• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 79 Part 3

Sebelumnya...


 Kesal melihat Dongpal dan Chorim mesra-mesraan di depannya, Soyoung pun menelpon Jihyeok.

"Jihyeok-ah, ayah dan ibumu sangat menjengkelkan. Aku harus melihat mereka mesra-mesraan di restoran sepanjang hari, sampai di rumah aku masih harus melihat mereka melakukannya. Aku ingin muntah. Kurasa aku harus pindah."


Mendengar itu, Chorim pun langsung merebut ponsel Soyoung.

Tapi panggilannya sudah terputus.

Entah Soyoung benar-benar melakukan panggilan itu atau tidak.

Chorim langsung sewot. Soyoung pun menjulurkan lidahnya membalas Chorim.

"Kami ini pengantin baru." kata Chorim menjelaskan.

"Lakukanlah di kamar." pinta Soyoung.


Tak lama kemudian, Roo Bi pulang dan langsung menanyakan ibunya.

Chorim pun memberitahu Roo Bi, bahwa Gilja datang ke restoran dan bekerja sampai larut malam.

"Sekarang dia berbaring di kamarnya." ucap Chorim.


Roo Bi lantas ke kamar sang ibu, mengecek keadaan ibunya.

"Roo Na-ya..." ucap Gilja sembari bangun dari tidurnya.

"... kau tahu ibu menyayangimu, kan? Dan kau juga menyayangi ibu kan?"

"Tentu saja, aku menyayangi ibu."

"Roo Na-ya, karena hidup semakin panjang, hal gila mungkin akan terjadi. Hal gila yang tidak pernah kau bayangkan. Jika itu terjadi dan kau tidak sanggup menanggungnya, pikirkan ibu. Ibu akan selalu mendukungmu. Ibu akan selalu berada di sisimu."

Mata Gilja berkaca-kaca.

Begitu pun dengan Roo Bi.

"Aku tahu, jangan cemas. Aku melakukannya dengan baik."


Gilja lalu memeluk erat Roo Bi. Tangisnya mulai berjatuhan.

"Roo Bi-ya, maafkan ibu." batin Gilja.


"Good morning!" seru Jin Hee sambil memasuki kantornya.

Ia pun menanyakan Roo Bi dan Roo Na karena tidak melihat mereka.

Seokho memberitahu bahwa mereka ada pemotretan.

"Ah, aku lupa." jawab Jin Hee.


Roo Bi dan Roo Na tengah bersiap-siap di ruang ganti.

Mereka duduk di depan kaca rias.

"Kau senang? Haruskah kau seperti ini?" tanya Roo Na.

"Aku senang tapi aku bertaruh kau tidak." jawab Roo Bi.

"Aku menolak acara itu karena kau." ucap Roo Na.

"Karena aku? Wae? Kenapa kau tidak minta memandu acaranya sendirian saja? Apa yang si hebat Jeong Roo Na takutkan?" tanya Roo Bi.

"Apa yang kau inginkan? Kau tidak suka masuk televisi. Kau tidak suka disorot tapi kenapa kau menginginkan program itu dan mau ikut pemotretan?"

"Kau sudah tahu kenapa. Karena aku Jeong Roo Na yang putus asa mencari ketenaran dan perhatian. Aku si bodoh Jeong Roo Na. Nikmatilah wajah dan namaku, aku meminjamkannya padamu. Tapi kau tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. Kau akan segera tahu berapa harga mereka. Harga yang menakutkan dan mengerikan."


Roo Bi lalu beranjak pergi meninggalkan Roo Na yang syok bukan main.


Pemotretan dimulai.

Fotografer meminta mereka lebih dekat lagi.

"Lebih dekat lagi, kalian berdua telihat seperti sedang bertengkar karena memperebutkan seorang pria." ucap sang fotografer.

Roo Bi pun langsung menarik Roo Na ke dekatnya.


Sepanjang pemotretan ia tak berhenti mengatai Roo Na serakah, pencemburu dan kotor.

"Kau ingin mati?" tanya Roo Na kesal.

