• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruler : Master Of The Mask Ep 31 Part 2

Sebelumnya...

  
Hyun Seok melapor pada Dae Mok bahwa Sun sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan ibu dan adiknya. Dae Mok lalu tertawa sinis saat Hyun Seok mengatakan bahwa Sun mulai bersikap layaknya Raja sungguhan.

  
Di balai istana, Menteri Joo meminta Raja melantik menteri baru untuk menggantikan posisi menteri yang sudah dilengserkan. Menteri Joo menawarkan diri untuk mencarikan kandidat yang layak menggantikan posisi Woo Bo dan Moo Ha, namun Sun menginginkan Menteri Heo yang mencari kandidat tersebut.

  
Sontak saja, Menteri Heo dan Menteri Joo bereaksi kaget. Sementara Tae Ho senyum-senyum namun senyumannya langsung hilang ketika Sun menatapnya dengan tajam.

  
Sun bicara dengan Menteri Heo secara pribadi. Dengan angkuhnya, Menteri Heo mengingatkan Sun kalau pemerintahan sekarang berada dibawah kendali Dae Mok. Sun pun menjelaskan kalau ia hanya mencoba bersikap baik pada Menteri Heo karena kemungkinan Menteri Heo akan menjadi mertuanya di masa depan. Tapi Menteri Heo masih bersikap jaim.

“Tapi, putrinya Menteri Perang sudah ditetapkan sebagai calon Ratu.” Ucapnya.

  
“Sekalipun tidak berdaya, Raja tetaplah Raja. Pasti ada satu hal di mana hanya aku yang bisa melakukannya. Sekarang ini, yang terpenting bagi Dae Mok Eureushin adalah salah satu kandidat Pyunsoo-hwe yang menjadi Ratu. Namun, tidak masalah siapapun orangnya. Karena aku sudah berkontribusi melucuti kekuasaan Ibu Suri, kebebasan memilih sendiri Ratu-ku, nanti akan kuminta izin darinya. Namun, sebelum itu terjadi, aku ada permintaan padamu.” Jawab Sun.

  
Barulah Menteri Heo bersikap hormat pada Sun. Sepertinya Sun berusaha membuat perpecahan di dalam kubu Pyunsoo-hwe.

“Aku berhutang pada seseorang yang harus lekas dibayar. Kau mau membantuku?” pinta Sun.

Aigooo… kenapa Sun jadi misterius gini sekarang? Apa jangan2 Sun diam-diam berusaha membantu Seja selama ini, tapi di depan Pyunsoo-hwe, dia pura-pura membenci Seja?

  
Menteri Heo memanggil Tae Ho secara pribadi. Tae Ho berpikir, Menteri Heo mau mengambil anaknya sebagai menantu. Menteri Heo pun sewot dan berkata bahwa dia tidak segila itu mau menikahkan anaknya dengan anak Tae Ho. Lalu, tak lama kemudian… 3 orang berpakaian kasim membekap mulut Tae Ho dari belakang. Hyun Seok pun terkejut melihatnya.


Sun menyiksa Tae Ho di ruang interogasi. Ia menyiram wajah Tae Ho yang telah ditutup sehelai kain. Kontan, Tae Ho langsung megap-megap. Setelah itu, Sun mencambuk Tae Ho hingga darah Tae Ho mengotori wajahnya. Tae Ho mulai ketakutan. Ia tidak mengerti kenapa Sun memperlakukannya seperti itu. Sun lantas melepaskan topengnya dan memperlihatkan wajahnya.

“Kau tidak mengingatku? Apa yang sudah kau lakukan, aku ingat dengan jelas.” Ucap Sun.

Tae Ho : A-aku tidak mengerti alasanmu melakukan ini padaku. Aku adalah orangnya Dae Mok Eureushin. Saat tahu aku diperlakukan seperti ini, Dae Mok Eure…
Sun pun langsung mencengkram leher Tae Ho. Ia menatap tajam Tae Ho dari jarak dekat dan berkata, meskipun dirinya Raja palsu, tapi tetap saja ia seorang Raja. Sun lantas mengingatkan Tae Ho akan kesalahannya di masa lalu. Bahwa Tae Ho sudah membunuh ayahnya hanya karena mencuri sedikit air.


  
Barulah Tae Ho sadar bahwa Sun adalah anak si pencuri air itu. Tae Ho buru-buru minta maaf pada Sun. Ia berjanji, akan setia pada Sun dan mendengarkan apapun yang Sun perintahkan. Tapi Sun dengan kejamnya menginjak kepala Tae Ho.

“Dibanding pada Dae Mok, kau akan melayaniku?” tanya Sun.

“Mulai sekarang, anda adalah Tuan hamba.” Jawab Tae Ho.

