• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Lies of Lies Ep 5 Part 2

 Sebelumnya...

 
Eun Soo duduk sendirian di kamar Ji Min. Dia merasa bingung sendirian.

Eun Soo lalu melepas kemeja Ji Min dari tubuhnya dan beranjak ke jendela. Dilihatnya Ji Min duduk di tepi pantai.

Ji Min menatap desiran ombak sambil menikmati bir nya.

Ponsel nya kemudian berdering. Dia tersenyum melihat siapa yang menelpon.

Ji Min : Woo Joo-ya, kau belum tidur?

Woo Joo : Nenek mendengkur terlalu keras.

Ji Min : Mau ayah nyanyikan lagu pengantar tidur?

Woo Joo : Aku bukan bayi. Aku akan mendengarkan musik dan tidur.

Ji Min : Baiklah, ayah mengerti. Tidur yang nyenyak dan sampai jumpa besok.

Usai bicara dengan Woo Joo, Ji Min melamun sebentar. Lalu dia meletakkan kaleng birnya dan mengarahkan kameranya ke laut. Dia merekam desiran ombak.

Saat mau minum bir nya lagi, bir nya sudah habis.

Tepat saat itu, seseorang datang menyodorkan sekaleng bir padanya.

Ji Min terkejut, eoh?

Eun Soo : Aku pikir kau mungkin kehabisan bir sekarang.

Ji Min : Terima kasih.

Eun Soo : Bolehkah aku duduk di sini?

Ji Min : Tunggu sebentar.

Ji Min menggelar sapu tangannya untuk alas duduk Eun Soo.

Eun Soo sendiri sudah mengganti bajunya. Dia juga membeli sepatu yang baru.

Ji Min : Kau habis pergi ke suatu tempat?

Eun Soo : Ada pasar malam di dekat hotel.

Eun Soo lalu mengembalikan kemeja Ji Min dan mengucapkan terima kasih.

Ji Min : Tentu, jangan sungkan.

Eun Soo : Oh iya, bisa ulurkan tangan kananmu?

Ji Min bingung, ada apa dengan tangan kananku?

Eun Soo : Sepertinya punggung tanganmu terluka.

Ji Min melihat tangannya.

Ji Min : Kau benar. Aku tidak tahu aku tergores.

Eun Soo : Biar aku lihat. Aku akan sterilkan lukanya.

Ji Min bilang tidak apa. Itu hanya luka kecil. Tapi melihat Eun Soo sudah mengeluarkan obat merah, Ji Min pun memberikan tangannya.

Eun Soo : Suara ombaknya menyenangkan, ya?

Ji Min : Iya.

Eun Soo : Aku suka suara ombak di musim semi.

Ji Min : Mengapa musim semi?

Eun Soo : Karena pasti ada lebih banyak orang yang suka ombak di musim panas dan musim dingin. Tapi di sekitar musim semi, justru tidak banyak yang memperhatikan. "Aku tidak ingin kesepian." Seolah ombaknya ingin didengarkan.

Ji Min langsung terdiam dan menatap iba Eun Soo.

Eun Soo selesai mengobati luka Ji Min.

Ji Min : Terima kasih.

Eun Soo : Tanganmu sangat hangat, seperti hatimu.

Ji Min : Kau salah orang. Aku bukan pria yang ramah.

Eun Soo : Kau terlihat ramah untukku.

Ji Min pun terdiam lagi.

Eun Soo bilang, ini seperti hadiah.

Mata Eun Soo mulai berkaca-kaca.

Eun Soo : Maksudku hari ini. Tidak peduli seberapa cantik jalanannya, aku akan merasa kesepian jika sendirian, tapi terasa hangat.

Pagi pun tiba. Eun Soo berjalan sendirian menyusuri tepian pantai.

Eun Soo lalu menatap matahari terbit, tapi dengan sorot mata penuh kesedihan.

Pak Yoon menemui Presdir Kim di D.O Cosmetic. Pak Yoon bilang, dia akan memata-matai Eun Soo sesuai permintaan Presdir Kim.l

Presdir Kim : Itu mengejutkan. Aku tak menduga kau akan begitu cepat membuat keputusan. Baiklah. Lantas, di mana Eun Soo sekarang?

Sekarang kita sekolahnya Woo Joo.

