• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Unknown Woman Ep 10 Part 1

Sebelumnya...

Lanjut ya gaes.... Episode ini dibuka dengan Moo Yeol yang terkejut melihat Yeo Ri.


Moo Yeol pun memutuskan panggilannya ke Hae Joo, padahal Hae Joo sudah menjawabnya.

Ia menyuruh supir taksi mengikuti mobil Yeo Ri.

Yeo Ri sendiri tahu Moo Yeol mengikutinya.

Ya, Yeo Ri memang sengaja muncul di depan Moo Yeol.

Supir taksi kehilangan jejak mobil Yeo Ri. Moo Yeol pun meminta supir taksi untuk menepi.


Moo Yeol turun dari taksi dan celingkuan mencari Yeo Ri.

"Jeongin charyeo, Kim Moo Yeol. Yeo Ri jugesseo." ucapnya.

*Gk apa-apa ya gaes, sy selipin dikit2 bahasa Korea. Yg diatas, artinya 'sadarlah, Kim Moo Yeol. Yeo Ri sudah meninggal.


Tanpa disadari Moo Yeol, Yeo Ri mengawasinya dari kejauhan.

Yeo Ri pun teringat ketika Moo Yeol melamarnya.

Ia ingat saat Moo Yeol mencampakkannya dan Beom.


Yeo Ri : Jangan lemah. Dia mencampakkanmu. Dia mencampakkan Beom. Kau bukan Yeo Ri, kau Yoon Seol!

Yeo Ri lalu beranjak pergi.


Wanita yang memberikan alkohol pada Do Chi, membawa Do Chi pergi dan berniat mengantar Do Chi pulang.


Di kamarnya, Hae Joo kesal karena Moo Yeol tidak menghubunginya lagi. Ia lagi-lagi menyalahkan Yeo Ri.

Tak lama kemudian, Ji Won datang. Hae Joo pun cerita setelah didesak Ji Won. Ji Won kaget mendengar cerita Hae Joo soal peringatan kematian Yeo Ri yang diadakan Ae Nok.

Hae Joo menuduh Ae Nok hanya pura-pura menganggapnya sebagai menantu.

Ji Won : Apa yang Moo Yeol lakukan? Dia hanya berdiri?

Hae Joo : Dia meminta maaf walau aku tidak tahu dia sungguh-sungguh minta maaf atau tidak. Jika tahu begini, lebih baik kami tinggal di Tiongkok. Setidaknya tidak ada yang mengingatkan kepadanya disana.

Ji Won : Kau tidak keceplosan soal lukisan itu, kan?

Hae Joo : Tidak. Yeo Ri membuatku kesal, meski dia sudah meninggal.

Ji Won : Jangan khawatir. Dia sudah meninggal. Kau hanya harus menjaga Moo Yeol. Jangan mengamuk.

Hae Joo : Tidak semudah itu! Ngomong-ngomong, kenapa ayah melakukan itu padnanya? Direktur cabang? Ayah kan bisa mengangkatnya jadi CEO cabang.

Ji Won : Ayahmu punya rencana sendiri.


Moo Yeol pulang. Ji Won pun langsung berdiri. Ia menyuruh Moo Yeol istirahat. Ji Won beranjak keluar.


Moo Yeol mengajak Hae Joo bicara. Hae Joo berkata, memangnya salah dia Yeo Ri meninggal? Memangnya Ae Nok punya hak memperingati kematian Yeo Ri?

Moo Yeol memeluk Hae Joo, tapi Hae Joo tidak mau dipeluk dan memilih berbaring.

Moo Yeol : Tidurlah, aku mau turun ke bawah mengambil minum.


Di depan kamar, dia bertemu Ji Won. Ji Won meminta Moo Yeol memahami sikap Hae Joo. Ji Won juga mengatakan, apa yang dilakukan Ae Nok itu sangat tidak sopan. Moo Yeol meminta maaf atas nama ibunya. Ji Won lalu membahas posisi baru Moo Yeol di kantor.

Ji Won : Aku tahu kau kesal, aku pun juga sama jika ada di posisimu. Tapi tidak ada seorang pun yang bisa menjangkau langit dengan mudah. Menurutmu, Grup Wid akan berakhir di tangan siapa? Hae Joo putri tunggalnya. Dia melakukan itu padamu untuk membuatmu semakin kuat, jadi perhatikan saja Hae Joo.

