• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide dan Seek Ep 7 Part 2

Sebelumnya....


Chae Rin bertanya-tanya pada dirinya, apa ia sungguh-sungguh ingin menemukan Soo A.


Lalu, ia melihat Eun Hyuk dan bergegas mendekati Eun Hyuk.

Eun Hyuk heran melihat Chae Rin yang tidak berdandan ala Soo A.

"Kau bilang itu panggilan dari nenek. Kau tidak berpura-pura lagi?" tanya Eun Hyuk.

"Kau melarangku. Kau menyuruhku berhenti berpura-pura." jawab Chae Rin.

Eun Hyuk lantas memegang tangan Chae Rin dan memuji Chae Rin sebagai gadis yang baik dan penurut.


Ponsel Eun Hyuk lalu berdering. Telepon dari Jae Sang yang menanyakan keberadaaan Chae Rin.

Eun Hyuk berbohong, mengatakan bahwa Chae Rin ada di kelas memasak dan ia sedang menunggu Chae Rin diluar.

"Kau terus mengawasinya kan? Laporkan padaku jika ada sesuatu yang mencurigakan." perintah Jae Sang.

Setelah menutup teleponnya. Eun Hyuk mengajak Chae Rin pergi.


Sementara di kantornya, Jae Sang memasang wajah curiga.


Malam harinya, Chae Rin menyajikan makanan untuk Presdir Moon dan Eun Hyuk di taman.

Melihat itu, Jae Sang protes dan bertanya mana bagiannya. Chae Rin berkata, makanan Eun Hyuk ada di dapur.

Jae Sang kesal. Ia mengambil makanan Eun Hyuk dan menyuruh Eun Hyuk makan di dapur.

Saat lagi mengaduk-ngaduk makanan Eun Hyuk, Presdir Moon menyuruhnya makan di dapur.

Eun Hyuk pun kembali mengambil makanannya.


Jae Sang ke dapur dengan wajah kesal. Sampai di dapur, ia mendapati pelayannya lagi makan di meja makan.

Rupanya Chae Rin juga membuatkan makanan yang sama untuk para pelayan.

Sontak, Jae Sang makin kesal dan mengaku sudah kehilangan selera makan.

Jae Sang lalu bertanya-tanya apa yang dibicarakan ayahnya dengan Eun Hyuk.

"Melihat mereka ingin bicara tanpa dirimu, pasti sesuatu yang penting." jawab Chae Rin, bikin Jae Sang makin sewot.


Chae Rin ke dapur dan membuat kopi.

Pelayannya menyuruh ia makan juga. Tapi Chae Rin bilang, ia hanya mau minum kopi saja.

Si pelayan pun berkata, bahwa aroma kopinya sangat enak dan ingin membuat juga.

*Ntu kopi Chae Rin kek nya enak ya.. Pengen nyoba juga.


Diluar, Presdir Moon berkata pada Eun Hyuk bahwa di dunia ini ada dua perang yang tidak diwarnai dengan tembakan. Perang orang kaya untuk anaknya dan perang uang.

"Kau tahu kenapa aku tidak punya anak lagi setelah Jae Sang? Karena aku tidak mau melihat anak-anakku memperebutkan kekayaanku dan saling menghancurkan satu sama lain. Aku tidak punya waktu untuk menjaga anakku karena terlalu sibuk mengurus bisnisku. Bahkan saat kekacauan ini terjadi dia masih tidak mengerti. Orang lain hanya mencoba menyingkirkan Jae Sang. Terutama Pak Hwang. Menurutmu, Jae Sang harus memperbaiki diri, kan? Dia perlu memperbaiki diri untuk menggantikanku dan menjadi pemilik Taesan." ucap Presdir Moon.

"Memperbaiki diri bagaimana?" tanya Eun Hyuk.

"Aku diam-diam mengerjakan sesuatu. Kau hanya perlu menyingkirkan orang-orang yang tidak perlu yang mencoba mendekati Jae Sang. Jika kau melakukannya, aku akan memberitahumu sedikit demi sedikit." jawab Presdir Moon.


Jae Sang keluar dan menatap sinis Eun Hyuk yang sedang makan dengan ayahnya.


Nyonya Do masuk ke kamar Yeon Joo saat Yeon Joo sedang menatap tajam foto Chae Rin.

Yeon Joo langsung menyembunyikan foto Chae Rin tapi Nyonya Do keburu melihatnya.

