• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 76 Part 1

Sebelumnya...


Di kamar, Gyeong Min tak bisa berhenti memikirkan kata-kata In Soo. Ia penasaran apa yang berusaha dikatakan In Soo padanya.

Roo Na lalu melihat Gyeong Min.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Roo Na gugup.

"Aniya." jawab Gyeong Min.

Gyeong Min lantas bertanya, apa Roo Bi dan In Soo bertengkar.

Roo Na pun mengaku tidak tahu.

Roo Na kemudian menyuruh Gyeong Min mematikan lampu karena ia mau tidur.


Gyeong Min teringat saat Roo Bi memeluknya di pantai tadi.


Besok paginya, mereka sarapan bersama.

Gilja merasa sedih karena mereka harus mengucapkan selamat tinggal pada Jeju.

"Kita bisa kembali kapan saja ibu mau." jawab Gyeong Min.

"Terima kasih atas kebaikanmu menantuku." ucap Gilja.


Gilja lalu menanyakan In Soo pada Roo Bi.

"Aku tidak tahu. Mungkin dia lelah dan istirahat di kamarnya." jawab Roo Bi.

"Tentu saja dia lelah setelah menyebabkan keributan semalam." gumam Roo Na.

"Apa sesuatu terjadi?" tanya Gilja.


"Na In Soo PD datang ke kamar kami tadi malam dalam keadaan mabuk." jawab Gyeong Min.

Gilja dan Roo Bi terkejut.


"Roo Na-ya, perhatikan tunanganmu. Dia datang ke kamar kami dan mengoceh yang aneh-aneh. Itu membuatku jengkel." ucap Roo Na.

"Mungkin saja dia punya bisnis di sana." jawab Roo Bi.

"Bisnis?" tanya Roo Na.


"Kau tahu dengan jelas apa maksudku." jawab Roo Bi, membuat Roo Na kaget.

Gyeong Min tambah curiga mendengar jawaban Roo Bi soal In Soo.


Soyoung lantas menanyakan Dongpal dan Chorim.

"Mereka itu pengantin baru, ini mungkin masih malam bagi mereka." jawab Daepung.

"Tapi mereka harus makan." ucap Gilja.


Dongpal dan Chorim sedang menghitung uang pernikahan mereka.

Mereka terkejut In Soo memberi mereka 500 dollar.

Saat membuka amplop dari Roo Na, Chorim kecewa Roo Na hanya memberinya 1000 dollar.

"1000 dollar itu sudah banyak." jawab Dongpal.

Mereka lalu membuka amplop dari Daepung yang memberi mereka 10 dollar.

Ketika membuka amplop dari Gilja mereka terkejut Gilja memberi mereka 20 ribu dollar.

Chorim lalu membaca surat dari Gilja.

Selamat atas pernikahanmu. Akhirnya kau menikah. Aku bahagia sekaligus sedih.... tulis Gilja.

Flashback...


Chorim yang baru pulang sekolah langsung membantu Gilja di restoran. Ketika itu, restoran ayam Gilja belum sebesar sekarang.

Kau adik iparku tapi aku bergantung padamu. Aku berpikir, aku tidak akan bisa melewati waktu yang sulit tanpamu. Aku berterima kasih, tapi juga merasa menyesal....


Di kamarnya, kita melihat Chorim berlenggak lenggok di depan cermin layaknya Miss Korea.

"Hallo, aku Miss Chuncheon, Jeong Chorim."

Tak lama kemudian, Gilja masuk dan menyuruh Chorim berhenti bermain-main seperti itu.

Kau ingin mengikuti Kontes Kecantikan, tapi aku melarangmu.


Gilja masuk ke kamar Chorim dan melihat Chorim yang ketiduran di meja belajar. Gilja lantas membangunkan Chorim dan menyuruh Chorim tidur di kasur. Tapi Chorim merengek dan mengaku ingin terus belajar. Tapi Gilja memaksa Chorim tidur. Chorim lalu tidur sambil memeluk bukunya.

Saat melihatmu belajar dengan keras, itu menyakitiku dan membuatku patah hati. Aku sudah bilang padamu, aku tidak punya uang untuk membiayai kuliahmu lalu kau marah dan menyuruhku menjual rumah kita. Komo, mianhaeyo. Saat itu aku tidak bisa mengirimmu ke perguruan tinggi.


"Eomma!" teriak Roo Bi yang baru pulang sekolah bersama Roo Na.