Ji Won beranjak pergi. Moo Yeol tetap saja kesal.


Mal Nyeon ke restorannya, sampai di sana, ia melihat Tuan Yoon lagi mengelap meja. Tuan Yoon menanyakan Yeo Ri. Mal Nyeon bilang seharusnya Yeo Ri sudah berada di sana. Tuan Yoon yang tadinya cemas langsung menarik napas lega. Mal Yeon berkata, Yeo Ri kelihatannya yang lemah tapi sebenarnya tangguh.

Mal Nyeon : Tidak akan mudah baginya melakukan permintaan Seol. Aku harus melihatnya sendiri.

Tuan Yoon langsung melepas celemeknya dan ikut pergi dengan Mal Nyeon.

*Orang yang lemah sekali pun kalau udah ditindas berkali-kali, pasti bakal kuat. Inilah Yeo Ri. Dia yg dulu lemah, sekarang kuat.


Yeo Ri mengikuti audisi penyanyi di sebuah bar yang ternyata milik dokter yang membantu persalinan Yeo Ri dulu. Si dokter nampak terkesima dengan penampilan Yeo Ri.


Sementara Moo Yeol minum liquor sendirian sambil mengingat dirinya yang tidak sengaja melihat Yeo Ri di jalanan tadi.

Moo Yeol juga ingat saat ia melamar Yeo Ri.


Selesai bernyanyi, Yeo Ri mendekati si dokter. Dokter menanyakan nama Yeo Ri karena tidak ada di aplikasi lamaran yang ia terima.

Yeo Ri : Seol. Yoon Seol.

Si dokter terkejut, bisa kau ulangi namamu sekali lagi?

Yeo Ri : Yoon Seol.

"Mianhaeyo, aku sedikit terkejut karena namamu sama dengan nama seseorang yang kukenal."

Yeo Ri : Kau tidak ingat aku? Yireum Eotneun Yeoja, Kim Bbol Sang. Kau dokter yang membantu persalinanku.

*Yireum Eotneun Yeoja, artinya wanita tanpa nama gaes.

Si dokter sontak kaget dan berusaha mengingat saat ia membantu persalinan Yeo Ri di penjara.


"Dangsini geu sarami raguyeo? Kim Bbol Sang?"

"Aku tidak pernah bisa berterima kasih padamu dengan benar." jawab Yeo Ri.

"Kenapa kau bisa disini? Kau bilang namamu Yoon Seol?"

"Aku tahu itu nama yang istimewa bagimu. Itulah alasannya aku datang untuk meminta izinmu agar aku bisa hidup dibawah nama itu."

"Apa maksudmu? Membantumu hidup sebagai Yoon Seol?"


Yeo Ri pun berlutut, memohon agar si dokter mengizinkannya menjadi Yoon Seol. Yeo Ri lantas mengaku, sudah mengikuti ujian pengacara dan menjadi pengacara.

Ia berkata, sudah meraih impian yang tidak bisa diraih Seol.

Dokter yang tak lain adalah pacarnya Seol pun marah dan mengusir Yeo Ri.


Hae Joo turun ke bawah dan mendapati Moo Yeol masih minum. Ia mendekati Moo Yeol dan memeluk Moo Yeol dari belakang. Ia mengaku sudah memaafkan Moo

Yeol dan meminta Moo Yeol berhenti minum.

Moo Yeol : Kenapa belum tidur? Ini sudah larut.


Hae Joo pun duduk di dekat Moo Yeol.

Hae Joo : Itu bukan salahmu. Kau pasti akan menghentikan ibumu jika tahu dia akan mengadakan peringatan.

Moo Yeol : Maaf sudah membuatmu kesal. Salahku tidak bisa mengatur ibuku.

Hae Joo : Melihat punggungmu minum sendirian, melukai hatiku.


Moo Yeol : Bayangkan perasaanku melihat punggungmu selagi kau pergi karena marah.

Hae Joo : Saranghae.

Moo Yeol diam saja.

Hae Joo : Yeobo.

Moo Yeol : Nado saranghae.

Hae Joo tersenyum, lalu memeluk Moo Yeol.


Yeo Ri masih berlutut.

