• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Different Dreams Ep 19-20 Part 3

Sebelumnya...


Saat sedang sendiri, Jung Im menangis memikirkan Won Bong.

Ia teringat kata2 Won Bong malam itu.

"Kalau terjadi sesuatu padaku di Kantor Gubernur, kau dan anggota lain harus pergi ke Shanghai."


Tak lama, Nam Ok keluar dari balik cermin besar yang juga berfungsi sebagai pintu menuju ruang rahasia.

Nam Ok : Kupikir, Jung Im-ssi, kupikir... kau akan menyarankan kita untuk meninggalkan Pemimpin Kim meski dia akan ditahan.

Jung Im : Dia mungkin akan dipenjara, tapi begitu lebih baik dibanding mati. Ada hal lain yang diminta Pemimpin. Kalau terjadi sesuatu dan akhirnya dia tertangkap di zona musuh, dia ingin kita membunuhnya. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa membiarkannya mati atau ditangkap.

Jung Im lalu bertanya2, soal ide gilanya menukar jasad. Ia khawatir kalau idenya malah menimbulkan masalah bagi orang lain.

Nam Ok menepuk2 bahu Jung Im, berupaya menghibur Jung Im, meski dia juga mengkhawatirkan Won Bong.

*Nam Ok ini lebih pro ke Jung Im ya... agak sebel sih liat dia yg sentimen ke Young Jin... entah sentimennya itu karena dia takut Young Jin ngebahayain kelompoknya atau karena dia tahu Won Bong ada feeling ke Young Jin, jadi dia gk suka ama Young Jin karena dia pro ke Jung Im.


Adegan berikutnya membuat sy terkejut... Gimana enggak? Seung Jin menghubungi Matsuura dari ruang rahasia. Dia menawarkan kesepakatan dengan Matsuura soal bom yang meledak di kantor gubernur. Matsuura sendiri kaget tahu Seung Jin yang menelponnya. Seung Jin mengajak Matsuura ketemu, tapi hanya berdua. Ia juga mengancam akan bunuh diri jika Matsuura membawa orang lain atau membuat dirinya terancam. Matsuura puun tanya, kapan dan dimana mereka bisa bertemu.


Fukuda ke Yoshino Listrik dan bertemu dengan Nam Ok serta Majar yang menyamar sebagai karyawan.

Melihat Fukuda, Nam Ok pun berkata, partikel besi di tempatnya tidak baik bagi Fukuda.

Nam Ok : Debu terburuk yang bisa kau hirup adalah debu yang bercampur partikel besi. Meski dibersihkan tiap tiga hari, kami tidak bisa menyingkirkannya.

Nam Ok juga pura2 menegur Majar. Ia menyuruh Majar membersihkan tempat itu dengan benar.

Fukuda lantas memperkenalkan dirinya sebagai jaksa, lalu menunjukkan kartu tanda pengenal Kaito.

Nam Ok pura2 kaget melihatnya.

Nam Ok : Tunggu, ini Kaito.


Fukuda : Ini foto Kurobata Kaito?

Nam Ok : Mana mungkin aku tidak kenal rekan kerjaku? Dia asistenku. Tepatnya dia "nomor duaku". Kau ke sini untuk membuktikannya?

Fukuda : Sudah berapa lama dia bekerja di sini?

Nam Ok : Belum lama, dia baru mulai. Sayang sekali karena dia mulai berguna di sini.

Fukuda : Tetap saja kau mengirim pemula ke Kantor Gubernur Joseon. Hal seperti itu sering terjadi?

Nam Ok : Dengar, Detektif, tidak, maksudku... Kalau begitu cara berpikirmu, lantas bagaimana para pemula bisa mendapat lebih banyak pengalaman? Satu orang di Perusahaan Pengembangan Oriental dan aku di Penjara Seodaemun.

Fukuda : Maksudku, untuk tempat sepenting Kantor Gubernur Joseon...

Nam Ok : Itu dia. Maksudku... Kau pikir ada yang mau ke sana? Yang terbaik adalah mengirimkan si pemula itu.


Fukuda lantas menunjukkan foto Seung Jin dan tanya, apa Kaito pernah bertemu Seung Jin.

Nam Ok : Dia terlihat asing.

Majar melihat mereka. Fukuda melirik Majar. Nam Ok pun langsung meneriaki Majar dan menyuruhnya kembali bekerja.