Roo Bi lalu menunjukkan hasil belajarnya pada Gilja dan Chorim.

Sontak, Gilja dan Chorim senang melihatnya sementara Roo Na terlihat kesal.


"Kau memberikan semua uang tabunganmu untuk membayar biaya les Roo Bi dan Roo Na. Aku sangat berterima kasih untuk itu, meskipun kau baru saja ditipu tapi kau tetap memberiku 500 dollar. Kau seperti suami, sahabat, putri dan putra bagiku. Tapi sekarang kau akan pergi meninggalkanku karena itulah aku memanfaatkan situasi keuangan No Bujang yang sulit sebagai alasan agar kau tidak pergi meninggalkanku. Aku memintamu tidak pindah karena aku berpikir aku tidak bisa hidup tanpamu. Kau sudah menikah sekarang, jadi hiduplah bahagia dan miliki anak yang banyak. Aku akan membantumu membesarkan mereka. Aku akan menjadi nenek yang baik."

Chorim menangis.


Tak lama kemudian, terdengar bunyi bel. Dongpal langsung meloncat turun dari tempat tidur dan membukakan pintu. 

Gilja yang datang. Ia mengajak mereka makan.

Begitu melihat Gilja, Chorim langsung menghambur ke dalam pelukan Gilja.

Gilja awalnya bingung dengan sikap Chorim itu tapi saat melihat suratnya di atas kasur, ia pun mengerti kenapa Chorim menangis.

"Eonni, terima kasih. Aku akan mengabdikan hidupku untukmu." ucap Chorim.

Gilja ikut menangis.

"Kau sudah menikah jadi hidup lah dengan bahagia." jawab Gilja.

Gilja lalu meminta Dongpal menjaga Chorim dengan baik.

Dongpal mengerti dan mengucapkan terima kasih.


Dongpal lalu bertanya, apa Chorim benar-benar ingin masuk kontes kecantikan dengan tubuh seperti itu?

Chorim langsung sewot, ada apa dengan tubuhku?

Dongpal pun berbisik kalau Chorim punya tubuh yang 'hot' membuat Chorim langsung membekap mulutnya.

Gilja tertawa melihatnya.



Mereka akhirnya kembali ke Seoul.

Sampai di rumah, Roo Bi langsung menyuruh ibunya istirahat.

Sang ibu ingin menanyakan sesuatu tapi tidak jadi dan menyuruh Roo Bi istirahat.


Gilja lalu masuk ke kamarnya dan termenung memikirkan pertengkaran Roo Bi dan Roo Na. Ia curiga ada yang tidak beres dengan mereka.


Sementara Roo Bi teringat saat dirinya memeluk Gyeong Min di pantai Jeju.

Roo Bi lalu menatap cermin dengan mata berkaca-kaca.

"Ada apa denganmu Jeong Roo Bi? Dia tidak bisa lagi menjadi suami atau kekasihmu. Apa yang kau pikirkan? Gyeong Min-ssi, kau mungkin berpikir aku sudah gila. Kau mungkin berpikir aku berusaha menggodamu. Tapi bukan seperti itu. Aku Jeong Roo Bi yang sebenarnya." ucapnya sedih.


Roo Na dan Gyeong Min juga baru tiba di rumah.

Gyeong Min heran karena tidak melihat ayahnya.

Nyonya Park berkata, Tuan Bae sedang pergi menghadiri acara pertunangan.

Nenek lalu heran melihat wajah Gyeong Min dan Roo Na yang pucat.

Tak mau ditanya-tanya lagi, Gyeong Min pun langsung mengajak Roo Na ke kamar.


Di lantai atas, mereka bertemu Se Ra yang lagi asyik membaca buku. Roo Na langsung masuk ke kamarnya membuat Se Ra curiga mereka bertengkar lagi.

Gyeong Min pun sewot.

"Noona, kau ingin kami bertengkar setiap hari? Urus urusanmu sendiri."

"Inilah kenapa aku tidak mau pacaran atau menikah!" jawab Se Ra.


Di kamar, Gyeong Min terus menatap Roo Na dengan tatapan aneh.

Roo Na yang sedang duduk di depan cermin, terkejut melihat Gyeong Min terus menatapnya.

"Wae?" tanya Roo Na sambil menatap Gyeong Min.

"Kafe yang kita kunjungi 10 tahun yang lalu, kita berjanji akan datang ke sana setelah menikah." ucap Gyeong Min.