Yeo Ri : Aku mendengar kecelakaan mobilmu dan yang terjadi selama perjalanan perayaan pertunanganmu. Juga tentang kau yang berhenti menjadi dokter.

Dokter : Kau tahu apa tentang aku dan Seol!

Yeo Ri : Aku tahu sangat baik. Rasa sakit kehilangan seseorang yang kau cintai lebih dari nyawamu. Fakta bahwa orang itu pergi membuat duniamu berhenti sampai kau berharap tidak bangun lagi. Berharap berhenti bernapas.

Yeo Ri lalu mengaku, ingin hidup dan membalas dendam pada orang-orang yang sudah merampas cinta dan hidupnya.

Dokter : Neon michyeosseo. Tanjang naga! Oso!


Tiba-tiba, Tuan Yoon dan Mal Nyeon datang. Sontak si dokter kaget dengan kedatangan mereka.

Si dokter kaget mengetahui orang tua Seol mengenal Yeo Ri. Mal Nyeon pun menyuruh suaminya dan Yeo Ri keluar lantaran ingin bicara berdua dengan pacarnya Seol.


Dokter : Aku tidak tahu bagaimana dia memanipulasi kalian tapi...

Mal Nyeon : Takdir, hanya itulah yang bisa kukatakan. Alasanku bertemu dengannya dan alasanmu membantu persalinan mendiang putrinya adalah takdir.

Dokter : Putrinya meninggal?

Mal Nyeon : Dia punya dendam yang sedalam kita. Anak itu mempertaruhkan seluruh hidupnya dan datang pada kami.

Dokter : Animnida. Apapun alasannya, aku tidak bisa mengizinkannya. Hanya ada satu Seol, selamanya!


Diluar, Tuan Yoon bilang pada Yeo Ri kalau ia juga marah saat pertama kali mendengar Yeo Ri ingin menjadi putrinya.

Yeo Ri minta maaf.

Tuan Yoon : Aku heran kenapa bisa ada wanita yang amat berkulit badak dan berani bilang mau berpura-pura menjadi putri kami. Lalu suratmu datang. Itu tidak berpura-pura dan amat tenang. Saat aku membacanya, air mataku menetes. Lalu aku menyadari, Seol kami pasti ingin menolongmu.

Yeo Ri terharu, gomapseumnida.


Tak lama kemudian, Mal Nyeon datang. Tuan Yoon dan Yeo Ri menanti jawabannya dengan tegang. Mal Nyeon menggeleng pertanda ia gagal membujuk pacarnya Seol.

Yeo Ri : Aku tahu ini tidak akan mudah, tapi aku tidak akan menyerah.


Paginya, Do Chi terbangun dan syok melihat dirinya ada di kamar hotel tanpa busana.

Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Telepon dari Do Young.

Do Young : Kau lupa rencana kita?

Do Chi : Tidak. Tentu saja tidak. Aku segera kesana.

Bersambung ke part 2........

Unknown Woman Ep 9 Part 2

Sebelumnya...


Ji Won akhirnya tiba di rumah bersama putri dan kedua cucunya. Hae Joo berkata, tidak ada tempat yang lebih baik dari rumahnya. Ia pun menghela napas, menghirup udara rumahnya. Hae Joo mengaku sangat merindukan rumahnya.

Ji Won : Itulah kenapa kusuruh kau pulang tapi kau bilang tidak bisa meninggalkan suamimu.

Hae Joo : Suamiku prioritas utama.

Ji Won : Ga Ya, kau ingin melihat kamarmu?


Ji Won pun membawa Ga Ya ke lantai atas. Ga Ya senang melihat kamarnya dan memeluk neneknya.

Ga Ya : Halmeoni, bagaimana kau tahu aku suka warna kuning.

Ji Won : Meskipun nenek menutup mata nenek, semua yang nenek lihat adalah dirimu.


Berbeda dengan Ma Ya yang kecewa melihat kamarnya. Ga Ya dan Ji Won ke kamar Ma Ya. Ga Ya heran melihat kamar Ma Ya yang sangat kecil, sedangkan kamar miliknya besar. Ma Ya berkata, ia tidak masalah dengan ukuran kamarnya tapi tidak ada bola di sana.

Ji Won : Bola?

Ga Ya : Ma Ya bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Geurigo halmeoni, Ma Ya tidak suka warna pink. Ma Ya suka warna hijau, seperti lapangan sepak bola.