Nam Ok kembali duduk dan Fukuda beranjak pergi.


Setelah Fukuda pergi, mereka ke ruangan lain, tempat mereka menyekap seluruh karyawan Yoshino.

Nam Ok mengancan para karyawan dengan pistol.

Nam Ok : Di mana kalian tinggal dan hubungan keluarga kalian, semuanya tertulis di sini. Buka mulut sedikit saja, aku akan hampiri dengan pistol ini dan menghabisi semuanya sebelum kalian menyadarinya.

Para karyawan mengangguk.


Nam Ok dan Majar bergegas pergi.

Majar :
Kalau bukan karena masker itu, dia pasti sudah mengenaliku.

Nam Ok : Dia jaksa yang datang ke butik.

Fukuda : Ya, dia Jaksa Fukuda.

Nam Ok : Dia bahkan memiliki foto Seung Jin. Dia pasti tahu siapa kita kalau kita tidak dingin begitu. Kim Seung Jin... sebaiknya kita mengusirnya.

*Baru inget sy, Fukuda pernah ketemu Majar di butik.


Fukuda ke klub, menemui Oda. Fukuda melapor, bahwa tidak ada yang bisa dijadikan tersangka.

Fukuda: Kim Seung Jin jelas terlibat. Dia terlihat di kediaman dan ini cocok dengan cara Korps Pahlawan.

Oda : Lalu di mana para anggotanya?

Fukuda : Beberapa di dekat bom itu. Dari petugas yang tewas, setidaknya satu di antara mereka pastilah memihak mereka.

Oda : Kau bilang ada korban selamat. Kalau dia menyaksikan saat-saat terakhir, dia pasti tahu siapa yang membawa bom itu dan meledakkannya.

Fukuda : Sulit mengetahui apakah dia akan bertahan hidup.

Fukuda beranjak keluar.


Nyonya Yoo mendekatinya.

Nyonya Yoo : Hari ini sepertinya ada yang janggal, ya? Kau benar-benar tidak peka, ya. Tidak ada nyanyian Miki. Keadaannya tidak baik. Kematian Pangeran Noda benar-benar mengguncangnya.


Miki yang sedang tidur, agak kesal saat mendengar bunyi bel di rumahnya. Tepatnya kediaman Pangeran Noda yang kini menjadi kediamannya.

Bersambung ke part 4...

Different Dreams Ep 19-20 Part 2

Sebelumnya...


So Min melihat suster sedang menyiapkan makanan untuk Young Jin.

So Min tanya, apa itu?

Suster : Kau tahu, dokter juga manusia. Mereka harus makan agar bisa terus fokus.

So Min : Dia sedang di ruang operasi?

Suster : Ya. Sudah tiga jam.

So Min : Boleh aku yang bawakan?

Suster : Tentu.

Suster lalu memberikan nampan makanan itu ke So Min dan So Min bergegas membawanya ke ruang operasi.


Young Jin kini sedang menjahit luka di tubuh Won Bong.

Begitu selesai, ia menatap wajah Won Bong.

Ia lantas menyentuh sedikit wajah Won Bong dengan tangan kosong, lalu membersihkan darah di wajah Won Bong.


Tak lama, So Min datang membawa makan. Sung Joo langsung melahap makanan yang dibawa So Min.

Young Jin terkejut melihat So Min.

Sung Joo berkata, ia tidak pernah melihat So Min sebelumnya.

So Min mengaku, ia diminta datang oleh Young Jin.

Sung Joo menatap Young Jin. Young Jin mengangguk, membenarkan pernyataan So Min.

Young Jin lalu meletakkan kain kasa di kedua mata Won Bong dan meminta suster memperban mata Won Bong.


Setelah itu, Young Jin mengajak So Min keluar.

Suster heran Young Jin minta mereka memperban wajah Won Bong. Sung Joo : Lakukan saja.


So Min mengaku pada Young Jin, kalau yang ia bawa surat rekomendasi palsu dari Univ. Fudan dan ia membutuhkan bantuan Young Jin untuk itu.

Young Jin mengerti dan akan mengurus hal itu.

So Min lalu tanya keadaan Won Bong.

Young Jin terdiam dan duduk di mejanya.

Young Jin : Untuk sementara ini aku tidak bisa memastikan apa pun.

So Min : Bisakah kita mengeluarkannya?

Young Jin : Tidak sekarang. Tamat riwayatnya jika dia meninggalkan rumah sakit.