"Siapa ini?" tanya Nyonya Do.

"Tidak penting." jawab Yeon Joo.

Nyonya Do lantas bertanya, apa belakangan ini ada seseorang mencurigakan yang berusaha menarik rambut Yeon Joo atau bicara omong kosong pada Yeon Joo.

Nyonya Do beralasan, ia menanyakan itu lantaran khawatir karena di dunia ini banyak sekali orang gila.


Yeon Joo lalu bertanya, apakah sebaiknya ia mengakhiri saja hubungannya dengan Eun Hyuk.

"Ibu sendiri yang bilang lebih baik dicintai seorang pria daripada mencintai seorang pria."

Awalnya Nyonya Do menganggap Yeon Joo tidak serius tapi saat melihat wajah serius Yeon Joo, ia pun sadar sudah terjadi sesuatu antara Eun Hyuk dan Yeon Joo.


Eun Hyuk sendiri sudah berdiri di depan pintu kamar Yeon Joo. Ia terdiam mendengar kata-kata Yeon Joo.

Geum Joo datang mengagetkan Eun Hyuk. Eun Hyuk lantas pergi setelah menerima telepon.


Di dalam, Yeon Joo mengaku bahwa ia hanya asal bicara.

Nyonya Do bertanya, kenapa Yeon Joo asal bicara.

Tak lama kemudian, Geum Joo masuk memberitahu mereka bahwa tadi Eun Hyuk sempat pulang tapi pergi lagi.

Mendengar itu, Yeon Joo curiga Eun Hyuk mau pergi menemui Chae Rin.


Eun Hyuk sendiri ternyata pergi menemui Jae Sang di klub.

Jae Sang tampak mabuk berat.

Eun Hyuk mengajak Jae Sang pulang tapi Jae Sang malah menepis tangannya dan mengaku penasaran apa yang membuat ayahnya sangat menyayangi Eun Hyuk.

Eun Hyuk lantas membuka dompetnya dan memberikan kartu kreditnya pada pelayan.

Tapi Jae Sang marah dan mengambil kartu kredit Eun Hyuk serta dompet Eun Hyuk.

Ia berniat memasukkan kembali kartu kredit itu ke dalam mobil.


Melihat itu, Eun Hyuk yang ingat menyimpan foto Chae Rin di dompetnya pun langsung merebut dompetnya.

Ia terkejut karena tidak mendapati foto Chae Rin di sana.

Sementara itu, Jae Sang menertawakan Eun Hyuk karena berpikir Eun Hyuk menyimpan foto gadis lain.


Eun Hyuk mengantarkan Jae Sang pulang.

Melihat Jae Sang mabuk, Chae Rin sontak heran dan bertanya pada Eun Hyuk, darimana dan kenapa Jae Sang bisa semabuk itu.

"Aku tidak mabuk. Akan kutunjukkan padamu bahwa aku mampu membuatmu merinding." jawab Jae Sang.

Jae Sang lalu mencoba berdiri tegak dan berjalan ke arah Chae Rin tapi baru selangkah, ia sudah jatuh kejengkang.

Chae Rin dan Jae Sang pun langsung membantunya berdiri. Dan Eun Hyuk memapahnya ke kamar.


Eun Hyuk membawa Jae Sang ke kamar. Jae Sang terus mengoceh bahwa ia tidak mabuk.

Chae Rin bertanya pada Eun Hyuk kenapa Eun Hyuk memasang wajah serius begitu.

Eun Hyuk berkata, kalau ia harus berpura-pura serius mulai sekarang.

"Jangan bercanda. Apa terjadi sesuatu?" tanya Chae Rin.

Tepat saat itu, Jae Sang bangun dan menatap mereka dengan tatapan curiga.

Jae Sang lantas turun dari tempat tidurnya dan berusaha memukul Eun Hyuk tapi ujung-ujungnya, dia nyungsep di kasur sebelum sempat memukul Eun Hyuk.

Chae Rin lalu meminta Eun Hyuk memberitahunya, entah itu kabar buruk atau bahagia.


Eun Hyuk minum sendirian. Tak lama kemudian, Yeon Joo datang.

"Kenapa malah memanggilku kesini dan bukannya pulang. Ada yang mau katakan? Tapi kau tidak bisa mengatakannya dalam keadaan sadar?" tanya Yeon Joo.

Eun Hyuk diam saja dan berniat menenggak sojunya lagi tapi Yeon Joo langsung merebut gelasnya.