Ma Ya : Tidak apa-apa Ga Ya, halmeoni sudah bekerja keras mendekorasi kamarnya.

Ma Ya lalu berterima kasih pada Ji Won dan berkata, akan meminta bola pada ayahnya.


Ji Won dan Hae Joo mendapatkan bingkisan tanpa nama. Ji Won memberikannya ke Hae Joo dan berkata, itu mungkin dari Do Young untuk Hae Joo tapi Hae Joo yakin itu dari Moo Yeol.

Hae Joo membukanya. Begitu dibuka, Hae Joo langsung berteriak dan membuang bingkisan itu. Bingkisan itu, lukisan Yeo Ri.

Ji Won juga kaget.

Ji Won : Ajumma! Ajumma.


Tak lama kemudian, pembantunya datang.

Ji Won : Siapa yang mengirim ini?

Ajumma : Dia baru saja pergi.


Ji Won pun langsung keluar, mengejar kurir yang mengantarkan lukisan itu tapi si kurir keburu pergi.


Tanpa Ji Won sadari, seseorang mengawasinya dari kejauhan.


Ji Won kembali ke dalam.

Hae Joo : Eomma, kau menangkapnya? Siapa dia?

Ji Won : Aku tidak berhasil mengejarnya.

Hae Joo : Eomma, ini lukisan Yeo Ri. Kau ingat lukisan Yeo Ri yang kurobek?

Ji Won : Jangan dipikirkan, seseorang mungkin mengajak kita bercanda.

Hae Joo : Lelucon macam apa ini? Ini lukisan Yeo Ri. Aku yakin.

Ji Won : Son Yeo Ri sudah meninggal 3 tahun lalu. Dia sudah tidak ada di dunia ini jadi bagaimana bisa dia yang mengirimnya?

Hae Joo : Yeo Ri mungkin memberitahu seseorang. Eomma, aku benar-benar takut. Ini adalah waktu kematian Yeo Ri. Jika bukan dia, siapa yang mengirim ini?

Ji Won : Jangan khawatir. Aku akan mencari pelakunya dan jangan katakan ini pada suamimu. Kau mengerti?

Hae Joo mengangguk.


Ji Won membawa lukisan itu ke kamarnya.

Ji Won : Apa ini benar-benar dari Yeo Ri? Jasadnya tidak pernah ditemukan.

Ji Won lalu menghubungi seseorang yang dipanggilnya 'Tuan Jung'. Ia berkata, akan mengirimkan lukisan itu pada Tuan Jung dan meminta Tuan Jung menemukan sidik jari yang ada di lukisan itu.


Yeo Ri berdiri di depan kediaman Wid.

Yeo Ri : Kau tidak boleh takut sekarang. Ini masih awalnya. Gidaryeo, Hong Ji Won. Aku akan mengambil satu per satu milikmu yang berharga.

Yeo Ri lantas masuk ke mobilnya.


Bersamaan dengan itu, Moo Yeol hampir tiba di kediaman Wid.

Yeo Ri melajukan mobilnya.

Keduanya berpapasan!


Di kamarnya, Hae Joo resah karena lukisan Yeo Ri.

Hae Joo : Yeo Ri tidak bangkit dari kubur, kan? Tidak mungkin! Yeo Ri sudah mati. Lalu siapa yang membuat lelucon ini!


Moo Yeol datang. Hae Joo pun langsung berbaring di tempat tidurnya.

Moo Yeol menyuruh Hae Joo siap-siap karena mereka akan ke rumah ibunya. Tapi Hae Joo menolak dengan alasan tidak enak badan. Moo Yeol tidak peduli dan tetap kekeuh menemui ibunya yang sudah tidak dilihatnya selama 3 tahun.

Hae Joo pun marah, aku sudah bilang tidak enak badan!

Hampir saja Hae Joo keceplosan soal lukisan Yeo Ri.

Moo Yeol lalu memberitahu Hae Joo kalau dia diangkat menjadi salah satu direktur departemen perusahaan.

Hae Joo kaget, bukan CEO atau Wakil Presdir? Dia tahu kau sudah bekerja keras. Aku akan bicara padanya.

"Tidak perlu." jawab Moo Yeol, lalu menyuruh Hae Joo bersiap-siap.