So Min : Tapi semakin lama dia di sini semakin besar kemungkinan identitasnya terungkap.

Young Jin : Serahkan saja padaku. Aku akan mencari cara.

So Min : Kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Aku sempat berpikir lebih baik kalau dia mati, tapi jika ada yang berusaha menyelamatkannya, aku bisa berharap.


Fukuda sedang menginterogasi petugas yang menghubungi perusaaan listrik Yoshino saat listrik di kantor gubernur padam.

Pria itu berkata, biasanya Yoshino sendiri yang datang untuk memperbaiki tapi karena Yoshino terluka parah, yang datang orang lain.

Pria itu : Aku juga merasa kasihan pada tukang listrik ini. Ini kali pertama dia bekerja dan dia sudah terluka parah.

Fukuda kaget, kali pertama?

"Ya, ini kali pertama aku melihatnya tapi aku sendiri yang menghubungi mereka. Aku sudah memeriksa identitasnya dan menyimpannya di daftar."

Fukuda lalu memeriksa berkas Kaito.

Fukuda : Namanya Kaito, bukan?

Pria itu : Benar, Kuroba Kaito.


Won Bong terbaring di ranjang RS dengan nama Kaito.

Ia teringat saat ia membekap Young Jin di kamar rawat Heok.


Lalu ia ingat kebersamaannya dengan Young Jin di Manchuria, setelah kematian Tae Joon.


Setelah itu, ia ingat dirinya berdarah2 setelah bertarung melawan anak buah Wol Sung demi menyelamatkan Young Jin.


Kemudian ia ingat saat memeluk Young Jin di depan stasiun Shanghai.

Terakhir, ia ingat saat mengelap wajah Young Jin di hamparan salju.


Tak lama, Won Bong mulai sadar.


Young Jin berjalan di koridor RS sambil memikirkan pembicaraan terakhirnya dengan Won Bong.

Flashback...

Won Bong : Jika ada seseorang di hatiku, akan timbul ketakutan. Memiliki seseorang untuk dilindungi hanya akan membuat kita lebih lemah.

Young Jin : Kau ingin melindungi seseorang?


Flashback end...



Young Jin masuk ke kamar Yoshino. Ia memeriksa keadaan Yoshino yang masih belum sadar. Tapi saat hendak pergi, Yoshino mencengkram tangannya. Sontak, ia kaget dan langsung memeriksa Yoshino.

Young Jin menggerakkan telunjuknya di atas mata Yoshino. Tapi pandangan Yoshino tidak bergerak, yang menunjukkan bahwa Yoshino masih belum sadar. Young Ji lega.


Young Jin lantas keluar. Diluar, dia langsung bertemu Fukuda. Young Jin kaget melihat Fukuda, tapi setelah itu ia tersenyum. Fukuda membalas senyum Young Jin.


Young Jin dan Fukuda bicara diluar.

Young Jin : Kau pasti sibuk menyelidiki kasus ledakan itu.

Fukuda : Sepertinya kau juga begitu. Kau masih di sini.

Fukuda lalu cerita, kalau ia punya satu kakak laki2 yang 3 tahun lebih tua darinya dan satu kakak perempuan yang 5 tahun lebih tua darinya.

Fukuda : Aku lemah saat masih kecil. Aku selalu diganggu.

Young Jin : Aku tidak percaya.

Fukuda : Suatu hari kakak laki-lakiku membawaku ke sekolah. Di sudut halaman sekolah, ada area berteduh di bawah kain hijau. Ada bangku batu di bawahnya. Semua anak yang menggangguku berlutut di bangku itu.

Young Jin : Kakakmu yang melakukannya?

Fukuda : Kakak perempuanku. Meski kami tidak mengungkapkannya, memiliki saudara kandung sangat berarti. Bahkan di masa-masa buruk dan saat-saat indah. Aku berharap kau tidak merasa kesepian. Setidaknya mulai sekarang.


Fukuda lalu menanyakan kondisi Kaito.

Young Jin : Aku terus mengawasinya.

Fukuda : Kejadian ini tragedi bagi Perusahaan Listrik Yoshino. Baik presdir dan karyawannya terluka.

Young Jin mulai tegang. Fukuda lalu berjalan lagi. Young Jin bergegas mengikuti Fukuda.


Oda, Kenta dan Nyonya Yoo berkumpul di klub.

Oda tanya, siapa lagi yang tahu soal bom di kantor gubernur.