"Kalau begitu aku juga harus mendengarnya dalam keadaan tidak sadar." jawab Yeon Joo,lalu meminum soju Eun Hyuk.

Setelah itu, Yeon Joo menyuruh Eun Hyuk bicara tapi Eun Hyuk tetap diam.

"Kalau begitu biar aku yang duluan bicara." jawab Yeon Joo, lalu menyerahkan foto Chae Rin.

Ia menyuruh Eun Hyuk merobek foto Chae Rin. Jika Eun Hyuk melakukannya, ia berjanji akan melupakan perselingkuhan Eun Hyuk dan Chae Rin.

Tapi Eun Hyuk meminta maaf karena tidak bisa melakukannya, membuat Yeon Joo semakin kecewa.


Eun Hyuk lalu beranjak pergi. Yeon Joo menyusulnya keluar.

"Kubilang berhenti Cha Eun Hyuk! Sudah kubilang, untuk menua dan mati bersamaku. Meski kau mati, kau tidak akan bisa melepaskan diri dariku. Aku tidak memintamu menyukaiku. Aku tidak minta kau menjadi kekasihku. Tetaplah disiku!"

Tapi Eun Hyuk tetap pergi.


Di ruangan kecilnya, Eun Hyuk menatap foto Chae Rin.

Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Telepon dari Yeon Joo. Tapi Eun Hyuk tidak menjawabnya dan meletakkan foto Chae Rin dan ponselnya di atas meja.

Di dinding ruangan Eun Hyuk tampak tergantung beberapa foto.


Yeon Joo yang tidak bisa menghubungi Eun Hyuk semakin kesal.


Keesokan harinya, Presdir Min bicara dengan pimpinan Bank Daehan.

Presdir Min berniat meminjam sejumlah dana untuk keperluan pembangunan pabrik kedua Makepacific.

Presdir Min terlihat sangat bahagia.


Presdir Moon juga berniat memakai Bank Daehan sebagai bank utamanya. Ia berjanji akan langsung menyetorkan semua uangnya ke Bank Daehan juga Bank Daehan mau mengabulkan permintaannya.

Jae Sang sendiri yang duduk di depan ayahnya sedang memikirkan Eun Hyuk yang dilihatnya sedang mengobrol dengan Chae Rin saat dia mabuk.


Selesai bicara dengan pimpinan Bank Daehan, Presdir Moon menyuruh Jae Sang menghubungi pers.

Jae Sang yang lagi melamun diam saja, hingga Presdir Moon membentaknya.

Jae Sang lantas menanyakan apa yang dibicarakan sang ayah dengan Eun Hyuk.

Jae Sang juga berkata, bahwa ia lah yang harusnya berafiliasi dengan ayahnya karena ia putra ayahnya.

"Aku tidak ingin berafiliasi dengan orang sepertimu dan keluarlah!"


Diluar, Jae Sang menghubungi Eun Hyuk. Eun Hyuk mengatakan bahwa ia sedang menunggui Chae Rin di kelas memasak dan tidak ada yang mencurigakan dari Chae Rin.


Yakin ada yang aneh, Jae Sang pun menghubungi kelas memasak. Tapi si pengajar di kelas memasak mengatakan bahwa Chae Rin ada di sana dan tidak pernah melewatkan kelas.

Jae Sang pun merasa aneh. Ia yakin ada sesuatu yang salah.


Sementara itu, si pengajar rupanya sudah disuap oleh Eun Hyuk. Eun Hyuk mengatakan bahwa Chae Rin tidak bisa datang karena sedang sakit dan mereka tidak boleh membuat Jae Sang cemas.


Yeon Joo ke Makepacific dan melihat Chae Rin yang sedang teleponan dengan seseorang, disapa ramah oleh para karyawan.

Yeon Joo lantas menyapa Chae Rin. Sontak, Chae Rin kaget melihat Yeon Joo.

"Kau sepertinya tidak senang melihatku." sindir Yeon Joo.

"Kau sendiri apakah senang melihatku, Ha Yeon Joo-ssi?" balas Chae Rin.

"Entahlah. Seharusnya bagaimana perasaanku. Aku sedang memikirkannya." jawab Yeon Joo.


Presdir Min kemudian memanggil Chae Rin. Ia berkata, bahwa mereka hanya perlu meneken kontrak untuk lokasi pabrik dan ia baru saja mengunjungi Bank Daehan untuk mengajukan pinjaman.