"Bukankah sudah kubilang, aku sudah mati." jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu menyuruh Roo Na mendekat padanya jika tidak mau rahasia mereka terungkap sekarang.

Tak lama kemudian, pemotretan selesai dan Roo Na langsung pergi.

Roo Bi pun menatap tajam Roo Na.

Bersambung...............

Ruby Ring Ep 79 Part 2

Sebelumnya...

Satu lagi kedok Roo Na terbongkar gaes...


Gyeong Min terkejut mendengar cerita Yeonho soal Roo Na.

"Jadi maksudmu kau tidak punya dendam pada Na In Soo, tapi kau mengasarinya, menjebaknya dengan kasus penyuapan, merampok di rumahnya atas perintah Roo Bi?" tanya Gyeong Min.

Yeonho mengiyakan, tapi Gyeong Min tidak percaya.

"Percaya atau tidak, itulah yang terjadi." ucap Yeonho.

Yeonho juga bilang, bahwa Roo Na tidak membayarnya setelah apa yang ia lakukan untuk Roo Na.

Eun Ji pun ikut membenarkan pernyataan Yeonho.

"Dia benar-benar berubah. Dulu, dia sahabat yang baik dan murid teladan tapi sekarang, bicaranya cepat sekali dan dia juga suka minum. Dia dan Roo Na seperti bertukar tubuh sejak kecelakaan itu." ucap Eun Ji.

"Jadi apa yang kau ambil dari apartemen Na In Soo atas perintah istriku?"

"Bisakah kau membuat penawaran? Apa yang kumiliki benar-benar luar biasa. Itu bisa menghancurkanmu, JM Group dan istrimu. Kalau kau membayarku, aku akan dengan senang hati memberikannya padamu." jawab Yeonho.


Roo Bi memberitahu In Soo bahwa Roo Na menolak program itu.

"Mungkin dia tidak mau berbagi kamera denganku. Dia itu selebriti." ucap Roo Bi.

"Kapan permusuhan kalian akan berakhir?" tanya In Soo.

Mendengar itu, Roo Bi marah.

"Kau ingin kami baikan? Kau bahagia melihat cara hidup kami sekarang? Jangan katakan itu lagi. Kau juga bersalah dalam hal ini."

"Iya aku tahu aku salah dan aku sakit melihat kalian seperti ini."

"Jadi aku harus menyembuhkan rasa sakitmu? Kau egois sekali."


"Bukan begitu."

"Aku tahu kau ingin membuat penjelasan, tapi bukankah kau sendiri yang bilang tidak ada penjelasan untuk yang kau lakukan. Setiap hari, aku selalu dan selalu merasa diriku menyedihkan."

"Kapan kau mau mengakhiri semua ini? Kau ingin mengambil semuanya kembali dari Roo Na? Wajah dan namamu atau Bae Gyeong Min?"

Roo Bi terdiam.


"Na PD-nim!" panggil Se Ra. Tapi In Soo tidak mendengar, sehingga Se Ra memanggilnya sekali lagi dan barulah In Soo menoleh.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Se Ra.

"Aku minta maaf." jawab In Soo. In Soo lantas bertanya kenapa Se Ra memanggilnya.

Se Ra pun kebingungan mencari alasan.

"Kau suka Wittgenstein?" tanyanya.

"Wittgenstein?"

"Jangan bilang kau tidak tahu."


"Aku tahu, dia ahli bahasa. Tapi ada apa dengan dia?"

"Aku berpikir untuk meminjamimu salah satu bukunya." jawab Se Ra.


"Aku lebih suka Bertrand Rusell. To Fear Love is To Fear Life. Jika kau terlalu takut untuk mencintai, maka kau terlalu takut untuk hidup. Tes nya selesai." ucap In Soo.

"Tes?"

"Kau terlihat seperti ingin menguji kepintaranku." jawab In Soo. In Soo lalu pamit.

Se Ra pergi sambil merutuki kebodohannya tadi.


Ia baru berhenti mengomeli dirinya saat melihat Gyeong Min yang tengah melamun.

"Gyeong Min-ah, sedang apa? Kau mencemaskan ibu mertuamu?"