  
Penyiksaan itu langsung sampai ke telinga Dae Mok. Siapa lagi yang memberitahu Dae Mok kalau bukan Hyun Seok. Menteri Joo yakin, Sun tidak akan bisa melakukan hal itu kalau tidak dibantu seseorang. Menteri Joo curiga, Menteri Heo yang membantu Sun.

“Bukankah ini lucu? Dia mulai mencoba mendapatkan pendukung.” Jawab Dae Mok sembari tertawa.

“Dae Mok Eureushin. Saya tidak merasa ini layak ditertawakan. Sedari awal, saya tidak menyukainya. Anda mungkin menganggapnya pemikiran menyedihkan, namun saya melihat ambisi di matanya.” Ucap Menteri Joo.

“Wakil Menteri, kau pikir juga tidak ambisius? Bagaimana dengan Kepala Yangsucheong? Kalau aku menyingkirkan mereka semua yang ambisius, lalu dengan siapa aku akan bekerja sama?” jawab Dae Mok.

Namun Menteri Joo tetap merasa cemas. Dae Mok menenangkan Menteri Joo dengan mengatakan mereka yang ambisius adalah lawan yang mudah.


Seja melihat para prajurit Dae Mok membuang mayat anak2 di semak2. Ia pun nampak geram. 




Bersamaan dengan itu, Dae Mok mengatakan pada Menteri Joo, seperti mendiang Seja yang mekar usai diterpa badai dan salju sekian lama. Orang yang tahu cara untuk menang. Orang sepertinya, baru musuh yang tangguh.

  
Seja akhirnya menemukan ladang poppi. Kini ia berpakaian sama seperti pakaian prajurit2 itu. Sepertinya Seja berhasil melumpuhkan dua prajurit yang dilihatnya membuang mayat anak2 tadi, lalu menyamar sebagai sebagai bagian dari mereka.

  
Woo Jae dan Gon sama-sama mencemaskan Hwa Gun. Hwa Gun nampak pucat dan matanya memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Rupanya Hwa Gun sudah tidak sadarkan diri selama berhari-hari. Hwa Gun begitu terpukul atas kematian Seja. Woo Jae pun meminta maaf atas apa yang terjadi pada Seja. Ia mengaku juga tidak menyangka Dae Mok akan bertindak sejauh itu.

Hwa Gun meyakinkan ayahnya kalau ia baik-baik saja. Dengan sorot mata terluka, ia berniat menemui kakeknya. Woo Jae menyuruh Hwa Gun istirahat tapi Hwa Gun tidak mau mendengar. Gon nampak terluka melihat kondisi Hwa Gun.


“Banyak yang sudah meminum anggur poppi kemarin, jadi persediaan kita akan segera habis. Kita memerlukan lebih banyak pekerja untuk memproduksi pil poppi. Aku akan menyuruh Kepala Yangsucheong membawa lebih banyak anak.” Ucap Hwa Gun.

“Kau bekerja keras.” Puji Dae Mok.

“Aku adalah Daepyunsoo-hwe.” Jawab Hwa Gun.

“Hwa Gun-ah. Kakekmu ini... kau masih merasa kesal padaku?” tanya Dae Mok.

“Harabeoji pernahkah kehilangan seseorang yang berharga?” tanya Hwa Gun.

“Pernah.” Jawab Dae Mok.

  
“Lalu, Harabeoji, apa yang terjadi selanjutnya?” tanya Hwa Gun.

“Aku menghimpun kekuatan. Kemudian, aku mengambil lebih banyak dari orang yang telah mengambil orang yang berharga bagiku.” jawab Dae Mok.

“Kelihatannya aku  akan menjadi seperti Harabeoji.” Ucap Hwa Gun yang sontak mengejutkan Dae Mok.

Entah apa yang akan dilakukan Hwa Gun, yang jelas Dae Mok merasa aneh dengan sikap Hwa Gun dan menyuruh seseorang untuk menguntit Hwa Gun saat Hwa Gun pergi.

  
Seja menyusup ke ruang bawah tanah tempat pil2 poppi itu dibuat. Ia terkejut melihat para gadis kecil yang membuat pil poppi dengan tangan telanjang. Tak lama kemudian, seorang anak pun terjatuh dan tak sadarkan diri. Seseorang yang usianya lebih dewasa dari mereka, memastikan bahwa anak itu sudah meninggal dunia.


Lalu, orang dewasa lainya yang juga bekerja di sana sebagai pembuat pil poppi muncul dan menyuruh seorang anak membawakan pil poppi itu untuk seorang pria yang dikurung di penjara. Seja pun terkejut mendengarnya. Apakah pria yang dikurung itu adalah Chung Woon? Kalau benar, itu artinya Chung Woon juga ikut ketergantungan pil poppi.

