke dalam. Tuan Seiji mulai masuk dengan yang lain.


Bu Choi memuji Yeon Seo. Ia bilang Yeon Seo cantik memakai anting darinya.

Yeon Seo : Ini tidak cocok dengan seleraku, tapi aku mempertimbangkannya demi sang pemberi.

Bu Choi : Terima kasih banyak. Kehadiranmu di acara ini sangat berarti.

Yeon Seo : Bibi akan membuat pengumuman resmi di depan para sponsor, bukan? Kapan akan diumumkan?

Bu Choi : Bibi akan mengumumkannya langsung setelah acara berakhir. Jangan cemas, Yeon Seo-ya.  Nikmatilah acara ini.

*Kesel lihat Bu Choi.. kok ada ya manusia kek gini, tega banget ngejual ponakan sendiri ke pria hidung belang..


Kang Woo mengajak Yeon Seo masuk. Yeon Seo pun menggandeng lengan Kang Woo.

Dan berjalan di belakang mereka.

Setibanya di dalam, Kang Woo menyuruh Yeon Seo menunggunya sebentar karena ia mau mengecek para penari.

Tapi Yeon Seo bilang dia bisa masuk sendiri.

Dan/Kang Woo : Andwaeyo!

Dan : Biarkan aku menemanimu.

Kang Woo : Jangan tinggalkan Yeon Seo sendiri sampai aku tiba. Paham?

Dan : Cepatlah kembali.

Kang Woo pun langsung pergi.


Dan memberikan lengannya ke Yeon Seo. Tapi Yeon Seo dengan sombongnya berkata, kalau ia baik2 saja tanpa Dan.

Yeon Seo masuk. Dan mengikuti Yeon Seo.

Setibanya di dalam, Dan kembali memberikan lengannya ke Yeon Seo. Barulah Yeon Seo mau menggandeng Dan.


Setelah itu, Dan menyuruh Yeon Seo duduk dan mulai memeriksa sekelilingnya.

Yeon Seo menatap aneh Dan.

Dan teringat pesan Bu Jung yang menyuruhnya memeriksa semua benda yang kemungkinan bisa jatuh di sekitar Yeon Seo.


Tuan Seiji dan direktur datang. Tuan Seiji berusaha menyentuh Yeon Seo lagi.

Tapi Dan langsung menghentikannya dengan sedikit menggebrak meja.

Lalu Dan teringat kata2 Bu Jung saat mereka bicara di taman, sebelum pergi ke acara itu.

Flashback...


Dan : Menurutmu apa benar-benar ada seseorang yang mungkin mencoba melukai Nona Muda? Tapi dia keluarga mereka.

Bu Jung : Pikirkanlah. Kejadian saat kandil itu jatuh. Dia terlibat kecelakaan mobil. Lalu lampu itu jatuh di atasnya. Hal-hal menakutkan terus terjadi kepadanya. Aku cemas.

Flashback end...

*Si Yeon Seo ini beneran nyebelin,, semoga dia dapet batunya di episode ini... semoga Bu Choi sukses mempermalukan dia kali ini, biar dia sadar dan gk semaunya lagi.


Kang Woo melihat penarinya ketika penarinya tengah bersiap2.

Kang Woo : Jangan terlalu antusias. Jangan sampai terluka, paham?  Lantainya mungkin saja licin. Pakai banyak resin.

"Kami akan buat para sponsor mendonasikan banyak uang." jawab si penari utama laki2.

"Kita tidak datang untuk mengemis uang. Jangan tersenyum untuk membuat kesan baik. Jangan berlebihan dengan terlihat terlalu serius. Tunjukkan saja kepada mereka bahwa penampilan kita sepadan dengan uang yang mereka keluarkan. Itu saja." ucap Kang Woo.

Kang Woo pun beranjak pergi.


Kang Woo langsung kembali ke Yeon Seo. Begitu tiba disana, Kang Woo menatap Dan seraya mengangguk. Dan mengerti dan langsung pergi.

Yeon Seo tampak agak kecewa Dan meninggalkannya.


Acara dimulai. Para tamu disuguhkan tarian pembuka.