"Ketika kau mempercayai seseorang untuk berapa lama, sampai kapan kau bisa mempercayai orang itu, Noona?"


Jin Hee meminta Roo Na menjadi model iklan untuk produk terbaru mereka, Healing Sense.

Menurutnya, dibanding menyewa selebriti, lebih baik Roo Na saja yang menjadi modelnya.

Roo Na pun merasa itu bukan ide yang buruk.

"Baiklah. Kita akan buat proposalnya dan melihat bagaimana itu berjalan." ucap Jin Hee.


Se Ra mendesak Gyeong Min cerita apa masalahnya.

"Kau tidak bisa membohongiku. Semua tertulis di wajahmu. Apa karena istrimu? Gyeong Min-ah, aku memang belum menikah jadi aku tidak bisa memberimu nasihat pernikahan tapi dari sedikit yang ku tahu, pondasi pernikahan adalah kepercayaan." ucap Se Ra.


Tak lama kemudian, Roo Na datang dan menyerahkan proposal dari tim nya.

Roo Na bercerita, kalau tim nya ingin ia menjadi model produk terbaru mereka.

Roo Na lalu meminta pendapat Se Ra.

"Itu bukan ide yang buruk. Tapi bagaimana dengan program TVmu?"

"Aku menolaknya. Menurutku, citra perusahaan lebih penting dari karirku di TV." jawab Roo Na.


Gilja ke restoran. Sontak, Chorim, Soyoung dan Dongpal kaget melihatnya.

Gilja lalu berkata, bahwa dirinya baik-baik saja.

"Kau sudah menyiapkan reservasinya?" tanya Gilja pada Dongpal.

Lalu ia menyuruh mereka semua bekerja untuk reservasi pelanggan mereka besok.


Gyeong Min yang baru pulang langsung ditanyai nenek soal kondisi Gilja.

Gyeong Min memberitahu nenek kalau ibu mertuanya sudah keluar dari rumah sakit dan hanya kelelahan karena terlalu memaksakan diri.

"Seharusnya dia boleh memasakan dirinya di usia seperti itu." jawab nenek.

"Eommoni, kau juga harus berhati-hati." ucap Tuan Bae.

Nenek lalu menunjukkan syal rajutannya pada Gyeong Min. Ia meminta pendapat Gyeong Min.

Nenek mengaku, syal itu ia rajut untuk Gyeong Min, cucu kesayangannya.


"Dimana Roo Bi?" tanya Tuan Bae.

Gyeong Min pun berkata, bahwa Roo Na masih bekerja. Ia juga memberitahu ayahnya bahwa Roo Na menolak acara program baru di TV.

Nenek lega mendengarnya.

Setelah itu, Gyeong Min memberitahu ayahnya bahwa tim marketing memilih Roo Na menjadi model untuk produk baru mereka.

"Bagaimana dengan Roo Na? Aku rasa, Roo Na lebih baik dari Roo Bi." ucap Tuan Bae.

"Itu bukan ide yang buruk, Abeoji." jawab Gyeong Min, lalu pamit ke kamar.

*Oow, Tuan Bae milih Roo Bi jadi modelnya. Kalau Roo Na tahu, ngamuk ni dia..


Sesampainya di kamar, Gyeong Min langsung melihat syal dari Roo Bi dan teringat masa lalunya.

Flashback...


"Kau memberiku tali agar aku tidak kabur?" tanya Gyeong Min.

Roo Bi yang sedang melilitkan syal itu ke leher Gyeong Min pun mengangguk. 

"Tentu saja, kau milikku." jawab Roo Bi.

Mereka lalu tertawa, kemudian berpelukan. 

Flashback end...


Kemudian, Gyeong Min ingat saat Roo Na membuang syal itu ke tempat sampah.

Saat itu, Roo Na berkata, syal itu sangat kuno jadi ia membuangnya.


Gyeong Min lalu memikirkan kata-kata Eun Ji tadi tentang Roo Bi yang benar-benar berubah.

Terakhir, ia ingat kata-kata Yeonho yang mengaku memiliki sesuatu yang bisa menghancurkannya, perusahaannya dan istrinya.

