• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ice Adonis Ep 11 Part 2

Sebelumnya...


Di rumah, Nyonya Han menyiapkan makan malam untuk Soo Ae.

Soo Ae bertanya, kenapa mereka tidak ikut bersama ayah dan nenek. Apa hanya anak dan nenek yang boleh pergi?

Soo Ae menarik matanya, memasang wajah lucu.

Soo Ae : Karena hantunya akan keluar?

Nyonya Han : Soo Ae-ya, saat ayahmu meninggal, kau tidak merasa nyaman, kan? Karena itulah aku tidak mengajakmu. Olen mogo.

Soo Ae : Karena ayah, aku dan kakak telah dimarahi oleh paman.

Nyonya Han kaget, apa maksudmu?

Soo Ae : Karena ayah, paman buruk itu membuatku seperti ini. Dia mengambil tanganku dan memelintir tanganku. Dia juga memarahi kakak.

Nyonya Han marah, kenapa kau tidak bilang?

Soo Ae : Kakak melarangku.


Bel tiba-tiba berbunyi. Soo Ae yang tahu itu kakaknya, tidak jadi makan dan langsung membawa kura-kuranya menghampiri kakaknya.

Soo Ae menyuruh kakaknya melihat anak kura-kuranya. Yeon Hwa yang sedang tertekan, tetap tersenyum menanggapi Soo Ae.


Nyonya Han lantas bertanya, Yeon Hwa darimana. Yeon Hwa mengatakan, bahwa ayah pacarnya baru saja meninggal.

"Lalu kenapa kau pulang dan tidak menemaninya?" tanya Nyonya Han.

"Ada sedikit masalah." jawab Yeon Hwa. Yeon Hwa lalu menanyakan Tuan Choi dan Nyonya Jo.

"Pimpinan J-Cosmetic, Pimpinan Ha meninggal dunia. Dia pimpinanmu, tidakkah harusnya kau pergi kesana?"

Yeon Hwa sedikit kaget mendengar kata-kata ibunya. Ia kemudian mau mengakui masalahnya tapi tidak jadi dan memilih masuk ke kamar.


Nyonya Han yang sudah mengetahui masalah putrinya pun menyusul putrinya ke kamar. Ia minta penjelasan Yeon Hwa soal mata-mata perusahaan. Ia yakin, Yeon Hwa tidak akan berbuat seperti itu meski diancam memakai pisau.

Nyonya Han : Siapa yang menjebakmu? Orang-orang percaya padamu?

Yeon Hwa tidak sanggup bicara. Ia memeluk ibunya dan menangis.

Tak berapa lama kemudian, Yeon Hwa mengatakan, karena masalah itu, produk terbaru perusahaannya tidak jadi diproduksi

Yeon Hwa : Adik pacarku adalah atasanku. Dia sangat marah padaku.

Nyonya Han : Kau pasti sedih.


Nyonya Han melepas pelukannya dan menyuruh Yeon Hwa meminta bantuan Tuan Choi. Nyonya Han berkata, itu bukan masalah sepele.

Yeon Hwa : Itulah kenapa, aku akan memakai senjata terakhirku. Jika ketulusanku tidak bisa menggerakkan hati mereka, aku akan meminta bantuan ayah. Syukurnya, ada pengacara yang mau membantu.

Nyonya Han : Sejak kecil, kau selalu mengurus semuanya sendiri. Itu karena orang tuamu tidak mampu. Tapi jangan seperti ini lagi. Ada ayah dan ibu disini. Kau hanya perlu mengatakannya saja. Aku percaya putriku. Putriku tidak mungkin melakukan itu. Jadi tetaplah semangat.


Nyonya Han kembali memeluk Yeon Hwa.


Yoo Ra menemui Pengacara Min yang baru saja datang. Pengacara Min tidak menyangka Pimpinan Ha akan pergi secepat itu.

Yoo Ra lalu menanyakan kasus Yeon Hwa. Ia mengaku disuruh membantu Yeon Hwa oleh Yoon Jae. Pengacara Min berkata, ia belum sempat memeriksa CCTVnya. Mendengar itu, Yoo Ra lega dan menyuruh Pengacara Min melihat CD yang sudah ia edit.