Direktur mengatakan, suatu kehormatan bisa bertemu dengan Yeon Seo yang legendaris sedekat itu.

Yeon Seo : Tentu saja. Mari kita pertahankan hubungan baik ini.

Tuan Seiji sedikit kecewa lantaran tidak bisa memegang tangan Yeon Seo.

Direktur minta maaf dengan Bahasa Jepang dan meminta Tuan Seiji memilih gadis lain yang tengah menari sebagai gantinya.

Direktur : Aku akan mengajak Bapak nanti untuk pertemuan pribadi.

Tuan Seiji : Aku suka yang berada di tengah. Khususnya aku suka pahanya. Balerina cenderung terlalu kurus.


Saat Tuan Seiji mengucapkan kalimat itu, Yeon Seo langsung menatapnya dengan tajam. Ya, Yeon Seo mengerti bahasa Tuan Seiji.

Tuan Seiji : Nona Lee, sebuah kehormatan bisa bertemu denganmu. Bersediakah Nona menunjukkanku sebuah penampilan singkat?


Yeon Seo pun mengambil gelas wine nya.

Yeon Seo : Itu bukan bagian dari rencana kami.

Kang Woo : Bapak bisa melihatnya di panggung yang bagus. Kami akan pesankan kursi VIP untuk Anda di penampilan kembalinya.

Tuan Seiji menyuruh direktur menerjemahkan bahasa Yeon Seo dan Kang Woo.

Direktur : Dia baru saja menolak. Dia sulit diatur.

Tuan Seiji : Jika dia benar-benar genius, dia bisa mengejutkan semua orang dengan improvisasi.


Bu Choi tersenyum senang melihat keponakannya berada di tengah2 pria hidung belang.


Seorang pelayan meletakkan piring berisi buah di meja Yeon Seo.

Bu Choi yang melihat itu berharap Yeon Seo cepat memakan buahnya.


Bu Choi memanggil pelayan itu dan memintanya membawakan sesuatu yang sudah ia siapkan.


Dan berlarian di koridor kapal, memeriksa semuanya.

Ia kembali teringat kata2 Bu Jung.

Bu Jung : Tidak akan ada kamera pengawas karena ini pesta privat. Yang penting adalah orang-orangnya. Jangan lewatkan siapa pun yang tampak mencurigakan.

Tak lama kemudian, Dan melihat seorang pria mencurigakan.


Dan pun langsung mengejar pria itu. Ia menemukan pria itu berdiri di tepi kapal.

Pria itu adalah pelayan yang disuruh Bu Choi menyiapkan sesuatu.

Dan : Siapa kau Apa yang kau lakukan di sini?

Pria itu : Aku mau merokok.

Tangan pria itu gemetaran karena gugup.

Pria itu : Aku tahu di sini dilarang merokok, tapi tanganku mulai gemetar. Maaf.

Dan pun berkata dirinya lah yang harus minta maaf.


Lalu pria itu beranjak pergi dengan wajahnya yang berubah dingin seketika.

Dan pun resah.

Bersambung ke part 3...

Dan, Only Love Ep 6 Part 1

Sebelumnya...


Melihat Yeon Seo menari, Kang Woo teringat pada Seol Hee, kekasihnya, yang berwajah sama dengan Yeon Seo.

Flashback....


Seol Hee menunjukkan tarian Gisselle pada Kang Woo. Saat itu, mereka berada di tepi laut. Sambil menari, Seol Hee menceritakan kisah Giselle pada Kang Woo.

Seol Hee : Orang-orang berkata hidup itu tidak terduga. Siapa yang mengira? Sang gadis desa yang naif, Giselle, akan jatuh cinta, dikhianati, lalu menjadi gila. Seperti bagaimana aku tidak tahu aku akan bertemu denganmu, menemukanmu, dan jatuh cinta kepadamu. Seperti bagaimana kita tidak tahu akhir dari pertemuan kita.


Saat mengakhiri tariannya dengan adegan Giselle meninggal, kita ditunjukkan bagaimana hidup Seol Hee berakhir seperti Giselle. Dia meninggal di depan Kang Woo.