Ruler : Master Of The Mask Ep 31 Part 1

Sebelumnya...

  
Tae Ho yang berpapasan dengan Woo Bo, Moo Ha dan Kwang Ryul di halaman istana, meledek mereka yang kini sudah tidak menjabat posisi apapun di pemerintahan. Moo Ha marah dan langsung mencengkram seragam Tae Ho. Tae Ho membentak Moo Ha yang sudah bersikap tak sopan pada seorang pejabat seperti dirinya. Woo Bo menyuruh Moo Ha mundur dan minta maaf pada Tae Ho atas ketidaksopanan Moo Ha.

  
Saat mereka hendak pergi, Tae Ho memberitahu bahwa Seja dan Chung Woon sudah tewas dibunuh Dae Mok. Moo Ha marah dan kembali mencengkram seragam Tae Ho, namun Tae Ho mendorongnya dengan kasar dan menyuruh mereka berpihak pada Dae Mok jika tak ingin bernasib sama seperti saja.


“Diam kau! Kau yang bodoh telah memercayai Iblis seperti Dae Mok. Kau tidak takut akan dosa? Ketika kebenaran kembali ditegakkan, kalian semua akan membayar mahal segalanya. Hari itu pasti akan tiba!” teriak Woo Bo.


“Aku tidak takut pada idiot sepertimu. Sekalipun Jeoha sudah tewas, kami pasti akan menangkap kalian. Lihat dan tunggu saja.” Ucap Moo Ha.


“Atas perlakuan kalian terhadapku hari ini, aku akan pastikan kalian mendapat balasannya.” Ancam Tae Ho.


Setelah Tae Ho pergi, Moo Ha langsung terduduk lemas. Ia tidak menyangka Seja sudah tewas. 



Begitu pula dengan Woo Bo dan Moo Ha yang menangisi kematian Seja.

  
Lalu apakah Seja benar-benar sudah tiada? Belum… luka di lengan Seja menghilang begitu saja. Tak lama kemudian, Seja yang dicampakkan di semak-semak pun membuka matanya. Begitu membuka matanya, ia melihat pengawal Dae Mok membuang jasad anak-anak tak jauh dari hadapannya. Saat pengawal Dae Mok hendak pergi, mereka melihat Seja yang masih hidup. Salah satu pengawal Dae Mok hendak menebas Seja namun temannya melarang karena yakin Seja akan mati sebentar lagi. Sebelum pergi, pengawal Dae Mok melemparkan sesuatu seperti botol minuman ke arah mayat anak-anak.

  
Sementara itu, Kepala Kasim mengantarkan Kepala Dayang yang baru untuk melayani Daebi Mama. Daebi Mama kesal karena Dae Mok juga mengambil dayang setianya. Daebi Mama lalu menanyakan keberadaan Menteri Choi dan semua sekutunya pada Kasim.

  
Adegan pun berpindah pada Menteri Choi dan sekutu Daebi Mama yang memohon pada Dae Mok, agar Dae Mok mau menerima kembali.

  
Tae Ho membawa para prajurit menggerebek tempat persembunyian Seja, namun mereka tak menemukan siapapun di sana. Tae Ho pun kesal.


Sementara, tanpa disadari Tae Ho, Woo Bo, Moo Ha dan Kwang Ryul bersembunyi tak jauh dari mereka. Moo Ha pun kesal melihat Woo Bo yang terus-terusan menenggak arak daripada memikirkan cara agar mereka selamat. Woo Bo mengaku, ia tak bisa berpikir jernih kalau tidak mabuk. Kwang Ryul pun menanyakan apa yang akan dilakukan Seja jika Seja masih hidup. Mendengar nama Seja, Woo Bo pun kembali menangis.

  
Seorang anak yang masih bertahan walaupun dalam keadaan sekarat, berusaha sekuat tenaga menghampiri Seja. Anak itu lantas menuangkan air ke mulut Seja. Seja mengucapkan terima kasih dan anak itu menyuruh Seja untuk bertahan dan tetap hidup.

  
Tak lama kemudian, anak itu menghembuskan nafas terakhirnya. Dengan sisa-sisa tenaganya, Seja perlahan bangun dan melihat banyak mayat anak2 di depanya. Tangis Seja langsung berjatuhan.

  
Hyun Seok membawa ibu dan adik Sun masuk ke istana. Ibu dan adik Sun terkejut saat Hyun Seok mengatakan bahwa Raja ingin bertemu dengan mereka.

Sementara itu, Sun tak sabaran ingin bertemu dengan ibu dan adiknya. Tak lama, Hyun Seok datang dan memberitahu Sun bahwa Dae Mok memberikan hadiah pada Sun atas kesetiaan Sun pada Dae Mok. Sun pun langsung menyuruh Hyun Seok membawa ibu dan adiknya masuk.