Yoon Hee merasa kasihan pada ibu tirinya. Ia yakin, ibu tirinya sangat sedih sekarang. Tak hanya itu, ia juga menyalahkan ibu kandungnya karena sudah meninggalkan mereka.

Yoon Jae heran, kenapa wanita pintar seperti Yoon Hee percaya begitu mudahnya pada Nyonya Jang.

Yoon Hee pun meminta Yoon Jae berhenti membenci ibu tiri mereka.


Pengacara Min datang. Setelah memberikan penghormatannya, ia menyerahkan sebuah amplop pada Yoon Jae.

Setelah Pengacara Min pergi, Yoon Jae dan Yoon Hee sama-sama melihat isi amplop itu. Ada sebuah berkas dan surat di sana.


Nyonya Jang dan Yoon Hee meraung2 di pemakaman Pimpinan Ha.

Yoon Jae yang berdiri di belakang, tampak sedikit lebih tenang meski tangisnya keluar.

Ia teringat isi surat ayahnya tadi.

"Yoon Jae-ya, saat kecil, kau suka bermain sepak bola. Pada saat itu, perusahaan sedang sibuk. Aku memang pebisnis yang sukses tapi aku ayah yang gagal. Jika kau menjadi putraku lagi di kehidupan selanjutnya, aku akan lebih sering bermain sepak bola denganmu. Maaf karena aku menjadi ayah yang tidak bisa kau banggakan. Aku meninggalkan beban untukmu. Tolong jaga perusahaan dan adikmu. Aku percayamu. Hanya kau putraku satu-satunya."


Pemakaman telah usai. Yoon Jae yang lewat di depan kamar Nyonya Jang, tak sengaja melihat Nyonya Jang tengah berdandan. Yoon Jae agak kesal, tapi Nyonya Jang tidak peduli dan beranjak pergi.


Yoon Jae menyusul Nyonya Jang. Ia menyuruh Nyonya Jang pergi, tapi Nyonya Jang menolak. Nyonya Jang menyebut bahwa rumah yang mereka tinggali sekarang juga miliknya.

Nyonya Jang juga membahas soal para pemegang saham yang tidak percaya Yoon Jae bisa memimpin perusahaan.

Yoon Jae berusaha memprovokasi Nyonya Jang tapi tidak berhasil.


Yoon Jae kembali ke kamarnya dengan wajah kesal tapi tak lama ia pergi lagi.


Nyonya Jang mengajak Kang Wook ke showroom. Ia membelikan Kang Wook sebuah mobil.

Kang Wook senang dan mencium Nyonya Jang juga memanggil Nyonya Jang ibu.

Tanpa mereka sadari, seseorang memotret mereka.

Ternyata yang memotret mereka suruhan Yoon Jae. Yoon Jae terus menyuruh orangnya mengawasi mereka.


Di kamarnya, Yeon Hwa dihubungi Pengacara Min. Pengacara Min memberitahu Yeon Hwa, bahwa ia sudah melihat rekaman CD nyadan tidak ada satu pun orang yang masuk ke kantor pengembangan selain Yeon Hwa.

Yeon Hwa kaget. Sembari keluar dari kamar, ia mengatakan pada Pengacara Min bahwa ia yakin ada penyusup.

Tapi Pengacara Min berkata, tidak ada penyusup berdasarkan hasil rekaman CD.

Yeon Hwa sedikit kecewa. Ia kemudian berterima kasih lantaran Pengacara Min sudah mau membantunya.


Yeon Hwa berpikir, tak lama kemudian, ia ingat perkataan Pengacara Min soal CD.

"CD? Jadi dia melihat hasil salinannya, bukan yang asli?" ucap Yeon Hwa.

Yoo Ra yang menguping Yeon Hwa dari kamarnya pun kaget.


Bersambung......

PROLOG :


Yeon Hwa yang sadar apa yang terjadi pun beranjak pergi.

Yoo Ra keluar dari kamar dengan wajah panic.