Flashback end...


Yeon Seo mengakhiri tariannya.

Kang Woo kemudian tersentak melihat sosok di depannya. Ia melihat Seol Hee yang berbalik dan tersenyum kepadanya.

Karena itulah, dia langsung berjalan ke arah Yeon Seo dan.. memeluk Yeon Seo.


Saat Yeon Seo melepas pelukannya, barulah Kang Woo tersadar. Tapi kemudian, tangis Kang Woo meluncur keluar.

Kang Woo : Luar biasa, sungguh. Aku butuh waktu lama. Saat itu aku hilang di terowongan yang gelap dan panjang dalam waktu lama. Terowongan itu begitu panjang dan tidak berujung. Kupikir aku tidak akan bisa keluar. Akhirnya aku menemukan pintu keluarnya. Akhirnya.


Kang Woo lantas berlutut dan memegang tangan Yeon Seo.

Kang Woo : Lee Yeon Seo, jadila Giselleku.

Yeon Seo : Giselle?


Tepat disaat itu, Dan tanpa sengaja keluar dari persembunyiannya. Karena kayu tempatnya bersandar didalam gubuk ternyata rapuh, sehingga itu patah dan membuatnya jatuh keluar. Mengganggu moment Kang Woo.

"Astaga, kau menemukanku." ucap Dan sembari cengengesan.


Yeon Seo pun mengomeli Dan.

Yeon Seo : Kau ingin datang dan berguling di pantai berpasir di saat cuti?

Dan : Aku bermaksud untuk tetap diam, tapi pos keamanan itu terlalu tua.

Yeon Seo : Jangan tersenyum. Kau membuatku kesal. Seperti apa rasanya melihatku diam-diam Aku pasti tampak seperti orang bodoh hingga bisa ditipu dengan mudah untuk menari.

Dan : Tarian itu sangat indah. Tarian itu benar-benar indah. Bagian ini terasa gatal...

Dan memegang dadanya.

Dan : ... lalu aku merasa sedih dan bahagia.

Yeon Seo sedikit terhenyak dengan jawaban Dan tapi kemudian ia memarahi Dan lagi.


Yeon Seo : Jangan sombong. Apa yang kau tahu tentang menari?

Dan : Karena aku tidak tahu apa pun, dan karena tidak ada yang bisa aku lakukan, aku memutuskan untuk membuat ini. Aku ingin melakukan sesuatu untukmu, tapi seperti yang kau katakan, aku tidak tahu apa pun tentang balet.

Yeon Seo : Sebaiknya kau duduk saja. Ya, kau tidak berguna. Kau tidak bisa mengemudi. Kau tidak bisa berjudo. Dan kau membuatku kesal dengan mengatakan aku terlalu kejam. Sudah cukup. Berhenti bertindak tanpa sepengetahuanku.

Yeon Seo lantas mengajak Kang Woo pergi.


Mereka pulang bertiga.

Kang Woo mengajak Yeon Seo pergi ke Malam Fantasia.

Kang Woo : Mari kita perlihatkan kepada para sponsor siapa sang balerina utama.

Yeon Seo : Apa yang harus aku siapkan? Pakaian yang mencolok? Senyum bisnisku?

Kang Woo : Jangan mengejek. Kau tahu bahwa ini penting. Tidak semua sponsor itu mesum atau kotor.

Yeon Seo : Sudah tugas penari untuk mendapat perhatian dan menjalaninya. Itu bukan tugasmu yang berbicara langsung.

Kang Woo : Lebih dari 10 tahun dari hidupku sebagai direktur, aku tidak pernah membuat para balerinaku berdiri bagai bunga, tidak pernah satu kali pun. Percayalah.


Dan teriak, andwae! Yeon Seo sontak kaget dan melihat Dan.

Dan menyebutkan pepatah yang mengatakan, tidak boleh ada sikap yang menunjukkan ketidaksopanan, atau apapun yang kotor dan juga ketamakan.

Yeon Seo : Apa maksudmu?