Kelas Woo Joo kedatangan siswa baru. Namanya Jeon Jin Gook.

Jin Gook : Aku tinggal di luar negeri selama dua tahun karena pekerjaan ayahku. Aku baru di sini, jadi tidak tahu banyak tentang lingkungan ini...

Jin Gook melihat Woo Joo. Melihat Woo Joo, dia langsung semangat.

Jin Gook : .. tapi kupikir kita akan berteman baik.

Wali Kelas memilihkan kursi untuk Jin Gook, tapi Jin Gook ingin memilih kursi sendiri.

Jin Gook bergegas duduk disamping Woo Joo.

Melihat itu, teman-teman Woo Joo langsung meledek Woo Joo.

Saat pulang sekolah, Jin Gook berlari mengejar Woo Joo yang lagi sama teman-temannya.

Jin Gook memberikan Woo Joo hadiah. Dia bilang, itu krim dari perusahaan ayahnya.

Jin Gook : Aku ingin memberikannya kepada temanku.

Teman-teman Woo Joo juga mau.

Jin Gook : Mian, besok akan kubawakan untuk kalian. Waktu masuk kelas tadi, aku tidak melihat apa-apa selain dirimu. Kalau begitu, sampai nanti!

Jin Gook pergi.

 
Woo Joo kembali diledek teman-temannya.

"Apa itu tadi? Apakah dia baru saja mengakui perasaannya?"

"Aku tidak melihat apa-apa selain kamu."

"Aku tahu. Ada apa dengan dia?" ucap Woo Joo heran.

Ji Min datang menjemput Woo Joo. Woo Joo langsung lari ke ayahnya.

Bersambung ke part 3

Lies of Lies Ep 5 Part 1

Lies of Lies Ep 4 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4

 
Sebelumnya, Eun Soo menemui Predir Kim untuk menanyakan dimana sang putri. Presdir Kim bilang, dia membuang putri Eun Soo ke suatu tempat dimana tak seorang pun bisa menemukannya.

Pak Yoon membuang bayi ke laut.

Eun Soo marah dan minta Pak Yoon mengembalikan putrinya.

Presdir Kim yang dendam pada Eun Soo, ingin Eun Soo merasakan penderitaannya selama 10 tahun.

Eun Soo : Cobalah bertahan di lubang penderitaan itu.

Eun Soo di bis, mengejar putri yang dia fikir putrinya. Eun Soo syok mengetahui itu bukan putrinya.

Presdir Kim mengunjungi makam Ki Bum.

Eun Soo menyusulnya, membawa pisau.

Eun Soo : Akankah aku dapat memaafkanmu? Kau telah menyakiti putriku dan harus membayarnya.

Eun Soo akhirnya bertemu putri kandungnya.

Pak Yoon memberitahu Eun Soo, bahwa putri kandung Eun Soo masih hidup.

Tapi Ji Min yang mengadopsi putri Eun Soo, salah paham. Dia fikir Eun Soo adalah penculik.

Woo Joo ketakutan diikuti oleh Eun Soo.

Eun Soo bilang, karena Woo Joo mirip dengan putrinya.

Eun Soo bilang pada Pak Yoon, bahwa dia ingin membawa Woo Joo.

Pak Yoon melarang.

Eun Soo : Tapi aku ibunya! Aku ibunya!

Presdir Kim membuat Eun Soo terpukul dengan kata-katanya.

Presdir Kim : Kau tidak dapat melakukan apa-apa. Bahkan jika putrimu hidup kembali, tinggal bersamamu akan seperti tinggal di tempat yang mengerikan.

Eun Soo yang tak ingin Woo Joo dicap sebagai putri seorang pembunuh, berniat pergi.

Eun Soo minta maaf Ji Min, sekaligus mengucapkan terima kasih.

Eun Soo melarikan Woo Joo yang sesak napas ke rumah sakit.

Eun Soo terdiam saat dokter mengatakan Woo Joo terserang asma.

Semua kesalahpahaman akhirnya selesai. Ji Min mengundang Eun Soo makan bersamanya dan Woo Joo kapan-kapan. Ji Min bilang, Eun Soo sudah menyelamatkan nyawa Woo Joo jadi ia ingin mentraktir Eun Soo.

Eun Soo mulai dekat dengan putrinya.