"Aku tahu. Aku baru ingat sekarang. Mianhae karena tidak bisa pergi ke sana bersamamu. Aku pergi ke Jeju bukan hanya karena mau menghadiri pernikahan bibimu tapi juga karena ingin pergi ke kafe itu bersamamu. Itu tempat yang penting bagi kita. Aku pikir, jika kau ke sana..."


"Kenapa jika aku ke sana? Aku akan menyesali semua yang kulakukan dan memohon pengampunanmu? Lagipula bagus aku tidak kesana. Takdir membawamu pada adikku dan kalian bernostalgia bersama."

"Roo Bi-ya, kenapa kau selalu membawa-bawa adikmu? Kalian kakak adik!"

Roo Na pun terdiam. Kesal, Gyeong Min pun masuk ke kamar mandi.


Roo Na terduduk di kursi riasnya.

"Apa yang terjadi pada mereka di kafe itu? Apa Gyeong Min jatuh cinta lagi pada Jeong Roo Bi?"

Roo Na lalu menatap cermin.

"Apa kau berencana menggodanya dan merebut dia dariku? Aku tidak bodoh sepertimu. Tidak akan kubiarkan kau merebutnya dariku." ucap Roo Na lagi.

Bersambung ke part 2.........

Ruby Ring Ep 75 Part 3

Sebelumnya...


Geum Hee menyuruh nenek mencoba jeruk keprok.

Tak lama kemudian, Se Ra turun dan langsung duduk di samping ayahnya yang lagi membaca koran dan menikmati jeruk.

"Bagaimana rasanya? Bukankah seperti madu?" tanya Geum Hee.

"Jeruk keprok rasanya asam, bukan seperti madu." jawab Se Ra.

"Itu hanya kiasan. Kau tidak akan pernah bertemu pria kalau kau terus memilih-milih." ucap Geum Hee.

"Kalau begitu, buatkan aku buku panduan tentang pria jika kau ahli." balas Se Ra.


"Se Ra-ya, kau sangat akrab dengan Geum Hee." ucap Nyonya Park.

"Mereka bahkan minum bersama." tambah nenek.

"Bibi Geum Hee menyenangkan. Dia sedikit nyentrik, tapi baik pada semua orang." jawab Se Ra.

"Kurasa Se Ra benar tentang itu." ucap Tuan Bae.

Se Ra lalu melihat apa yang dibaca ayahnya.


Soyoung bergabung dengan yang lainnya dan memberitahu mereka kalau Chorim dan Dongpal akan makan malam nanti.

"Kenapa mereka tidak ikut makan dengan kita?" tanya Gilja.

"Samonim, mereka pengantin baru pasti butuh waktu berdua." jawab Daepung.

"Lalu dimana Roo Na dan In Soo?" tanya Gyeong Min.

"Roo Na bilang dia lelah dan ingin istirahat di kamar. Kalau Na PD-nim tidak ada di kamarnya." jawab Soyoung.

"Roo Bi, kau hampir tidak menyentuh makananmu. Kau baik-baik saja?" tanya Gilja.

"Aku hanya lelah." jawab Roo Na.


"Aku punya feeling kalian berdua sedang bertengkar." ucap Daepung.

"Paman." Jihyeok menyuruh Daepung diam.

"Aku hanya bercanda. Teruskan makanmu. Makanan ini sangat lezat." jawab Daepung.


"Jihyeok-ah, kau makanlah yang baik." ucap Soyoung.

"Kau juga." jawab Jihyeok, lalu meletakkan lauk ke mangkuk Soyoung.

Soyoung langsung senyum-senyum.

Melihat itu, Daepung curiga ada sesuatu diantara mereka. Jihyeok dan Soyoung pun kompak menyangkal.


Chorim membangunkan Dongpal yang tertidur pulas, tapi Dongpal tak mau bangun padahal ia sudah bersiap-siap untuk malam pertama mereka. Chorim pun kesal.

In Soo sendiri menjadikan minuman sebagai pelarian kesedihannya.

Ia minum-minum sambil mengingat kata-kata Roo Bi tadi bahwa dirinya tak berhak melarang Roo Bi berhenti balas dendam.

Ia lalu berniat mengakhiri semua itu. Ia mengaku sudah tak bisa menahan diri lagi.


Roo Na mendekati Gyeong Min yang lagi membaca buku.