Ibu dan adik Moo Yeol sedang menggelar upacara untuk memperingati kematian Joo Ho dan Yeo Ri.

Ae Nok merasa kasihan pada mereka dan berharap mereka hidup bahagia di alam sana.

"Tentu saja, ahjussi sangat menyayangi eonni. Yeo Ri Eonni, ibuku tidak membuat banyaj udang tempura karena tahu kau alergi makanan laut, jadi jangan cemas dan makanlah."

"Yeo Ri-ya, ini kali terakhir aku menggelar upacara kematian untukmu. Hae Joo dan Moo Yeol akan marah jika mereka tahu." ucap Ae Nok.


Seseorang tiba-tiba membuka pintu. Ae Nok pun heran dan penasaran siapa yang datang. Yeol Mae takut kalau kakaknya yang datang.

Ae Nok : Mereka akan kesini besok jadi itulah kenapa kita menggelar upacara ini sekarang sebelum mereka tiba.

Tak lama kemudian, Moo Yeol dan Hae Joo masuk. Yeol Mae pun bergegas menyembunyikan foto Joo Ho dan Yeo Ri.

Moo Yeol : Apa yang kalian lakukan? Seperti upacara kematian? Ini bukan hari kematian ayah.

Ae Nok berbohong, ia mengatakan, seperti itulah cara ia dan Yeol Mae makan karena Hae Joo berasal dari keluarga kaya.

Hae Joo : Aghassi, kau menyembunyikan apa?

Hae Joo pun mengambil foto Joo Ho dan Yeo Ri yang disembunyikan Yeol Mae. Hae Joo sontak marah. Ae Nok menjelaskan, ia melakukan itu lantaran memimpikan Yeo Ri beberapa hari lalu.


Hae Joo : Aku tidak butuh penjelasan! Ini adalah tempat yang diberikan keluargaku, beraninya kau memperingati hari kematian Yeo Ri tanpa seizin kami!

Ae Nok marah.

"Tanpa seizin kami? Tempat yang diberikan keluargamu? Jadi itulah kenapa kau memperlakukan kami seperti anjing liar?

"Eommoni! Cukup!" bentak Moo Yeol.

"Kenapa kau selalu berteriak padaku!" jawab Ae Nok.

Ae Nok lantas mengungkit penyebab 'kematian' Yeo Ri.

Ae Nok : Dia kehilangan orang yang dicintainya karena kau dan berakhir di penjara. Itu membuatnya depresi!"

Hae Joo : Aku tidak akan pernah memaafkan apa yang terjadi hari ini.


Hae Joo beranjak pergi. Moo Yeol mengejar Hae Joo.

Moo Yeol mengejar Hae Joo tapi Hae Joo keburu pergi.


Moo Yeol memarahi ibunya karena berani menggelar upacara kematian untuk Yeo Ri dan Joo Ho.

Ae Nok : Istrimu tadi memarahiku dan sekarang kau juga mau melakukan hal yang sama? Haruskah aku masuk rumah sakit dulu agar kau berhenti?

Yeol Mae membela Ae Nok. Ia berkata, Hae Joo harusnya berterima kasih pada mereka karena seharusnya yang menggelar upacara itu adalah Hae Joo. Yeol Mae juga mengungkit Yeo Ri yang anak adopsi keluarga Hae Joo.

Tapi Moo Yeol tetap saja tidak mau mengerti. Ia bilang, menggelar upacara kematian Yeo Ri, tidak berarti menghapus dosanya karena sudah mencampakkan Yeo Ri.


"Tapi tetap saja, kita tidak bisa mengabaikan mereka. Mereka mati dengan cara yang menyedihkan! Jika bukan kita, siapa lagi? Ditambah lagi, Yeo Ri adalah ibu dari anakmu!" ucap Ae Nok.

"... ini semua salahmu. Tidak peduli seberapa baiknya Yeo Ri, hatinya pasti hancur karena sudah kehilangan anaknya yang masih bayi. Aku takut suatu saat nanti,

Yeo Ri bangkit dari kubur dan mengacaukan hidupmu!" lanjut Ae Nok lagi.

