• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Watcher Ep 9 Part 1

Sebelumnya...


Adegan dibuka dengan Chi Gwang yg duduk terdiam di meja makan Young Koon. Satu per satu, para petugas kepolisian meninggalkan rumah Young Koon. Soo Yeon mengajak Chi Gwang pergi. Soo Yeon bilang, tidak seharusnya Chi Gwang ada di sana. Karena Chi Gwang tak menjawab, Soo Yeon akhirnya beranjak ke pintu. Tapi sampai di depan pintu, Chi Gwang memanggilnya dan mengucapkan terima kasih. Soo Yeon lalu keluar.


Setelah Soo Yeon pergi, Chi Gwang menggeledah rumah Young Koon. Ia memeriksa semua sudut.


Ia juga memeriksa kamar mandi.

Saat memeriksa lemari kamar mandi, dia melihat pintu loteng yang sedikit terbuka. Chi Gwang langsung manjat dan memeriksa pintu loteng.


Tepat saat itu, Young Koon dan Soo Yeon masuk. Soo Yeon melarang Young Koon masuk. Young Koon tanya, kenapa ia tidak boleh masuk ke rumahnya sendiri.

Mereka terkejut memergoki Chi Gwang memeriksa pintu loteng.


Chi Gwang langsung turun dan mendekati Young Koon.

Soo Yeon menjelaskan ke Young Koon kalau Chi Gwang hanya ingin memeriksa.

Chi Gwang : Mianata, tapi apa yang ada di langit-langit kamar mandimu?


Young Koon mengepalkan tangannya dan menatap Chi Gwang dengan mata berkilat-kilat. Ia masih curiga, Chi Gwang lah pembunuh ibunya.

Chi Gwang : Young Koon-ssi...


Young Koon : Cincin ulang tahun pernikahan. Aku meninggalkannya di rumah abu. Kau tidak melihatnya disana?

Chi Gwang : Ada yang lain?

Young Koon : Apakah kau di sini untuk itu?

Chi Gwang : Mianata, aku tidak bisa melindungi ayahmu.

Young Koon : Ya, benar. Sepertinya bukan kau yang melakukannya.

Sadar Young Koon mencurigainya, Chi Gwang pun menyuruh Young Koon tidur dan beranjak pergi.


"Kau, tidurlah juga." balas Young Koon, menghentikan langkah Chi Gwang.

Chi Gwang terdiam sejenak, sebelum akhirnya dia benar2 pergi.

Soo Yeon juga menyuruh tidur dan beranjak pergi.


Diluar, Soo Yeon pamit pada Chi Gwang. Dia bilang, akan pergi sekarang. Chi Gwang mengangguk.


Setelah Soo Yeon pergi, Chi Gwang masuk ke mobilnya.

Young Koon keluar dan berdiri di balkonnya. Dia melihat Chi Gwang pergi masih dengan tatapan curiga.


Paginya, Young Koon melihat foto2 jasad ayahnya dan catatan kematian ayahnya.

Lalu ia ingat masa kecilnya, saat melihat dari balik tirai, tangan seseorang memasukkan jaket ke mesin cuci. Young Koon kecil lalu terkejut dan berusaha tidak membuat suara ketika orang itu menyadari keberadaannya. Lalu kemudian, sosok itu menyibakkan tirai kamar mandi dan mengarahkan pistol kepadanya. Sosok itu adalah Chi Gwang.


Teringat itu, Young Koon marah dan mencampakkan foto2 itu ke lantai.

Lalu ia mendengar bunyi bel.


Young Koon mengintip dari celah pintu dan melihat Tae Joo yang datang.

Young Koon menenangkan dirinya sejenak, sebelum akhirnya membuka pintu.


Tae Joo masuk dan melihat Young Koon sedang membereskan beberapa foto di meja.


Young Koon kemudian duduk. Tae Joo mendekat dan mengambil satu foto Jae Myung yang tertinggal di lantai dan mengembalikannya pada Young Koon.


Tae Joo lalu melihat ke kamar mandi, tempat Jae Myung ditemukan tewas bersimbah darah.

Young : Kau kesini untuk mengintip?

Tae Joo : Aku tahu aku egois. Maafkan aku.