Merasa Gyeong Min masih marah padanya, ia pun meminta maaf. Ia mengaku, bahwa dirinya tidak bisa mengontrol diri karena Gyeong Min tidak bisa ia hubungi. Tapi Gyeong Min diam saja.

Roo Na lalu meletakkan kepalanya ke dada Gyeong Min dan berjanji tidak akan begitu lagi.

Lalu, Roo Na menatap Gyeong Min dan bertanya janji apa yang Gyeong Min buat pada Roo Bi.

Belum sempat menjawab, terdengar gedoran di pintu yang disertai dengan suara In Soo.


Roo Na pun berlari membukakan pintu.

"Jeong Roo Na, kita harus bicara." ucap In Soo.

"Kau sudah gila?" tanyanya panik.


Tak lama kemudian, Gyeong Min keluar dan terkejut melihat In Soo yang mabuk berat.

"Kau ke sini mencari Jeong Roo Na?" tanya Gyeong Min.

"Roo Na ada di kamarnya." jawab Roo Na.

"Roo Na adik iparnya Bae Gyeong Min?" tanya In Soo.


Panic, Roo Na pun meyakinkan Gyeong Min kalau In Soo mabuk. Ia juga berniat mengantarkan In Soo ke kamar tapi dilarang Gyeong Min. Gyeong Min bilang, biar ia yang mengantarkan In Soo.

"Na In Soo, kau bisa mengenalku?" tanya Gyeong Min.

"Kau Wakil Presdir Bae Gyeong Min yang membuat dua wanita terobsesi padamu."

In Soo lantas berniat menceritakan sesuatu yang ia sebut menarik pada Gyeong Min.


Roo Na pun berusaha menghentikan In Soo tapi Gyeong Min menyuruh In Soo bicara.

"Pada suatu hari di Chunceon, hiduplah seorang wanita yang sangat baik beserta adiknya yang nakal." ucap In Soo sambil menatap kesal Roo Na.

"Berhentilah bicara omong kosong." jawab Roo Na.

"Omong kosong? Roo Na-ya, aku benar-benar sadar. Jeong Roo Na, kau dan aku..." In Soo pun jatuh terduduk.


Roo Na lantas menyuruh Gyeong Min mengambil air.

Setelah Gyeong Min pergi, In Soo mengaku pada Roo Na bahwa ia sudah tidak bisa menahannya lagi dan meminta Roo Na mengakhiri semuanya.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun merebutnya dariku. Tidak akan!" tegas Roo Na.


"Kau gila, Roo Na-ya." ucap In Soo, sebelum akhirnya hilang kesadaran.

"Kau baru menyadari bahwa aku gila, Na In Soo? Bagaimana aku bisa bertahan dengan pikiran yang sehat? Jadi tolong jangan mengetesku, karena aku tidak ingin melukaimu. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan untukmu, jadi kumohon. Jebal." ucap Roo Na.


Dan Roo Na pun langsung berhenti bicara dan menghapus tangisnya begitu melihat Gyeong Min sudah berdiri di depannya.

"Apa yang kau bicarakan?" tanya Gyeong Min.

"Aku tidak mengatakan apa-apa. Kenapa dia bisa begitu mabuk?" jawab Roo Na, lalu masuk ke kamarnya.


Roo Bi sendiri sedang menatap keluar jendela.


Hingga akhirnya suara sang ibu menyadarkannya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Gilja.

"Aniyo, Eomma." jawab Roo Bi.

"Kau bertengkar dengan kakakmu?" tanya Gilja.

"Wae, Eomma?" tanya Roo Bi.

"Kalian terlihat seperti sedang bertengkar." jawab Gilja. Roo Bi pun bergegas menyangkal.


Gilja lalu mendekati Roo Bi. Ia mengelus wajah Roo Bi dan meminta Roo Bi memaklumi Roo Na.

"Waktu kalian kecil, dia sangat memanjakanmu dan memaklumimu. Sekarang kalian sudah dewasa jadi tolong lah mengerti dia." pinta Gilja.

"Bagaimana aku bisa memaklumi dia? Eomma, kenapa kau tidak mengenaliku? Bahkan meski wajahku berubah, kau harusnya mengenaliku." batin Roo Bi.

Matanya mulai berkaca-kaca.

"Kalau kalian bertengkar, itu mematahkan hatiku jadi biarkan dia demi ibu." pinta Gilja.

"Aku tidak bisa. Mianhae, Eomma." batin Roo Bi.


Bersambung.........