Yeon Hwa ternyata ke kantor, menemui Supervisor Go. Ia menjelaskan situasinya dan meminta Supervisor Go percaya padanya.

Ia juga berkata, bahwa dirinya tidak bersalah dan meminta bantuan Supervisor Go agar dirinya bisa membuktikan dirinya tidak bersalah.

Supervisor : Aku percaya padamu.


Yeon Hwa tersenyum, terima kasih Supervisor Go.

Ice Adonis Ep 11 Part 1

Sebelumnya...


Yoon Hee tiba-tiba muncul saat Yoon Jae sedang bicara dengan Yeon Hwa. Yoon Hee berkata, bahwa sang kakak tidak tahu apa-apa tentang Yeon Hwa dan apa yang diketahui Yoon Jae tentang Yeon Hwa, semuanya salah.

Yeon Hwa : Timjang-nim.


Yoon Hee lantas menatap tajam Yeon Hwa.

Yoon Hee : Kau tahu betapa geramnya aku dibodohi oleh topengnya? CCTV mengkonfirmasinya!

Yoon Jae tidak percaya. Ia mengajak Yoon Hee memeriksa CCTV nya lagi.


Tapi saat mau pergi, ia justru dikabari soal kondisi ayahnya.

Sontak, Yoon Jae dan Yoon Hee kaget.


Pimpinan Ha, dengan napas tersengal-sengal berusaha mengatakan sesuatu tentang Nyonya Jang. Tuan Choi yang juga berada di sana, berkata, akan mendengarkan apapun yang mau dikatakan Pimpinan Ha.

Tak mau kedoknya diketahui orang lain, Nyonya Jang langsung mengatakan, kalau Pimpinan Ha tidak perlu mengkhawatirkan dirinya.

"Wanita ini.... dia... punya anak lain." ucap Pimpinan Ha sambil menunjuk-nunjuk Nyonya Jang.

Nyonya Jang pura-pura histeris dan meminta Pimpinan Ha bertahan.

Pimpinan Ha marah besar, sampai akhirnya, ia tak mampu bertahan lagi dan akhirnya menutup mata untuk selamanya.


Yoon Jae dan Yoon Hee di perjalanan menuju RS. Yoon Jae meminta supirnya mengemudi lebih cepat. Yoon Hee berdoa agar sang ayah bertahan.


Di lobby kantor, Yeon Hwa duduk dan mendoakan keselamatan Pimpinan Ha.


Yoon Jae dan Yoon Hee tiba di RS. Tangis mereka seketika pecah mendapati sang ayah sudah meninggal dunia.


Nyonya Jang menatap jasad Pimpinan Ha dengan tatapan dingin.

"Putramu menangis, putrimu juga. Bagaimana rasanya melihat anak-anakmu menangis? Jika kau menerima Kang Wook sekali saja, aku tidak akan memperlakukan Yoon Jae seperti ini. Aku tidak akan bersikap begini. Aku sudah selesai melakukan yang terbaik denganmu. Karena itu jangan merasa tidak adil. Pergilah dengan tenang, yeobo." batin Nyonya Jang.


Nyonya Jang menjatuhkan diri. Yoon Hee tambah panic dan langsung memegangi Nyonya Jang.

Tak lama kemudian, Tae Il datang.


Yoo Ra terkejut dikabari soal kematian Pimpinan Ha.


Yoo Ra lantas menghubungi rumahnya. Soo Ae yang menjawab. Dengan ketus, Yoo Ra menyuruh Soo Ae memberikan telepon pada neneknya.

Soo Ae memanggil Nyonya Jo. Seketika Nyonya Jo keluar dan menerima telepon dari Yoo Ra.

Nyonya Han datang. Nyonya Jo terkejut mendengar kabar dari Yoo Ra soal Pimpinan Ha.

Nyonya Han : Apa yang meninggal sunbae nya In Seok? Dia menelponku tadi, dia bilang, dia mau menjenguk sunbae nya jadi akan terlambat pulang. Dia pasti sudah ada di sana sekarang.

Nyonya Jo tidak peduli dengan yang dikatakan Nyonya Han dan masuk ke kamarnya.