  
Begitu masuk, ibu dan adik Sun langsung berlutut di hadapan Sun, tanpa tahu yang di hadapan mereka adalah Sun. Sun seketika melepaskan topengnya dan menyuruh mereka mengangkat wajah mereka, namun ibu Sun tak berani melakukannya. Ibu Sun seketika mendongak saat Sun memanggilnya dengan sebutan ibu.

Tangis keduanya pun pecah. Ibu Sun langsung memeluk Sun dengan erat. Sun meminta maaf karena sudah membuat ibu dan adiknya menunggunya sangat lama. Kko Mool heran sendiri melihat pemandangan itu. Sang ibu pun langsung memperkenalkan Sun pada Kko Mool. Kko Mool terkejut mengetahui ahjussi yang pernah ditemuinya adalah seorang Raja.


Tak lama kemudian, Kasim memberitahu kalau sudah saatnya Sun bertemu dengan Dewan Istana. Sun pun berteriak, menyuruh mereka menunggu sampai urusannya selesai. Sang ibu pun terkejut melihat anaknya kini menjadi Raja Joseon.

  
Sementara itu, Ga Eun menyendiri di ruangannya. Pikirannya tertuju pada Seja, saat Seja memberikan kalung bulan dan bintang itu kepadanya.

“Sebagaimana matahari menanti sang bulan, aku juga akan selalu di sampingmu.” Ucap Seja.

  
Ga Eun pun menghela napas sambil menatap kalung bulan dan bintang yang kini sudah berada di tangannya. 




Tak lama kemudian, ia dikejutkan dengan kehadiran ibu dan adik Sun. Ga Eun yakin mereka sudah bertemu dengan Sun.

“Asshi... Lee Sun... kenapa pura-pura menjadi Raja? Dia bilang aku tidak perlu tahu. Dia bilang aku tidak perlu kuatir dan tinggal saja di istana. Asshi, aku tidak menginginkan apa-apa. Sekarang juga, aku hanya ingin dia pergi bersamaku. Apakah itu salah? Jika ada yang tahu kalau Lee Sun itu Raja palsu...” ucap ibu Sun cemas.

  
Saat membawa ibu dan adiknya Sun keliling istana, mereka bertemu dengan Tae Ho. Tae Ho meledek Ga Eun dan berkata bahwa Ga Eun akan mengetahui bagaimana hukum yang sebenarnya. Tak lama, Sun datang dan langsung mengusir Tae Ho. Sun dan Ga Eun pun bicara di rumah kaca.

  
“Imo... kelihatannya amat terkejut.” Ucap Ga Eun.

“Dia akan baik-baik saja.” Jawab Sun.

“Dia mencemaskanmu, bila kau mungkin ketahuan.” Ucap Ga Eun.

“Aku... baik-baik saja.” Jawab Sun.

Sun lalu menyuruh Ga Eun mengatakan apa saja yang Ga Eun inginkan. Sun bilang, ia bukan Sun yang dulu lagi dan bisa memenuhi apapun yang Ga Eun inginkan. Ga Eun pun sedih melihat Sun yang memilih hidup sebagai Raja, ketimbang menjadi Sun yang dulu.

“Hidup di bawah kontrol Dae Mok, menjadi bonekanya, apakah tidak sulit?” tanya Ga Eun.


  
Sun seketika marah dan berkata kalau ia bukanlah boneka Dae Mok.

“Eommoni dan Aghassi, aku tahu yang kalian cemaskan, tapi aku sekarang sudah berbeda. Aku akan membalas dendam untuk Gyu Ho Eureushin. Nama baik Eureushin akan kupulihkan.” Ucap Sun.

Ga Eun terkejut, Lee Sun-ah…

  
“Kenapa terkejut begitu? Apa yang Seja Jeoha coba lakukan, kau berpikir aku tidak sanggup melakukannya? Dibanding Kepala Pedagang, kau berpikir Raja negeri ini lebih tidak kompeten? Aghassi, aku akan melakukan semuanya untukmu.” Ucap Sun.
“Lee Sun-ah. Jangan lakukan apapun. Pikirkan Imo dan Kko Mool.” Pinta Ga Eun.

Sun lagi-lagi marah, Aghassi, apa kau mengatakan hal yang sama pada Seja Jeoha? Untuk tidak melakukan apa-apa? Aghassi hanya perlu tetap di sisiku. Aku, caraku membalaskan dendam Aghassi, tolong lihatlah.

Ga Eun terkejut melihat Sun yang sudah benar-benar berubah.

Lalu apakah yang akan dilakukan Sun untuk membalaskan kematian ayahnya dan ayah Ga Eun?