Dan : Jangan pergi. Tarianmu sudah lebih dari cukup. Tidak ada alasan untuk membuktikan dirimu lebih jauh. Kau tidak perlu menanggung dosa.

Dan menatap Kang Woo.

Yeon Seo : Pak Ji, menurutmu itu alasan aku....

Kang Woo yang kesal dengan sengaja menambah laju mobilnya, membuat Dan terjengkang ke belakang.

Dan sewot, Hya!

Kang Woo lalu bicara lagi dengan Yeon Seo.

Kang Woo : Mungkin itu kotor dan tidak nyaman. Dan bisa lebih buruk. Tetap saja, sebaiknya kita tidak menghindari ini, Yeon Seo. Aku akan berjuang bersamamu. Aku ingin melihatmu menjadi pusat dari Fantasia.

Yeon Seo : Akan aku usahakan. Pikirkan saja urusanmu... kalian berdua.


Dan kecil berlarian menuju tebing laut. Saat itu, hujan turun sangat deras.

Dan kemudian bergelantungan di tebing. Saat pegangannya terlepas dan ia jatuh ke bawah, saat itulah Dan terbangun dari mimpi buruknya.

Dan : Inikah yang mereka sebut sebagai mimpi?


Alarm ayam Dan mendadak berbunyi. Dan melonjak kaget sampai kepalanya terbentur kaca, karena tadi ia tidur di jendela.


Yeon Seo menginterogasi Dan.

Yeon Seo : Bagaimana kau tahu soal pantai itu? Bahkan aku tidak bisa mengingatnya, tapi bagaimana kau bisa?

Dan pun memberikan foto Yeon Seo kecil yang tengah menari di pantai itu.

Dan : Kau tersenyum ceria, bukan? Kau tampak cantik.

Yeon Seo : Bisakah kau berhenti mengatakannya! Kau menggodaku!

Dan : Dia berkata bahwa pelayan yang tidak berguna harus melakukan apa yang dia bisa. Mungkin aku tidak berguna, tapi aku akan mengatakan cantik jika memang cantik. Karena aku bisa melakukannya.

Dan meminta maaf dan beranjak pergi.


Yeon Seo menatap kepergian Dan dengan wajah sewot.

Yeon Seo : Kau berkata kau tidak menyukaiku! Lalu kenapa kau bersikap seperti ini!


Yeon Seo lalu kembali menatap fotonya itu.


Sekarang, Yeon Seo sudah berada di ruang latihannya. Ia menyibak gorden dan melihat hari sudah mulai terang.


Lalu Yeon Seo menempelkan fotonya di dinding.


Dan setelah itu, ia memulai latihannya.


Dan mendaftarkan dirinya ke kursus mengemudi.

Setelah selesai melakukan proses registrasi, seorang pria tua menghampiri Dan. Pria itu minta Dan ikut dengannya karna mereka akan segera memulai.


Dan mau menyalakan mesin mobil, tapi pria itu meneriakinya.

Pria itu, rem! Sudah berapa kali aku katakan? Satu, sabuk. Dua, rem. Tiga!

Dan : Tiga, nyalakan mesinnya!

Pria itu : Lagi!

Dan : Rem. Nyalakan mesinnya.

Dan pun menyalakan mesinnya dan mulai melajukan mobil tapi dia melajukannya kelewat pelan.


Pria itu : Kita seperti merayap.

Pria itu lantas melihat laporan malaikat Dan.

Dan terkejut, i... itu laporanku!

Dan melepas setirnya karena mau mengambil laporannya dari tangan pria itu tapi pria itu menjauhkannya. Akibatnya mobil Dan menabrak pembatas parkir. Navigasi pun berkata, Dan gagal.


Mereka terkejut. Dan menatap pria tua itu yang ternyata adalah sunbaenya.

Dan sewot, Hoo Sunbae!

Hoo pura2 bego, ada apa?

Dan : Apa kau benar-benar mengawasiku?

Hoo : Apa! Kau tidak lihat bahwa aku berusaha membantumu mengemudi!

Hoo berdehem. Mengubah suaranya.

Hoo : Kenapa aku terdengar seperti ini? Aku berusaha keras membantumu.