Ji Min bilang pada Eun Soo, bahwa ia sudah bercerai dan Woo Joo tidak punya ibu.

Mengetahui itu, Eun Soo pun memutuskan mendekati Ji Min agar bisa menjadi ibu tiri bagi putri kandungnya.

Eun Soo mengawasi Ji Min yang sibuk memotret di festival bunga sakura.

 
Setelah itu, dia sengaja mengambil spot di jalan yang akan dilalui Ji Min.

Eun Soo melukis tato bunga di wajah seorang gadis kecil. Ia melakukannya sambil sesekali mencari sosok Ji Min.

Tak lama, ia melihat Ji Min di kejauhan.

Barongsai mulai lewat. Ji Min masih sibuk mengambil foto.

 
Kelopak bunga sakura beterbangan di sekitaran Ji Min. Ji Min berhenti memotret dan mendongak, melihat kelopak sakura yang berguguran. Lalu, dia mengalihkan pandangannya dan melihat Eun Soo. Dia kaget.

Anak itu pun pergi selesai dilukis Eun Soo.

Eun Soo melihat ke arah Ji Min dan pura-pura kaget.

 


Ji Min bertanya, bagaimana Eun Soo bisa ada disana.

Eun Soo kemudian berdiri dan tersenyum ke arah Ji Min.

"Begitulah." jawabnya.

 
Eun Soo menghampiri Ji Min. Dia berdiri di tengah-tengah baronsai. Melihat Eun Soo akan ditabrak barongsai, sontak Ji Min langsung melindungi Eun Soo dengan menariknya.

Ji Min : Kau baik-baik saja.

Eun Soo : Iya.

Keduanya lalu saling bertatapan dan tersenyum satu sama lain.


Sekarang, Eun Soo duduk di kursi belakang mobil Ji Min.

Ia melihat baju bagian bahunya yang sobek.

Setelah itu, ia melirik kemeja Ji Min yang tergeletak disampingnya.

 
Eun Soo lalu melirik Ji Min yang sedang menelpon diluar dan teringat bagaimana bajunya bisa sobek.

Ternyata Eun Soo sendiri yang merobek baju bagian bajunya.

 
Eun Soo akhirnya memakai kemeja Ji Min.

Sementara Ji Min masih diluar, bicara di telepon. Ji Min bilang ia sudah mengirimkan rekamannya dan meminta lawan bicaranya memeriksa rekaman yang dia kirim. 

 
Eun Soo turun dari mobil. Ji Min agak-agak terdiam melihat Eun Soo.

Ji Min segera mengakhiri pembicarannya di telepon. Ia bilang ia akan segera datang setelah jadwalnya besok pagi selesai.

 
Eun Soo menghampiri Ji Min.

Ji Min melihat kemejanya kebesaran di tubuh Eun Soo.

Ji Min : Kebesaran ya?

Eun Soo : Tidak. Terima kasih. Harusnya aku membawa baju ganti.

 
Ji Min lalu melihat kancing lengannya hampir copot.

Eun Soo melihatnya, omo.

Ji Min merasa tidak enak dan berniat mengambilkan kemejanya yang lain untuk Eun Soo. Tapi Eun Soo bilang tidak perlu.


Ji Min merasa lucu karena mereka bertemu lagi di tempat yang sama.

Eun Soo tersenyum, lalu mengajak Ji Min jalan-jalan dengannya.


Ji Min dan Eun Soo jalan--jalan di tengah bunga sakura yang berguguran. Ji Min bilang, bunga sakura itu lebih indah saat berguguran. Eun Soo setuju, dia bilang itu seperti salju di musim semi dan membuat hati seseorang menjadi berdebar-debar.

Ji Min menatap Eun Soo. Eun Soo bilang dia senang datang kesana. Dia bisa berjalan di tempat yang indah seperti itu bersama orang yang baik.

Eun Soo : Mungkin itu sebabnya aku ingin datang ke sini sebelum aku pergi.

Ji Min tanya, apa Eun Soo pergi sendiri?

Eun Soo mengiyakan.


Eun Soo lalu berhenti berjalan. Wajahnya terlihat sedih.

Ji Min menatap Eun Soo.

Eun Soo cerita, kalau dia kehilangan anaknya di masa lalu.