Nyonya Yoo : Staf dapur dan staf kebersihan mengetahuinya. Mereka tahu bom meledak di Kantor Gubernur Joseon, ada tentara yang tewas, dan Gubernur tidak terluka.

Kenta kesal, jaga ucapanmu.

Nyonya Yoo : Meski aku diam, rumor akan menyebar sangat cepat.

Kenta : Memang kau tahu apa?

Oda menenangkan Kenta.

Nyonya Yoo : Semua orang membicarakan kegagalan tata kelola budaya. Mereka bilang harusnya kau tidak memberikan waktu bagi pejuang kemerdekaan menyerang. Berkat tata kelola budaya, perdamaian terpelihara.

Kenta : Kau tidak ingat bagaimana aturan militer itu?

Nyonya Yoo : Ini ketenangan sebelum badai. Militer akan segera bertindak.

Oda : Tidak. Mereka sudah bertindak. Aku yakin Hiroshi merencanakan sesuatu.

Kenta : Menurutmu apa yang dia rencanakan?

Oda : Suatu kali dia pernah katakan militer memiliki pendapat berbeda dari Kaisar soal kebijakan kolonial. Militer ingin memperluas, sementara Kaisar dan kabinet ingin mempertahankan.

Kenta : Itu pemikiran yang berbahaya.

Hiroshi : Mungkin saja dia akhirnya memamerkan cakarnya. Hiroshi sendiri seorang prajurit. Dia mungkin tidak bisa melihat militer melemah karena perdamaian dipertahankan.


Young Jin menemui ayahnya.

Sang ayah menanyakan keadaan korban. Young Jin berkata, korban mulai pulih.

Hiroshi : Aku terkejut mendengarmu melakukan angiografi.

Young Jin : Ini pertama kalinya aku melakukannya.

Hiroshi : Sebagai wakil direktur, kau memang harus terampil.

Young Jin : Ayah sudah bertemu dengan Gubernur?

Hiroshi : Dia akan mengakhiri masa jabatannya dalam situasi yang sulit.

Young Jin : Menurut Ayah kasus ini akan memengaruhinya?

Hiroshi : Gubernur baru sudah ditunjuk. Berbeda dari gubernur sekarang, dia anggota kelas kelulusan pertama dari akademi militer. Tergantung bagaimana kasus ini diselesaikan, metode aturannya akan berubah.

Young Jin kaget tapi ia berusaha setenang mungkin di depan ayahnya.


Sang ayah lalu berdiri dan melepas jas dokternya, sambil menanyakan Fukuda. Ia bilang, Fukuda adalah pria terbaik untuk menjadi suami Young Jin.

Young Jin : Kenapa Ayah ingin menikahkanku?

Hiroshi : Lalu apa? Kau mau di samping ayah selamanya?

Young Jin tersenyum dan menyuruh ayahnya pulang untuk beristirahat.

Hiroshi : Lalu kau?

Young Jin : Aku harus mengawasi keadaan pasienku.

Hiroshi : Baiklah, akan kukirimkan pakaian gantimu.


So Min memberitahukan keadaan Won Bong pada tim nya.

So Min : Jujur saja, kemungkinannya 50-50. Dia mungkin tidak akan pernah sadar.

Nam Ok : Kupikir operasi itu berhasil.

So Min : Dia masih hidup tapi Lee Young Jin pun tidak bisa mengatakan apa yang akan terjadi. Sekarang semua tergantung pada keinginannya untuk bertahan hidup.

Nam Ok marah dan berniat mengeluarkan Won Bong dari sana. Jin Soo melarang dan meminta Nam Ok mendengarkan kata Young Jin.

Nam Ok : Memang dia tahu apa? Kita bahkan tidak yakin apakah dia benar di pihak kita.

Jung Im memberi ide.

Jung Im : Jika dia pulih sepenuhnya dan diinterogasi, identitasnya akan terekspos. Kita harus memastikan Perusahaan Listrik Yoshino juga tidak akan bicara. Kita butuh jasad yang tidak dikenal. Harus seseorang yang berfisik sama dengannya.

So Min : Lee Young Jin mungkin akan menentangnya.

Jung Im : Aku akan membujuknya. Cari jasad itu dan bungkam perusahaan listrik itu.

Seung Jin tampak memikirkan sesuatu usai mendengar ide Young Jin.


Bersambung ke part 3...