Dan : Seharusnya kau memberitahuku sejak tadi! Berkat kau, aku gagal!


Hoo menghela nafas. Tapi kemudian, ia menjentikkan waktunya dan waktu pun kembali ke awal, sebelum Dan gagal mengemudi.

Hoo : Baik. Ingat tahap-tahapnya lalu mulai.

Dan : Bagaimana mungkin seorang malaikat mengancam seseorang memakai sosok orang yang bijak?

Hoo : Mulai!

Dan menurut, baik.

Hoo : Kau siap? Mulai.


Dan mulai melajukan mobilnya, tapi menabrak pembatas lagi.

Dan kembali melajukan mobilnya.

Dan : Mana remnya!

Lagi2 Dan menabrak pembatas.


Setelah gagal berkali2, akhirnya Dan lulus.

Hoo : Tidak heran kau selalu menyebabkan masalah. Kau memang tidak pandai.

Dan ngambek, aku tidak akan pernah belajar apa pun darimu!


Dan turun dari mobilnya dan beranjak pergi.

Hoo mengejar Dan.

Hoo : Sekarang kau mirip manusia. Kau benar-benar marah.

Dan : Kau terlalu keras meski aku hanya pemula!

Hoo : Astaga.

Dan : Aku tidak tahu apa pun. Saat itu aku tidak tahu apa yang kulakukan. Tapi kau berteriak dan mengomeliku!

Hoo : Aku tidak senang dengan tindakanmu, maka aku ingin kau menyadarinya. Sebelumnya kau hanya berurusan dengan hewan. Aku cemas kau tidak tahu cara mengarahkan klien manusiamu lalu gagal.

Dan : Apa maksudmu?

Hoo : Aku tahu ini kali pertamamu berurusan dengan manusia. Ini juga kali pertamamu dalam tubuh manusia.

Dan : Tetap saja, bukankah menurutmu ini sedikit keterlaluan?


Hoo yang kesal dengan prilaku Dan pun membacakan laporan yang ditulis Dan.

Hoo : Lee Yeon Seo menari. Dia begitu cantik. Itu hal terindah yang aku lihat di bumi....


Flashback, ketika Dan menulis laporan itu sambil menatap foto Yeon Seo kecil, sebelum besoknya dia pergi ke pantai itu.

Dan : Dia berusaha terlalu keras. Aku takut dia akan menderita dan merasa tidak bahagia. Tapi saat dia menari, wajahnya berseri. Dia benar- benar bahagia.

Flashback end...


Hoo : Berapa kali kau menyebut namanya? Ada 20 kalimat tentang dia. Pada akhirnya, kau menulis, "Dia memeluk Tulang Rusuk." Itu hanya satu kalimat. Laporan macam apa ini?

Dan merebut laporannya dan membela diri.

Dan : Itu kenyataannya! Karena kita sedang membicarakannya, aku punya pertanyaan. Menurutmu dia kuat?

Hoo : Apa maksudmu?

Dan : Kehidupannya baru saja dimulai! Dia butuh tulang rusuk yang kuat, kokoh di sisinya agar dia bahagia.

Hoo diam saja sembari menatap Dan.

Dan : Bisakah kau melihatnya untukku?


Kang Woo mendatangi kuil.

Lalu ia pergi ke lemari penyimpanan dan membukanya.

Di sana, terdapat guci abu berwarna putih yang bertuliskan nama 'Choi Seol Hee', serta cincin dan saputangan malaikatnya tapi motif di saputangan itu berwarna hitam.


Flashback, Kang Woo meninggalkan saputangannya di meja gereja. Kala itu, motif saputangannya masih berwarna abu2.

Kang Woo lalu menyematkan cincin itu ke jari Seol Hee. Ia melamar Seol Hee.


Setelah itu, mereka pun pergi dengan gembira sambil bergandengan tangan.

Tapi tiba2 saja, petir menyambar dengan keras. Kemudian lampu di sekitar mereka meledak, lalu padam. Tak lama, dua malaikat berpakaian putih dan hitam turun dari langit. Kang Woo terkejut dan langsung mendorong Seol Hee ke pinggir. Seol Hee bingung. Kang Woo mengatakan pada Seol Hee, itu berbahaya.