Young Koon : Kau mungkin menyesal sekarang, tetapi kau tidak akan melakukannya jika kami menemukan sesuatu. Balas dendam adalah prioritas utamamu, bukan?


Young Koon lalu berhenti bicara. Dia mencoba menenangkan dirinya, lalu berkata, kalau ia tidak bermaksud menyalahkan Tae Joo.

Young Koon : Aku khawatir dia mungkin benar-benar tidak bersalah. Dia menghabiskan 15 tahun di sana karena aku. Itu sebabnya aku ragu-ragu.

Tae Joo : Aku mengerti. Mereka sudah selesai melakukan otopsi, jadi mereka ingin mengembalikan mayatnya. Aku datang untuk memberi tahumu karena aku mendengar mereka tidak dapat menghubungimu.


Tae Joo lalu kembali melihat ke kamar mandi.

Young Koon : Apakah kau penasaran kamar mandinya masih berantakan atau tidak? Atau jika aku menjadi gila dan terobsesi dengan pikiran untuk menangkap pelakunya?

Tae Joo : Tidak, aku tidak khawatir tentang itu. Park Si Young mengaku bahwa dia membunuh keenam orang itu. Kami akan mengakhiri kasus ini, mengatakan seorang perwira yang lurus menjadi marah karena gangster yang menghindari hukum dan melakukan pembunuhan.

Young Koon : Lalu?

Tae Joo : Jari semua orang itu dipotong. Jariku juga dan begitu pula dengan Kim Jae Myung. Pelakunya sebenarnya adalah orang lain.

Young Koon emosi mendengarnya.

Young Koon : Jadi itu sebabnya kau di sini. Karena kau tidak bisa menangkap pelakunya jika Park Si Young mengaku bersalah. Prioritas utamamu adalah menemukan pria yang melakukan itu padamu bukan? Kau ingin menangkap pelakunya karena kita sudah sejauh ini, kan? Kau datang ke sini untuk melihat apakah aku mendengar sesuatu dari ayahku dan memanfaatkanku. Apakah kau pikir kau berbeda dari yang lain? Fakta bahwa kau juga seorang korban? Itukah sebabnya kau berbeda? Tidak apa-apa bagimu untuk memanfaatkanmu sementara yang lain tidak bisa!

Sadar emosi Young Koon sedang tidak stabil, Tae Joo pun menyuruh Young Koon istirahat dan memutuskan pergi.


Setelah Tae Joo pergi, Young Koon menutupi wajahnya dan terisak.

Dia lalu menghela nafas dan menyenderkan tubuhnya di kursi.

Ponselnya berdering. Telepon dari Soo Yeon tapi ia tak menjawabnya.


Tae Joo buru2 menuju mobilnya. Jae Sik menanyakan kondisi Young Koon.

Tae Joo : Dia tidak baik-baik saja tapi dia akan selamat. Karena dia bisa tahan dengan apa pun selama dia punya tujuan.


Chi Gwang ke ruang otopsi.

"Pastikan kau selamat, Pak Do. Sangat tidak nyaman harus melihat seseorang yang kau kenal di ruang otopsi." ucap dokter.

Chi Gwang lalu melihat meja otopsi yang sudah kosong.

"Kami selesai dan mengirimnya kembali. Kau seharusnya datang lebih awal jika ingin mengucapkan selamat tinggal." ucap dokter.


"Bagaimana dengan hasilnya?" tanya Chi Gwang. Dokter pun mengambil catatannya.

"Kami menemukan tanda-tanda penyiksaan. Pelakunya menghentikan pendarahan setiap kali menyiksanya, jadi mereka tidak melakukannya untuk hiburan. Sepertinya mereka perlu mendapatkan sesuatu darinya." jawab dokter.

"Apakah menurutmu dia memberi tahu mereka?" tanya Chi Gwang.

"Tidak. Penyebab kematian adalah serangan jantung. Hatinya semakin lemah karena bertahun-tahun di penjara. Dia meninggal saat disiksa, dan itu membuat si pembunuh terkejut. Bahkan ada tanda-tanda upaya CPR." jawab dokter, mengejutkan Chi Gwang.

"Jari-jarinya bahkan terputus setelah kematiannya." ucap dokter lagi.