Ia pun bingung haruskah dirinya mempercayai kata-kata Yeonho.

"Roo Bi mungkin berubah tapi dia tidak seburuk itu." ucap Gyeong Min.

Bersambung ke part 3........

Ruby Ring Ep 79 Part 1

Sebelumnya...


"Kalian berdua... kalian berdua..."

"Wae, eomma?" tanya Roo Bi.

"Eomma, kau ingin mengatakan sesuatu pada kami?" tanya Roo Na.

"Kalian berdua..." Gilja tidak sanggup bicara. Pada akhirnya, ia menyuruh kedua putrinya pergi.

"Eomma, bagaimana mungkin kami bisa pergi. Kau sakit." ucap Roo Bi.

"Pergilah! Kalian berdua pergi! Pergi!" teriak Gilja.

"Wae, eomma!" tanya Roo Na bingung.

"Pergilah kalian berdua!"


Tak lama berselang, Gyeong Min masuk.

Gilja langsung menatap Gyeong Min lirih.

"Apa yang harus kita lakukan, menantuku?" tanya Gilja dalam hatinya.

 Gyeong Min lantas duduk disamping Gilja. Gilja memegang tangan Gyeong Min.

"Mianhae, menantuku. Mianhae dan cobalah untuk mengerti." pinta Gilja.

Mereka pun tambah bingung.


"Eomma, ada apa denganmu?" tanya Roo Na.

"Ini pasti karena aku yang sudah semakin tua. Hatiku jadi sensitif." jawab Gilja sambil menghapus tangisnya.

Roo Bi dan Roo Na langsung saling menatap. Mereka curiga, sang ibu sudah mengetahui rahasia mereka.


Dalam perjalanan pulang, Gyeong Min memutar lagu favoritnya dengan Roo Bi.

Sontak, Roo Bi terkejut dan langsung menatap Gyeong Min dengan mata berkaca-kaca.

Ia ingat kenangannya dengan Gyeong Min, saat mendengarkan lagu itu ketika bicara dengan Gyeong Min di telepon.

Melihat tangis Roo Bi, Gyeong Min mengira itu karena Roo Bi mencemaskan Gilja.

"Aniyo, ibuku akan baik-baik saja." jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu memuji lagu itu.

Mendengar itu, sontak Roo Na cemas. Ia langsung memegang lengan Gyeong Min dan mengaku bahwa lagu itu adalah lagu yang ia dengarkan saat ia pacaran dengan Gyeong Min.

Roo Bi pun langsung menatap Roo Na dengan kesal.

"Aku sudah ingat semuanya, tapi kau sama sekali tidak takut Jeong Roo Na? Kau tidak takut kalau aku mengungkap kebenarannya?" kata Roo Bi dalam hatinya.


Di basement kantor, Roo Bi tidak sengaja melihat Yeonho.

"Lihat siapa ini? Kau terlihat lebih baik sekarang. Kau melakukannya cukup baik untuk dirimu. Kudengar, kau bekerja satu tim dengan Jeong Roo Bi."

"Lalu?"

"Kenapa kau begitu dingin?"

"Itu lebih baik dari pria tidak tahu malu sepertimu."


Yeonho kesal mendengarnya. Ia mau membalas, tapi keburu melihat Roo Na yang melintas di depannya.

Yeonho pun langsung menuju ke arah Roo Na.

Roo Bi kesal melihatnya.


Mereka pun bertemu di kafe.

Roo Bi yang mengikuti mereka, langsung menghubungi kantor Gyeong Min.


"Apa yang kau inginkan Goo Yeon Ho? Kurasa kau tidak takut sama sekali." ucap Roo Na.

"Takut? Aku? Rasa takutku sudah hilang sejak lama. Wae? Kau mau menghubungi polisi?"

"Sebaiknya kau berhati-hati."

"Kau tahu apa yang paling menakutkan di dunia ini? Polisi? Bukan. Tapi uang. Uang itu menyenangkan tapi bisa juga menakutkan." jawab Yeonho.

"Jadi kau ingin uang? Maaf, uang yang menakutkan itu tidak bisa aku berikan."