Kantor mengumumkan kematian Pimpinan Ha.

Di lobby, terpampang foto Pimpinan Ha, juga spanduk dan perlengkapan untuk mendoakan Pimpinan Ha.

Yeon Hwa yang berdiri di sana, sontak menangis.


Yoo Ra lewat di belakang Yeon Hwa. Melihat Yeon Hwa, Yoo Ra langsung kesal tapi ia memutuskan menahan dirinya dan pergi ke rumah sakit untuk melihat Yoon Jae.


Nyonya Jang diinfus dan belum sadarkan diri. Yoon Hee tampak menemani Nyonya Jang tapi hanya sebentar.


Setelah Yoon Hee pergi, Nyonya Jang langsung membuka matanya dan tersenyum jahat.


Yoon Hee mendampingi Yoon Jae menuju ruang doa.

Tae Il kemudian datang. Yoon Hee langsung menghampiri Tae Il, sedangkan Yoon Jae menatap tajam Tae Il.

Yoon Jae menegaskan pada Tae Il, bahwa sekarang wali Yoon Hee adalah dirinya dan ia tidak akan pernah menerima Tae Il sebagai keluarga.

Yoon Hee : Oppa, jangan seperti ini di depan ayah. Ayah sudah menerima.

Tae Il : Biarkan aku mendoakan ayahmu.

Yoon Jae : Apa hak mu?

Tae Il : Aku sudah berjanji pada ayah, akan melindungi Yoon Hee.

Tapi Yoon Jae tetap tidak mau menerima Tae Il.

Tae Il yang tidak mau melepaskan Yoon Hee pun berjanji pada Yoon Jae, akan meninggalkan dunianya dan kembali dengan tangan bersih agar bisa menjaga Yoon Hee.

Setelah itu, Tae Il mendoakan Pimpinan Ha, lalu beranjak pergi. Tapi sebelum pergi, ia memberitahu Yoon Hee bahwa ia akan menunggu diluar dan tidak akan pernah melepaskan Yoon Hee.


Yoo Ra datang bersama ayah dan neneknya. Nyonya Jo menangis dan berkata, Pimpinan Ha seharusnya bertahan agar bisa melihat Yoon Jae dan Yoon Hee menikah.


Nyonya Jang memberitahu Kang Wook soal kematian Pimpinan Ha.

Nyonya Jang : Sekarang kau pemilik perusahaan, Kang Wook-ah. Selama 20 tahun, kau hidup sendirian diluar negeri. Itu pasti sulit untukmu, anakku. Dunia ini sekarang milikmu. Bersiap-siaplah untuk kembali.


Begitu ada yang datang, Nyonya Jang langsung menyembunyikan ponselnya dan pura-pura berbaring.

Tuan Choi dan Nyonya Jo datang. Nyonya Jo berusaha menguatkan Nyonya Jang.

Nyonya Jang berakting, ia mengaku jantungnya seakan berhenti berdetak dengan kematian Pimpinan Ha.

Nyonya Jang : Selama 20 tahun, aku ada di sisinya tapi orang yang dia cari sebelum kematiannya, adalah ibu anak-anaknya. Aku sangat mencintainya. Tapi dia memperlakukanku seolah aku ini orang jahat.

Nyonya Jo meminta Nyonya Jang untuk kuat, agar bisa bekerja keras demi anak-anak.


Tae Il membantu Nyonya Jang yang duduk di kursi roda ke ruang berdoa.

Yoo Ra menghampirinya dan berkata, bahwa dia lah yang akan mengantarkan Nyonya Jang ke sana.


Nyonya Jang pura-pura histeris. Yoon Hee berusaha menenangkan Nyonya Jang. Ia tak mau Nyonya Jang jatuh sakit.

Sementara Yoon Jae menatap Nyonya Jang penuh kebencian.

Yoon Jae yang tak tahan lagi, akhirnya beranjak pergi.


Saat Yoon Jae pergi, Yeon Hwa datang. Melihat Yeon Hwa, Yoon Hee langsung emosi dan mengusir Yeon Hwa. Ia bahkan menyebut Yeon Hwa psikopat.