"Menurut mu Jae Myung tahu tentang kondisinya?" tanya Chi Gwang.

"Dia sudah mendapatkan resep. Dia tidak akan bertahan lebih lama lagi. Sayang dia berusaha sangat keras untuk keluar." jawab dokter.


Dokter kemudian beranjak pergi. Chi Gwang terduduk di kursi, memandangi meja otopsi.


Chi Gwang mengunjungi Si Young di penjara.

Si Young : Ada apa?

Chi Gwang : Jae Myung meninggal.

Si Young resah.

Si Young : Aku telah mendengarnya. Dia disiksa sampai mati. Jari-jarinya juga terputus.

Chi Gwang : Aku merasa kasihan padanya.

Si Young : Kami dulunya adalah tim investigasi terbaik di negara ini, tapi beginilah hasilnya kami.

Chi Gwang : Kami bangga dengan pekerjaan kami saat itu.

Si Young : Aku yakin kau masih memiliki sesuatu yang tersisa. Entah itu kebanggaan atau tidak. Jangan jadi sepertiku.  Apa pun yang kau lakukan, jangan sampai ketahuan.


Si Young berdiri, dia mau berdiri tapi Chi Gwang menanyakan isi buku besar itu. Si Young pun kembali duduk. Chi Gwang menatap Si Young.

Chi Gwang : Petugas Jang, Jae Myung, Hae Ryong, kau dan aku. Kita semua sudah keterlaluan dan tidak bisa kembali sekarang,  tidak seperti keinginan kita saat itu untuk menjadi petugas yang baik.

Si Young bingung mengatakannya, tapi akhirnya ia mengatakannya juga dan memperingatkan Chi Gwang.

Si Young : Itu bom. Ini bom untuk kejaksaan dan polisi. Ini tentang korupsi pejabat tinggi. Kami sudah mempersiapkannya sejak lama. Geuronikka, Hyung. Menyerah saja. Menangkap seorang pembunuh tidak akan mengakhirinya. Ada banyak orang yang akan terbunuh untuk perangkat digital mungil itu.

Chi Gwang : Aku tidak datang sejauh ini hanya untuk menangkap seorang pembunuh. Terlalu banyak orang yang mati untuk mengakhirinya di sini.

Chi Gwang beranjak pergi.


Pihak kepolisian datang melayat. Tae Joo dan Soo Yeon juga ada disana.


Jin Woo menemani Young Koon di ruang duka.

Bu Yeom juga datang, memberikan penghormatan terakhirnya.

Bu Yeom : Seluruh kepolisian bekerja bersama untuk menyelidiki. Beritahu aku jika kau membutuhkan bantuan.

Young Koon : Terima kasih.

Young Koon mengantar Bu Yeom keluar.


Bu Yeom : Kau tahu ayahmu memiliki buku suap Muil? Ada banyak orang yang menginginkanya.

Young Koon : Lalu?

Bu Yeom : Ayahmu ingin kau melakukan yang benar. Aku pun begitu, jadi ingat itu.

Bu Yeom beranjak pergi.


Setelah Bu Yeom pergi, Young Koon menatap pilu foto ayahnya.


Jasad Jae Myung mulai dibungkus oleh dua orang dokter.

Young Koon menatapnya dengan pilu.


Diluar, Tae Joo menunggu bersama Jae Sik dan Soo Yeon.

"Kami sekarang akan mengucapkan selamat tinggal padanya dengan ketua pelayat. Apakah ada anggota keluarga lain?" tanya dokter.

"Tidak." jawab Young Koon.

"Anda bisa berduka saat kami menurunkannya ke dalam peti mati. Maukah Anda datang dan membantu kami?" ucap dokter.

Young Koon pun mendekat.


Soo Yeon : Bukankah kita seharusnya ada di sana bersamanya?

Jin Woo masuk dan berkata, siapapun yang dekat dengan Young Koon dan Jae Myung, berhak membantu.

Jin Woo kemudian masuk, diikuti Soo Yeon.


Tae Joo diam saja diluar.

Jae Sik : Kau tidak masuk?

Tae Joo : Aku adalah orang yang memenjarakannya. Dia tidak ingin aku menonton saat-saat terakhirnya.

Tae Joo lalu beranjak pergi.

Bersambung ke part 2....