"Yeo Ri meninggal di tangan Hae Joo! Kau tidak tahu seberapa keras usahaku untuk sampai di titik ini? Aku mencampakkan pacarku dan menikahi putri mereka. Aku harus membuktikan kemampuanku dan cintaku pada Hae Joo, untuk menutupi kecurigaan dan keraguan mereka."


Do Young pulang dan langsung memeluk kedua cucunya.

Setelah itu, Do Young menanyakan Hae Joo. Ji Won memberitahu Do Young bahwa Hae Joo pergi ke tempat Ae Nok.


Tak lama kemudian, Hae Joo pulang. Ji Won heran melihat Hae Joo pulang sendiri. Hae Joo pun berkata, ia pulang duluan karena sakit kepala. Hae Joo menyapa ayahnya sebentar, lalu pergi ke kamarnya. Ji Won ingin menyusul Hae Joo tapi dilarang Do Young.

Do Young : Mereka pasti bertengkar karena jabatan baru Moo Yeol.


Ji Won terkejut saat Do Young mengatakan, mengangkat Moo Yeol sebagai Direktur Manajemen Strategi.

Do Young beralasan, itu karena Moo Yeol bertingkah seperti pewaris Wid Group.

Ji Won membela Moo Yeol. Ia mengingatkan Do Young bahwa Moo Yeol sudah bekerja keras.

Do Young : Dia pernah menghancurkan seorang wanita, bagaimana aku bisa percaya padanya? Jika Hae Joo tidak hamil, aku tidak akan pernah menerimanya.

Do Young lalu memberitahu Ji Won, bahwa dia mengundang Do Chi sarapan bersama mereka besok.

Do Young : Dia harus sukses dengan karirnya agar dia tidak pernah mencoba masuk ke manajemen perusahaan. Jadi aku memilihnya sebagai model Wid.

Ji Won pun memuji ide Do Young, tapi selang beberapa menit, wajahnya langsung berubah kesal.


Di kamarnya, Yeo Ri sedang memandangi foto anggota keluarga Wid. Tak lama kemudian, Mal Nyeon masuk dan menanyakan rencana Yeo Ri.

Yeo Ri pun menceritakan rencananya, bahwa ia akan mengambil milik Ji Won yang paling berharga. Setelah itu, ia akan membuat Moo Yeol dan Hae Joo bercerai.

"Dan Goo Do Chi, pewaris sah Grup Wid, aku akan menikahinya dan mengambil alih Grup Wid."

"Kapan kau akan memulai rencanamu?"

"Aku sudah memulainya." jawab Yeo Ri sambil menatap tajam Mal Nyeon.


Do Chi merayakan ulang tahunnya dengan teman-temannya, tapi saat tahu teman-temannya mengundang beberapa wanita, ia langsung tak nyaman. Ia pun pergi dengan alasan, sudah memiliki pacar dan harus menjaga dirinya baik-baik. Tapi sebelum pergi, ia sempat meminum alkohol yang dituangkan salah satu wanita.


Diluar, Do Chi merasa pusing. Wanita yang menuangkan alkohol untuk Do Chi tadi pun menyusul Do Chi.

"Gwenchana, Do Chi-ssi?" tanya wanita itu.

"Aniya." jawab Do Chi, sebelum akhirnya ambruk.


Moo Yeol yang sedang dalam perjalanan pulang, menghubungi Hae Joo. Ia mengajak Hae Joo keluar tapi Hae Joo menolak.

Hae Joo : Aku sudah bilang tidak mau pergi tapi kau memaksaku! Jika aku tidak kesana, aku tidak akan melihat itu!

Moo Yeol : Aku minta maaf. Aku salah.

Hae Joo : Jika kau ingin minum, minum saja dengan hantunya Yeo Ri.

Hae Joo pun memutuskan panggilan Moo Yeol.

Moo Yeol menghela napas dan menghubungi Hae Joo lagi.


Mobil Moo Yeol berhenti di lampu merah.

Tepat saat itu, mobil Yeo Ri berhenti di samping mobil Moo Yeol.

Moo Yeol terkejut melihat Yeo Ri.

Hae Joo menjawab telepon Moo Yeol. Ia heran karena Moo Yeol diam saja.


Moo Yeol memutuskan panggilannya dan menyuruh supir taksi mengejar mobil Yeo Ri.

Yeo Ri sendiri yang tahu diikuti Moo Yeol tersenyum menyeringai.


Bersambung...................