"Senang mendengarnya. Aku sebenarnya disini untuk membahas hal itu. Ayo, aku akan mentraktir ayah makanan enak." ucap Chae Rin.

Tapi disaat Chae Rin dan ayahnya hendak pergi, Yeon Joo menahan kepergian mereka dengan pura-pura menyapa Presdir Min. Ia memperkenalkan dirinya. Presdir Min yang tahu, Yeon Joo adalah gadis yang sering ditemui istrinya pun minta maaf atas sikap istrinya.

Chae Rin lantas mengajaknya pergi, tapi Yeon Joo malah minta ikut. Yeon Joo beralasan, bahwa ia belum makan siang juga dan mengaku ingin membicarakan sesuatu soal Nyonya Park.

Mendengar itu, Presdir Min mengajak Yeon Joo makan siang bersama mereka.


Chae Rin pun langsung menatap kesal Yeon Joo.

Bersambung ke part 3......

Hide and Seek Ep 7 Part 1

Sebelumnya...

Di episode kali ini, Yeon Joo makin ganas guys....

Kali ini, dia berhasil membuat Presdir Min memarahi Chae Rin.

Dia benar-benar berniat 'merebut' orang tua Chae Rin. Ya meskipun mereka memang orang tuanya, tapi kan disini posisinya dia tidak tahu itu orang tua kandungnya...

Chae Rin memang salah, membiarkan dirinya didekati Eun Hyuk. Tapi Yeon Joo juga tidak sepantasnya merebut apa yang Chae Rin punya hanya karena tidak terima Eun Hyuk direbut.

Yeon Joo, dia pernah mengatakan tidak berniat melepaskan Eun Hyuk. Dan sekarang, dia mendekati Presdir Min dan Nyonya Park untuk membalas Chae Rin. Membuat Chae Rin terlihat seperti orang yang bersalah.

Di episode kali ini, kita juga tahu masa lalu pahit Eun Hyuk.

Oke guys, langsung aja ya sy mulai sinopsisnya... selamat membaca :) :)


Nyonya Park pingsan setelah membaca surat kaleng yang isinya tentang keberadaan Soo A.

Chae Rin juga terkejut membaca surat kaleng itu.

Tak lama kemudian, Presdir Min datang dan terkejut melihat istrinya yang tidak sadarkan diri.

Chae Rin pun langsung menyembunyikan surat itu dibalik roknya.

Presdir Min berusaha membangunkan istrinya. Sang istri tampak lemah.

"Chae Rin-ah, bantu ayah membawa ibumu ke rumah sakit." ucap Presdir Min.


Di depan perusahaan, Pil Doo melihat keluarga itu masuk ke mobil.

Dengan wajah puas, ia berkata bahwa mereka harus memakan umpan yang ia lemparkan.

Pil Doo lalu memanggil taksi.

*Sy gk tahan buat kasih komentar. Si Pil Doo ini maunya apa sih? Asli, ngeselin banget. Udah nyulik Soo A, tapi gk mau disalahin dan malah nganggap Soo A ngancurin hidupnya. Bebas dari penjara, masih aja ngincer duit tebusan Soo A.


Pil Doo mengawasi keluarga itu dari kejauhan.


Chae Rin pamit, tapi Presdir Min mengajaknya masuk. Presdir Min meminta Chae Rin tidak perlu khawatir soal nenek, karena ia yang akan bicara pada nenek.

Tapi Chae Rin tetap menolak.


Chae Rin lantas menyuruh ibunya istirahat agar lekas membaik. Tapi Nyonya Park tampaknya tidak peduli sedikit pun dengan apa yang dikatakan Chae Rin.

Ia dan suaminya lalu masuk ke dalam.


Merasa ada yang memperhatikan mereka, Chae Rin pun menoleh ke arah Pil Doo dan Pil Doo langsung bersembunyi.

Mengira tak ada siapa-siapa, Chae Rin pun langsung pergi.


Setelah Chae Rin pergi, Pil Doo pun berdiri di depan kediaman Keluarga Min.

"Kau tinggal di rumah mewah ini tapi memperlakukan Jo Pil Doo seperti kotoran. Baiklah, aku mengambil tebusan yang tidak pernah kuterima termasuk dengan bunganya. Tunggu dan lihat saja." ucapnya bertekad.


Nyonya Park menjelaskan soal surat kaleng itu pada Presdir Min dan Nyonya Na. Tapi Presdir Min tidak mempercayainya.