"Jangan begitu, samonim!"


"Diam! Aku kehilangan bayiku karenamu! Aku kehilangan pewaris JM Group. Kau sudah membunuh seseorang lalu apa? Kau mau uangku?"

"Siapa yang tahu siapa ayah dari bayi yang kau kandung itu? Berikan aku uang. Aku bisa menjual itu pada siapa pun." ucap Yeonho.

Yeonho pun menunjukkan flashdishnya untuk mengancam Roo Na.

"Kau mau menyeretku jatuh bersamamu? Sudah bagus aku tidak menuntutmu atas kasus pembunuhan! Jadi pergilah dan jangan pernah kembali!" teriak Roo Na.


Tepat saat itu, Gyeong Min datang dan mendengar semuanya. Oooow...


Gyeong Min pun menghampiri mereka.

Roo Na  langsung kaget melihat kehadiran Gyeong Min di sana.

Yeonho beralasan, ia mengaku menemui Roo Na untuk meminta nasehat tentang Eun Ji.

Yeonho lalu beranjak pergi. Tapi Gyeong Min mengajaknya bicara. Yeonho menolak dan buru-buru pergi.


"Yeobo, kenapa kau kesini? Apa yang ingin kau lihat?"

"Bukankah kau menghubungiku? Seketarisku bilang kau menghubungiku."

"Aku?" tanya Roo Na.

Tak lama kemudian, Roo Na pun sadar Roo Bi lah yang menyuruh Gyeong Min datang ke sana.

"Tuduhan pembunuhan. Apa maksudnya? Katakan padaku."

"Eun Ji hamil anak Goo Yeonho. Mereka lalu bertengkar dan Eun Ji keguguran, jadi aku memarahinya karena merasa kasihan pada Eun Ji."

Roo Na lalu teringat kalau dia ada janji meeting dengan direktur program. Ia pun menggunakan alasan itu untuk pergi agar Gyeong Min tidak menanyainya lagi.


Sekembalinya ke ruangannya, Gyeong Min kepikiran kata-kata Roo Na tadi.

"Pembunuhan? Menyeretku jatuh bersamamu? Kenapa dia mengatakan itu?"

Gyeong Min lantas menghubungi Eun Ji.


Roo Na ke ruangan direktur. Betapa kagetnya ia saat melihat sosok Roo Bi di sana.

Direktur meminta maaf karena tidak memberitahu Roo Na. Ia beralasan, ingin memberikan kejutan pada Roo Na.

Direktur lalu memberikan draft proposal acara baru mereka.

Roo Na pun kaget membaca judul proposal itu.

"Secret Garden, The Talk Show Jeong Roo Bi dan Jeong Roo Na."

"Direktur, kupikir aku akan memandu Jeong Roo Bi Show lagi."


Direktur menjelaskan, acara Jeong Roo Bi Show tidak mungkin dilanjutkan lagi setelah insiden yang Roo Na buat, ditambah Roo Bi menjadi terkenal sejak kemunculannya di televisi hari itu.

Roo Na yang tak mau kerja bareng Roo Bi pun beralasan, kalau beresiko menggunakan Roo Bi yang baru muncul sekali di televisi.

Tapi Roo Bi malah setuju dengan program baru itu.


Roo Na menolaknya dengan tegas. Lalu ia menatap tajam Roo Bi.

"Aku lebih sukses dan terkenal darimu. Kenapa aku harus disamakan denganmu? Kau pikir aku gila dan bodoh?" batinnya.


Yeonho menemui Eun Ji di kafe. Ia penasaran, dengan orang yang mau dipertemukan Eun Ji dengannya.

"Dia akan membantu karirmu. Jika semuanya berjalan lancar, kau berhutang padaku." ucap Eun Ji.


Tapi saat sosok itu muncul, Yeonho terkejut.

Dia Gyeong Min!

Yeonho mau pergi, tapi Gyeong Min menyuruhnya duduk.

"Aku mungkin bisa menanganinya lebih baik dari istriku." ucap Gyeong Min.

Bersambung ke part 2....