Sementara itu, Kang Wook tengah menuju ke ruang doa.


Yoon Hee menyalahkan Yeon Hwa atas kematian ayahnya. Yoon Hee berkata, karena Yeon Hwa ia dan Yoon Jae tidak bisa berada di sisi Pimpinan Ha saat beliau sekarat.

Yoon Hee : Kau tahu perasaanku sekarang. Aku ingin membunuhmu. AKU INGIN MEMBUNUHMU!

Tepat saat itu, Yoon Jae dan Kang Wook datang.

Yoon Hee ingin menampar Yeon Hwa, tapi dihentikan Yoon Jae.

Yoon Hee menjadi semakin tidak terkendali. Dan pada akhirnya, ia berhasil menampar Yeon Hwa dengan keras.


Yoo Ra sontak kaget.

Sementara Kang Wook yang melihat itu diam saja. Tidak meluruskan semuanya.


Yeon Hwa yang sakit hati dan malu, akhirnya memutuskan pergi. Yoon Jae mengejar Yeon Hwa.

Yoon Jae menyuruh Yeon Hwa kembali, tapi Yeon Hwa tidak mau. Yeon Hwa mengaku merasa bersalah pada Pimpinan Ha karena tidak bisa mengatakan kesedihannya.

Yeon Hwa : Sebelum aku menemukan bukti kalau aku tidak bersalah, kemarahan Ha Timjang-nim tidak akan berhenti. Aku berpikir ribuan kali. Kenapa aku terseret masalah ini? Siapa yang menjebakku? Akan kuterima bantuan Pengacara Min dan meluruskan semuanya.


Yoon Jae memeluk Yeon Hwa.


Yeon Hwa melepas pelukan Yoon Jae dan menyuruh Yoon Jae kembali ke dalam.

Yeon Hwa : Ayahmu akan pergi dengan tenang. Tapi ingatlah dimana pun kau berada, aku akan selalu menyemangatimu dan mencintaimu.

Yoon Jae : Aku percaya bukan kau pelakunya.

Yeon Hwa : Terima kasih karena sudah mempercayaiku. Tetap semangat.

Yeon Hwa lalu beranjak pergi.


Di kamar mandi, Nyonya Jang melihat wajahnya.

Nyonya Jang : Menikah di usia 28, sekarang aku menjadi wanita tua. Kau bekerja keras, Jang Min Ja. Kau bekerja keras, Kang Wook-ah.


Kang Wook sedang mendoakan Pimpinan Ha.

Kang Wook : Aku akhirnya bisa menemui anda, Pimpinan Ha Min Guk, tapi anda sudah meninggal. Aku berusaha keras agar kita bisa bertemu lebih cepat. Selama 20 tahun, aku makan sendirian. Kau bilang, hanya Yoon Jae satu-satunya putramu. Itulah kenapa kau menginginkanku hidup tenang. Aku dibuang ibuku selama 20 tahun hanya untuk membesarkan Yoon Jae dan Yoon Hee. Aku menjadi yatim piatu selama 20 tahun.


Nyonya Jang datang dan melihat Kang Wook mengepalkan tangan.

Kang Wook : Mulai sekarang, semua yang dinikmati putramu satu-satunya, akan kunikmati juga. Lihatlah Pimpinan Ha.

Kang Wook lantas menatap Yoon Jae penuh rasa marah.

Takut Kang Wook macam-maca, Nyonya Jang langsung berdiri di samping Yoon Hee.


"Siapa yang kau salahkan atas kematian ayahmu? Kau bisa menyalahkan surga. Kau harus percaya dia pergi ke tempat yang baik. Semangat lah." ucap Kang Wook, lalu beranjak pergi.

Bersambung ke part 2.........

Seandainya Kang Wook bicara, kalau Yoo Ra pelakunya, masalahnya gk akan selebar ini.

Jangan harap Yeon Hwa hidup tenang ke depannya gaes. Entar setelah Yeon Hwa berhasil dapatin bukti CCTV yg asli, dia malah terlibat masalah lain.