Si malaikat hitam menarik Kang Woo mendekat dan berlutut padanya.

Seol Hee yang melihat itu bingung karena dia tidak bisa melihat kedua malaikat itu.

Misi Kang Woo adalah menginspirasi seniman, sehingga mereka akan dapat menggambar seuatu yang memberi sukacita pada d*wa. Namun Kang Woo mengkhianati misi dan bahkan memutuskan menjadi manusia, karena itulah Kang Woo akan dihukum.

Kang Woo : Aku sudah menunaikan misiku sebagai malaikat. Mulai saat ini, aku ingin menjadi inspirasi untuk satu orang saja.


Saputangan yang ditinggalkan Kang Woo tadi di gereja dikembalikan padanya.

"Menjadi malaikat, menjadi manusia, memulai kehidupan, dan mengakhiri kehidupan semua itu bergantung pada keinginan d*wa."


Seol Hee mau mendekat, tapi Kang Woo mengulurkan tangannya dan melarang Seol Hee mendekat.

Kang Woo marah karena sudah diberikan hati lalu disuruh melupakan perasaannya begitu saja.


Malaikat hitam mengarahkan pistol pada Kang Woo. Dia mau mengambil semua yang diberikan pada Kang Woo.

Seol Hee kebingungan karena tidak bisa melihat yang dilihat Kang Woo.

Kang Woo memejamkan matanya, bersiap menerima hukuman.


Malaikat hitam mulai meledakkan pistolnya.

Kang Woo membuka matanya karena dia mendengar suara tembakan tapi tidak merasakan apapun.

Saat membuka matanya, Kang Woo melihat Seol Hee seperti digantung di depannya sambil menahan rasa sakit.


Seol Hee kemudian jatuh ke pelukan Kang Woo.

Seol Hee ingin menyentuh wajah Kang Woo tapi dia tidak sanggup melakukannya.

Seol Hee pun tewas.

Tangis Kang Woo seketika pecah. Dipeluknya Seol Hee erat2 sambil terus berteriak, meratapi kematian Seol Hee.


Usai kematian Seol Hee, Kang Woo membawa guci abu Seol Hee dan saputangannya ke rumah.

Lalu ia kembali melihat sosok Seol Hee sedang menari balet di depannya.

Kang Woo kian sedih.


Kang Woo meletakkan guci dan saputangan itu di meja. Motif di saputangan Kang Woo seketika menghitam.


Kang Woo berniat gantung diri.

Kang Woo : Aku sangat ingin menjadi manusia, tapi bukan di dunia tanpa kehadiranmu.

Kang Woo gantung diri.

Tapi talinya tiba2 terlepas dan ia jatuh ke bawah.

Kang Woo marah karena usaha bunuh dirinya gagal.


Setelah itu, ia kembali mencoba bunuh diri dengan meminum pil.

Kang Woo : Aku tidak bisa mati atau hidup. Aku tersesat 15 tahun.

Flashback end...



Seorang pria mendekati Kang Woo.

Pria itu berkata, Kang Woo pasti merasa kehilangan orang yang Kang Woo sayangi.

"Aku masih bisa melihat kerinduan di matamu. Saat kau menyayangi seseorang sepenuh hatimu, aku yakin orang yang kau sayangi akan berada di surga. Dan aku hanya bisa menduga jiwanya akan damai."

"Apa damai itu benar-benar ada? Hidup susah menjadi siksaan. Keinginan untuk dilahirkan kembali adalah pemikiran konyol. Dan menginginkan kedamaian di pihak lain, terdengar bodoh, kan?" jawab Kang Woo.


Kang Woo mau pergi tapi pria yang ternyata adalah Hoo, bertanya apa yang Kang Woo inginkan. Ia juga memanggil Kang Woo 'Cheonsa'.

Kang Woo hanya menoleh sebentar dan menatapnya kesal, lalu beranjak pergi tanpa mengatakan apapun.

Bersambung ke part 2.....