Nyonya Na lantas menyuruh Presdir Min menanyakan surat itu pada Pak Ahn.

Presdir Min pun menelpon Pak Ahn. Ia menyuruh Pak Ahn mencari surat itu di ruangannya.

Tapi sepertinya Pak Ahn berkata, bahwa surat itu tidak ada di sana.

Nyonya Park kekeuh menjelaskan, kalau ada surat tentang Soo A di ruangan Presdir Min.

Presdir Min dan Nyonya Na pun saling melirik.

Nyonya Na mengira penyakit putrinya semakin parah.


Presdir Min dan Nyonya Na bicara di kamar Nyonya Na.

Nyona Na cemas kalau putrinya akan menjadi gila.

Presdir Min merasa, mereka harus memasukkan Nyonya Park ke rumah sakit jiwa.

Tapi Nyonya Na tidak setuju. Nyonya Na berkata, belum lama ini, konseling Nyonya Park serta Dokter Jung yang merawat Nyonya Park, diketahui oleh publik dan mereka masih merasa malu atas hal itu.

Nyonya Na juga berkata, bahwa Nyonya Park akan sembuh setelah Soo A kembali nanti dan mereka harus sedikit bersabar menunggu sampai saat itu tiba.


Di kamarnya, Nyonya Park berusaha meminta dukungan Bu Min. Bu Min yang tidak percaya pun tidak tahu harus mengatakan apa.

Nyonya Park kesal karena semua orang memperlakukannya sebagai orang gila.

Nyonya Park lantas teringat pada Chae Rin. Ia yakin, Chae Rin sempat membaca surat itu.


Di kamarnya, Chae Rin membaca surat Pil Doo. Pil Doo menyuruhnya datang ke Taman Hutan Seoul jika ingin mengetahui lebih lanjut soal Soo A. Pil Doo juga mengatakan bahwa Soo A masih bermain petak umpet dan menunggu seseorang menemukannya.


Ponsel Chae Rin berdering. Telepon dari Bu Kim yang menanyakan soal surat itu. Chae Rin pun berkata, bahwa ia tidak melihat surat itu.


Pil Doo mematai-matai Yeon Joo yang baru keluar dari rumahnya.

"Kita sudah melalui kesulitan. Sekarang semuanya akan luar biasa. Kita akan duduk di kursi emas dan menghamburkan uang tunai. Dasar wanita bodoh. Dia tinggal bersama keluarganya selama 20 tahun tapi tidak tahu bahwa keluarganya sebenarnya orang kaya." ucap Pil Doo.


Di restoran, Nyonya Do cemas. Ia takut Pil Doo akan datang menemuinya lagi.

Semula ia yakin, Pil Doo mempercayai kata-katanya saat ia bilang bahwa ia menelantarkan Soo A. Tapi kemudian ia ragu dan yakin bahwa Pil Doo tidak sebodoh itu.

Nyonya Do terus mengoceh, mengatakan dirinya akan menyiram Pil Doo dengan saus kacang merah panas jika Pil Doo berani datang lagi.

Ia tak sadar, Dong Joo sudah berdiri di belakang.


Dong Joo kemudian jahil dan mengagetkannya tepat saat ia berkata bahwa Yeon Joo adalah putrinya.

"Dong Joo-ya, apa ada orang aneh di depan restoran kita?" tanya Nyonya Do.

Nyonya Do sudah pasang muka serius saat Dong Joo mengaku bahwa ia melihat orang aneh.

Tapi kemudian, Dong Joo menjahili ibunya lagi dengan mengatakan bahwa orang aneh itu adalah Pak Kim dari toko daging yang menyukai ibunya sejak lama.

Sontak, Nyonya Do kesal dan berniat menimpuk putrinya itu dengan sandal. Dong Joo pun langsung kabur.


Di kamarnya, Nyonya Park tidak mempercayai ucapan Chae Rin. Ia yakin, surat itu ada dan Chae Rin melihatnya.

Nyonya Park lantas berniat menemukan surat itu sendiri tapi Bu Kim melarangnya pergi. Bu Kim meyakinkan Nyonya Park kalau surat itu tidak ada.

Mendengar itu, Nyonya Park marah. Ia marah karena semua orang menganggapnya gila.

Nyonya Park hilang kendali. Ia mencengkram Bu Min dan mengatakan bahwa surat itu ada.