Ji Min bilang dia sudah mendengarnya.

Eun Soo : Aku berusaha keras menemukannya tapi aku menyadari itu tidak berarti banyak lagi jadi aku memutuskan berhenti.

Ji Min : Itu sebabnya kau ingin pergi?

Eun Soo tak menjawab dan kembali berjalan.

Ji Min terdiam menatap Eun So dengan sorot mata iba.


Ji Min lalu menyusul Eun Soo. Dia bilang, dia tak pernah menceritakan ini sebelumnya pada siapapun kalau dulu dia pernah kehilangan Woo Joo.

Ji Min : Dia terus memohon agar aku mengizinkannya membeli sesuatu di pasar. Dia berbaring di lantai dan mulai berteriak. Aku pikir dia akan manja jika aku terus menuruti keinginannya jadi aku berbalik dan berjalan keluar tanpa melihat ke belakang. Aku pikir dia akan mengikutiku tapi dia tak kunjung keluar jadi aku kembali ke dalam hanya untuk mengetahui bahwa dia sudah menghilang. Waktu yang kuhabiskan untuk dapat menemukannya terasa begitu menyiksa. Aku merasa seperti itu juga. Pasti sangat sulit bagimu.

Eun Soo bilang dia hanya bisa bertahan tapi sekarang dia sudah tidak apa-apa.

Eun Soo : Aku datang untuk melupakan segalanya.


Eun Soo lalu melihat satu keluarga sedang menggantung sesuatu di pohon.

Eun Soo : Apa itu?

Ji Min bilang itu pohon harapan.

Eun Soo mengajak Ji Min kesana.

 
Eun Soo mulai menulis, lalu dia menggantung harapannya di pohon harapan.

Melihat itu, Ji Min pun ikut-ikutan melakukan hal yang sama.

Eun Soo menatap Ji Min.

 
Eun Soo dan Ji Min keluar dari dalam stasiun. Ji Min bahkan membukakan pintu untuk Eun Soo.

Eun Soo berterima kasih sudah diantar sampai stasiun. Dia bilang, Ji Min bisa pergi sekarang.

Tapi Ji Min tak mau. Dia bilang, dia harus melihat Eun Soo berangkat karena sudah jauh-jauh ke stasiun mengantar Eun Soo.

Eun Soo tanya, bagaimana dengan kemeja Ji Min yang dipakainya.

Ji Min bilang ambil saja.

Sopir bus berkata, bus ke Mokpo akan berangkat 10 menit lagi.

Eun Soo : Kalau begitu aku pamit.


Mereka lalu melihat melihat pasangan yang sedang makan gimbap di warung yang ada di dalam stasiun.

Melihat itu, Ji Min pun sadar Eun Soo belum makan sejak tadi.

Eun Soo bilang tidak apa-apa.

Ji Min bilang, Eun Soo bisa mabuk perjalanan jika pergi dalam perut kosong.

Ji Min melihat jamnya. 

Ji Min : Katanya sepuluh menit lagi, kan? Tunggu disini sebentar. Aku akan belikan sesuatu.

 
Ji Min kembali lagi ke dalam, membeli gimbap.


Tapi sat kembali keluar, bus sudah berangkat. Ji Min berusaha mengejar bus yang dinaiki Eun Soo tapi terlambat.

Namun saat berbalik, dia terkejut melihat Eun Soo masih menunggunya.

Ji Min : Bus mu sudah berangkat.

Eun Soo : Kau menyuruhku menunggu.

Ji Min tertawa. Lalu dia mendekati Eun Soo dan Eun Soo memberikannya sekaleng minuman.


Ji Min membawa Eun Soo ke hotel tempat ia menginap. Tapi resepsionisnya bilang karena festival, jadi kamar sudah penuh.

Eun Soo bilang dia bisa mencari tempat lain.

Ji Min bilang pasti hasilnya akan sama saja karena sedang ada festival.


Ji Min lalu memberikan kunci kamarnya. Dia bilang Eun Soo bisa memakai kamarnya.

Eun Soo : Bagaimana denganmu.

Ji Min : Aku tidak masalah tidur di mobil. Naiklah. Jangan pedulikan aku.

Ji Min beranjak pergi. Eun Soo terdiam menatap kepergian Ji Min.

Bersambung ke part 2..