Tak lama berselang, Nyonya Na datang bersama seorang pelayannya.

Nyonya Na berusaha menasihati putrinya tapi putrinya tidak mau mengerti dan terus berteriak-teriak tentang surat itu.

"Bu Kim, panggil si pembawa sial itu." suruh Nyonya Na.

*Omo, omo... pembawa sial? YAAAK!! Nyebut Chae Rin pembawa sial tapi masih minta bantuan Chae Rin buat nenangin anaknya yang gila? Astaga... Gk waras ni Nyonya Na. Kalo gini, berharap Taesan beneran ngambil alih Makepacific dibantu Chae Rin. Ntu nenek bisa apa coba tanpa Chae Rin...


Chae Rin kembali berdandan ala Soo A.

Setelah itu, ia membeku di depan cermin dan teringat perkataan terakhir Nyonya Na bahwa ia tidak akan pernah bisa menjadi Soo A.


Nyonya Na dan Bu Kim kaget melihat Chae Rin datang tanpa berpakaian ala Soo A.

Nyonya Na lalu menyuruh Chae Rin mengganti baju tapi Chae Rin menolak. Chae Rin berkata, sudah 20 tahun ia berpura-pura menjadi Soo A hanya demi menenangkan Nyonya Park tapi sekarang ia tidak mau melakukannya lagi.

Nyonya Na marah. Ia menyebut Chae Rin sebagai seseorang yang tidak tahu berterima kasih dan berkata bahwa mereka mempertahankan Chae Rin karena Chae Rin lah yang bisa menjadi pengganti Soo A.

Chae Rin pun berkata, bahwa Nyonya Park tahu ia bukanlah Soo A meski ia berdandan seperti Soo A.

"Dia lebih waras daripada orang lain. Nenek lah yang membuat dia seperti itu." ucap Chae Rin yang sontak membuat Nyonya Na kaget.


Chae Rin masuk ke kamar Nyonya Park.

Ia mengunci pintunya.


Diluar, Nyonya Park cemas. Ia takut Chae Rin akan melukai putrinya.

Bu Kim pun berusaha masuk, tapi pintunya dikunci.

"Cepat ambil kunci cadangan." perintah Nyonya Na.

*Astogeh, kalau elu takut si Chae Rin ngelukain anak elu, ngapain lu manggil dia?


Chae Rin berusaha menenangkan Nyonya Park. Ia berkata, jika Nyonya Park terus seperti ini, mereka akan memasukkan Nyonya Park ke rumah sakit. Tapi Nyonya Park terus menjerit dan menghempaskan tangan Chae Rin yang memegangnya.

"Ibu ingin mati? Itu yang ibu mau?" tanya Chae Rin.

"Apa gunanya hidup seperti ini." jawab Nyonya Park.

"Bertahanlah! Min Soo A, anak yang ibu rindukan! Min Soo A, anak ibu satu-satunya yang tidak akan pernah tergantikan! Bertahanlah sampai dia kembali!" ucap Chae Rin.

Tapi Nyonya Park terus menangis.

"Ibu tidak merindukan Soo A?" tanya Chae Rin.

"Bogoshipo.Bogoshipo michigo gateu." jawab Nyonya Park.

"Aku akan mencari Soo A untuk ibu." ucap Chae Rin dengan mata berkaca-kaca.

Mendengar itu, Nyonya Park pun tertegun.

*Poor Chae Rin. Di satu sisi, ia mau Soo A kembali. Di sisi lain, ia takut kehilangan Presdir Min dan Nyonya Park sebagai orang tuanya jika Soo A kembali.


Bu Kim hendak membuka pintu saat Chae Rin membuka pintu dan keluar.

"Apa yang kau lakukan kepadanya?" tanya Nyonya Na.

"Nenek tidak lihat? Ibu membutuhkanku. Aku tidak harus memakai baju Soo A dan berpura-pura menjadi dirinya." jawab Chae Rin.

Chae Rin lalu beranjak pergi.


Di luar, Chae Rin menangis dan teringat saat dirinya pertama kali datang ke rumah itu dan disuruh berpura-pura menjadi Soo A.

Ia juga ingat perlakuan tidak menyenangkan yang didapatkannya dari Nyonya Na.

Chae Rin kini sudah lelah. Ia lantas menghapus air matanya dan beranjak pergi.

Di belakang, Bu Min menatapnya dengan sorot mata iba.

*Bu Min ini kayaknya baik.

Bersambung ke part 2............